"Mual?" Awalnya James tertegun, tetapi tiba-tiba semua pikiran tersebut di kepalanya.James langsung bangkit berdiri dan menarik tangan Samantha. "Ayo, ke rumah sakit.""Untuk apa ke rumah sakit?" Samantha jelas merasakan perubahan emosi James. Melihat dirinya yang ditarik secara tiba-tiba, Samantha kebingungan dan bertanya, "James, kamu mau ngapain?"Ketika James hendak menjawab, sekretarisnya datang menghampiri."Batalkan rapat jam 9 nanti," James memerintahkan sekretarisnya."Baik, Pak James." Sekretaris tersebut mengangguk. Ketika melihat James yang hendak pergi, sekretaris tersebut menghentikannya dan berkata, "Pak James, ini ada surat anonim, entah siapa yang mengirimkannya.""Aku periksa nanti." James langsung menarik Samantha ke dalam lift.Di dalam lift, Samantha tetap kebingungan melihat James yang membuka kalender di ponsel."James, kenapa kamu membatalkan rapatnya? Rapatnya penting ....""Lebih penting perutmu." James mengabaikan kebingungan yang tersirat di wajah Samantha,
Hanya saja, Samantha tidak tenang melepaskan pekerjaannya begitu saja."Tapi masih ada beberapa pekerjaan yang mesti kuurus ...."James menenangkan Samantha. "Nanti aku yang mengurusnya, kamu tinggal mengecek. Oke?""Baiklah." Samantha mengangguk.Sebelum pulang, James membelikan makanan bergizi untuk Samantha."Sekarang kamu tidak makan sendirian, bayi ini juga harus makan. Kamu jangan sampai kelaparan." James berpesan dengan lembut, "Kamu istirahat saja, jangan melakukan pekerjaan apa pun. Nanti siang aku akan pulang untuk menemanimu makan siang."Samantha selalu luluh menghadapi kelembutan James. "Oke."Setelah mengantar Samantha tiba di rumah, James kembali ke kantor dengan suasana hati yang gembira. Sesampainya di kantor, James langsung mengumumkan Samantha yang sedang mengambil cuti hamil.Suasana di perusahaan sangat harmonis berkat kepemimpinan atasan yang cukup ramah terhadap bawahannya. Selama tidak melanggar batasan dan menjalankan tugas dengan baik, James selalu memperlakuk
Henry mengangguk sambil menyimpan amplop tersebut dan menatap ke arah orang-orang yang berkumpul di dalam ruangan ...."Semuanya, ada tugas baru."James kagum melihat efisiensi kerja Henry. Dia gesit dan cekatan dalam bertindak.Sebenarnya James juga bisa memberikan surat ini kepada Chick, tetapi Chuck dan Henry memiliki kepribadian yang berbeda. Chuck lebih terburu-buru dan emosional. Sekarang, kebenaran surat ini belum terbukti sehingga mereka tidak boleh bertindak gegabah.Melalui pertimbangan panjang, James memutuskan untuk menyerahkannya kepada Henry.Tampaknya keputusan James benar.Setelah selesai mengurus semuanya, Henry berkata kepada James, "Aku ingin pergi menemui Raja Roger, apakah kamu mau ikut?""Tidak, kamu yang urus saja. Aku hanya sebagai pemberi pesan." James punya alasan tersendiri, sebaiknya dia tidak terlibat langsung dalam hal ini."Em, baiklah." Henry mengangguk.Setelah melaksanakan tugasnya, James berpamitan dan pergi.Sesaat masuk ke dalam mobil, James menghub
Tanpa dukungan dari aliansi, Pelelangan Baren tidak dapat disentuh karena berada di luar negeri serta tidak ada pejabat yang boleh campur tangan secara resmi. Sebenarnya Daniel juga tahu bahwa para anggota perwakilan dalam aliansi mewakili negara mereka masing-masing dan memiliki kepentingan pribadi. Beberapa dari mereka enggan berperang karena takut mengguncang fondasi mereka negara, sedangkan sebagian mungkin mendapatkan keuntungan dari Pelelangan Baren atau bekerja sama secara diam-diam.Sebagian besar orang mengharapkan agar Pelelangan Baren tetap ada, sedangkan sisanya mengikuti arus saat pemungutan suara. Namun, Daniel tidak puas dengan hasil pemungutan suaranya. Dia ingin tahu siapa yang menolak untuk menghancurkan Pelelangan Baren.Oleh sebab itu Daniel mengutus Wallace dan Julius untuk mencari tahu. Setelah menyelesaikan urusan militer, Daniel pulang untuk makan siang. Namun bukannya Wallace dan Julius yang pulang, malah Simon dan Lucy yang keburu datang. Meskipun masalah ber
Daniel mengerutkan alis saat mendengarnya. "Sepertinya Raja Roger juga takut dengan kekuatan Pelelangan Baren. Hmm, atau sebenarnya yang dia takutkan adalah Keluarga Stane?"Wallace dan Julius tampak kebingungan, mereka belum mengetahui tentang surat anonim yang diterima oleh James.Daniel tidak berencana menjelaskan lebih lanjut, dia segera berpikir dan langsung membuat keputusan. Kemudian, dia menatap Simon dan Lucy untuk meminta maaf, "Pak Simon, Bu Lucy, maaf aku tidak bisa berlama-lama. Aku harus pergi ke kerajaan."Simon mengangguk. "Em, kalau begitu kami pamit dulu."Daniel langsung pergi ke kerajaan dan baru kembali pada malam hari. Lorraine dan yang lainnya sedang menunggu Daniel untuk pulang makan malam.Begitu Daniel duduk, Wallace langsung memberikan alat makan kepadanya. "Ayah, apa yang Ayah lakukan di kerajaan? Kenapa lama sekali baru pulang?"Lorraine menyiapkan semangkuk sup untuk Daniel sembari menunggu jawabannya.Daniel melirik Lorraine sekilas, lalu menjawab pertany
Elizabeth menoleh ke arah pintu dan bertanya dengan kesal, "Apa yang kamu lakukan?"Begitu menyadari responsnya yang terlalu emosional, Suzy menenangkan diri dan menjawab sambil tersenyum, "Tadi aku ke kamar, tapi Nyonya tidak ada di sana. Aku takut khasiat obatnya berkurang kalau dingin, makanya aku buru-buru ke sini untuk membawakannya."Sembari bicara, Suzy menyajikan obat tersebut ke depan Elizabeth sambil berkata, "Setiap hari kondisimu semakin baik, jangan sampai putus di tengah jalan, ya.""Dokter, hari ini kamu terlalu banyak bicara." Meskipun kesal, Elizabeth tetap memperhatikan kesembuhan wajahnya.Elizabeth menarik tangannya dari dada Robert, lalu beranjak turun dari tempat tidur.Selagi Elizabeth meminum obatnya, Suzy bergegas melirik ke arah Robert untuk mengecek kondisinya. Kedua mata Robert memancarkan kemarahan, sekujur tubuhnya terlihat tegang dan urat-urat di dahinya berdenyut.Rasanya Robert ingin menghabisi Elizabeth yang telah menyentuhnya. Sejujurnya Suzy juga san
"Kondisimu disebabkan oleh hasrat yang terlalu berlebihan. Selama 2 bulan ini kamu tidak boleh melakukan hubungan. Aku akan memberikanmu resep untuk dikonsumsi selama 1 bulan." Suzy mengambil pulpen dan menuliskan resep obat."Terima kasih, Dok." Brian mengambil resep yang diberikan Suzy sambil berterima kasih.Suzy menyeringai sambil memeriksa gudang obat yang begitu luas ini, tempat ini dipenuhi dengan berbagai macam bahan obat.Jika menjalin hubungan yang baik dengan Brian, ke depannya akan memudahkan rencana Suzy sendiri."Aku pamit." Suzy membawa semua bahan obatnya dan pergi meninggalkan gudang.Setelah kembali ke laboratorium, Suzy meletakkan bahan obat ke atas meja, tetapi pikirannya terus membayangkan gambaran Elizabeth yang mendekati Robert.Melihat pria yang dicintainya diperlakukan seperti itu, Suzy merasa marah dan sedih. Robert adalah pria yang terhormat, dia tidak pernah diperlakukan sehina itu.Sekarang, Suzy khawatir kalau malam ini Elizabeth akan pergi ke kamar Robert
Suzy tidak berani langsung masuk, dia mencoba bertanya kepada pengawal yang berjaga di luar pintu, "Apa yang terjadi?"Penjaga tersebut menjawab dengan nada frustrasi, "Orang itu melarikan diri semalam. Bagaimana mungkin dia sanggup melepaskan rantai besi yang begitu kuat?""Jangan buang-buang waktu! Cepat cari orangnya!" Elizabeth membentak para pengawal.Pengawal pun buru-buru membubarkan diri dan lanjut mencari keberadaan Robert. Kemudian Suzy mendekati Elizabeth secara hati-hati dan berkata, "Nyonya, aku membawakan obat."Sesaat melihat obat yang dibawa Suzy, ekspresi Elizabeth terlihat membaik. "Masuk."Suzy merawat dan memberikan pengobatan akupunktur kepada Elizabeth. Meskipun penasaran,Suzy berusaha menahan diri untuk tidak menanyakan bagaimana caranya Robert bisa melarikan diri.Daripada bertanya kepada Elizabeth, sebaiknya Suzy menanyakannya kepada Ambar. Firasat Suzy mengatakan kalau hilangnya Robert berkaitan dengan Ambar.Setelah meninggalkan kamar Elizabeth, Suzy lega kar
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny