"Nanti giliran pernikahan kamu dan Suzy." Simon menyenggol dan menggoda Robert."Aku berbeda sama Ivan. Lihat mereka, kelihatan tidak berpengalaman." Robert melirik dengan sinis.Suzy mendengar jelas ucapan Robert. Dia pun mengangkat kepala dan menoleh ke samping.Robert dan Suzy saling bertatapan. Kemudian Robert tersenyum dan bertanya kepada Suzy, "Kenapa? Ucapanku tidak salah, 'kan?"Tatapan Robert menyiratkan makna yang misterius."Kamu diundang untuk menyaksikan pernikahan, bukan mengomentari kemesraan orang," Suzy menjawab dengan ketus.Suzy mengomeli Robert, tetapi Robert malah makin menjadi-jadi. Robert mendekati Suzy dan berbisik di telinganya, "Coba nilai kemampuanku, apakah aku perlu belajar cara berciuman dari Ivan dan Anna?"Wajah Suzy langsung memerah, bayangan-bayangan keganasan Robert pun muncul di dalam benaknya. Suzy membayangkan ciuman Robert yang bergairah, bibirnya yang lembut, serta serangan-serangan intim yang diberikan ....Suzy bergegas membuang pikiran-pikiran
Melihat Robert yang berjalan ke dekat panggung, orang-orang tampak kaget dan tak percaya."Orang terhormat seperti Tuan Robert mau ikutan berebut bunga?"Meskipun sulit dipercaya, sebagian besar orang mengeluarkan ponselnya dan bersiap-siap mengabadikan momen langka ini.Di mana Suzy? Ternyata Suzy beranjak ke sebuah sudut, lalu mengeluarkan ponselnya dan bersiap untuk merekam Robert.Robert melangkah dengan gagah dan elegan, Suzy tak bisa membayangkan betapa tampannya Robert pada hari pernikahan.Robert tiba di depan panggung, dia berdiri di tengah anak-anak muda yang juga ingin berebut bunga.Dibandingkan orang-orang di sekeliling, Robert memiliki kharisma yang mencolok dan mengintimidasi. Semua kamera sudah siap, dalam hitungan menit Robert akan menjadi bahan pembicaraan di Kota Hanggola."Pewaris Perusahaan Keluarga Calvin Ikut Berebut Bunga di Pernikahan Keluarga Zhang."Tak seperti yang dibayangkan semua orang, ternyata Robert tidak berniat ikut berebut bunga. Dia menerobos keru
Pesta pernikahan Anna dan Ivan berlangsung hingga malam.Sebagian besar tamu sudah bubar, hanya tersisa anggota Keluarga Zhang dan beberapa sahabat dekat.Suzy ikut mengantar Anna dan Ivan ke kamar pengantin baru. Dia menatap kedua mempelai yang duduk di tepi kasur dan berpesan, "Anna, Ivan, nikmati malam pernikahan kalian. Aku pulang dulu."Suzy menutup pintu kamar, lalu pergi meninggalkan sepasang pengantin baru yang sedang memadu kasih.Hari ini adalah hari yang membahagiakan. Robert dan Suzy berpamitan, lalu pulang ke rumah.Tadi Welly terlalu bersemangat, dia kelelahan dan ketiduran begitu pesta selesai. Jadi, Simon dan Lucy membawa Welly pulang duluan."Pulang," Robert memerintahkan sopirnya.Di sepanjang perjalan pulang, Suzy terus menatap bunga yang ada di tangannya. Aroma bunga yang segar memenuhi udara di dalam mobil.Suzy menarik napas panjang, lalu berkata, "Mereka akan bahagia ... selamanya.""Kita juga," Robert menimpali.Suzy menoleh ke samping, dia menatap Robert dengan
Rencana Pak Bande memang terdengar masuk akal. Salah satu kesulitan terbesar perusahaan adalah memasarkan dan memperluas skala pasar.Akan ada banyak orang-orang penting dan petinggi-petinggi perusahaan yang menghadiri pernikahan Suzy dan Robert. Dengan memanfaatkan momentum pernikahan, peluncuran produk terbaru pasti akan menarik minat pasar.Namun tidak, Suzy tidak mau menggunakan cara seperti itu.Pernikahan adalah sebuah momentum yang sakral, Suzy tidak ingin pernikahannya menjadi ajang pemasaran bisnisnya. Ditambah mereka tulus mengundang para tamu untuk memeriahkan pesta pernikahan, bukan untuk membantu bisnis perusahaannya Suzy.Jika Suzy mencampur aduk urusan pribadi dan bisnis, berarti dia tidak menghargai para tamu undangannya. Lagi pula Suzy belum cukup percaya diri dengan produk baru yang akan diluncurkan ini.Setelah urusan pernikahan selesai, Suzy berencana melakukan tahap uji lebih lanjut sebelum produk terbaru diluncurkan. Tanpa memanfaatkan momentum pernikahan pun, Suz
Sembilan belas Maret adalah hari pernikahan Robert dan Suzy.Cuaca hari sangat cerah. Angin sepoi-sepoi bertiup, bunga-bunga indah tampak bermekaran.Suzy duduk di depan kaca sambil menunggu penata rias yang mendandaninya.Suzy tidak merasa bosan, sesekali dia melihat burung-burung kecil beterbangan dan hinggap di dahan. Lorraine sudah selesai berganti baju, lalu masuk ke kamar Suzy untuk menemaninya."Burung pipit bahkan ikut bersenandung, ini adalah pertanda baik. Ibu merasa sangat bahagia ...." Lorraine mengusap pundak Suzy."Iya, biasanya jarang ada burung yang bersenandung seperti itu. Burung-burung pun mau ikut memeriahkan pernikahan putriku, haha." Daniel berjalan masuk sambil menimpali ucapan Lorraine.Keadaan Daniel sudah pulih, dia terlihat sangat segar dan bersemangat.Lorraine menatap wajah Suzy yang berada di kaca, lalu tersenyum lembut dan berkata, "Putriku cantik banget ....""Ibu juga cantik, kok. Iya kan Ayah?" tanya Suzy.Daniel sontak menoleh ke arah Lorraine yang me
Sebagian besar tamu undangan adalah teman dan kerabat Keluarga Xin. Keluarga Calvin tidak mengundang terlalu banyak orang, mereka hanya mengundang mitra bisnis yang benar-benar memiliki hubungan baik. Ditambah, Keluarga Calvin juga belum memiliki terlalu banyak kenalan di ibu kota.Tamu undangan tidak hanya berasal dari ibu kota dan Kota Hanggola, Robert juga menjemput beberapa tamu dari negara maupun kota lain.Bagaimanapun perusahaan Robert adalah bisnis berskala internasional, mitra-mitra bisnisnya tersebar di seluruh penjuru dunia.Hari ini lalu lintas di Kota Hanggola sangat padat, jalanan tol bahkan sampai macet.Di tengah lalu lintas yang macet, beberapa orang tengah asyik mengobrol di dalam mobil."Vivi, kok hari ini ramai banget? Jarang-jarang jalanan semacet ini. Ada acara besar, ya?""Memang lagi ada acara besar. Hari ini Suzy dan Robert menikah, mereka mengadakan pernikahan akbar, meriah dan mewah banget.""Oh? Suzy ... dokter yang terkenal itu? Ramai banget yang menghadiri
Di Perusahaan Suzvy Beauty."Bu Monica, penjualan kita meledak, produk kita sudah terjual 5 juta. Ini baru sementara, para pembeli terlihat sangat antusias. Untung saja kita sudah meningkatkan kinerja server. Kalau tidak, server pasti akan mengalami gangguan."Monica mengangguk. "Em, jangan sampai lengah! Penjualan hari ini akan menentukan kesuksesan di depan. Ayo, semangat!""Siap, Bu! Tenang saja, serahkan pada kami."Setelah pegawainya pergi, Monica menghampiri seorang artis yang duduk di sofa."Aku tidak bisa ikut, kamu pergi sendiri saja," kata Monica."Hah?" Siska terkejut. "Kamu tidak pergi? Bukannya Suzy juga mengundang kamu?""Iya, tapi aku harus mengawasi penjualan hari ini."Siska mengangkat kedua alisnya, nada bicaranya terdengar mengolok-olok. "Kalau Suzy tahu kamu sesibuk ini, kayaknya dia harus memberikanmu 2 orang asisten."Monica hanya tersenyum sambil melanjutkan pekerjaannya."Sudah, aku pergi duluan. Tapi kamu harus pergi, ya! Aku menunggumu di sana." Siska bangkit
Di Kediaman Keluarga Calvin.Sembilan belas mobil Rolls-Royce sudah siap berangkat.Mobil utama dihiasi bunga, sedangkan 18 mobil lainnya ditempel stiker berwarna merah yang menandakan hari bahagia.Nenek Jenny, Simon, Lucy, dan yang lainnya sudah menunggu di halaman."Mana Robert? Kok belum keluar?" tanya Simon."Tenang saja, Robert tidak mungkin terlambat," jawab Lucy sambil tersenyum.Selang beberapa detik, Robert keluar dari rumah dan berjalan ke arah mobil. Dia terlihat sangat tampan, busana yang dikenakan membuatnya terlihat gagah dan bersinar.Tak hanya wanita, para pria pun terpesona melihat penampilan Robert."Akhirnya turun juga." Nenek Jenny lega melihat kemunculan cuucnya.Lucy dan Simon tersenyum puas saat melihat Robert.Vermont, Leon, dan yang lainnya tampak mendampingi Robert. Wajahnya terlihat berseri-seri.Sopir sudah membukakan pintu mobil untuk Robert. Ketika hendak beranjak masuk, Joan datang sambil membawa sebuket bunga berwarna merah. "Kak, bunganya jangan lupa."