Suzy terkejut mendengar pertanyaan Ronny. Dia berpikir sebentar, lalu menunduk dan menjawab dengan suara kecil, "Emm, bukan aku, tapi temanku."Suzy tidak sehebat Tori dan Janet, dia tidak sanggup meretas sistem keamanan.Namun, Suzy tidak menyebutkan nama Tori dan Janet. Mereka sudah bukan anggota Tim Naga Putih.Ronny mengernyit seperti sedang memikirkan sesuatu. "Setahuku, hanya ada dua orang yang bisa meretas sistem keamanan kepolisian. Tapi aku sudah lama tidak mendengar kabar mereka ...."Suzy mengangkat alisnya dan bertanya dengan santai, "Pak Ronny, maksudmu ... sistem keamanan sudah pernah diretas?"Ekspresi Ronny langsung membeku, wajahnya yang tegas pun terlihat tidak nyaman. Namun, Ronny segera mengalihkan topik pembicaraan. "Berdasarkan rekaman, Jose muncul dan menyamar saat Keluarga Xin sedang sibuk memindahkan barang dekorasi yang baru tiba? Berarti, aku harus menemukan supir yang mengantar barang dan pelayan yang hilang. Dengan begitu, Keluarga Xin bisa terbebas dari tu
Mathius bergegas menjelaskan, "Putri Samantha, kebetulan Anda baru pulang. Mungkin Anda belum mengenal Nona Suzy, dia istri Robert, orang yang sempat membuat onar di Rumah Sakit Nasional. Dia memalsukan kematiannya dan baru menunjukkan diri beberapa hari yang lalu."Sesaat mendengar penjelasan Mathius, Samantha pun menoleh ke belakang. Suzy pura-pura tidak mendengar Mathius yang menyapanya. Dia buru-buru masuk ke dalam mobil dan beranjak pergi.Sebuah pikiran langsung melintas di benak Samantha, tatapannya dipenuhi kecurigaan.Melihat Samantha yang tidak bergeming, Mathius langsung memanggilnya, "Putri Samantha? Ayo, kita masuk. Oh iya, aku mohon, tolong bantu putriku. Nasib putriku bergantung kepada Putri.""Tidak masalah." Samantha menarik kembali tatapannya, lalu tersenyum dan beranjak masuk.Ronny tidak menyangka, Mathius benar-benar tidak tahu malu. Sudah diusir pun masih saja datang, kali ini dia bahkan membawa Samantha.Meskipun kesal, Ronny tidak boleh menunjukkannya. Bagaimana
Sunny berbaring di lantai sambil merintih kesakitan. Seiring darah yang mengalir, wajahnya pun terlihat sangat pucat.Entah apa yang terjadi kepada Sunny, tidak ada yang berani sembarangan menyentuhnya. Meggy bersembunyi sejauh mungkin, dia tidak berani menatap Sunny secara langsung.Begitu melihat kedatangan Ronny dan Mathius, mata Meggy langsung berbinar-binar."Pa!" teriak Meggy.Ketika Meggy hendak memeluk Mathius, Ronny mengulurkan tangan dan menghadangnya."Kamu masih berstatus tahanan, jangan sembarangan bertindak." Raut wajah Ronny terlihat dingin dan serius. Kemudian, Ronny menatap Mathius sambil menunjuk ke arah Sunny, "Cepat, periksa kondisinya."Mathius melirik Meggy secara hati-hati. Di bawah pengawasan Ronny, Mathius tidak berani bertindak sembarang, dia mengangguk dan memasuki ruang tahanan.Mathius berjongkok di samping Sunny, lalu memeriksa denyut nadinya.Setelah beberapa saat, Mathius mengerutkan alis dan berkata, "Kondisi janinnya tidak stabil, dia harus dibawa ke r
Namun, semua sudah berada di ujung tanduk. Mathius pun tidak bisa menghindar.Mathius terdiam selama beberapa saat, orang yang berada di ujung telepon sama sekali tidak meresponsnya.Mathius mulai merasa cemas, lalu memanggilnya, "Pak Thomas?"Di dalam bangsal rumah sakit.Ketika hendak menjawab pertanyaan Mathius, Thomas mendengar suara di luar pintunya.Seketika, tatapan Thomas langsung membeku, dia merendahkan suaranya dan berkata, "Kamu tidak perlu ikut campur."Setelah itu, Thomas bergegas menutup panggilannya.Di saat bersamaan, pintu bangsal terbuka dan Aloka berjalan masuk. Sesaat melihat kemunculan Aloka, Thomas menghela napas lega."Komandan, sudah ada kabar dari Rutan Keamanan Nasional," kata Aloka sambil menutup pintu.Thomas mengernyit sambil menjawab, "Bagaimana?""Pangeran Nolan dan Putri Samantha pergi ke Rutan Keamanan Nasional untuk menyelidiki kasus Keluarga Xin. Pangeran Nolan menginterogasi Nona Barbie, tapi ...." Aloka terdiam sebentar.Thomas sudah menebak apa ya
Ronny mengutus dua orang petugas untuk berjaga di depan bangsal Sunny.Di saat Ronny meninggalkan bangsal Sunny, Gilbert datang untuk memeriksa kondisi Sunny.Begitu melihatnya, Ronny teringat akan sikap Gilbert saat menemui Raja untuk mengantarkan petisi. Seketika, wajah Ronny langsung menjadi masam.Tanpa menyapa Gilbert, Ronny langsung menarik Suzy ke pojokan dan mengajak bicara. "Nona Suzy, aku memercayakan Sunny kepadamu, kamu harus menjaganya."Suzy mengangguk sambil menjawab, "Pak Ronny, tenang saja. Aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi kepadanya."Sebenarnya, Ronny ingin membahas sikap Gilbert, tapi setelah dipikir-pikir, akhirnya dia pun mengurungkan niat tersebut. Bagaimanapun, sekarang Suzy adalah murid Gilbert.Ronny berpikir sejenak, lalu berkata, "Pihak kepolisian belum berhasil menginterogasi Sunny. Aku memerlukan bantuanmu, siapa tahu kamu bisa menggali sedikit informasi darinya. Aku ingin tahu, apa hubungan Jose dan Pelelangan Baren, mungkin informasi itu bisa mem
Gilbert mengusir pelayan tanpa sungkan.Sambil menunggu hidangan disajikan, tiba-tiba Suzy teringat akan pembicaraannya dengan Thomas saat berada di rumah sakit. "Guru, kenapa kamu sangat membenci Thomas? Sepertinya rasa bencimu terhadap Pak Thomas jauh lebih besar daripada rasa bencimu kepada Jenderal Xin. Selain tuduhan itu, apakah ada hal lain yang dilakukannya?"Nama Thomas dan Jenderal Xin sangat sensitif, Suzy menyebut nama mereka sambil berbisik.Tanpa pikir panjang, Gilbert berkata dengan marah, "Banyak, terlalu banyak!""Sejak pertama kali bertemu, aku tidak memiliki kesan yang baik terhadapnya. Penampilannya sangat menipu. Meskipun terlihat ramah, otaknya sangat licik."Suzy menarik sudut bibirnya. "Guru, jangan menilai orang dari penampilannya.""Aku tidak menilainya dari penampilan! Memangnya gurumu orang sebodoh itu?!" Gilbert memutar bola matanya, lalu lanjut berkata, "Sewaktu menjabat sebagai pengawal Daniel, Thomas suka menyanjung Pak Herera dan beberapa jenderal yang l
Gilbert sedang asyik menikmati makanannya, dia sama sekali tidak memperhatikan ekspresi Suzy.Pelayan menuntun Robert dan Angela menuju ruangan yang telah disiapkan. Kebetulan, mereka menempati ruangan yang berada di belakang Suzy. Suzy bisa mendengarkan percakapan mereka dengan jelas."Tuan Robert, kamu sangat pintar memilih tempat. Kata temanku, makanan di restoran ini sangat enak." Suara Angela terdengar sangat manja.Robert menjawab dengan datar, "Kamu mau makan apa? Silakan pesan.""Baik. Kamu suka makanan apa?" tanya Angela."Terserah." Setelah mendengar pembicaraan mereka, hati Suzy terasa agak kesal.Jelas-jelas Angela menyukai Robert, memangnya Robert tidak sadar? Meskipun Suzy yakin Robert tidak akan mengkhianatinya, harusnya Robert tetap menjaga jarak dengan Angela.Apakah Robert tidak takut kalau Suzy akan berpikir macam-macam?Saat mendengar suara manja Angela, udang yang enak pun langsung terasa tawar. Ruangan Robert terdengar sangat gembira, sedangkan ruangan Suzy teras
Angela mengamati ekspresi Suzy. Seketika, raut wajah Angela pun berubah jadi masam.Angela pernah mendengar tentang Suzy, wanita yang sangat dicintai Robert. Apalagi, Robert juga sudah memiliki anak dari Suzy.Suzy adalah saingan terberat Angela. Jadi, tentu saja Angela merasa tertekan sesaat mendengar pertanyaan Suzy. Namun, selain menatap Suzy dengan penuh kebencian, Angela tidak bisa berbuat apa-apa.Gilbert yang awalnya tampak marah pun terlihat penasaran, dia ingin lihat bagaimana Robert akan menjawab pertanyaan ini?Robert mengalihkan pandangannya ke arah Suzy. Di dalam kondisi seperti ini, Robert tetap terlihat tenang, dia sama sekali tidak panik."Untuk saat ini ... belum," Robert menjawab tanpa ragu.Suzy mengerutkan alis, sedangkan Gilbert sudah tidak tahan untuk memaki Robert.Angela langsung merasa seperti pemenang. Dia tersenyum bangga dan berbicara sambil menekankan nadanya, "Sudah dengar, 'kan? Kak Robert belum menikah, belum beristri!!"Angela seperti melihat sebuah har