Setelah tiba di kota, Lance baru menyadari betapa terbelakangnya tempat ini. Beberapa belas bangunan rendah berkumpul bersama dengan lorong di tengahnya. Di depan setiap rumah, terdapat papan kayu yang diletakkan di atas batu. Papan tersebut berisi hasil kerajinan tangan. Karena hari ini pasar tutup, sebagian besar papan kayu tersebut kosong.Lance melihat beberapa barang yang dijual bahkan menggunakan sistem barter, seperti cara perdagangan primitif. Namun yang lebih penting, hal yang membuat Lance merasa putus asa, ternyata di sini tidak ada sinyal seluler. Berarti para penduduk di sini tidak menggunakan perangkat elektronik seperti ponsel.Apakah Lance dikirim ke sebuah desa primitif yang sangat terbelakang?Ketika Lance bertanya kepada Kama, wanita yang selama ini merawatnya, Kama tampak bingung dan tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan. Kama dan keluarganya tinggal di gunung ini selama beberapa generasi, mereka hidup mandiri dengan mengandalkan sumber daya yang ada di gunu
Di saat bersamaan, dia mendengar anak-anak mencuci baju sambil bernyanyi."I am sailing, home again cross the sea. I am sailing, stormy waters, to be near you, to be free. I am flying ...."Lance mendengar nyanyian tersebut dengan jelas. Alunan dan lirik yang begitu familier.Seketika, sekujur tubuh Lance sontak membeku. Dia mendekati anak-anak yang sedang bernyanyi ...."I am flying like a bird 'cross the sky. I am flying, passing high clouds, to be with you, to be free ...."Lance membeku di tempat saat mendengar nyanyian tersebut. Lagu itu berjudul "Sailing", lagu yang dinyanyikan Aluna saat berada di pantai.Setiap mengingat malam yang indah itu, Lance marah merasa konyol dan menyakitkan.Lance mengepalkan tangannya dan berteriak, "Siapa yang mengajari kalian lagu itu?"Saat sedang fokus bernyanyi, gadis itu terkejut oleh suara yang tiba-tiba muncul di belakangnya. Saat gadis itu hampir tergelincir ke sungai, Lance terkejut dan dengan cepat menariknya tangannya.Gadis itu menatapny
"Di panti ... panti asuhan ...."Tak berapa lama, penduduk desa datang mendekati mereka dengan dipimpin oleh dua gadis kecil yang memegang senjata. Ketika mereka melihat Lance, pria yang memimpin pun terkejut dan memperingatkan, "Apa yang ingin kamu lakukan terhadap Amy?"Ketika Lance hendak menjawab, tiba-tiba gadis kecil yang bernama Amy pun lari ke samping teman-temannya dan bersembunyi di belakang. Dia menatap Lance dengan penuh ketegangan.Lance melambaikan tangan sambil menjawab dengan tak berdaya, "Aku hanya menanyakan lagu yang dia nyanyikan.""Lagu? Lagu apa? Anak-anak ini di sini tidak bisa bernyanyi, tidak ada yang mengajari mereka." Sikap pria yang gugup makin membuat Lance curiga.Mengingat keanehan yang ditemukan, Lance kembali mengamati penduduk desa dan anak-anak yang datang bersamanya.Lance mengerutkan alis dan bertanya, "Anak-anak ini ... bukan anak-anak kalian, 'kan?"Beberapa penduduk desa tersentak, ekspresi mereka jelas terlihat berubah. Berbeda dengan orang dewa
Di punggung kuda terdapat dua tas besar yang tampak berat. Ini adalah bahan obat dan barang yang Dokter Martin beli dari luar.Setibanya di rumah, Dokter Martin melihat Lance yang berdiri di depan pintu. Matanya yang berwarna biru sempat terlihat kebingungan selama beberapa saat.Namun Dokter Martin bergegas menenangkan diri dan berkata, "Lukamu sudah sembuh? Kama merawatmu dengan baik. Oh iya, kenapa kamu ada di sini? Kamu sendirian?"Kemudian Dokter Martin beranjak turun dari kudanya dengan lincah dan berjalan ke depan Lance. Dokter Martin memiliki rambut berwarna putih, dia kelihatan berusia sekitar 50 hingga 60 tahun. Meskipun usianya sudah tua, Dokter Martin masih gesit dan lincah."Aku ingin menanyakan sesuatu kepada Dokter." Lance inisiatif membantu Dokter Martin untuk mengangkat tasnya.Dokter Martin mengambil kedua tas yang diberikan Lance, lalu meletakkannya ke atas meja dan berkata, "Kita tidak saling kenal, tidak ada informasi yang dapat kuberikan."Setelah selesai bicara,
"Aku harus pulang untuk mengurus semua masalah itu. Demi menunggu kepulanganmu, aku bermalam di depan rumahmu selama 2 hari ini. Aku tidak boleh membuang-buang waktu lagi." Lance menatap Dokter Martin dengan tulus."Hah ...." Martin menghela napas, dia berhenti mengupas kentang dan menatap Lance. "Beri tahu, apa yang akan kamu lakukan setelah pulang?"Raut wajah Lance berubah menjadi serius. "Tentu saja mencari bukti untuk menghukum penjahat itu.""Oh, siapa penjahatnya?" Martin bertanya dengan tenang.Lance tertegun sebentar, lalu menjawab dengan jujur, "Buktinya belum kuat, tapi semua petunjuk mengarah kepada Adipati Stanson."Awalnya Lance mengira kalau Dokter Martin tidak mengenal Adipati Stanson, tetapi dia malah berkata, "Oh, Stanson Stane."Lance tersentak dan refleks meninggikan suara, "Dokter mengenalnya?"Berarti jarak antara tempat ini ke vila Keluarga Stane tidak jauh?Tampaknya Dokter Martin dapat menebak isi pikiran Lance. "Di negeri ini, siapa yang tidak mengenal Adipati
Kemudian Dokter Martin menunjuk ke arah dada Lance sambil menjawab, "Anak muda, itu adalah urusan kalian. Coba tanyakan kepada hatimu."Hati Lance terasa berkecamuk. Seketika, bayangan senyuman Aluna pun melintas di benak Lance.Benar, Aluna adalah wanita yang polos, kenapa dia bisa membantu Adipati Stanson?Mungkin Aluna memiliki kesulitan tersendiri.Lance menatap Dokter Martin dengan tatapan rumit. "Tolong beri tahu aku, apa hubungannya dengan Stanson?"Dokter Martin menatap Lance tanpa bergeming. Kemudian Dokter Martin menoleh ke arah jendela dan memandang sungai yang terletak di luar sana. "Dia sama seperti anak-anak yang ada di Kota Kapri, semuanya berasal dari panti asuhan Keluarga Stane."....Berita tentang pernikahan antara Keluarga Walker dan Keluarga Stane menyebar dengan cepat di Negara Filic. Saat ini media internasional berlomba-lomba untuk melaporkannya. Anak angkat kedua Stanson Stane, Kamila Stane, akan menikah dengan Colin Walker, putra dari pemimpin kongres negara.
"Mual?" Awalnya James tertegun, tetapi tiba-tiba semua pikiran tersebut di kepalanya.James langsung bangkit berdiri dan menarik tangan Samantha. "Ayo, ke rumah sakit.""Untuk apa ke rumah sakit?" Samantha jelas merasakan perubahan emosi James. Melihat dirinya yang ditarik secara tiba-tiba, Samantha kebingungan dan bertanya, "James, kamu mau ngapain?"Ketika James hendak menjawab, sekretarisnya datang menghampiri."Batalkan rapat jam 9 nanti," James memerintahkan sekretarisnya."Baik, Pak James." Sekretaris tersebut mengangguk. Ketika melihat James yang hendak pergi, sekretaris tersebut menghentikannya dan berkata, "Pak James, ini ada surat anonim, entah siapa yang mengirimkannya.""Aku periksa nanti." James langsung menarik Samantha ke dalam lift.Di dalam lift, Samantha tetap kebingungan melihat James yang membuka kalender di ponsel."James, kenapa kamu membatalkan rapatnya? Rapatnya penting ....""Lebih penting perutmu." James mengabaikan kebingungan yang tersirat di wajah Samantha,
Hanya saja, Samantha tidak tenang melepaskan pekerjaannya begitu saja."Tapi masih ada beberapa pekerjaan yang mesti kuurus ...."James menenangkan Samantha. "Nanti aku yang mengurusnya, kamu tinggal mengecek. Oke?""Baiklah." Samantha mengangguk.Sebelum pulang, James membelikan makanan bergizi untuk Samantha."Sekarang kamu tidak makan sendirian, bayi ini juga harus makan. Kamu jangan sampai kelaparan." James berpesan dengan lembut, "Kamu istirahat saja, jangan melakukan pekerjaan apa pun. Nanti siang aku akan pulang untuk menemanimu makan siang."Samantha selalu luluh menghadapi kelembutan James. "Oke."Setelah mengantar Samantha tiba di rumah, James kembali ke kantor dengan suasana hati yang gembira. Sesampainya di kantor, James langsung mengumumkan Samantha yang sedang mengambil cuti hamil.Suasana di perusahaan sangat harmonis berkat kepemimpinan atasan yang cukup ramah terhadap bawahannya. Selama tidak melanggar batasan dan menjalankan tugas dengan baik, James selalu memperlakuk
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny