Jacques menimpali, "Dokter, sebenarnya kamu bisa atau tidak? Kami akan melaporkan masalah hari ini!"Suzy mengerutkan alis, Jacques mau menyerangnya?Suzy melirik Jacques dan Andre secara bergantian sambil memikirkan cara untuk membalas Jacques. "Saat melaporkan, tolong jelaskan juga situasi yang detail. Aku jelas menentang kalian untuk menjadikan wanita itu kelinci percobaan. Reaksi obat sangat kuat, sedang wanita itu begitu lemah. Untungnya dia tidak mati, kalian berharap dia diam saja saat mengalami reaksi obat yang begitu kuat? Mustahil!""Lagi pula kalian lihat, dia sudah tenang. Berbeda kan dengan para mutan yang sebelumnya?"Tanpa Suzy ingatkan, Jacques dan Andre telah melihat reaksi wanita yang berubah menjadi mutan. Setelah puas berteriak, sekarang sang wanita terlihat tenang. Hanya saja, dia tetap memandang Jacques dengan tatapan tajam.Mutan ini lebih terkendali daripada yang sebelumnya. Jacques melihat kemampuan Suzy, dia hanya enggan mengakuinya.Selain melaksanakan perint
Melihat pintu besar berbahan logam yang tertutup, Suzy langsung menoleh ke arah wanita yang terikat di kursi.Wanita itu menatap Suzy dengan mata merah menyala, dia memelototi Suzy sambil berjuang dan menggertakkan gigi. Kursi yang bergetar mengeluarkan suara berdecit, seolah dia bisa melepaskan diri kapan saja.Suzy sangat menyesal dan merasa bersalah saat melihat wanita yang berubah menjadi monster ini. "Maafkan aku ...."Kemudian, Suzy mengambil obat penenang yang ada di tangan dan menusuknya ke leher wanita tersebut. Akhirnya wanita itu perlahan berhenti memberontak dan menutup kedua matanya.Suzy harus segera meneliti obat yang dapat memulihkan kondisi wanita ini.Di saat bersamaan.Andre dan Jacques meninggalkan laboratorium. Di perjalanan, Jacques masih kesal mengingat sikap Suzy yang sama sekali tidak menghormatinya.Jacques tidak tahan dan mengeluh kepada Andre, "Andre, aku lihat kamu malah membela wanita itu? Apakah kamu sama seperti Elizabeth yang mudah ditipu?"Andre tersen
Setelah menutup telepon, Stanson mengambil anggur yang ada di tangan, lalu menggoyangkan dan menyesapnya.Stanson menghabiskan anggur tersebut dan berteriak ke arah pintu. Tak berapa lama, kepala pelayan masuk untuk menemui Stanson."Apakah mereka ada pergerakan?" tanya Stanson.Kepala pelayan tahu siapa yang dimaksud Stanson, dia langsung menjawab, "Tidak ada. Sejak gagal menyelinap ke dalam vila, beberapa hari ini mereka hanya mengawasi dari jauh, tapi tiba-tiba tadi malam mereka menarik kembali semua orang yang memata-matai kita.""Hmm, agak mencurigakan ...." Sebelum Stanson menyelesaikan kalimatnya, seseorang datang dengan langkah tergesa-gesa.Melihat orang tersebut, kepala pelayan langsung memberikan jalan."Adipati, ada masalah penting!" kata orang tersebut."Katakan," jawab Stanson dengan dingin."Tiba-tiba Jenderal Xin muncul di kedutaan, tidak ada yang tahu kapan kedatangannya. Sepertinya Jenderal Xin telah menemui Raja Roger. Pagi ini Jenderal Xin pergi ke pangkalan kompeti
Apakah Lance adalah putra Daniel?Daniel menatap Lance dengan sinis."Selama beberapa hari ini Lance pasti menderita," kata Henry.Daniel tidak bergeming, dia berjalan ke samping Lance dan berkata, "Pelan-pelan, jangan sampai tersedak."Kemudian Daniel menuangkan segelas air dan memberikannya kepada Lance. Lance yang sedang makan pun terkejut melihat kemunculan Daniel, bukankah dia duduk bersama Henry? Kenapa tiba-tiba muncul di sini?Lance menelan makanannya, lalu meneguk airnya dan berkata, "Terima kasih, Ayah."Setelah makan, Lance bangkit berdiri dan hendak pergi.Daniel melirik dan menghentikannya. "Mau ke mana?""Lanjut bekerja," jawab Lance dengan kebingungan."Ikut aku ke kamar, ada yang ingin aku bicarakan." Raut wajah Daniel terlihat serius.Lance mengepalkan tangannya dengan erat, dia tidak berani membantah Daniel.Sesampainya di kamar, Daniel tidak terburu-buru bertanya. Dia menunggu Lance menutup pintu dan menyuruhnya duduk. "Duduk."Lance mengambil sebuah kursi dan duduk
Lance tidak menyangka Daniel malah menyemangatinya. Tadinya, Lance mengira kalau Daniel akan menyalahkan Aluna."Ayah." Lance menarik napas panjang dan mengakuinya. "Benar! Aku menyukainya! Meskipun sempat salah paham, setelah mengetahui semuanya, aku menyadari bahwa aku mencintainya.""Bagus! Seorang pria sejati harus mengakui perasaannya." Daniel menarik kembali tangannya dan berkata, "Kamu pasti tidak ingin melihat orang yang kamu cintai menikah dengan pria yang salah."Lance tertegun sejenak, lalu mengangguk. "Iya!"Daniel mengangguk dan berpesan, "Baiklah, tapi kamu jangan gegabah. Aku rasa tidak akan mudah untuk menemuinya. Beberapa hari lagi adalah pernikahannya, bersabarlah! Kita akan merebut kembali kekasihmu!"Lance terharu melihat dukungan yang diberikan Daniel. "Baik, Ayah."....Di pangkalan kompetisi medis.Setelah Daniel dan yang lainnya pergi, setiap kelompok kembali ke laboratorium, tetapi Jean membawa anggota timnya ke asrama.Satu-satunya tempat yang terbebas dari pe
Namun sebagai ketua kongres negara, Percy berdiri dan menolaknya, "Yang Mulia Raja, aku merasa sekarang bukan waktu yang tepat. Sudah berapa lama Pelelangan Baren berdiri? Kalau salah penanganan, masalah ini bisa menyebabkan masalah besar.""Tuan Percy, bahkan semua negara kecil pun berani bertekad untuk menuntaskan kejahatan. Aneh, kok kita malah takut dengan mereka? Yang ada kita malah ditertawakan." Roger menyeringai dingin. "Bukannya sebentar lagi anakmu akan menikah? Kamu pasti sibuk, kamu tidak perlu mengkhawatirkan masalah ini."Percy menggertakkan gigi, dia tak dapat berkata-kata. Setelah meninggalkan kerajaan, Percy langsung pergi ke vila Keluarga Stane."Adipati, Raja telah memutuskan untuk bergerak. Kalau Anda tidak segera bertindak, takutnya malah makin membesar." Percy menatap pria paruh baya yang duduk di kursi."Apakah kamu tahu kenapa tiba-tiba Raja Roger berubah pikiran?" tanya Adipati Stanson.Percy tidak pernah memikirkan pertanyaan ini, dia sendiri juga tidak menger
Di dalam kerajaan.Benson kelihatan marah. "Pantas saja Keluarga Stanson dan Walker merahasiakan lokasi pernikahan. Apakah mereka tidak tahu tempat apa Istana Lusian? Mereka pasti sengaja!"Benson menatap ke arah Raja Roger.Roger tidak berbicara, dia memegang undangan yang ada di tangannya. "Siapa saja yang pergi?"Benson langsung mencari para tamu tamu yang diundang. "Semua petinggi kerajaan dan aliasi diundang. Sebagian orang tidak ingin pergi, tapi mereka takut menyinggung Keluarga Stane dan Keluarga Walker ...."Roger tiba-tiba menoleh dan bertanya, "Benson, kamu tidak ikut?""Emm? Bukannya aku ikut Raja? Raja mendapatkan undangannya." Benson bertanya dengan ragu, "Apakah ... Anda tidak mau pergi?"Roger berpikir sebentar, tatapannya terlihat masam. "Mereka sengaja melakukan ini untuk menantangku. Kalau tidak pergi, bukankah aku mengecewakan mereka?""Siapkan semuanya." Roger bangkit dari tempat duduk."Baik," jawab Benson.....Di kedutaan."Jenderal, apakah tidak perlu kami kiri
Sepertinya para tamu hari ini banyak dihadiri oleh orang Pelelangan Baren."Kalian harus selalu waspada," Daniel mengingatkan Lance dan Dai.Lance mengangguk sebagai tanda mengerti. Pernikahan ini dijaga dengan ketat, mungkin karena sebagian besar tamu adalah orang penting.Setelah menelusuri jalan hutan, akhirnya mereka tiba di lokasi pernikahan.Tempat ini sangat aneh karena bersebelahan dengan area terlarang."Ckck, kok Raja Roger mengizinkan mereka untuk mengadakan pernikahan di sini?"Lance menghela napas."Atau mungkin mereka tidak pernah meminta izin kepada Raja?" jawab Daniel dengan ekspresi datar.Sesaat Daniel selesai bicara, dia mendengar sebuah suara yang berasal dari samping. "Jenderal Xin, aku pikir kamu tidak akan datang?"Daniel dan Lance yang sedang mengobrol pun langsung menoleh. Mereka melihat Adipati Stanson yang sedang berjalan ke arahnya."Mumpung sedang berada di Negara Filic, masa aku tidak menghadiri undangan Adipati?" Daniel tersenyum.Daniel memang jarang berb
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny