Selain Daniel dan ketiga putranya, beberapa puluh orang juga ikut mengejar Thomas. Beberapa puluh orang itu adalah tentara yang bekerja di bawah pimpinan Daniel.Setelah mengetahui kondisi Keluarga Xin, mereka langsung membentuk grup, lalu menemui Vermont dan bergabung dalam operasi penyelamatan.Mereka adalah bawahan Daniel yang paling setia!Meskipun Thomas berhasil menguasai kerajaan dan beberapa pemerintahan di ibu kota, tidak berarti dia bisa menyuap semua orang. Tentara sesungguhnya pasti memiliki integritas!Sampai saat ini, masih ada sebagian orang yang tidak mengetahui pengkhianatan yang dilakukan Thomas. Mereka baru mengetahuinya setelah pemberitaan dan rekaman tersebar di internet.Seandainya tahu lebih awal, mereka akan maju untuk membantu Keluarga Xin!Setelah kondisi ruang persidangan berhasil dikendalikan, Simon mengusulkan untuk membuka kembali siaran langsung. Kemudian, biarkan Nolan yang maju untuk menceritakan semua perbuatan Thomas dan mempublikasikan kejahatannya.
Vermont tidak bisa menebak isi pikiran James, dia juga tidak waktu untuk memikirkannya.Vermont lanjut membereskan kekacauan di sini. Hatinya terasa sakit saat melihat saudara-saudara seperjuangan yang gugur di dalam pertempuran.Tak hanya Vermont, Simon dan Hannes juga merasakan hal yang sama.Walaupun berhasil menyelamatkan semua orang yang ada di ruang persidangan, sebagian pasukannya terluka parah.Operasi penyelamatan ini bisa berhasil karena saudara-saudara seperjuangan yang rela mempertaruhkan nyawanya tanpa gentar.Aroma amis darah memenuhi seluruh ruangan. Di tengah suasana haru dan sedih, sekelompok pengawal kerajaan berlari masuk.Awalnya, orang-orang mengira kalau Thomas kembali mengirimkan pasukan. Setelah berkomunikasi, ternyata mereka adalah para pengawalnya Charles.Dengan bantuan pengawal kerajaan, ruang persidangan pun dibereskan lebih cepat.Nolan sudah selesai menceritakan semuanya, dia tidak peduli bagaimana publik akan beropini. Yang penting, dia sudah melaksanaka
Nolan, Vermont, Simon, dan para pasukannya pergi untuk menyelamatkan Charles, sedangkan Ronny tinggal untuk menjaga yang lainnya.Ronny segera memerintahkan bawahannya untuk menangkap Royi.Sebagai penanggung jawab Rutan Keamanan Nasional, Royi tidak pernah menyangka bahwa dia akan dikurung di sana.Royi dikurung di samping sel Keluarga Yuan. Begitu melihat Royi yang ditangkap, semua anggota Keluarga Yuan tercengang.Ketika melihat Ronny yang berdiri tidak jauh dari sana, Eric menjulurkan lehernya sambil berteriak, "Pak Ronny, Keluarga Xin yang melakukan pengkhianatan, bukan kami! Kami tidak bersalah."Begitu mendengar ucapan Eric, Ronny memelototinya dengan tatapan jijik. Awalnya Ronny ingin memberi tahu bahwa Keluarga Xin sudah dibebaskan, tetapi akhirnya dia mengurungkan niat tersebut. Biarkan saja Keluarga Yuan tetap ketakutan seperti itu.Ronny menarik kembali tatapannya dan beranjak pergi.Tak berapa lama, seorang petugas rutan datang dan melaporkan, "Pak Ronny, tahanan yang bers
Sesaat mendengar perintah Willis, Sunny langsung memucat, seluruh tubuhnya gemetaran. "Wi ... Willis, ini anakmu.""Memangnya kenapa? Mereka semua anakku," kata Willis sambil menunjuk kedua bawahannya.Kalau diperhatikan dengan cermat, kedua pengawal itu memang memiliki bentuk wajah dan mata yang mirip dengan Willis.Willis memelototi Sunny sambil menyeringai. "Wanita jalang, beraninya menggunakan wajah orang lain untuk menipuku! Aku tidak sudi mengakui anak yang dikandungmu!" "Emilo, Lieno, bukannya kalian selalu protes gara-gara kebanyakan saudara? Cepat, urus!" kata Willis.Emilo dan Lieno adalah saudara tiri, ibu mereka hanyalah salah satu dari sekian banyaknya selingkuhan Willis.Oleh sebab itu, Emilo dan Lieno tidak suka melihat Sunny yang mendapatkan kasih sayang Willis. Apalagi begitu Sunny mengandung anaknya Willis, bagi Emilo dan Lieno, anak yang dikandung Sunny adalah ancaman.Willis memiliki terlalu banyak anak. Anak-anak Willis tumbuh dan besar di lingkungan yang keras, m
Emilo dan Lieno saling bertatapan, mereka terlihat kecewa. Meskipun menyayangkan, mereka tetap mematuhi perintah Willis.Emilo dan Lieno berdiri, lalu mendekati Barbie dan memberikan pedangnya yang berlumuran darah.Perut Barbie terasa bergejolak saat melihat tetesan darah yang mengalir. Walaupun mual dan ingin muntah, Barbie berusaha menahannya. Barbie menatap Willis. Di satu sisi, Barbie ketakutan, tetapi di sisi lain, hati nuraninya tidak bisa menoleransi tindakan Willis."Tuan Willis." Barbie menarik napas panjang, dia berusaha tetap terdengar sopan dan tenang.Barbie sudah menyaksikan kekejaman Willis, dia tidak berani asal memprovokasi pria ini.Barbie menyusun kata-kata yang tepat, lalu berkata, "Sunny membohongi Anda, aku tidak punya hak untuk mencampuri apa pun yang ingin Anda lakuakn kepaanya. Anggap saja ini sebagai permohonanku. Bagaimanapun, Anda dan ayahku bekerja sama, kita berada di pihak yang sama. Setidaknya, tolong hargai sedikit ayahku.""Hahaha." Willis tertawa te
"Bugh!" Semburan air memercik. Sunny telah menghilang dari dunia ini.Willis menatap Barbie sambil tersenyum sinis. Willis bertepuk tangan tanpa memedulikan perasaan Barbie, lalu membawa kedua anaknya pergi.Barbie duduk mematung, dia menatap genangan darah Sunny yang ada di sampingnya. Seketika, Barbie merasa bahwa seluruh dunia berwarna merah.Suara jeritan Sunny terasa masih bergema di telinga Barbie ....Tiba-tiba, Barbie teringat dengan ucapan Sunny sesaat sebelum Willis datang."Mereka pikir aku hanya menyukai kekayaan Willis, padahal aku benar-benar mencintainya. Ayahku sudah lama meninggal, ibuku menikah lagi dengan ayah tiriku, mereka mempunyai 3 orang anak. Semua orang di rumah hanya bisa menindasku, aku tidak pernah merasa bahagia.""Ayah tiriku kalah judi, dia menjualku kepada seseorang. Aku berhasil kabur, tapi malah ditangkap sindikat perdagangan manusia. Aku pikir hidupku sudah berakhir, sampai ... aku bertemu dengan Willis. Willis memberikanku kehidupan yang berbeda, te
Samantha menyadari Shaleta yang marah.Shaleta menoleh ke samping dan memelototi Samantha. Tatapan Shaleta sudah tidak setenang sebelumnya, matanya yang biru tampak berkedut.Tiba-tiba, Samantha merasa agak konyol. Dia tersenyum sambil menatap dokumen perjanjian yang dipegang oleh Shaleta.Samantha terpaksa menandatanganinya karena dipaksa keadaan. Sejujurnya, isi perjanjian itu cukup meresahkan Samantha."Aku tahu isi otakmu!" kata Shaleta sambil memelototi Samantha.Melihat senyuman Samantha, Shaleta langsung menaruh dokumennya ke belakang punggung dan memperingatinya. Suara Shaleta terdengar dingin, "Semua orang di sini adalah pengawalku. Sebaiknya kamu jangan macam-macam."Samantha mengerutkan alisnya, lalu bertanya, "Lalu kenapa? Rencana kalian sudah gagal."Shaleta sangat kesal mengingat rencananya yang gagal. Dia tidak mau menerima kenyataan ini!Setelah marah, Shaleta berusaha menenangkan dirinya dan melirik ke luar jendela. Shaleta tersenyum dan berkata, "Bagaimana kalau aku m
Meskipun para pengawal Shaleta meletakkan senjata, Samanta tetap berwaspada. Samantha mengendurkan sedikit ikat pinggangnya, lalu berusaha untuk menyeret Shaleta.Shaleta terlalu berat, Samantha harus mengerahkan seluruh tenaganya untuk menarik Shaleta.Kemudian, Samantha merebut dokumen kerja sama yang dipegang oleh Shaleta dan merobeknya menjadi beberapa bagian. Akhirnya, Samantha merasa sedikit lebih lega.Sebelum meninggalkan pesawat, Samantha tidak boleh lengah. Samantha menatap Shaleta dan mengancamnya, "Suruh mereka minggir! Berikan aku jalan!""Kalian, minggir!" Shaleta mengabulkannya, tetapi di saat Samantha tidak memperhatikan, Shaleta memberikan isyarat kepada pengawalnya.Sesaat tiba di depan pintu pesawat, Shaleta bangun dan menabrak Samantha hingga terpelanting.Tubuh Shaleta yang besar menubruk tubuh Samantha yang ramping. Samantha merintih kesakitan setelah tubuhnya menghantam dek pesawat.Para pengawal langsung memanfaatkan kesempatan ini untuk menangkap Samantha seka