"Halo, Nona Suzy!" Semua orang membalas sambutan Suzy."Akhirnya kita bisa bertemu Nona Suzy."Suzy tercengang melihat keramahan orang-orang. Dia terdiam selama beberapa saat dan menunggu sampai keributan mereda.Kemudian, Suzy mengangkat mikrofonnya dan lanjut berbicara, "Seperti yang kalian tahu, aku bukan orang Klan Youlan, aku hanya ditunjuk oleh Raja sebagai perwakilan Klan Youlan. Sejujurnya aku merasa sangat gugup, tapi setelah bertemu kalian, aku merasa jauh lebih tenang.""Melihat kedatangan saudara-saudara semua, berarti kalian memercayaiku dan mendukung keputusan Raja untuk membangkitkan kembali Klan Youlan. Aku ingin mengucapkan terima kasih kepada kalian semua." Suzy membungkukkan badan.Semua orang bertepuk tangan dan bersorak-sorai.Cole tertegun melihat kemeriahan di dalam aula. Sejujurnya Cole merasa kagum sekaligus iri. Di Klan Youlan, Cole dikenal sebagai pemuda yang berbakat dan dianggap sebagai penerus masa depan, tetapi saat memperkenalkan diri, orang-orang malah
Sienna dan gadis kecil berdiri di tengah aula. Begitu darah menyembur, semua orang sontak ketakutan, lalu berteriak dan melangkah mundur.Di atas panggung, Suzy, Robert, dan Canelius juga tercengang. Siapa yang menyangka, tiba-tiba gadis kecil yang berjalan menunduk itu malah mengeluarkan pisau dan menyayat lehernya sendiri.Yang lebih mengejutkan, gadis itu menyemburkan darah salamander!Darah salamander menyembur seperti mata air, lalu merayap dan menyelimuti sekujur tubuh gadis itu. Setelah dikuasai darah salamander, gadis itu sudah tidak terlihat berbentuk manusia.Darah salamander yang hidup tak hanya menyelimuti tubuh gadis kecil, darah salamander juga menyebar memenuhi ruangan.Sienna adalah orang yang berdiri paling dekat, sebagian besar tubuhnya telah ditelan oleh darah salamander yang menyebar dengan cepat. Wajahnya yang menyedihkan terlihat dipenuhi ketakutan, tangannya melambai-lambai di udara seolah sedang meminta pertolongan.Dengan menjadikan Sienna dan gadis kecil itu s
Robert menganalisa kondisi gadis ini, lalu bangkit berdiri dan berkata, "Dia memang bertekad mati."Sesaat mendengar ucapan Robert, pupil Suzy pun menyusut, ekspresi wajahnya tampak serius.Mengingat tindakan gadis ini yang menyayat tenggorokannya dengan cepat, apakah dia sengaja melakukannya untuk menyebarkan darah salamander?Suzy mungkin tidak merasa terlalu aneh kalau kejadian ini menimpa orang dewasa, tetapi gadis ini baru berusia belasan tahun. Bagaimana dia bisa melakukan hal seperti ini?Suzy tidak habis pikir ....Di saat bersamaan, Canelius menghampiri Suzy dan bertanya, "Bagaimana kondisi mereka?"Canelius tidak tega melihat para korban, terutama Cole yang juga tergeletak di lantai.Suzy melirik Canelius, lalu menjawab dengan datar, "Aku menggunakan jarum perak untuk menekan darah salamander di dalam tubuh mereka. Tapi untuk memastikan keselamatan mereka, aku harus mengeluarkan semua darah salamander yang ada di tubuh mereka."Hanya saja, orang yang perlu ditolong terlalu ba
"Bagaimana kondisi mereka?" Canelius menatap ke arah aula, dia melihat Cole masih tergeletak di lantai."Darah salamander di dalam tubuh mereka sudah dibersihkan. Hanya saja mereka mengalami luka dalam, kondisi mereka harus diperiksa lebih lanjut. Barusan aku sudah menghubungi Rumah Sakit Nasional, mereka akan segera mengutus ambulans untuk membawa orang-orang yang terluka ke rumah sakit," jawab Suzy."Oh iya, aku juga sudah menghubungi Pak Ronny, Beliau sedang di dalam perjalanan kemari. Nyawa manusia bukan untuk main-main, kita harus menyelidiki siapa gadis itu dan kenapa dia berbuat seperti itu." Suzy menghela napas panjang.Canelius mengangguk setuju, masalah ini memang harus diselidiki."Serahkan kepadaku, kalian terlihat kelelahan. Pulang dan istirahatlah," kata Canelius.Meskipun Canelius tidak tahu bagaimana cara Suzy dan Robert menyingkirkan darah salamander, mereka berdua tampak sangat kelelahan.Bahkan orang-orang Klan Youlan pun ketakutan melihat ganasnya darah salamander,
"Suzy, Robert, bagaimana kondisi kalian?" tanya Lorraine sambil mengetuk pintu kamar.Suzy dan Robert baru selesai mengganti pakaian. Ketika mendengar suara Lorraine, Robert bergegas membukakan pintu. "Bu ...."Melihat Robert dan Suzy yang tampak lebih segar, Lorraine pun merasa lega. Dia masuk ke dalam kamar, lalu meletakkan nampan yang dibawanya ke atas meja. "Ini sup ginseng, cepat diminum.""Terima kasih, Bu," kata Suzy sambil mengambil semangkuk sup."Maaf merepotkan Ibu," jawab Robert.Setelah Suzy dan Robert meneguk sup ginseng yang dibawakan, Lorraine membereskan mangkuknya dan berkata, "Ayo, kita makan.""Bu, kami kenyang habis minum supnya. Kami mau pergi ke Departemen Keamanan sebentar," jawab Suzy."Tidak perlu, kakakmu baru pulang," kata Lorraine. Melihat Suzy dan Robert yang tampak kebingungan, Lorraine lanjut menjelaskan, "Kemarin Pak Ronny meminta bantuan kakakmu. Mereka sibuk semalaman, kakakmu saja baru pulang. Aku dan ayahmu sudah tahu apa yang terjadi, untungnya kal
Gilbert tidak serta merta memuji Suzy. Terselubung makna sindiran di balik ucapan Gilbert."Guru, pujianmu terlalu berlebihan." Suzy menundukkan kepala.Seperti yang diduga, Gilbert bangkit dari tempat duduknya, lalu berjalan ke depan Suzy dan menarik pergelangan tangannya.Sembari memeriksa denyut nadi Suzy, Gilbert berkata, "Untung tidak apa-apa. Jangan mempertaruhkan nyawamu untuk hal yang berbahaya seperti itu.""Iya, Guru. Terima kasih." Suzy tersenyum lembut."Jangan lupa, sebentar lagi Kompetisi Medis Internasional akan berlangsung. Aku tidak ingin ada anggota timku yang terluka. Apalagi kamu adalah kandidat terbaik. Apakah kita akan memenangkan kompetisi tersebut? Semua tergantung padamu.""Guru, Dokter Jean juga sangat hebat. Jangan membebankan semuanya kepadaku," jawab Suzy.Gilbert memelototi Suzy. "Aku tidak perlu mengkhawatirkan mereka. Mereka tahu diri, semua orang sibuk mempersiapkan diri untuk menghadapi kompetisi. Cuma kamu saja yang sibuk dengan urusan sendiri. Masih
"Cepat masuk!" Pintu mobil terbuka.Begitu melihat orang yang ada di dalam mobil, Suzy pun beranjak masuk tanpa ragu. Setelah Suzy masuk, pintu mobil ditutup dan mereka bergegas melaju pergi."Nona Suzy, kamu tidak apa-pa?" tanya Billy yang duduk di depan.Suzy menggelengkan kepala dan berterima kasih. "Terima kasih, untung kamu segera datang. Kalau tidak, aku pasti sudah dikejar para wartawan."Setelah menenangkan diri, akhirnya Suzy bisa berpikir dengan tenang. Seketika, Suzy merasa kemunculan Billy terlalu kebetulan.Sesaat melihat raut wajah Suzy, Billy langsung menjelaskan, "Raja sudah mengetahui semua yang terjadi di Hotel Yuena. Awalnya Raja memintaku untuk menjenguk korban yang terluka, lalu baru mengunjungimu di kediaman Keluarga Xin. Tapi tidak disangka, kita malah bertemu di halaman rumah sakit.""Oh, begitu ...." Suzy mengangguk. "Para korban sudah pulih, tidak ada yang terluka parah. Oh iya, ada apa Raja mencariku? Jangan-jangan ...."Mengingat para wartawan yang menyerbun
Ronny mengangguk dan membuka dokumen yang dibawanya."Berdasarkan otopsi jenazah, kami menemukan sebuah chip yang dicurigai mampu mengendalikan alam bawah sadar manusia. Chip itu merupakan produksi sebuah perusahaan yang bernama Wall Biotech. Setelah menyelidiki latar belakang perusahaan tersebut, kami menemukan bahwa perusahaan tersebut adalah milik Keluarga Stane."Ronny terdiam sejenak untuk memperhatikan ekspresi setiap orang yang berada di dalam ruangan. "Sebelumnya ada yang mencurigai bahwa Keluarga Stane adalah dalang di balik Pelelangan Baren. Kelihatannya kecurigaan itu patut dipertimbangkan.""Pak Ronny." Nolan memberikan pandangannya. "Sebaiknya masalah ini dibahas setelah Julius kembali."Kemudian Nolan menunjuk salah seorang penanggung jawab Departemen Informasi yang duduk di sampingnya dan berkata, "Pak Lekai, silakan menjelaskan situasi yang kamu temukan."Ketika semua orang berbicara, tatapan Lekai fokus tertuju kepada laptop yang ada di hadapannya. Hanya saja, saat Nol