Semua orang antusias mendengarkan penjelasan Suzy. Beberapa masyarakat desa yang duduk di sebelah pun mengacungkan jempol dan memujinya, "Tidak disangka, Suzy masih ingat setiap nama masakannya. Hebat, hebat, tidak seperti anak-anak lain. Begitu pulang dari kota, mereka bahkan lupa nama tumis pakis."Suzy buru-buru bangkit berdiri dan berkata, "Meskipun bukan penduduk asli desa, aku dibesarkan dan tumbuh di tempat ini. Aku tidak mungkin melupakan jasa kalian semua."Kemudian Suzy mengangkat gelas dan berkata, "Hari ini aku pulang untuk mendoakan nenekku, terima kasih atas undangan Kakek Yoha sehingga aku bisa berkumpul dengan kakek, nenek, paman, bibi, dan saudara-saudara sekalian. Terima kasih atas kasih sayang dan kepedulian kalian kepada nenekku."Kakek Yoha bangkit berdiri dan menjawab sambil tersenyum, "Suzy, jangan sungkan-sungkan. Walaupun kamu sudah menemukan orang tua kandungmu, selamanya kamu tetap menjadi bagian dari desa ini."Para penduduk yang lain mengangguk sambil menga
Kakek Yoha melihat kebingungan yang tersirat di wajah Suzy.Kakek Yoha mengangkat tangan dan menunjuk beberapa halaman yang dipenuhi dengan jemuran tanaman herbal. "Dulu nenekmu mengajari kami cara menanam dan mengeringkan obat-obatan herbal. Sejak saat itu warga jadi punya mata pencaharian yang baru, bisnisnya juga lumayan menguntungkan.""Tapi akhir-akhir ini desa lain ikut-ikutan menanam obat dan menjualnya di kabupaten. Toko-toko di kabupaten merasa desa ini terlalu terpencil, jadi mereka lebih sering membelinya dari desa-desa yang lebih dekat. Warga mulai kehilangan mata pencaharian, kami semua mulai kesulitan keuangan."Kakek Yoha berbicara sambil memperhatikan ekspresi Suzy. Melihat Suzy yang mengerutkan alis, Kakek Yoha makin berhati-hati dalam memilih kata."Kakek tahu sekarang kamu sudah menjadi dokter hebat. Kakek mau tanya, apakah kamu ada mengenal beberapa perusahaan obat? Kalau boleh, apakah kamu bisa membantu merekomendasikan bahan obat yang diproduksi warga desa? Kakek
Yoha membuka pengeras suara sehingga semua warga bisa mendengar ucapan Suzy."Apa? Suzy mau membeli semua bahan obat yang diproduksi kita?" bisik salah seorang warga.Beberapa warga terbangun dari lamunannya ...."Wah, Suzy memang anak yang baik.""Iya, dia sangat berbakti.""Jangan buang bahan obatmu, sayang!""Iya, jangan rusak ladang obatmu.""Syukurlah ...."Saking terharunya, Kakek Yoha sampai meneteskan air mata.Namun, tiba-tiba seseorang bertanya dan menghancurkan suasana haru ini, "Jangan senang dulu, siapa tahu dia mau membelinya dengan harga serendah mungkin? Kita yang rugi!""Hm?""Benar juga."Semua orang merasa seperti terbangun dari mimpi indah ....Pria yang merusak suasana bernama Hanson, dia tidak menanam obat seperti warga yang lain. Hanson terkenal sebagai preman pasar, dia melakoni pekerjaan-pekerjaan ilegal.Hanson hanya datang untuk meramaikan suasana.Beberapa warga pun meliriknya dengan sinis, lalu berkata, "Sana, jangan ikut-ikutan!"Setelah mengusir Hanson, K
Robert tersenyum mendengar jawaban Suzy. Dia mengangguk dan berkata, "Iya, aku tahu maksudmu. Tenang saja, aku selalu mendukung keputusanmu.""Em? Kayaknya ada sesuatu di balik ucapanmu. Kamu mau ngapain? Mau ngapain?" tanya Suzy sambil tersenyum penasaran.Robert tersenyum kecil, lalu menyodorkan pipinya dan berbisik, "Cium dulu, baru aku kasih tahu."Suzy memelototi Robert, berani-beraninya dia mengajukan syarat?Suzy mengangkat kedua alisnya, lalu mengulurkan tangan dan mencubit pipi Robert. "Tuan Robert, kamu mulai tidak tahu malu, ya?"Suzy tidak mencubitnya terlalu kuat, Robert saja yang berlebihan dan menjerit kesakitan, "Aku salah, aku salah, maafkan aku. Ini ponselku, kamu lihat sendiri."Robert berbicara sambil memberikan ponselnya. Akhirnya Suzy pun berhenti mencubit pipi Robert dan mengambil ponselnya.Gilbert iri melihat kemesraan Robert dan Suzy. Enaknya masa muda, bisa dihabiskan bersama orang tercinta ....Suzy membuka ponsel Robert dan membaca sebuah pesan yang dikirim
Suzy tidak terlalu pintar berbisnis, untungnya dia memiliki Robert dan Welly yang selalu siap membantu.Robert adalah seorang pebisnis handal, dia bisa membantu Suzy untuk membuat rencana jangka panjang. Welly terlibat secara langsung dalam penanganan perusahaan kosmetik, dia bisa memberikan beberapa ide untuk membantu Suzy.Setelah berdiskusi singkat, mereka bertiga pun sepakat untuk melakukan pembelian beserta rencana ke depannya.Robert ingin meminta sekretarisnya yang merapikan keseluruhan kontrak, tetapi Suzy menolak. "Biar aku sendiri saja.""Kenapa sungkan begitu?" Robert mengangkat kedua alisnya.Suzy menggelengkan kepala sambil menjawab, "Dulu kamu yang membantuku mendirikan Perusahaan Suzvy Beauty. Aku menjadi CEO tanpa perlu bekerja keras, bahkan Welly yang sekecil ini malah bekerja lebih banyak daripada aku.""Jujur, aku tidak enak selalu makan gaji buta, sedangkan kamu bekerja keras mengurus semua perusahaan. Aku menyadari satu hal setelah pulang dari desa ... sebagai seor
"Eh, anak baru, kenapa melamun saja? Cepat fotokopi dua rangkap dan antar ke ruang rapat. Bu Suzy mau pakai ...." Sebuah suara terdengar dari belakang.Begitu mendengar seseorang yang memanggilnya, sosok ini pun menoleh secara perlahan-lahan.Dia mengenakan kemeja berwarna hitam polos, dandanannya tampak sederhana."Baik," jawabnya sambil tersenyum manis. Sorotan kebencian telah memudar dari matanya.Sosok ini mengambil dokumen yang diberikan oleh manajer, lalu bergegas ke ruang fotokopi.Begitu membuka dokumennya, sosok ini melihat judul kontrak yang tertulis jelas "Pembelian Bahan Obat". Seketika matanya pun berbinar-binar, dia mengatur jumlah salinan sebanyak 3 rangkap, padahal yang diminta manajer cuma 2 rangkap.Di dalam ruang rapat.Suzy memanggil semua petinggi perusahaan untuk memperkenalkan dirinya secara resmi. Setelah memperkenalkan diri, setiap kepala departemen melakukan presentasi untuk melaporkan kinerja masing-masing. Suzy mendengarkan presentasi sambil mencatat dengan
Kepala Departemen Pengembangan Produk adalah seorang pria paruh baya bernama Bande.Pak Bande terlihat antusias dan berkata, "Krim anti-penuaan? Tahun ini beberapa merek internasional juga sedang gencar meluncurkan produk semacam ini."Pak Bande bergegas membuka kantong yang diberikan oleh Suzy, dia sudah tidak sabar melihat isinya."Di dalamnya ada contoh dan penjelasan detail komposisi. Kalian diskusikan saja dulu untuk pengemasan dan bagaimana baiknya meluncurkan produk ini," kata Suzy."Baik!" Pak Bande langsung berdiri, dia sudah tidak sabar meneliti produk terbaru yang Suzy berikan.Pak Bande sendiri juga frustasi memikirkan produk inovasi. Dia sangat bersyukur atas kedatangan Suzy kali ini.Setelah Pak Bande pergi, hanya tersisa kepala departemen pembelian dan departemen legal. Suzy meminta mereka untuk melihat isi kontrak pembelian bahan obat.Departemen legal memastikan tidak ada masalah dengan kontrak ini, tetapi ada satu hal yang terasa mengganjal. Kepala departemen legal be
Monica muntah di bawah pohon besar. Sebelum ke sini, Monica sudah memeriksa peta perjalanan. Dia tahu bahwa perjalanan ke sini akan memakan waktu yang lama, desanya terpencil dan jalanan sulit dilalui.Namun Monica tidak menyangka bahwa jalanannya akan seterjal itu, ada begitu banyak bebatuan dan bergelombang. Monica yang tidak mabuk darat pun sampai muntah-muntah.Suzy memberikan Monica selembar tisu. Monica mengambil dan menyeka mulutnya, lalu meminta maaf, "Bu Suzy, maafkan, aku tidak tahan."Suzy menggelengkan kepala. Ketika hendak membuka mulut, dia mengangkat kepala dan melihat sekelompok orang yang berkumpul sambil melambaikan tangan ke arahnya.Ternyata Kakek Yoha dan warga datang untuk menyambut Suzy.Melihat warga yang berjalan mendekat, Monica langsung merapikan diri dan kembali bersikap seperti biasanya."Suzy, terima kasih sudah mau repot-repot ke sini." Kakek Yoha menyapa dengan ramah.Tak mau membuang-buang waktu, warga bergegas membawa Suzy dan Monica ke kantor balai de
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny