Cole gelisah menatap segepok uang itu. Meskipun hanya berjumlah beberapa juta, bagi Cole ini adalah uang yang sangat banyak.Dengan uang sebanyak ini ... Cole bisa membeli dua buah sepeda. Cole sangat ingin memiliki uangnya.Sekarang, ada dua suara yang sedang berbicara di dalam kepada Cole. Cole memejamkan mata sambil mendengarkan suara yang berbicara di dalam otaknya.Kalau Cole memberi tahu Suzy, Canelius pasti akan murka, tapi kalau tidak memberitahunya ... uang ini ....Di saat bersamaan, Suzy mendekat dan berbisik di telinga Cole, "Aku tidak akan memaksamu bicara. Lagi pula, aku bisa mencari cara lain untuk menyelidikinya. Bedanya, kalau kamu memberitahuku sekarang, kamu bisa mendapatkan uang ini ...."Menggunakan uang untuk membodohi seorang anak kecil adalah tindakan yang memalukan. Namun, harus diakui, cara ini selalu berhasil.Begitu mendengar suara Suzy, Cole langsung membuka matanya dan berkata dengan tegas, "Aku akan mengatakannya!"Cole berpikir, 'Setelah kembali ke Klan
Di bagian selatan ibu kota, gedung-gedung megah menjulang di tengah pusat kota.Perusahaan Medis Calvin adalah salah satunya ....Perusahaan Medis Calvin adalah perusahaan terbesar dan tertinggi di pusat kota. Semua orang terlihat tergesa-gesa memasuki gedung perkantoran. Setelah jam kerja lewat, selain satpam, kondisi di lobi gedung sangatlah sepi.Tak berapa lama, tampak sebuah mobil berwarna putih yang melaju dan berhenti di depan pintu gerbang. Satpam mengerutkan alis, lalu maju dan memeriksa mobil itu.Kemudian, satpam membungkuk dan berbicara dengan sopan, "Maaf, ini bukan tempat parkir. Silakan maju, lalu berbelok ke kanan. Di sana ada tempat parkir."Ketika kaca jendela belakang diturunkan, satpam pun terkejut melihatnya. Sepertinya wajah ini tidak asing? Satpam berusaha untuk mengingat-ingat wajah ini.Tiba-tiba, sebuah sosok melintas di benaknya dan satpam itu segera melihat ke arah ban mobil.Terdapat sebuah lencana emas yang terdapat di tengah ban mobil. I ... itu adalah si
Dalam kondisi tercengang, Billy kembali mendengar ucapan Charles. "Bahkan seorang satpam pun sangat bertanggung jawab. Perusahaan Robert bukanlah perusahaan biasa. Aku tidak buru-buru menemui Robert. Ayo, kita keliling dulu."Setelah bicara, Charles mengangkat tangannya dan asal memencet tombol lantai lift.Di saat bersamaan, telepon ruang sekretaris berdering. Setelah James menjawab panggilan tersebut, raut wajahnya sontak berubah. Dia segera bangkit berdiri dan beranjak ke ruang CEO.Di dalam ruangan yang sangat besar, tampak Robert yang sedang membereskan setumpuk berkas yang dikirimkan oleh Bernard.Setelah perseteruan yang terjadi di pesta Hugo, akhirnya pabrik militer melakukan pemutusan hubungan kontrak. Sampai saat ini, semua berjalan sesuai rencana Robert dan Albert.Robert menandatangani kontrak itu sambil tersenyum kecil. Di saat bersamaan, dia mendengar suara langkah kaki yang terburu-buru. Tak berapa lama, James tiba di depan ruangan, lalu mengetuk pintu dan masuk.James y
Ruang rapatSetelah sekretaris Robert menyuguhkan teh, dia pamit dan meninggalkan ruangan.Kemudian, Robert menggeser teh tersebut, lalu mengeluarkan sebuah map berwarna hitam dan menaruhnya di hadapan Charles.Charles melirik dokumen itu dengan acuh tak acuh. Dokumen itu adalah surat rekomendasi yang belum ditandatangani oleh Robert.Charles terlihat agak kecewa. Dia kembali menatap Robert dan bertanya, "Setelah bergabung dengan Kamar Dagang Ibu Kota, aku pikir kamu akan menerima tawaranku. Tampaknya kamu masih ragu-ragu."Robert menatap Charles dengan tegas dan menjawab tanpa ragu-ragu, "Iya."Sebenarnya, Charles sudah menebak jawaban Robert. Namun sikap Robert yang frontal membuat Charles agak terkejut.Charles merasa Robert sangat mirip dengan dirinya waktu masih mudah. Seketika, Charles pun tercengang, hatinya terasa campur aduk."Apa yang kamu inginkan?" tanya Charles secara langsung.Mereka berdua adalah orang yang cerdas, tidak perlu berbelit-belit.Robert juga menjawab secara
Charles mengerutkan alisnya, lalu menundukkan kepala."Raja, ada apa?" tanya Billy saat melihat reaksi Charles yang aneh.Charles hanya melambaikan tangan. "Tidak apa-apa. Aku mau pulang."Reaksi Charles terlihat aneh, tapi Billy tidak enak menanyakan lebih lanjut. Dia memencet tombol lift sambil mengangguk. "Baik, Raja.""Ting." Pintu lift terbuka dan Charles beranjak keluar. Langkah kaki Nolan sangat cepat, dia terlihat seperti orang yang buru-buru.Billy terkejut saat melihat Charles yang berkeringatan. Dia langsung bertanya, "Raja, Anda ...."Sebelum Billy sempat menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba Charles membungkuk kesakitan. Billy sontak terkejut dan segera memapah Charles."Raja, Anda kenapa?" tanya Billy dengan cemas.Charles menutup mata dan bibirnya tampak bergetar. Dia seperti sedang menahan rasa sakit.Billy sangat ketakutan, dia pun bergegas memerintahkan pengawal, "Cepat, bawa ke rumah sakit!"Setelah bicara, Billy melihat ke sekeliling untuk mencari bantuan, tapi lobi k
Billy memperhatikan pil yang dikeluarkan oleh James, lalu bertanya, "Apa ini?""Obat yang sangat berkhasiat," jawab James dengan singkat.Billy tidak melanjutkan pertanyaannya. Bagaimanapun, kondisi Charles jauh lebih penting dibanding rasa penasarannya. Mereka tidak boleh membuang-buang waktu. Billy mengernyit dan berkata, "Tuan James, tolong selamatkan Raja!"Kemudian, Billy segera menyingkir agar James bisa memeriksa dan memberikan Charles obat.Sebenarnya James tidak mau dekat-dekat dengan Charles, tapi dia tidak punya pilihan karena sudah memutuskan untuk menolong Charles.Dengan bantuan Billy, James membuka mulut Charles dan memasukkan pil itu ke dalam mulutnya. Setelah itu, Billy mengambil sebotol air dan memberikannya kepada Charles."Uhuk, uhuk!" Charles terpaksa menelan pil itu.Sambil menunggu ambulans, Billy memerintahkan pengawal untuk memapah Charles ke atas sofa.James baru saja memberikan obat kepada Charles, dia tidak bisa langsung meninggalkannya begitu saja. James da
Rumah Sakit Nasional.Setelah menyerahkan pil obat kepada Hannes, Suzy menghubungi Wolter melalui panggilan video untuk mengetahui kondisinya sekarang.Wolter tampak duduk di kursi roda, raut wajahnya tidak banyak berubah, tapi dia sudah tidak frustasi seperti sebelumnya.Suzy memberikan beberapa saran, lalu berkata, "Kebetulan Paman mau pergi ke Kota Hanggola. Jadi, aku sekalian menitipkan pil obat kepadanya."Begitu mendengar Suzy yang meracik pil obat untuknya, mata Wolter langsung memerah dan berkata, "Kamu sudah kehabisan banyak darah demi meracik pil obat untukku. Ke ... kenapa kamu meraciknya lagi? Nyonya ...."Suara Wolter terdengar gemetaran. Bagi Wolter, selain Suzy, tidak ada wanita yang berhak menyandang status sebagai istri Robert.Suzy tersenyum acuh tak acuh. "Kamu adalah sahabatku dan Robert, tidak perlu sesungkan ini. Wolter, kamu harus segera sembuh. Kami semua membutuhkanmu!""Baik," Wolter menjawab sambil menahan tangis.Saat tengah mengobrol, tiba-tiba Suzy melihat
Setibanya di lokasi, Cole buru-buru meletakkan sepeda itu di depan pagar, lalu bergegas masuk ke dalam mobil dan mendesaknya pergi.Cole takut tindakannya akan memicu kecurigaan pemilik maupun tetangga di sekitar.Suzy menginjak pedal gas sambil tersenyum. "Kamu datang untuk mengembalikan sepeda, bukan mencuri. Untuk apa panik seperti ini?""Meskipun sudah mengembalikan sepedanya, pemiliknya belum tentu akan memaafkan aku. Bagaimanapun, aku sempat mencuri sepedanya," jawab Cole.Cole bersandar di jendela sambil memandang keluar, dia ingin melihat apakah pemilik rumah itu melihat sepeda yang diletakkan di depan pagar.Seiring mobil yang melaju pergi, bayangan yang ada di depan Cole pun menghilang. Dia tidak dapat melihat apa pun lagi.Ketika melihat reaksi Cole, sebenarnya Suzy sempat berpikir untuk putar balik, tapi dia mengurungkan niat itu. Mobil yang dikendarai Suzy melaju stabil di sepanjang jalan.Seingat Suzy, di depan jalan ada sebuah pom bensin. Akhirnya, Suzy memutuskan untuk