"Robert!" James tidak setuju dengan ide Robert. "Kamu mau pergi sendiri? Tunggu sebentar, orang kita akan segera sampai.""Aku bisa menunggu, tapi Suzy tidak!" kata Robert sambil menutup pintu helikopter.Selama beberapa detik, Lance menatap helikopter yang beranjak pergi, lalu tersenyum lega."Tuan Lance, ayo, kita pergi!" kata James.Lance menganggukkan kepala. "Em."Kemudian, Lance, Gollda, James, dan yang lainnya masuk ke helikopter yang satunya. Di dalam penerbangan kembali, James mengeluarkan ponselnya untuk mengatur kondisi persidangan yang akan berlangsung nanti.James membawa para preman yang berusaha untuk membunuh Lance dan Gollda. Setibanya di ibu kota, James akan membereskan preman-preman ini. Mungkin saja mereka bisa dimanfaatkan untuk menjadi saksi di persidangan.Hari masih pagi, tapi beberapa orang tidak tidur semalaman untuk menunggu datangnya hari ini.Di Rutan Keamanan Nasional.Ronny melamun di depan komputernya. Mata Ronny terlihat merah dan kelelahan. Sepertinya,
Thomas mengerutkan alis, jantungnya terasa seperti tenggelam. "Apa? Sudah mengutus begitu banyak orang, tapi mereka masih jatuh ke tangan Robert?"Thomas mengambil cangkir yang ada di atas meja dan melemparkannya. "Apa kerja kalian?"Pengawal langsung berlutut, wajahnya terlihat pucat. "Komandan, Suzy memisahkan diri untuk mengalihkan perhatian kamu. Kalau tidak, Robert tidak mungkin bisa menemukan mereka."Thomas mengangkat alisnya. "Suzy? Bukannya dia ...."Pengawal segera mengangguk dan menjawab, "Benar, kami sudah menangkapnya. Komandan, apa yang harus dilakukan selanjutnya?"Setelah mendengar berita ini, ekspresi Thomas terlihat lebih "bersahabat"."Awasi dia. Sebelum kasus Keluarga Xin selesai, jangan biarkan dia kabur!" jawab Thomas sambil mengepalkan tangan."Baik!""Oh iya, Robert sendiri yang membawa Lance dan Gollda?" tanya Thomas."Bukan, James yang menjemput mereka.""Oh, dia." Thomas memerintahkan, "Siapkan mobil."Pengawal menjawab, "Komandan, hari masih pagi. Kalau ada
Seiring matahari yang menyongsong, sekelompok pengawal mulai berlalu-lalang di depan gerbang kerajaan.Samantha berdiri di jendela sambil bergumam sendiri, "Bukannya Ayah sudah mengirimkan mata-mata? Kenapa masih bisa meleset?"Samantha sudah tidak punya hasrat untuk menikmati cantiknya matahari yang terbit di ufuk timur. Dia membalikkan badan dan memerintahkan pelayan, "Aku mau mandi dan ganti baju. Siapkan semuanya.""Putri, Anda mau pergi sepagi ini?" tanya pelayan."Em," jawab Samantha.Setengah jam kemudian, Samantha sudah siap dan masuk ke dalam mobilnya. Di sisi lain, Nolan bingung setelah mendapatkan informasi mengenai pergerakan Samantha."Mau ke mana dia? Masih pagi begini, persidangan juga belum dimulai. Pasti ada sesuatu, mencurigakan!" kata Nolan sambil melipat kedua tangannya. "Aku harus bangun!"Nolan bangkit dari tempat tidur, lalu mandi dan mengenakan pakaiannya.Di saat bersamaan, sebuah kapal pesiar berlayar mendekati pelabuhan.Seorang pria kekar berdiri di atas kap
Sopir menginjak pedal gas dan melaju mengikuti instruksi Tori."Belok kanan di depan. Setelah 100 meter, ada pertigaan dan belok ke kiri.""Jangan lewat atas, langsung masuk ke terowongan.""Ingat, jangan lewat jembatan, belok melalui terowongan! Tiga belas detik lagi lampu lalu lintas akan berubah jadi merah, kita bisa menghindari mereka!"Setelah mengikuti instruksi Tori, mobil-mobil yang mengikuti tadi pun sudah tidak terlihat.Tepat di saat James dan yang lainnya mau menghela napas lega, mereka mendengar peringatan dari Tori. "Hati-hati, ada mobil yang datang dari depan!"Begitu Tori selesai bicara, James melihat lima mobil yang datang dari arah berlawanan. Sekarang masih pagi dan jalanan belum sepadat biasanya.Kelima mobil itu jelas memiliki niat yang buruk, mereka melaju berjejer untuk menghadang jalan James.Tori segera berkata, "Tunggu sebentar! Aku akan mencari alternatif jalan lain."Begitu Tori selesai bicara, terdengar suara, "Cit ...."Untuk menghindari terjadinya tabrak
Motor yang dikendarai Tori berhenti sempurna dengan diiringi suara gesekan yang memekakan telinga.Belum sempat melepaskan helm, Tori mendengar suara mobil yang datang dari samping. Seorang pria mengeluarkan setengah badannya sambil memegang tongkat besi.Begitu mendengar suara mobil, Tori bergegas menyalakan motornya, lalu berputar dan menendang pria yang memegang tongkat besi.Pria yang memegang tongkat besi menjerit dan terhempas dari dalam mobil."Krak!" Terdengar suara tulang yang patah.Tanpa basa-basi, Tori mengambil tongkat besi itu dan menyerang setiap mobil yang berusaha untuk menghalangi James. Meskipun mengenakan helm dan mengenakan balutan jaket berwarna hitam, gerakan Tori terlihat gesit dan mengagumkan.Tori adalah wanita yang keren!Lance tidak berdiam diri, dia juga turun tangan untuk membantu Tori. Namun, entah kenapa Lance merasa familier dengan cara bertarung Tori. Lance merasa seperti mengenali orang ini.Pikiran-pikiran itu membuat Lance kehilangan fokus. Di saat
Motor yang dikendarai Tori melaju secepat kilat, tidak ada yang bisa menghentikannya.Beberapa mobil yang mengejarnya tidak berdaya, mereka hanya dapat menyaksikan motor yang melaju pergi dan menghilang dalam sekejap mata.Daripada mengejar yang sudah tidak ada, mereka pun mengalihkan perhatiannya kepada Gollda. Gollda adalah target utama mereka.Asalkan membunuh Gollda, setidaknya ada tugas yang bisa dilaksanakan dengan baik."Swoosh!" Puluhan pistol mengarah kepada Gollda yang bersembunyi di sudut."Dug, dug, dug!" Jantung Gollda berdegup sangat kencang. Sekarang, nyawanya berada dalam bahaya.Ketika mengangkat kepala, jiwa Gollda terasa seperti terbang keluar. Seluruh tubuhnya membeku saat melihat pistol-pistol yang diarahkan kepadanya."Awas!" James melompat ke arah Gollda, lalu bergulung dan bersembunyi di belakang mobil."Duar, duar, duar ...." Peluru ditembakkan secara beruntun.Gollda sangat ketakutan, wajahnya sontak memucat. Dia mengangkat tangan dan menutupi telinganya.Jame
Setahu Lance, Gilbert adalah musuh Keluarga Xin. Gilbert pernah melakukan hal yang memalukan.Di mata Lance, Gilbert bukanlah orang baik. Meskipun Gilbert dan Herera sempat menemui Raja untuk membantu Keluarga Xin, Lance merasa niat Gilbert tidaklah tulus.Namun, Suzy memercayai Gilbert. Sebelum pergi, Suzy sempat mengatakan bahwa dia hanya memercayai Gilbert dan Robert.Waktu itu keadaan sedang mendesak, Suzy tidak punya banyak waktu untuk menjelaskan maksud ucapannya.Tori memapah Lance masuk ke Rumah Sakit Nasional. Sesampainya di halaman, Tori melihat Gilbert dan beberapa dokter yang sedang bermain kartu."Pak Gilbert, perutnya tertembak, tolong obati dia!" kata Tori.Ketika melihat kartu-kartu yang berserakan di atas meja, wajah Lance berubah menjadi masam. Hari ini adalah persidangan kasus Keluarga Xin, tapi mereka masih bisa bermain kartu?Katanya Gilbert membantu Keluarga Xin, tapi tampaknya semua hanya omong kosong.Lance berpikir, jangan-jangan Suzy sudah ditipu tua bangka in
Setelah Tori pergi, Gilbert menepuk pundak Lance dan berdiri. "Persidangan belum dimulai. Beristirahatlah sebentar."Nada bicara Gilbert terdengar perhatian dan lembut. Ketika mengobati Lance pun, Gilbert sengaja mengurasi dosis anestesi agar Lance tetap tersadar.Dengan dosis anestesi yang dikurangi, seharusnya Lance merasa kesakitan. Namun, selama diobati, dia sama sekali tidak bergeming dan menahannya begitu saja.Tidak heran, dia adalah kandung Daniel. Anak-anak Daniel memang memiliki daya tahan yang melampaui manusia pada umumnya.Sejujurnya, Gilbert sangat mengagumi Lance.Melihat Gilbert yang beranjak pergi, tiba-tiba Lance duduk dan berkata, "Aku tidak perlu istirahat."Gilbert berbalik, lalu memapah tubuh Lance untuk berbaring. Kondisi Lance masih lemah, dia perlu beristirahat. Jangan sampai jahitan di perutnya terbuka.Lance menatap Gilbert dengan serius. "Pak Gilbert, aku ingin tanya, apakah Anda tulus membantu Keluarga Xin?"Gilbert mengernyit, lalu berdeham dan bertanya ba
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny