Suzy menerima sebuket bunga yang diberikan oleh Robert.Aroma segar langsung memenuhi ruangan.Di tengah sorak-sorai, Robert menggendong Suzy turun dari tempat tidur. Suzy terkejut, wajahnya kembali memerah."Sepatu, masih belum pakai sepatu," Suzy berteriak secara spontan."Kak Robert, kamu terlalu bersemangat, ya?""Kalau belum pakai sepatu, mempelai wanita tidak boleh keluar dari kamar ini.""Aku dengar mempelai yang sudah digendong, tidak boleh diletakkan kembali ke kasur. Kak Robert, bagaimana ini? Haha."Semua orang terus menggoda Robert dan Suzy.Robert melihat sepasang sepatu yang terletak di samping tempat tidur. Robert sedang menggendong Suzy, kedua tangannya tidak bisa meraih sepatu itu.Orang-orang di kamar tidak ada yang mau membantu Robert, mereka penasaran bagaimana Robert akan menangani masalah ini.Hal sekecil ini tidak akan bisa menyulitkan Robert. Dia tersenyum kepada Suzy dan berkata, "Pegang yang erat."Suzy tidak tahu apa yang ingin dilakukan Robert, tetapi Suzy m
Rumah Keluarga Calvin didekorasi dengan mewah.Setelah Robert dan Suzy masuk, semua orang duduk sesuai dengan tempat yang telah disediakan.Nenek Jenny duduk di tengah, Simon dan Lucy duduk di sebelah kanan, Daniel dan Lorraine duduk di sebelah kiri. Mereka semua duduk dengan tegak.Kemudian Paman Ming menyuruh pelayan untuk membawa teh yang telah disiapkan. "Tuan, Nyonya, silakan diambil tehnya."Menyajikan teh adalah sebuah tradisi yang telah diwariskan secara turun temurun. Setelah memberikan teh kepada orang tua mempelai, maka mereka baru sah menjadi sebuah keluarga.Robert dan Suzy tersenyum, mereka mengambil secangkir teh dan berlutut di hadapan Nenek Jenny.Teh pertama diberikan kepada Nenek Jenny. "Nenek, silakan diminum tehnya."Setelah sekian lama hidup bersama, akhirnya Robert dan Suzy akan menjadi suami istri yang sah.Nenek Jenny mengambil teh yang diberikan sambil tersenyum haru.Selanjutnya Robert dan Suzy berlutut di hadapan Daniel dan Lorraine. "Ayah, Ibu, silakan dimi
"Omong-omong, di mana lokasi pesta pernikahan kita? Kamu belum memberi tahu aku," Suzy berbisik di telinga Robert.Sampai saat ini, Suzy bahkan belum tahu di mana pesta pernikahannya akan berlangsung.Semua disiapkan bersama-sama, kecuali pemilihan lokasi pesta pernikahan. Robert sendiri yang menentukan lokasi pesta pernikahan, katanya dia mau memberikan kejutan kepada Suzy.Pihak keluarga dan teman membantu Robert untuk merahasiakannya, tak ada seorang pun yang bersedia memberi tahu Suzy.Selama ini Suzy juga tidak pernah mencari tahu, dia tidak mau merusak kejutan yang telah dipersiapkan oleh Robert. Namun hari ini adalah hari pernikahan, Suzy merasa sudah waktunya Robert memberikan jawaban.Suzy sabar menunggu jawaban Robert."Sabar dulu, kamu akan segera tahu," jawab Robert sambil tersenyum."Baiklah ...." Suzy tak berdaya, dia cuma bisa menunggu."Tuan Muda, pesawat sudah disiapkan ...." Salah seorang pengawal datang melaporkan.Pesawat? Suzy tertegun, untuk apa naik pesawat?"Ayo
Pesawat mulai mendarat, para tamu undangan yang hadir sontak menoleh ke belakang.Mereka terpesona melihat Suzy yang tampak cantik dalam balutan gaun mewah berwarna putih yang dipadukan dengan berlian.Kecantikan mempelai wanita, kegagahan mempelai pria, mereka berdua bak seorang pangeran dan putri yang ada di dalam dongeng."Wah, keren banget ....""Mempelai wanitanya sangat cantik."Sean dan Leon saling merangkul, mereka terharu melihat kebahagiaan Suzy dan Robert."Ckck, Kak Robert memang selalu berhasil membuat kejutan. Aku juga mau memberikan Elisa pernikahan semewah ini.""Wah, kamu tidak jadi menikah sama wanita kaya raya? Kamu mau mengejar Elisa lagi? Tapi Kak Robert kaya raya, memangnya hartamu sebanyak harta keluarga dia?""Sean, semiskin-miskinnya aku, aku masih sanggup membeli pesawat! Kalau pulaunya ... aku bisa pinjam pulau Kak Robert. Dia tidak mungkin menolak permintaanku, 'kan?"Seiring Robert dan Suzy yang beranjak turun dari helikopter, kelopak-kelopak bunga mawar di
Satu menit sejak diskon dimulai, penjualan sudah menembus 100 ribu. Pada menit kedua menembus 500.000, menit ketiga menembus 1 juta ....Angka penjualan terus bertambah ....Monica menghela napas lega, setidaknya mereka tidak menyia-nyiakan kepercayaan Suzy.Setelah memastikan semuanya berjalan lancar, Monica berpesan kepada para pegawainya, "Aku serahkan kepada kalian. Nanti semuanya dapat bonus, oke?"Monica harus segera menghadiri pesta pernikahan Suzy dan Robert."Hahaha, tenang saja! Bu Monica, sampaikan salam kami kepada Tuan Robert dan Bu Suzy."Monica membawa gaun pesta dan hadiah yang telah disiapkan, lalu beranjak keluar dari ruangan dan hendak masuk ke lift.Ketika sedang menunggu lift, Monica terkejut saat melihat seseorang yang menghampirinya."Kamu, kenapa kamu ...." Monica kaget dan tercengang.Wolter tersenyum, lalu menjawab, "Aku tahu kamu tidak mungkin tega melewatkan pesta pernikahan bos kita. Aku menunggumu biar bisa berangkat sama-sama.""Kamu, kamu sudah bisa berd
Seiring pemesanan yang dibatalkan, berbagai komentar tidak enak pun bermunculan di platform siaran langsung.Ini bukan masalah sepele, kalau tidak segera ditangani pasti akan fatal.Wolter menghubungi beberapa departemen Perusahaan Medis Calvin untuk meminta bantuan, dia mengirimkan beberapa orang untuk menyelidiki sumber masalah.Monica menghubungi pihak media dan meminta bantuan mereka untuk meredam kericuhan serta berbagai komentar buruk.Wolter dan Monica sangat gesit dalam menghadapi masalah ini. Dengan berbekal pengalaman yang dimiliki, mereka segera membagi tugas dan tahu apa yang harus dilakukan.Setelah melewati berbagai upaya, akhirnya Wolter menemukan titik terang ...."Ketemu! Pak Wolter, Bu Monica, beberapa konsumen mengunggah reaksi alergi yang terjadi setelah menggunakan krim kita. Dari video yang diunggah, kondisi kulit mereka terlihat cukup parah. Perusahaan kompetitor menggunakan kesempatan ini untuk memojokkan kita.""Kenapa harus hari ini? Tidak mungkin cuma kebetul
"Cepat, hubungi Siska! Suruh dia buka isi kotaknya." Wolter memerintahkan Monica."Em." Monica mengangguk, lalu bergegas menghubungi Siska.Wolter kembali menatap layar yang ada di hadapannya. Dia mengerutkan alis sambil menatap sosok yang ada di dalam layar.Setelah berpikir cukup lama, Wolter mengirimkan foto Melinda kepada seseorang.[ Cepat cari keberadaan orang ini! ]"Kuserahkan kepada kalian, aku harus menghadiri pesta Robert dan Suzy," kata Wolter sambil mengambil tongkatnya.Monica merasa sangat cemas, Siska tak kunjung menjawab teleponnya.Mungkin suasana di pesta sangat ramai sehingga Siska tidak mendengar ponselnya yang berdering.Melihat Wolter yang hendak pergi, Monica mengejarnya dan berkata, "Aku ikut."Wolter dan Monica memiliki kekhawatiran yang sama, mereka takut terjadi sesuatu di acara pernikahan Robert dan Suzy.Wolter dan Monica saling bertatapan, lalu mengangguk dan berangkat.Di Pulau Cinta.Upacara pernikahan baru selesai, tak berapa lama seorang tamu penting
"Tadi Monica lagi sibuk mengurus pesta diskon peluncuran produk terbarumu. Jadi aku disuruh datang duluan." Siska mengangkat kedua bahunya."Em, terima kasih." Suzy menerima kotak yang diberikan.Ketika Suzy hendak mengambil kotak yang diberikan Siska, Joris langsung berteriak, "Tunggu!"Kemudian Joris merebut kotak tersebut, lalu berlari dan membuangnya ke laut."Kak Joris?""Joris?""Tuan Joris?"Semua orang tercengang melihat tindakan Joris. Ada apa dengannya?Joris telah mengerahkan seluruh tenaganya untuk melempar kotak itu sejauh mungkin."Duar!" Tak sampai satu menit, terdengar suara dentuman yang berasal dari tepi laut.Air laut memercik setinggi lima meter, sebagian tamu undangan yang berdiri di tepi pantai pun basah kuyup. "Ah ...." Suasana pesta menjadi ricuh."Itu ... bom?" Suzy menatap ke arah laut sampai tercengang. Dia tidak mengerti, apa yang baru saja terjadi?Siska terlihat pucat dan berkeringat dingin. Kenapa Monica memberikannya bom?Tidak, tidak mungkin! Bukan Mon
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny