TIba-tiba, Robert memberikan sebuah ide dan langsung memerintahkan sopir, "Ke Plaza Ambara."Plaza Ambara adalah pusat perbelanjaan ternama di ibu kota.Suzy menoleh ke arah Robert, lalu menjawab, "Aku sedang tidak ingin jalan-jalan.""Bukan jalan-jalan, aku mau memintamu untuk menemaniku. Malam ini ada sebuah pesta yang harus aku hadiri. Kamu harus berdandan dan beli baju, 'kan?" Robert tahu suasana hati Suzy, dia tidak mungkin mengajaknya jalan-jalan."Oh," Suzy menjawab sambil mengedipkan mata. Karena Robert sudah meminta, Suzy tidak dapat menolaknya.....Setelah selesai, Nolan dan Samantha kembali ke kerajaan untuk melaporkan hasil persidangan.Walaupun Charles sudah mengetahui bagaimana jalannya persidangan, mendengarkan laporan kedua anaknya juga merupakan cara untuk meninjau kemampuan mereka.Sebagai orang yang memimpin persidangan, Nolan menjadi orang pertama yang melaporkan.Nolan tidak sungkan-sungkan mengungkapkan kekesalannya terhadap Ronny dan Royi. Dia juga membahas tind
Charles mengerutkan alisnya.Charles sudah sempat memerintahkan Billy untuk mengunjungi Robert, tapi Robert menolak untuk menjawabnya.Charles yakin, Robert tidak mungkin memberikan obatnya. Jadi, dia pun tidak pergi menemuinya lagi.Wanita ini mengetahui apa yang dipikirkan Charles. "Raja, demi kesehatan Anda, aku harap Anda bisa mengesampingkan dendam pribadi. Bukankah kesehatan lebih utama?"Charles langsung terdiam dan mulai berpikir....."Nolan!" Samantha memanggil adiknya."Ada apa?" Nolan menjawab dengan ketus, tatapannya terlihat penuh kewaspadaan.Samantha seolah tidak memedulikan sikap Nolan yang memusuhinya. Samantha tersenyum, lalu menjawab, "Sebentar lagi aku mau pergi ke Rutan Keamanan Nasional untuk memeriksa berkas Keluarga Xin. Mau ikut?"Nolan teringat dengan ucapan Charles tadi. Akhirnya, dia memutar matanya sambil menjawab menggunakan nada yang sinis, "Kamu kan hebat, pergi saja sendiri. Aku masih sibuk, tidak bisa menemanimu."Setelah bicara, Nolan membalikkan bad
Walaupun Shaleta tidak memiliki paras yang cantik, suaranya terdengar cukup merdu.Nolan sedang menahan amarah karena tidak memiliki tempat pelampiasan. Ditambah, temperamennya juga kurang bagus."Tidak ada!" Nolan menjawab dengan dingin, lalu melemparkan berkas-berkasnya ke lantai.Begitu mendengar suara lemparan yang keras, Shaleta membuka pintu kamar Nolan dan masuk tanpa seizinnya. "Nolan, kamu tidak apa-apa?"Shaleta masuk sambil memegang sebuah piring yang ditutup dengan wadah berwarna emas.Nolan menatapnya dengan sinis, lalu bertanya, "Siapa yang mengizinkan kamu masuk?"Walaupun sedang marah, Nolan tidak melupakan identitas Shaleta. Nolan tidak berani berteriak, takutnya terdengar oleh pengawal.Seiring interaksi yang terjalin selama beberapa hari ini, Nolan dan Shaleta makin mengenal satu sama lain. Nolan memang tidak mencintai Shaleta, dia juga tidak ingin menikahi putri ini. Namun, bisa dibilang Shaleta adalah salah satu teman Nolan."Kamu bawa apa?" Nolan melihat piring ya
Nolan menelan air ludah dan sontak berteriak, "Shaleta!""Em? Ada apa? Tidak enak?" Shaleta terlihat gugup."Oh, tidak, tidak! Enak, kok! Terima kasih!" Nolan memalingkan wajahnya. "Tapi, kamu makan saja sendiri. Aku masih sibuk, ada banyak kerjaan."Setelah bicara, Nolan bergegas memungut berkas-berkas yang berceceran di lantai dan pura-pura terlihat sibuk.Kekecewaan terpancar jelas di mata Shaleta. Namun, hal itu tidak berlangsung lama, dia mengalihkan perhatiannya ke berkas yang dipegang Nolan dan berkata, "Aku menonton persidangan hari ini.""Kamu juga mengikuti perkembangan kasus ini?" Nolan agak terkejut.Wajah Shaleta yang bulat tampak tersenyum manis. "Tentu saja, Jenderal Xin adalah sosok yang sangat terkenal. Di negaraku, hampir semua orang mengenalnya. Kasus ini cukup menggemparkan dunia, ayahku saja sampai menanyakannya."Tidak disangka, pemimpin Negara Prihanda pun mengikuti perkembangan kasus ini. Negara-negara lain juga pasti membicarakannya ....Dengan adanya perhatian
Sebenarnya, Nolan tidak berharap terlalu banyak. Dia cuma basa-basi saja.Shaleta mengangkat kepalanya, lalu menatap Nolan sambil mengerutkan alis. Kemudian, Shaleta meletakkan berkas yang dipegangnya dan berkata, "Nolan, aku rasa Keluarga Xin sudah difitnah."....Nolan tercengang, dia hanya bisa menatap lurus ke arah Shaleta. Nolan tidak tahu harus menjawab apa.Shaleta menyingkirkan piring kosong yang berada di hadapan Nolan, lalu memperlihatkan dokumen yang dirasa janggal. "Lihat, transaksi ini terjadi pada 2 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 5 Mei."Nolan tidak mengerti. "Terus? Ada yang aneh?""Tentu saja." Shaleta menggelengkan kepala. "Saat itu, para perompak barat laut tidak senang dengan tekanan yang diberikan Pelelangan Baren. Akhirnya, mereka berkumpul untuk menyerang Pelelangan Baren. Setelah kejadian itu, Pelelangan Baren berhenti beroperasi selama beberapa waktu.""Apalagi, Willis sendiri yang memimpin pasukan untuk melawan perompak barat laut. Seingatku, Willis terluka
"Hmm?" Orang itu terlihat familier.Menyadari Suzy yang menoleh ke belakang, Robert pun mengikuti arah tatapan Suzy dan melihat sebuah sosok yang tidak asing. "Dia adalah Canelius, wakil Kamar Dagang Ibu Kita."Suzy ingat, dia sempat mencurigai orang itu. Ketika merasakan aura Canelius, Suzy memiliki firasat kalau orang itu adalah anggota Klan Youlan. Hanya saja, Suzy tidak memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengannya.Kalau dilihat dari jauh, Canelius mirip dengan Albert. Hanya saja, Albert lebih suka mengenakan jubah putih daripada jas. Canelius juga memiliki mata yang lebih besar dan aura seorang pengusaha.Robert berbisik di telinga Suzy. Dari kejauhan, sepertinya Canelius menyadari Suzy dan Robert yang sedang memperhatikannya.Setelah berpikir sejenak, Canelius pun menghampiri Robert dan Suzy. Semakin Canelius mendekat, Suzy merasakan aura yang semakin kuat. Suzy berusaha tetap tenang sambil memegang batu suci yang dikenakannya."Tuan Robert," sapa Canelius.Robert mengangkat
Awalnya, para hadirin mengira layarnya rusak, mereka tetap asyik mengobrol dan tidak memedulikannya.Namun, tiba-tiba tawa mesum Hugo terdengar dari layar besar."Haha, cepat, lepaskan! Berlutut dan puaskan aku! Hahaha ...." Video yang tidak pantas muncul di layar utama.Pria paruh baya yang ada di dalam video itu terlihat lupa diri, berbeda dengan biasanya. Di mata orang lain, pria itu sangat yang berwibawa dan bermartabat. Meskipun orang yang sama, pria yang ada di video dan kehidupan nyata terasa seperti dua orang yang berbeda.Video itu membuat para tamu tercengang.Di dunia bisnis, ada banyak bos-bos besar yang mengeluarkan uang untuk bermain wanita. Video yang diputar ini sama sekali tidak ada apa-apanya.Namun, masalahnya pria yang berada di dalam video itu adalah Hugo, ketua Kamar Dagang Ibu Kota!Ditambah, video itu sengaja diputar di depan umum. Bukankah hal ini sengaja dilakukan untuk mempermalukan Hugo?Semua orang sontak melihat ke arah Hugo. Angela yang awalnya ingin meni
Hugo dan Jose bekerja sama?Fakta ini sangat mengejutkan semua orang.Plak! Tiba-tiba, layar utama menjadi gelap, suara dan gambar menghilang dalam sekejap.Hugo sangat malu dan marah, dia bergegas mencabut kabel layar utama. Dia seperti kehilangan akal sehat, wajahnya memerah seperti balon yang akan meledak!Ketika Hugo melihat ke arah mereka, Suzy refleks menggenggam erat lengan Robert. Robert membalas tatapan Hugo dengan santai, reaksinya terlalu tenang, berbeda dengan para tamu undangan.Tatapan Hugo sontak tertuju kepada Robert. Sejujurnya, Hugo agak terkejut, dia mengangkat tangannya dan menunjuk ke arah Robert. "Ternyata ...."Sebelum Hugo menyelesaikan kalimatnya, polisi mendobrak pintu aula dan menerobos masuk."Hugo, kami mendapatkan laporan bahwa Anda terlibat dalam jual-beli obat terlarang. Tolong ikut kami untuk menjalani pemeriksaan."Melihat para petugas kepolisian yang masuk, para tamu undangan otomatis menepi untuk memberikan jalan. Hugo sangat panik, wajahnya pun memu