Begitu Suzy kembali ke laboratorium, Ambar telah menunggunya di dalam. "Sudah berikan petanya?""Em." Suzy mengangguk.Tadi, perhatian semua orang tertuju kepada Tuan Cow, tidak ada seorang pun yang menyadari bahwa Suzy menyelipkan gambar petanya ke dalam topeng untuk diberikan kepada Hannes.Pingsannya Tuan Cow bukanlah kecelakaan, melainkan rencana yang telah disepakati Suzy dan Hannes."Seharusnya sekarang Hannes sudah masuk ke kapal." Suzy melihat jam dinding yang menggantung di tembok.Ambar menghela napas lega. "Ternyata aku tidak salah menilai orang."Suzy menatap topeng perunggu yang dikenakan Ambar. "Jadi ... Kakek sengaja tidak mengungkap identitas untuk mengetes aku?""Kakek ...." Suzy tersenyum bangga. "Aku tidak mengecewakan Kakek, 'kan?"Ambar tertawa kecil. "Hehe, bocah ini. Tentu tidak, kamu tidak mengecewakan aku."Suzy juga ikut tertawa. Setelah mengobrol beberapa saat, Suzy menanyakan keadaan Robert.Ambar menggelengkan kepala. "Anak itu sangat mengkhawatirkan kamu.
"Bukan begitu! Aku hanya khawatir dia dimanfaatkan dan malah menyusahkan kita. Kamu tahu sendiri Elizabeth selalu membandingkan dirinya dengan Bos Besar. Sebenarnya, dia bukanlah siapa-siapa tanpa darah bangsawan yang dimiliki." Jacques tidak menutup-nutupi kebenciannya pada Elizabeth.Andre menepuk pundak Jacques. "Jac, kamu jangan berbicara seperti itu. Bagaimanapun dia adalah orang pilihan Bos Besar. Kamu tidak berhak mengatainya begitu.""Andre, sebenarnya kamu berpihak kepada siapa?" Jacques marah mendengar Andre yang membela Elizabeth."Kamu marah kepadaku?" Andre menggelengkan kepala sambil tersenyum dingin. "Aku tidak berpihak kepada siapa pun. Aku di sini untuk melayani Bos Besar."Kalimat terakhir Andre langsung menyadarkan Jacques. Perlahan-lahan amarah di hati Jacques pun mereda."Benar, aku juga bekerja untuk melayani Tuan." Jacques menenangkan diri sambil bergumam, "Tapi aku mencurigai Dokter Suzy, sepertinya ada yang sedang direncanakan. Aku harus memberi tahu Bos Besar.
"Dai ...."Wajah Dai terlihat sangat masam dan pucat. Jumlah mereka tidak cukup melawan kerumunan ini. Bagaimana Dai sanggup menahan mereka?Dai tak punya pilihan lain, dia menggertakkan gigi dan berteriak, "Tahan mereka!"Beberapa belas orang saling mengaitkan lengan untuk membentuk tembok yang mengadang para kerumunan agar tidak mendobrak pintu.Meskipun tampaknya tak tergoyahkan, ini bukanlah pertandingan tarik tambang yang seimbang dalam hal jumlah. Ada ratusan orang yang berusaha menyerang keluar, kekuatan ini tidak seimbang.Saat merasakan benturan yang mendekat, Dai berusaha bertahan dan akhirnya kehilangan keseimbangan setelah tiga detik. Ketika tubuh Dai terlempar ke belakang, dia hanya bisa berteriak di dalam hati, 'Habislah!'Di saat bersamaan, sebuah telapak tangan yang lebar menahan punggung Dai agar tidak terjatuh, lalu disusul dengan suara tembakan, "Dor!"Suara yang memekakkan telinga sontak membuat semua orang terdiam di tempat, tak ada seorang pun yang berani bergerak
"Kak, sebaiknya jangan banyak bertanya dulu. Ayah akan memberi tahu semuanya kepada Tetua Jean. Selanjutnya kalian hanya perlu mematuhi perintahnya."Lance juga tak lupa berpesan, "Kalian harus berhati-hati di sini. Jaga diri baik-baik."Christina dan Ivan tertegun mendengar ucapan Lance yang terdengar ambigu. Di saat bersamaan, Daniel dan Jean telah selesai berbicara."Jenderal, aku mengingat semua pesanmu. Terima kasih." Jean menjabat tangan Daniel."Em." Daniel membalas jabatan tangan Jean.Setelah berpisah, Jean membawa Ivan dan Christina kembali ke laboratorium."Pak Jean, apa kata Jenderal Xin?" tanya Ivan.Jean melihat ke sekeliling dan menjawab dengan serius, "Kita bicarakan setelah kembali."Para peserta kembali melanjutkan penelitian, sedangkan staf dan panitia juga kembali ke tempat masing-masing dan bertugas.Di ruang rapat, hanya tersisa Lanora sebagai perwakilan panitia. Dia menatap Daniel dengan jengkel, seolah ingin menuntut penjelasan. Namun apakah Daniel akan menjelas
Melihat Lance yang terlelap, Daniel mengangkat tangan dan mengusap kepala Lance.Meskipun sedang tidur, Lance sudah terlatih untuk tetap berwaspada. Dia langsung membuka mata dan bertanya, "Ayah, ada apa?"Daniel membeku di tempat, dia langsung menarik kembali tangannya dan menjawab, "Ada debu di kepalamu. Lanjut tidur sana."....Semua orang lega, akhirnya bahaya di pangkalan kompetisi telah dibereskan.Setelah semuanya selesai, James baru menceritakannya kepada Samantha.Samantha tercengang mendengarnya. "Jadi masalah ini yang kamu khawatirkan selama beberapa hari?""Aku tidak memberitahumu karena takut memengaruhi kandunganmu." James menatap ke arah perut Samantha. "Kamu harus istirahat, tidak boleh banyak pikiran.""Aku mengerti." Samantha tersenyum.Ketika James mengusap perut Samantha, Samantha berkata, "Janinnya masih kecil, belum terasa."James menarik kembali tangannya dan mengganti topik pembicaraan. "Hari ini aku menerima paket dari luar negeri.""Paket apa? Coba dibuka, sia
Selain buku nikah dan perhiasan, juga terdapat beberapa akta properti berserta aset yang diberikan kepada Samantha.Samanatha membelalak, sedangkan James hanya tersenyum dan berkata, "Mahar.""James ...." Samantha tidak tahu harus berkata apa.James menjelaskan, "Ibu memberikan perhiasan itu kepadaku. Aku disuruh memberikannya kepada istriku.""James ...." Samantha langsung memeluk James sambil meneteskan air mata."Jangan nangis, kamu sedang mengandung." James mengusap punggung Samantha."Aku, aku terlalu senang. Aku tidak pernah membayangkan hari ini, tetapi sekarang aku bukan hanya menjadi istrimu, tapi juga ibu dari anak kita ...." Samantha tersenyum sambil menangis. "Aku merasa sangat beruntung. Untungnya aku segera menyadari kesalahanku dan berubah. Aku bersyukur kamu bersedia memaafkan dan mencintaiku lagi ...."James menyeka air mata Samantha. "Samantha, aku selalu mencintaimu."Jika tidak mencintai Samantha, James tidak akan menyalahkan dan membenci semua tindakannya.Begitu m
Setelah mandi, Suzy merasa lebih segar dan dapat berpikir jernih.Suzy berbaring sambil memikirkan pesan Bella. Kenapa tiba-tiba mereka mau memeriksa hasil penelitian Suzy?Suzy tidak takut, dia telah mempersiapkan semuanya sejak awal. Suzy telah menduga, cepat atau lambat hal ini pasti akan terjadi. Hanya saja dia tidak mengerti, selama ini Stanson selalu meminta hasil laporan penelitian sesuatu jadwal yang telah disepakati, tidak pernah mendadak seperti ini.Kenapa tiba-tiba Stanson ingin melakukan pemeriksaan mendadak?Suzy menebak ada dua kemungkinan. Yang pertama, terjadi sesuatu yang membuat Stanson terburu-buru untuk mendesak Suzy menciptakan obatnya. Yang kedua, Stanson mulai mencurigai Suzy.Suzy berharap bukan alasan yang kedua. Apalagi rencana Suzy dan Kakek Ambar baru dimulai."Sudahlah, besok berikan saja obat itu ...." Suzy menenangkan diri dan memejamkan mata.Keesokan hari.Cahaya pagi yang lembut menerangi pulau yang diselimuti kabut. Suzy bangun seperti biasa di waktu
Suzy tidak menghiraukan Jacques, perhatiannya hanya tertuju kepada wanita ini.Wanita ini adalah orang baik. Meskipun tubuhnya kecil dan kelihatan lemah, dia malah menentang Stanson. Suzy tidak akan membiarkan Jacques menyakiti wanita ini.Suzy menatap Andre dan berkata dengan serius, "Wanita ini terlalu lemah, ganti orang ....""Kamu terus mencari-cari alasan, pasti ada sesuatu dengan obatnya." Jacques menyela ucapan Suzy.Sebelum Suzy bereaksi, Jacques langsung merebut cairan tersebut dari tangannya.Raut wajah Suzy sontak membeku. Dia ingin merebut kembali obat tersebut, tetapi Andre malah mencegat dan memelototinya.Di tengah kebingungan Suzy, Jacques menarik lengan wanita itu dan menusukkan cairan obat yang direbut dari Suzy.Tidak! Suzy kaget melihat tindakan Jacques.Jacques tersenyum puas, lalu membuang jarum suntik yang dipegang. "Dokter Suzy, jangan tegang begitu. Sekarang kita lihat apakah obatnya bereaksi seperti yang diharapkan."Dokter Suzy? Wanita yang terkapar di lantai
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny