Kepala Departemen Pengembangan Produk adalah seorang pria paruh baya bernama Bande.Pak Bande terlihat antusias dan berkata, "Krim anti-penuaan? Tahun ini beberapa merek internasional juga sedang gencar meluncurkan produk semacam ini."Pak Bande bergegas membuka kantong yang diberikan oleh Suzy, dia sudah tidak sabar melihat isinya."Di dalamnya ada contoh dan penjelasan detail komposisi. Kalian diskusikan saja dulu untuk pengemasan dan bagaimana baiknya meluncurkan produk ini," kata Suzy."Baik!" Pak Bande langsung berdiri, dia sudah tidak sabar meneliti produk terbaru yang Suzy berikan.Pak Bande sendiri juga frustasi memikirkan produk inovasi. Dia sangat bersyukur atas kedatangan Suzy kali ini.Setelah Pak Bande pergi, hanya tersisa kepala departemen pembelian dan departemen legal. Suzy meminta mereka untuk melihat isi kontrak pembelian bahan obat.Departemen legal memastikan tidak ada masalah dengan kontrak ini, tetapi ada satu hal yang terasa mengganjal. Kepala departemen legal be
Monica muntah di bawah pohon besar. Sebelum ke sini, Monica sudah memeriksa peta perjalanan. Dia tahu bahwa perjalanan ke sini akan memakan waktu yang lama, desanya terpencil dan jalanan sulit dilalui.Namun Monica tidak menyangka bahwa jalanannya akan seterjal itu, ada begitu banyak bebatuan dan bergelombang. Monica yang tidak mabuk darat pun sampai muntah-muntah.Suzy memberikan Monica selembar tisu. Monica mengambil dan menyeka mulutnya, lalu meminta maaf, "Bu Suzy, maafkan, aku tidak tahan."Suzy menggelengkan kepala. Ketika hendak membuka mulut, dia mengangkat kepala dan melihat sekelompok orang yang berkumpul sambil melambaikan tangan ke arahnya.Ternyata Kakek Yoha dan warga datang untuk menyambut Suzy.Melihat warga yang berjalan mendekat, Monica langsung merapikan diri dan kembali bersikap seperti biasanya."Suzy, terima kasih sudah mau repot-repot ke sini." Kakek Yoha menyapa dengan ramah.Tak mau membuang-buang waktu, warga bergegas membawa Suzy dan Monica ke kantor balai de
"Semuanya lancar?" Sesampainya di rumah, Robert langsung menghampiri Suzy dan menanyakan masalah penandatanganan kontrak.Suzy baru tiba 5 menit yang lalu, dia sedang duduk di sofa sambil menikmati secangkir teh hangat."Em, semua lancar. Warga desa terlihat senang," jawab Suzy sambil mengangguk."Ayah, lihat oleh-oleh yang dibawa Ibu. Banyak banget!" kata Welly sambil membongkar semua bingkisan yang diberikan oleh warga desa.Suzy tertawa kecil dan berkata, "Ini beberapa produk khas di desa. Aku sudah memberikan sebagian kepada Monica, tapi masih sisa sebanyak ini."Sejak membuka pintu, sebenarnya Robert sudah memperhatikan semua bingkisan yang dibongkar Welly."Wajar saja, mereka ingin menunjukkan rasa terima kasih atas bantuan yang kamu berikan," kata Robert."Sebenarnya aku juga punya ketakutan tersendiri. Uang bukan masalah, tapi aku memikirkan risiko yang harus ditanggung warga desa. Mereka mengandalkan penjualan bahan obat sebagai mata pencaharian utama, mereka harus mengorbanka
Mungkin karena habis meneguk segelas anggur, wajah Suzy agak memerah dan pandangannya tampak kabur. Dalam kondisi setengah sadar, Suzy menarik tangan Robert dan memeluknya.Suzy terpesona melihat otot-otot Robert yang begitu kekar. Tanpa disadari, Suzy mulai menelan air liurnya."Tidurlah, kamu pasti capek," kata Robert.Namun Suzy tidak mau melepaskan pelukannya. Dia mengusap wajah Robert, lalu mengangkat kepala dan berkata, "Mau ditiduri ...."Robert terkejut, dia tidak pernah melihat Suzy inisiatif seperti ini. Hormon di dalam tubuh Robert mulai bereaksi.Apakah Robert dapat menahan hasratnya? Tidak!Robert tidak sanggup menolak godaan Suzy.Tenggorokan Robert tampak bergulir, sorotan matanya memancarkan hasrat yang kuat. "Baiklah, aku akan memberikanmu pijatan yang dalam ...."Malam yang menggairahkan ....Keesokan hari, Suzy bangun dalam kondisi kesakitan. Bukannya segar, sekujur tubuh Suzy malah terasa pegal.Berbeda dengan Suzy, Robert malah tampak segar dan bersemangat. Namun S
Selain memilih cincin pernikahan, Suzy dan Robert juga mempersiapkan hadiah untuk Ivan dan Anna.Suzy dan Robert bukanlah orang yang suka berbelanja, tetapi demi pernikahan ini, mereka mengelilingi hampir seluruh Kota Hanggola.Sebenarnya Robert dan Suzy bisa menggunakan wedding organizer, apalagi Keluarga Calvin dan Keluarga Xin juga turut membantu mereka untuk mempersiapkan segalanya.Namun Robert dan Suzy merasa bahwa pernikahan hanya sekali seumur hidup. Pernikahan ini adalah milik mereka, bukan milik orang lain. Jadi Robert dan Suzy merasa memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan pernikahan impian mereka.Meskipun pesta pernikahan adalah sebuah acara yang membosankan, ada kehangatan dan cinta yang terkandung di dalamnya. Di kemudian hari, mereka pasti akan tersenyum setiap mengingat hari pernikahan ini.Robert dan Suzy cukup menikmati proses persiapan.Tak terasa, dua hari sudah berlalu. Semua persiapan sudah hampir rampung. Jika ada yang kurang, sisanya bisa ditambahkan belaka
Upacara pernikahan segera dimulai.Anna muncul dengan mengenakan gaun putih, dia tampak seperti seorang peri hutan yang cantik. Anna berjalan ke arah Ivan sambil memegang sebuket bunga.Anna tersenyum bahagia, langkah kakinya terlihat sangat percaya diri.Ivan mengenakan setelan jas berwarna putih, dia terlihat sangat tampan. Berbagai macam emosi tersirat jelas di wajahnya. Dia merasa bahagia sekaligus haru, akhirnya dia menikahi wanita yang dicintainya ....Ivan dan Anna berjalan ke panggung utama dengan diiringi lantunan lagu pernikahan.Sesampainya di tengah panggung, pembawa acara mulai membacakan pidato pernikahan. Ivan dan Anna saling bertatapan, lalu berkata, "Aku bersedia."Ketika Ivan memasangkan cincin ke jari Anna, Anna tak sanggup menahan air matanya. Dia meneteskan air mata kebahagiaan.Selama dua puluh tahun hidup, Anna tidak pernah merasakan kebahagiaan. Keluarganya cuma bisa menindas dan memerasnya.Sampai Anna bertemu dengan Suzy, pelan-pelan Anna pun mengenal Ivan dan
"Nanti giliran pernikahan kamu dan Suzy." Simon menyenggol dan menggoda Robert."Aku berbeda sama Ivan. Lihat mereka, kelihatan tidak berpengalaman." Robert melirik dengan sinis.Suzy mendengar jelas ucapan Robert. Dia pun mengangkat kepala dan menoleh ke samping.Robert dan Suzy saling bertatapan. Kemudian Robert tersenyum dan bertanya kepada Suzy, "Kenapa? Ucapanku tidak salah, 'kan?"Tatapan Robert menyiratkan makna yang misterius."Kamu diundang untuk menyaksikan pernikahan, bukan mengomentari kemesraan orang," Suzy menjawab dengan ketus.Suzy mengomeli Robert, tetapi Robert malah makin menjadi-jadi. Robert mendekati Suzy dan berbisik di telinganya, "Coba nilai kemampuanku, apakah aku perlu belajar cara berciuman dari Ivan dan Anna?"Wajah Suzy langsung memerah, bayangan-bayangan keganasan Robert pun muncul di dalam benaknya. Suzy membayangkan ciuman Robert yang bergairah, bibirnya yang lembut, serta serangan-serangan intim yang diberikan ....Suzy bergegas membuang pikiran-pikiran
Melihat Robert yang berjalan ke dekat panggung, orang-orang tampak kaget dan tak percaya."Orang terhormat seperti Tuan Robert mau ikutan berebut bunga?"Meskipun sulit dipercaya, sebagian besar orang mengeluarkan ponselnya dan bersiap-siap mengabadikan momen langka ini.Di mana Suzy? Ternyata Suzy beranjak ke sebuah sudut, lalu mengeluarkan ponselnya dan bersiap untuk merekam Robert.Robert melangkah dengan gagah dan elegan, Suzy tak bisa membayangkan betapa tampannya Robert pada hari pernikahan.Robert tiba di depan panggung, dia berdiri di tengah anak-anak muda yang juga ingin berebut bunga.Dibandingkan orang-orang di sekeliling, Robert memiliki kharisma yang mencolok dan mengintimidasi. Semua kamera sudah siap, dalam hitungan menit Robert akan menjadi bahan pembicaraan di Kota Hanggola."Pewaris Perusahaan Keluarga Calvin Ikut Berebut Bunga di Pernikahan Keluarga Zhang."Tak seperti yang dibayangkan semua orang, ternyata Robert tidak berniat ikut berebut bunga. Dia menerobos keru