Suzy sudah mulai cuek dengan dia dan memindai ke Keluarga Calvin. Matanya tertuju ke Rob Calvin dan berkata, “Tuan muda Calvin, kita sudah menandatangani surat cerai ini di kantor polisi, dan kita sudah obrolin dengan jelas. Mulai dari sekarang, aku sudah tidak punya hubungan apapun dengan Keluarga Calvin, jadi yang aku butuhkan bukanlah sebuah permintaan maaf, melainkan tidak diganggu.”Rob Calvin menggerakkan bibirnya, namun tidak bisa berkata apa-apa.Suzy juga tidak tertarik untuk mendengarkan apa yang ingin dia katakan, hari ini dia sudah cukup lelah.Dengan cukup lelah dia berkata, “Aku hanya ingin menemani nenek sebentar, mohon pulanglah.”Joan Calvin menggertakkan gigi dan berbalik dengan marah.Jenny dan lainnya memandang Suzy dengan penuh ragu-ragu.Simon Calvin berpikir, kemudian berkata, “Suzy, soal nenekmu kami sangat menyesalinya. Tidak benar bagi Keluarga Calvin untuk mengatakan bahwa sama sekali tidak bertanggung jawab atas masalah ini. Jika ada yang bisa kami bantu ...
Tidak tahu apakah pembicaraan mereka telah didengar olehnya.Cindy memutar bola matanya, berkata, “Suzy, kamu sudah bekerja keras selama 2 hari ini. Untuk mengantar ibu saya kembali ke kampung, kamu tidak usah ikut saja, perjalanannya tidak nyaman, kamu juga malas untuk membuangnya, kamu istirahat saja sehari.”“Saya ingin mengantar nenek pulang,” ucap tegas Suzy dengan ekspresinya yang dingin.Wajah Cindy tenggelam, kemudian mengedip matanya ke Jacob.Jacob berbatuk, kemudian berkata, “Besok masih ada dua saudara kita yang akan ikut. Mobil ini… sepertinya tidak akan muat.”“Tidak apa-apa, saya pulang dengan naik bus saja.”Jacob dan istrinya sadar, mereka tidak bisa berbuat apa-apa buat Suzy.Wajah keduanya menjadi gelap.Cindy dengan acuh tidak acuh berkata, “Oh, terserah kamu deh.”“Oke”Setelah Suzy menjawab dengan samar, dia berhenti berbicara, melihat bawah ke guci di tangannya, pikirannya melayang pergi.. . . .Sebelumnya Karen Wang sudah ada janji dengan Rob Calvin, hari ini
Mengenai Suzy, seperti Joan Calvin bilang, pada akhirnya menjadi seperti seekor tikus got jalanan.Namun di jaringan internet hanya mengetahui Suzy adalah Nona Muda Calvin yang palsu, masih belum mengetahui bahwa dia adalah Nona Muda Calvin yang sebenarnya.Mungkin dia akan membocorkan sedikit, membiarkan orang-orang mengenalnya.Karen Wang berpikir, kemudian menemukan sebuah nomor di kontak ponsel, kemudian dia menelepon nomor tersebut.“Halo, saya sini ada bahan yang menarik untuk kalian.”. . . .Di dalam kamar hotel.Di kamar standar ganda, Suzy tertidur di kasur dengan guci abu neneknya yang terletak di meja samping sebelah kasurnya.Karena Jacob dan istrinya tidak berani membawa pulang guci abu tersebut ke rumah, dengan berkata akan membawa sial ke rumah, makanya diserahkan padanya untuk membawanya.Suzy pun tidak takut, itu adalah nenek tercintanya.Dia duduk di sebelah jendela, sambil melihat dan menghapus kontak telepon yang tidak dikenalnya.Dalam dua hari yang singkat ini,
Begitu Suzy berkemas, Jacob meneleponnya.“Suzy, mobil kami sudah berangkat duluan ya, kamu bawa nenekmu lebih cepat ya, jangan menunda-nunda.”“Baik.”Dia hendak naik taksi ke stasiun untuk menemui Anna Wen, tiba-tiba sebuah mobil Big Ben berhenti di depannya.Ketika jendela mobil diturunkan, Anna Wen melambai padanya: “Kak Suzy.”Suzy masuk ke mobil dan menatap pengemudi di kursi pengemudi, “Ivan Zhang, kok kamu…”“Anna Wen bilang kalau kampung kalian itu Desa Tongyuan, itu lumayan terpencil, kalau bawa mobil akan memakan waktu 5-6 jam, naik bus akan memakan waktu seharian, hari ini biarkan tuan muda ini menjadi supir kalian!”Ivan Zhang menoleh ke Suzy, dan senyum-senyum kepadanya. Ketika dia melihat guci abu di tangannya, dia menahan senyumnya sedikit, menunjukkan sedikit rasa hormat.Suzy segan, berkata, “Kalau gitu setelah kita menempuh setengah jalan aku menggantikanmu membawanya ya, kalau tidak kamu akan kelelahan.”“Kak Suzy jaga Nenek Qin aja, biarkan aku yang menggantikan Ka
Jacob melebarkan mata dan menatap Suzy.“Kamu, kamu kok sudah pulang?”Dia sengaja untuk tidak bersama Suzy satu mobil, memperhitungkan estimasi lama perjalanannya dengan menggunakan bus hingga sampai di sini seharusnya siang.Saat ini, dia sudah bernegosiasi dengan pembeli yang ingin membeli rumah terakhir kali, dan dia ingin melihat rumah itu secara langsung.Jadi idenya adalah ketika Suzy sampai, rumah ini sudah terjual, dan sudah tidak ada hubungannya dengan Suzy.Pada saat ini, Jacob benar-benar terkejut ketika dia melihat Suzy yang tidak mungkin ada di sini dalam waktu cepat, tetapi sudah ada di sini.Tapi, melihat bos besar yang berdiri di sebelahnya, Jacob menggertakkan giginya dan berhasil menenangkan diri sendiri."Mengubur ibuku tidak akan menunda penjualan rumahku. Lagi pula, abunya juga tidak dimakamkan di rumah." Dia mendengus pelan, “Suzy, aku dapat melihat usahamu yang telah merawat ibuku, makanya aku membiarkanmu ikut pulang untuk memakamkannya. Tapi kamu hanyalah oran
Keduanya mengedipkan mata satu sama lain, dan ekspresi mereka tiba-tiba berubah.“Suzy, kamu mengatakan bahwa itu adalah surat wasiat yang ditulis oleh nenekmu. Coba sini saya lihat, jangan-jangan kamu bohong ya?” Cindy memprovokasi.Suzy melihat ekspresi wajahnya yang buruk dengan ekspresi penuh perhitungan di wajahnya.Dia sudah sangat mengenal Cindy“Kenapa? Kalian kepikiran untuk merobek surat wasiat ini, kan?" Suzy segera menjadi waspada di dalam hatinya.Jacob menunjukkan sedikit kekejaman,"Itu benar, tanpa surat wasiat dari nenek, rumah ini milikku."Dengan mengatakan itu, dia bergegas menuju Suzy.Cindy juga melangkah maju untuk membantu, dan berteriak: "Nak, bantu ambil surat wasiat dari tangannya!"Pasangan itu dengan cepat bergegas ke Suzy, siap untuk memulai perebutan.“Coba saja kalian memegangnya!”Terdengar suara peringatan dari arah pintu, dan suara Andy meminta bantuan, "Ayah, ibu ..."Jacob dan Cindy menoleh pada saat yang sama, dan melihat seorang pria muda jangkung
Suzy tidak terburu-buru untuk membukanya, tetapi mengambil kotak itu dan masuk ke mobil.Mobil melaju keluar dari ujung desa dan melewati rumah Anna Wen. Anna ingin masuk untuk mengambil barang-barangnya, dan Ivan Zhang menghentikan mobilnya.Anna mengambil tas kecil, dan orang tuanya berdiri di gerbang halaman mengawasinya masuk ke mobil, dengan mata mereka yang terlihat sedang memikir sesuatu.Tetangga di dekatnya berkata dengan iri: "Anna anak mu punya pacar yang kaya!"Pasangan itu menanggapi dengan senyuman, lalu berbalik dan kembali ke rumah.Dengan pintu tertutup, telinga Anna sedikit merah.Menghadap Ivan dengan berkata, “Tetangga suka asal nebak, jangan terlalu peduli.”“Tidak apa-apa,” ucap Ivan dengan santai, tidak mempermasalahkannya.Sebaliknya, setelah berkata itu Anna menundukkan kepalanya. Tidak tahu apa yang dipikirkan,telinganya menjadi merah sepanjang jalan.. . . .Di sisi lain, mereka melewati kembali rumah nenek Suzy untuk menuju keluar dari desa, tidak langsung
Sial!Dia mengutuk dalam hati dan meneguk anggur.Leon memandang Robert Calvin yang berbaring di sofa."Apa harus aku lakukan, dulu aku bisa langsung mengantarnya pulang, tetapi sekarang Kakak ipar sudah pergi, Kak Robert mabuk seperti ini, siapa yang akan mengurusnya?"Leon melihat ke sekeliling ruangan, dan bertanya pada pria yang duduk paling jauh: "Frank? Kau yang tertua di sini. Kau mau mengurusnya?"“Bilang aku sudah tua, mau cari mati?” Frank mengutuk.Mengingat anak kucing liar di rumah baru mengeluh tentang usianya kemarin, sekarang dia ingin menghajar Leon.Leon mengalihkan pandangannya ke Sean di sebelahnya, melihat pria itu juga setengah sadar, dia mengurungkan niatnya."Joris, kau sendirian di rumah, bukan?"Joris tersenyum tipis dan mengambil mantelnya, "Maaf, ibuku tidak mengizinkan aku membawa pria pulang."Setelah berbicara, dia berbalik dan pergi.“Brengsek, dasar wanita tidak berperasaan, berpura-pura jadi anak alim di hadapanku!” Leon melihat ke punggungnya yang me
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny