Smith mengerutkan alis saat melihat ekspresi Lanora. "Ada apa? Sepertinya kamu tidak membawa berita yang bagus."Lanora tidak menjawab pertanyaan Smith, lalu melirik ke arah Jean dan yang lainnya. Raut wajah Lanora yang serius membuat semua orang gugup."Tolong ikut aku," kata Lanora kepada Jean.Ivan dan yang lainnya cemas, kenapa hanya Jean yang dipanggil?"Tunggu aku," kata Jean kepada Ivan dan yang lainnya.Ivan, Christina, dan yang lainnya mengangguk secara serempak.Setelah Jean pergi bersama Lanora, para peserta kompetisi pun berdiskusi mengenai insiden ini. Matsumo berjalan ke depan, lalu berbicara sambil tersenyum sinis, "Jangan-jangan terjadi sesuatu kepada teman kalian?"Sesaat mendengar ucapan Matsumo, ekspresi Ivan dan Christina pun berubah menjadi murung.Namun sebelum Ivan dan Christina memarahi Matsumo, Smith menatap Matsumo dan membentaknya, "Tutup mulutmu!"Smith menatap Matsumo dengan tatapan penuh kebencian. "Jadi begini tabiat orang Negara Dongying? Setiap tindakan
Siapa yang berani membantah titah pemimpin negara?Semua orang pergi meninggalkan ruang pertemuan. Sekarang hanya tersisa Jean dan anggotanya yang tersisa di dalam ruangan.Jean, Ivan, Christina, dan yang lainnya terlihat sangat kesal. Mereka sulit menerima keputusan akhir yang diberikan oleh kedua pemimpin negara."Suzy saja hilang, apa gunanya memutuskan tetap berhak mengikuti kompetisi. Kalau orangnya tidak ada, bagaimana dia bisa ikut berkompetisi?" Ivan menggertakkan giginya."Apakah Suzy bisa ditemukan? Pak ...." Jantung Christina berdebar kencang, dia mengkhawatirkan keadaan Suzy.Jean kesal, tapi dia juga merasa tidak berdaya. "Apa boleh buat, Raja Nolan telah mengeluarkan titah. Ini, kalian baca sendiri."Semua mata tertuju ke arah ponsel yang diletakkan Jean ke atas meja. Orang-orang terkejut saat membaca isi pesan tersebut.Jean menghela napas panjang. "Sekarang kita hanya bisa memercayai Raja Nolan. Beliau pasti akan mengutus orang untuk datang mencari Suzy. Suzy pasti bisa
Jalan Kuno.Lampu-lampu malam yang remang menerangi gelapnya jalan.Kawasan ini padat dan sempit. Kedua sisi dipenuhi dengan toko-toko yang sebagian besar merupakan bar kecil. Setiap beberapa meter, terdengar musik keras dan suara-suara yang berasal dari bar tersebut.Sesekali, tampak beberapa pemabuk yang berjalan terhuyung-huyung.Dai mengejar Lance sambil berkata, "Kak, kamu hebat banget bisa menebak Airin bakal kembali. Sekarang misi kita sudah selesai.""Aku cuma beruntung." Lance tersenyum.Lance tidak menyangka bisa menangkap Airin secepat ini. Di dalam bayangannya, menangkap Airin mungkin membutuhkan waktu sampai beberapa bulan.Awalnya Lance mengira kalau dirinya harus menetap selama beberapa saat di kawasan ini, tetapi tiba-tiba dia menghentikan langkahnya.Dai menoleh mengikuti arah pandang Lance. Sebuah angka "8" digantung di samping sebuah lampu berwarna biru yang remang. "Bukannya ini bar tempat kita menunggu semalaman? Bagaimana kalau kita minum-minum sebentar?"Sebenarn
Lance mengerutkan alis.Gadis itu?Gadis itu berpegangan pada tembok sambil berjalan perlahan-lahan. Setiap langkah kakinya terlihat berat dan menyakitkan, berbeda jauh dengan penampilannya yang lincah saat di atas panggung.Rasa penasaran pun membuat Lance mempercepat langkahnya untuk mengejar gadis itu.Sesaat mendengar suara langkah kaki, gadis ini langsung menoleh ke belakang. Begitu melihat Lance, ketakutan yang tersirat di wajah gadis ini pun sirna. "Lance? Kok kamu di sini?"Lance menoleh ke arah Bar 8 sambil menjawab, "Aku menemani temanku."Gadis ini menatap Lance dengan curiga. "Oh ya?"Ketika menundukkan kepala, Lance terkejut melihat kaki gadis ini. Dengan diterangi lampu seadanya, Lance melihat kaki gadis ini membengkak."Tidak kamu obati?" tanya Lance.Gadis menjawab dengan canggung, "Di rumahku tidak ada obat. Lagi pula sudah malam ....""Seharusnya kakimu segera diobati dan beristirahat, bukannya ...." Lance mengerutkan alis."Aku juga tidak berdaya, aku harus menjalank
Sesampainya di rumah, Lance tidak langsung mandi, melainkan berdiri di balkon untuk mencari udara segar.Lance menatap ke kejauhan yang berada di depan sana. Suara gadis itu terus berputar di kepala Lance, suaranya yang lembut dan memikat. "Aku bernama Aluna, senang mengenalmu."Lance mencari angin segar untuk menghilangkan efek alkohol, tetapi gejolak di dalam hatinya malah berkobar semakin kencang. Lance membungkukkan pinggangnya sedikit sambil menggaruk kepalanya dengan gelisah.Sepertinya tidak guna mencari angin segar, Lance membalikkan badan dan langsung beranjak masuk ke dalam kamar mandi.Sesaat kamar mandi tertutup, terdengar suara deburan air yang mengalir deras ....Keesokan hari.Lance jarang tidur sampai sesiang ini. Ketika mengingat tadi malam dirinya mandi menggunakan air dingin, dia pun bangun dan mengucek matanya."Tidak, tidak boleh dibiarkan. Aku harus segera pulang," Lance bergumam, lalu membuka matanya dan mengambil ponsel untuk mengecek penerbangan pulang.Setelah
Sesaat Suzy berteriak, kondisi di dalam ruangan pun berubah.Terlihat sebuah siluet tanpa wajah yang muncul di dinding gelap. Suzy hanya bisa melihat tampilannya, tapi tak bisa menebak jenis kelaminnya.Tak berapa lama, kembali terdengar suara yang mirip dengan robot. "Salam kenal, kamu dapat memanggilku Bella. Sekarang, aku ingin menyampaikan pesan Tuan kepadamu."Sepertinya ini adalah sebuah gambar virtual yang dihasilkan oleh suatu jenis teknologi. Namun sesungguhnya, di balik gambar ini, pasti ada orang sungguhan yang sedang berbicara dengan Suzy. Suzy berusaha menganalisa dengan bantuan cahaya yang redup. Kemudian, dia menoleh dan mengamati keadaan di seluruh ruangan. Ini adalah sebuah ruangan kosong yang hampa, tanpa pintu maupun jendela."Siapa tuanmu?" Suzy kembali menatap sosok tersebut."Maaf, aku tidak bisa memberitahumu."Suzy sudah menebaknya, tapi dia tidak mau berbasa-basi dan lanjut bertanya, "Katakan saja, apa tujuanmu?""Aku menyukai wanita yang frontal dan cerdas."
Tubuh Suzy terasa seperti sedang terombang-ambing di atas perahu yang berlayar di tengah laut.Entah berapa lama telah berlalu. Suara deburan ombak membuat Suzy membuka matanya secara perlahan-lahan.Cahaya matahari bersinar melalui kaca jendela dan menerangi sprei berwarna putih yang hangat.Di luar jendela, terlihat langit biru, awan putih, dan burung camar yang beterbangan di atas laut.Bagaimana Suzy bisa tiba-tiba berada di atas permukaan laut?Dengan cepat, Suzy berusaha mengingat semua kejadian sebelum dirinya pingsan. Di saat bersamaan, dia mendengar langkah kaki yang diikuti suara percakapan di antara kedua orang asing.Kedua orang asing tersebut berbicara dengan menggunakan bahasa mereka. Meskipun logatnya susah dipahami, Suzy mengerti inti pembicaraan mereka."Wanita itu belum bangun? Sebentar lagi sampai, apakah kita harus membangunkannya?""Sudahlah, biarkan saja. Kalau dia bangun, yang ada malah repot.""Benar juga ...."Suara langkah kaki tersebut terdengar makin dekat.
"Sepertinya karena aku lama tidak makan. Begitu makan, aku makan terlalu banyak sehingga perutku begah. Ah, tidak bisa, tidak bisa, aku harus ke toilet. Di mana toilet?"Suzy langsung bangkit berdiri dan berlari ke luar. Pria yang memegang nampan hendak mencegat Suzy, tapi dia tidak dapat bergerak dengan leluasa.Pria kedua terpaksa mengabulkan permintaan Suzy. "Aku akan mengantarmu ke toilet,. Kapal ini memuat barang-barang berharga, jangan sembarang berkeliaran."Suzy mengangguk. "Cepat, aku sudah tidak tahan."Toilet yang berada di ujung koridor sangatlah kecil. Selain kamar yang ditempati Suzy, ruangan lain memuat setumpuk kotak yang tidak diketahui isinya. Yang paling mengerikan, puluhan pria berbadan kekar berpatroli di seluruh penjuru kapal.Suzy tidak berani menatap para pria kekar yang berlalu-lalang di dalam kapal. Sesampainya di toilet, pria kedua masih mengikuti Suzy hingga ke depan pintu.Suzy menghentikan langkahnya dan membalikkan badan. Sesaat melihat Suzy yang menoleh,