Mengenai Suzy, seperti Joan Calvin bilang, pada akhirnya menjadi seperti seekor tikus got jalanan.Namun di jaringan internet hanya mengetahui Suzy adalah Nona Muda Calvin yang palsu, masih belum mengetahui bahwa dia adalah Nona Muda Calvin yang sebenarnya.Mungkin dia akan membocorkan sedikit, membiarkan orang-orang mengenalnya.Karen Wang berpikir, kemudian menemukan sebuah nomor di kontak ponsel, kemudian dia menelepon nomor tersebut.“Halo, saya sini ada bahan yang menarik untuk kalian.”. . . .Di dalam kamar hotel.Di kamar standar ganda, Suzy tertidur di kasur dengan guci abu neneknya yang terletak di meja samping sebelah kasurnya.Karena Jacob dan istrinya tidak berani membawa pulang guci abu tersebut ke rumah, dengan berkata akan membawa sial ke rumah, makanya diserahkan padanya untuk membawanya.Suzy pun tidak takut, itu adalah nenek tercintanya.Dia duduk di sebelah jendela, sambil melihat dan menghapus kontak telepon yang tidak dikenalnya.Dalam dua hari yang singkat ini,
Begitu Suzy berkemas, Jacob meneleponnya.“Suzy, mobil kami sudah berangkat duluan ya, kamu bawa nenekmu lebih cepat ya, jangan menunda-nunda.”“Baik.”Dia hendak naik taksi ke stasiun untuk menemui Anna Wen, tiba-tiba sebuah mobil Big Ben berhenti di depannya.Ketika jendela mobil diturunkan, Anna Wen melambai padanya: “Kak Suzy.”Suzy masuk ke mobil dan menatap pengemudi di kursi pengemudi, “Ivan Zhang, kok kamu…”“Anna Wen bilang kalau kampung kalian itu Desa Tongyuan, itu lumayan terpencil, kalau bawa mobil akan memakan waktu 5-6 jam, naik bus akan memakan waktu seharian, hari ini biarkan tuan muda ini menjadi supir kalian!”Ivan Zhang menoleh ke Suzy, dan senyum-senyum kepadanya. Ketika dia melihat guci abu di tangannya, dia menahan senyumnya sedikit, menunjukkan sedikit rasa hormat.Suzy segan, berkata, “Kalau gitu setelah kita menempuh setengah jalan aku menggantikanmu membawanya ya, kalau tidak kamu akan kelelahan.”“Kak Suzy jaga Nenek Qin aja, biarkan aku yang menggantikan Ka
Jacob melebarkan mata dan menatap Suzy.“Kamu, kamu kok sudah pulang?”Dia sengaja untuk tidak bersama Suzy satu mobil, memperhitungkan estimasi lama perjalanannya dengan menggunakan bus hingga sampai di sini seharusnya siang.Saat ini, dia sudah bernegosiasi dengan pembeli yang ingin membeli rumah terakhir kali, dan dia ingin melihat rumah itu secara langsung.Jadi idenya adalah ketika Suzy sampai, rumah ini sudah terjual, dan sudah tidak ada hubungannya dengan Suzy.Pada saat ini, Jacob benar-benar terkejut ketika dia melihat Suzy yang tidak mungkin ada di sini dalam waktu cepat, tetapi sudah ada di sini.Tapi, melihat bos besar yang berdiri di sebelahnya, Jacob menggertakkan giginya dan berhasil menenangkan diri sendiri."Mengubur ibuku tidak akan menunda penjualan rumahku. Lagi pula, abunya juga tidak dimakamkan di rumah." Dia mendengus pelan, “Suzy, aku dapat melihat usahamu yang telah merawat ibuku, makanya aku membiarkanmu ikut pulang untuk memakamkannya. Tapi kamu hanyalah oran
Keduanya mengedipkan mata satu sama lain, dan ekspresi mereka tiba-tiba berubah.“Suzy, kamu mengatakan bahwa itu adalah surat wasiat yang ditulis oleh nenekmu. Coba sini saya lihat, jangan-jangan kamu bohong ya?” Cindy memprovokasi.Suzy melihat ekspresi wajahnya yang buruk dengan ekspresi penuh perhitungan di wajahnya.Dia sudah sangat mengenal Cindy“Kenapa? Kalian kepikiran untuk merobek surat wasiat ini, kan?" Suzy segera menjadi waspada di dalam hatinya.Jacob menunjukkan sedikit kekejaman,"Itu benar, tanpa surat wasiat dari nenek, rumah ini milikku."Dengan mengatakan itu, dia bergegas menuju Suzy.Cindy juga melangkah maju untuk membantu, dan berteriak: "Nak, bantu ambil surat wasiat dari tangannya!"Pasangan itu dengan cepat bergegas ke Suzy, siap untuk memulai perebutan.“Coba saja kalian memegangnya!”Terdengar suara peringatan dari arah pintu, dan suara Andy meminta bantuan, "Ayah, ibu ..."Jacob dan Cindy menoleh pada saat yang sama, dan melihat seorang pria muda jangkung
Suzy tidak terburu-buru untuk membukanya, tetapi mengambil kotak itu dan masuk ke mobil.Mobil melaju keluar dari ujung desa dan melewati rumah Anna Wen. Anna ingin masuk untuk mengambil barang-barangnya, dan Ivan Zhang menghentikan mobilnya.Anna mengambil tas kecil, dan orang tuanya berdiri di gerbang halaman mengawasinya masuk ke mobil, dengan mata mereka yang terlihat sedang memikir sesuatu.Tetangga di dekatnya berkata dengan iri: "Anna anak mu punya pacar yang kaya!"Pasangan itu menanggapi dengan senyuman, lalu berbalik dan kembali ke rumah.Dengan pintu tertutup, telinga Anna sedikit merah.Menghadap Ivan dengan berkata, “Tetangga suka asal nebak, jangan terlalu peduli.”“Tidak apa-apa,” ucap Ivan dengan santai, tidak mempermasalahkannya.Sebaliknya, setelah berkata itu Anna menundukkan kepalanya. Tidak tahu apa yang dipikirkan,telinganya menjadi merah sepanjang jalan.. . . .Di sisi lain, mereka melewati kembali rumah nenek Suzy untuk menuju keluar dari desa, tidak langsung
Sial!Dia mengutuk dalam hati dan meneguk anggur.Leon memandang Robert Calvin yang berbaring di sofa."Apa harus aku lakukan, dulu aku bisa langsung mengantarnya pulang, tetapi sekarang Kakak ipar sudah pergi, Kak Robert mabuk seperti ini, siapa yang akan mengurusnya?"Leon melihat ke sekeliling ruangan, dan bertanya pada pria yang duduk paling jauh: "Frank? Kau yang tertua di sini. Kau mau mengurusnya?"“Bilang aku sudah tua, mau cari mati?” Frank mengutuk.Mengingat anak kucing liar di rumah baru mengeluh tentang usianya kemarin, sekarang dia ingin menghajar Leon.Leon mengalihkan pandangannya ke Sean di sebelahnya, melihat pria itu juga setengah sadar, dia mengurungkan niatnya."Joris, kau sendirian di rumah, bukan?"Joris tersenyum tipis dan mengambil mantelnya, "Maaf, ibuku tidak mengizinkan aku membawa pria pulang."Setelah berbicara, dia berbalik dan pergi.“Brengsek, dasar wanita tidak berperasaan, berpura-pura jadi anak alim di hadapanku!” Leon melihat ke punggungnya yang me
Karen Wang menatap wajah Robert Calvin dengan hangat, sudah tidak sabar untuk menyentuhnya.Tiba-tiba, pergelangan tangannya dicengkram.Detik berikutnya, dia menjerit kesakitan dan jatuh di samping tempat tidur.“Putriku, kau baik-baik saja?” Suara Wendy Wang terdengar dari luar pintu.Karen Wang menggertakkan gigi dan bangkit, menggosok pergelangan tangannya, "Tidak apa-apa!""Ok, kalau begitu santai saja, jangan terlalu kasar!"Setelah berbicara, suara langkah kaki di luar pintu menjauh.Karen Wang, yang pantang menyerah, bergegas maju lagi ...Keesokan paginya.Sinar matahari menembus gorden kasa jendela dan menyinari tempat tidur.Robert Calvin terbangun dalam keadaan linglung, dan secara spontan meremas pelipisnya yang terasa sakit.Ketika mengangkat tangannya, dia menyenggol tubuh yang lembut.Aroma parfum yang terlalu menyengat membuat hidungnya merasa tidak nyaman.Dia mengerutkan kening dan perlahan membuka matanya.Pemandangan kamar tidur dengan desain kekanak-kanakan segera
Ivan Zhang biasanya tinggal di asrama, dia juga ikut menginap karena mengantar Suzy dan Anna Wen semalam.Suzy tidur di kamar Anna Wen semalam, Anna Wen bercerita banyak tentang Gurunya."Guru benar-benar sangat baik. Tidak hanya mengajariku desain, tapi juga membuatkan pakaian untukku. Dia juga merawatku dengan sangat baik, mengajakku berbelanja dan melihat pameran. Setelah menjadi muridnya, aku merasa telah membuka sebuah pintu baru dalam hidupku, aku tidak berani berpikir dapat hidup seperti ini sebelumnya.""Tapi aku juga seringkali merasa khawatir, jika suatu hari pintu ini tertutup dan aku harus kembali ke sudut yang gelap."Bagaimanapun, Anna Wen adalah seorang gadis yang rapuh dan sensitif, dan lingkungan hidupnya yang tidak memadai membuatnya tidak percaya diri.Suzy menyentuh kepalanya dan tersenyum: "Tidak, semua yang kau alami sekarang akan membuatmu menjadi lebih baik. Bahkan jika suatu hari, pintunya tertutup, aku percaya pada saat itu, kau pasti bisa membuka jendela baru