Lance tidak langsung menjawab, dia memperhatikan pertempuran yang terjadi sambil berpikir. "Jangan gegabah."Suara tembakan terus terdengar, satu per satu penjaga bayangan pun tumbang. Para pengawal Stanson juga mengalami luka, tapi tidak parah.Lance mengerutkan alis, tampaknya para pengawal yang diutus Stanson bukanlah orang biasa.Tak berapa lama, para tamu undangan berlari ke arah area terlarang sesaat mendengar suara tembakan. Begitu melihat mayat yang terbaring, para tamu undangan berlari dan membubarkan diri tanpa memedulikan Raja Roger.Roger tersentak melihat para penjaga bayangan yang terbunuh."Adipati Stanson, mereka adalah penjaga bayangan kerajaan! Lancang sekali kamu!" Benson membentaknya."Apa?" Stanson tampak kebingungan.Kepala pengawal Stanson maju dan berkata, "Tuan Stanson, kami ingin mengejar penyusup yang merusak pesta, tapi malah dicegat. Kami mengira kalau para penjaga bayangan ini adalah penyusupnya.""Asal bicara!" Benson memarahi pengawal tersebut. "Kamu but
Ketika melihat ke sekeliling, Daniel tersentak melihat sepasang mata yang bersembunyi di dekat reruntuhan dinding. 'Aduh, kenapa Lance masih di sini?'Jangan sampai Lance tertangkap ...."Kalian berani membantah perintah Raja?" tanya Benson melihat para pengawal yang tidak bergeming.Di saat bersamaan, sebuah sosok muncul di tengah keramaian. "Tentu saja mereka mendengarkan perintah pemimpinnya, tapi bukan Raja yang ini, melainkan Ratu Elizabeth.""Ratu Elizabeth?" Semua orang kaget mendengarnya.Raja terkejut melihat wanita paruh baya beruban yang berdiri di hadapannya. Seketika, pupil Roger langsung menyusut. "Kamu adalah Eileen, pelayan Ratu Elizabeth? Kamu masih hidup?""Benar, aku masih hidup." Eileen mengangguk sambil tersenyum. Wajahnya yang berkerut tak menutupi kebahagiaan di wajahnya. "Roger, kamu tidak menyangka, 'kan? Dulu kakekmu menggunakan cara yang keji untuk merebut kekuasaan dari tangan Ratu Elizabeth. Demi menutupi semua kejahatannya, kakekmu tega membunuh Ratu.""Ha
"Colin, aku mohon, jangan ...." Crestor memohon saat diseret oleh Colin.Sesampainya di sebuah pohon besar, Colin mendorong Crestor dengan kasar. Kemudian Colin melepaskan ikat pinggangnya sambil berkata, "Kalau kamu tidak mau mematuhiku, aku tidak akan melindungimu setelah pesta ini selesai."Sesaat mendengarnya, Crestor langsung terdiam.Melihat Colin dan Crestor yang tak jauh dari sana, Lance berkata kepada Dai, "Kamu kiri, aku kanan."Dai mengangguk, lalu mereka pun bergerak secara bersama-sama. Mereka tidak menghiraukan Crestor, target mereka adalah Colin.Selagi Colin lengah, Lance memukul dan menahannya. Kemudian Lance mengambil pistol ada ada di saku Colin sambil melirik Crestor dengan santai."Ka-kamu ...." Crestor bergetar ketakutan, dia menelan air ludah saat melihat pistol yang dipegang Lance.Lance memberikan tatapan peringatan kepada Crestor, lalu berkata kepada Colin, "Kalau mau hidup, ikut aku!""Lance, kalau kamu berani menyentuhku, tamatlah riwayatmu!"Tanpa banyak bi
Di dalam kedutaan.Begitu menerima pesan dari Lance, Henry langsung memanggil Chuck. Mereka sedang berdiskusi di ruang rapat."Kalau Stanson tidak menyiapkan semuanya dengan baik, mana mungkin dia bertindak selancang ini. Dia pasti panik karena Raja Roger mendukung petisi yang diajukan untuk menghancurkan Pelelangan Baren. Dia bahkan sampai menggunakan Ratu Elizabeth sebagai tameng. Apakah dia ingin memberontak kepada Raja?"Chuck memadamkan rokok yang ada di tangannya. "Ambisi Pelelangan Baren terlalu besar, tidak ada yang mereka takuti. Bukankah dulu Willis juga membuat onar? Sayangnya gagal.""Stanson juga tidak akan berhasil." Henry mengernyit dengan serius. "Aku telah memberi tahu Raja Nolan. Raja akan segera mengirimkan bantuan untuk menghalangi rencana jahat Stanson."Hanya saja ini adalah Negara Filic. Ditambah, Raja Roger juga berada di tangan Stanson. Stanson adalah orang yang licik dan hebat, takutnya dia telah berhasil menyuap para pengawal Raja.Henry mengerutkan alis, Chu
"Baik, Adipati." Eileen memanggil beberapa pengawal untuk menggeser tempat tidur ini.Roger dan yang lainnya memperhatikan apa yang ingin dilakukan Aileen. Begitu tempat tidur digeser, beberapa orang maju untuk melihat apa yang terjadi.Saat tempat tidur yang besar itu disingkirkan, mayat yang telah disembunyikan selama bertahun-tahun di bawah ranjang pun akhirnya terungkap.Hanya saja, karena usia yang sudah tua, mayat itu telah berubah menjadi tulang belulang.Meskipun begitu, pakaian yang dikenakannya sangat mencolok dan mewah layaknya seorang ratu.Seperti yang dikatakan Aileen, di bagian dada terlihat sebuah belati yang menancap."Demi menyimpan bukti, aku terpaksa menyembunyikan jasad Ratu. Aku tidak berani menyentuh semua yang ada di tubuh Ratu dengan harapan suatu saat ada yang menemukannya."Eileen berjalan ke samping mayat tersebut, lalu menarik belati yang menancap di dadanya.Eileen menunjukkan belati yang telah berkarat itu kepada orang-orang. "Roger, kamu tidak asing kan
Rasanya Benson tak sanggup melanjutkan kata-katanya.Roger berusaha menenangkan diri, lalu menatap Stanson dengan penuh kebencian dan bertanya, "Stanson, apa maumu?"Stanson melihat ke sekeliling, dia tidak langsung menjawab pertanyaan Roger. Setelah tersenyum beberapa saat, dia baru berkata, "Aku terserah kepada yang lainnya saja."Roger memelototi Stanson. Dia tahu bahwa sebagian besar orang yang ada di sini telah disogok oleh Stanson.Roger agak menyesali keputusannya, harusnya dia tidak perlu menghadiri pernikahan ini. Siapa sangka, ternyata para pengawal ini pun telah disuap.Roger ingin memastikan apakah ada orang yang berpihak kepadanya. Ketika melihat ke sekeliling, dia melihat tatapan permusuhan yang tertuju kepadanya.Hati Roger terasa dingin. Ketika hendak menarik kembali tatapannya, Roger dan Daniel saling berpandangan. Daniel bukan penduduk Negara Filic, Roger tidak dapat mengharapkannya di saat seperti ini.Di saat bersamaan, Marloc berkata, "Bukankah katanya Ratu Elizab
Daniel menatap Stanson dengan rasa penasaran.Begitu mendengar pertanyaan Daniel, semua orang baru menyadari hal ini dan melihat ke sekeliling."Di mana anaknya Ratu?" Seseorang bertanya kepada Eileen.Eileen refleks menatap Adipati Stanson. Setelah diberikan aba-aba, Eileen pun menjawab, "Sekarang anaknya Ratu berada di tempat yang aman. Aku tidak membawanya karena takut disakiti Roger.""Berarti orangnya tidak ada di sini? Sepertinya kalian terlalu terburu-buru ingin menurunkan Roger dari takhta." Daniel menatap wajah tua Stanson, lalu bertanya secara frontal, "Adipati Stanson, kamu memperjuangkan posisi ini demi Ratu Elizabeth atau dirimu sendiri?"Sesaat mendengar pertanyaan Daniel, semua orang langsung terdiam dan ekspresi mereka sontak berubah.Melihat perubahan ekspresi yang drastis, Daniel telah memiliki jawabannya ....Tampaknya tidak semua orang di sini memercayai ucapan Stanson. Mereka datang karena Stanson sudah lebih dulu memberi tahu mereka mengenai kematian Ratu Elizabet
Sesaat selesai bicara, Percy langsung merintih kesakitan.Daniel mengepalkan tangan dan meninju perut Percy tanpa ampun. "Siapa bajingan? Ayahnya masih berada di sini.""Daniel!" Percy menegakkan tubuh sambil menggertakkan gigi.Ketika Percy hendak mengeluarkan pistol yang ada di punggung, Daniel berkata dengan tenang, "Coba saja tembak kalau ingin generasimu terputus. Aku sudah tua, aku tidak keberatan menukar nyawaku dengan nyawa anak muda."Daniel sangat menyebalkan! Dengan kemarahan yang masih menyulut, Percy terpaksa menyimpan kembali pistolnya.Kemudian dia menarik napas panjang dan berusaha menenangkan diri, lalu memerintahkan pengawalnya, "Kalian, bawa Daniel dan ikut aku."Kedua pengawal tampak ragu-ragu. Daniel adalah seorang jenderal yang terkemuka, siapa yang berani sembarangan menyentuhnya?Namun Daniel tidak membangkang, Lance telah mencari cara untuk menyelamatkannya. Hanya saja Daniel agak terkejut mengetahui Lance yang sanggup menangkap Colin.Percy membawa Daniel untu
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny