Seorang pengawal yang menjaga di luar bergegas masuk. Dia ingin melaporkan situasi yang terjadi, tetapi ketika dia melihat Sonia Han ditundukkan oleh Suzy, dia tiba-tiba tidak tahu harus bagaimana.Sonia Han memang bukan wanita yang sederhana. Bahkan dalam situasi saat dimana hidupnya sedang terancam, dia dengan cepat mendapatkan kembali ketenangannya di wajahnya dan berkata dengan dingin, "Apa yang terjadi?""Seseorang ... mendobrak masuk." Kata pengawal itu, lalu memandang ke dua orang yang tidak sadarkan diri di ruangan itu dan berkata, "Ya, mungkin orang Rob Calvin."“Hentikan mereka.” Sonia tetap bisa tertawa dengan suara dingin.Setelah berbicara, dia menoleh ke Suzy, "Katakan padaku apa yang kamu inginkan, dan aku bisa mengabulkannya."Suzy berpikir sejenak, mengangguk dan berkata, "Baik, kalau begitu panggil Han Mozart dan minta dia untuk melepaskan nenekku."Sonia Han tidak menyangka bahwa dia benar-benar tahu bahwa neneknya bersama Han Mozart, matanya sedikit terkejut, tetap
Suzy Qin sudah aman sekarang.Walaupun Sonia Han yang telah berlatih kungfu? Di depan Rob Calvin itu hanyalah sampah.Namun, Sonia Han, wanita ini sangat licik, dan ada banyak pengawal yang melindungi dirinya.Mengetahui bahwa dia tidak bisa mengalahkan Rob, dijaga beberapa pengawal, dia memilih untuk melarikan diri untuk pertama kalinya.Kebetulan Wolter juga bergegas ke atas bersama beberapa orang, menghalangi jalannya pergi. Sonia Han membuat keputusan yang menentukan dan berlari ke atas gedung.Di lantai paling atas, ada sebuah helikopter yang diparkir.“Ayo pergi!” Sonia Han dengan cepat naik ke helikopter.Helikopter perlahan-lahan lepas landas, dan Rob Calvin dan yang lainnya mengejar menyusul ke atas gedung, tetapi mereka terlambat.Sonia Han sedang duduk di dalam helikopter, dengan rambut merah panjang membara tertiup angin, dia melihat orang-orang di atap dan melihat Suzy diantara sekelompok orang.Sudut bibirnya melengkung dingin, "Ingat, nenekmu dibunuh olehmu!"Suzy
Mata Rob Calvin melihat sekitar, dan perhatiannya dipulihkan, suaranya dingin "Bawa mereka kembali dulu."Setelah berbicara, dia berhenti dan memandang Edward, "Kamu juga kembali bersama mereka."“Oke, ini bukan masalahku.” Edward merentangkan tangannya dan berkata pada Wolter “Kalau begitu, kamu tetap di sini untuk membantu Rob mengatasinya, dan aku akan mengantar mereka kembali.”“Aku akan merepotkan anda Tuan Edward.” Wolter mengangguk dengan mudah, dengan Sonia Han meninggal seperti ini. Dia khawatir tidak mudah menangani masalah di sini. Rob Calvin akan membutuhkannya.Melihat ketiga orang itu pergi, Rob berjalan ke helikopter yang terbakar, matanya yang hitam dalam dan tak terduga."Wolter, suruh orang-orang di bawah untuk mencari. Setelah Sonia Han datang ke Haicheng, dia memilih tempat ini sebagai tempat persembunyiannya, dan sesuatu pasti akan ditinggalkannya.”“Ya.” Wolter mengangguk dan melirik mayat yang hangus sebelum berbalik. “Lalu dia…”"Masalah yang berhubungan dengan
Baik Suzy maupun Edward tidak tahu apa yang dilakukan Joan Calvin.Lihatlah banyaknya pengawal disana. Mereka adalah orang-orang yang dipanggil Joan Calvin, bukan?Paman Ming akhirnya mengerti apa yang sedang terjadi.Tetapi melihat ketiga orang ini sudah kembali, tapi, tidak melihat Tuan Muda dan Wolter ini membuatnya menjadi khawatir "Mengapa Tuan Muda tidak kembali?""Mereka masih memiliki banyak hal yang harus ditangani," kata Joan, menoleh ke Edward “Kamu masuk dan istirahatlah disini?”Edward menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku akan kembali dulu."Setelah itu, tanpa memberi kesempatan kepada Joan Calvin untuk menjawab, dia masuk ke mobil dan pergi. Joan menggigit bibirnya dan menatap mobilnya dengan enggan sampai dia tidak bisa melihatnya lagi.Dia berbalik kesal dan memasuki gerbang Rumah Keluarga Calvin.Para pelayan tampak aneh melihatnya sepanjang jalan.Joan Calvin langsung kembali ke kamar.Dia berdiri di depan cermin dan terkejut dengan malu dan ketakutannya.Riasannya
Sambil berpikir, Suzy berjalan ke arah aula besar rumah Calvin.Nenek Jenny, Lucy Liu, dan Simon Calvin berada di aula tersebut.Joan tidak ada di antara mereka, mungkin masih mandi dan ganti pakaian.Melihat Suzy, Simon dengan tidak sabar bertanya, “Sebenarnya apa sih yang terjadi pada malam ini?”Alasan mereka peduli dengan permasalahan ini karena ada info dari Joan melalui telepon sebelumnya ‘kalau Joan mengatakan bahwa Suzy ingin menyakiti Rob.’Tapi pada akhirnya mereka pulang berdua, pernyataan Joan sangat terbalik pada waktu di telepon sebelumnya, malah bilang kalau ini hanya salah paham. Melihat bagaimana sikap dia terhadap Suzy sebelumnya, Joan justru enggan untuk menjelaskannya.“Nona Suzy, kami hanya ingin tahu apa yang telah terjadi, kami tidak ada maksud untuk mencurigaimu,” kata Jenny menatap ramah Suzy.Mendengar keragu-raguan atas pertanyaannya, Lucy memandang Suzy dengan fokus tanpa berkata apa-apa.Suzy mengerutkan bibirnya, tidak tahu harus berkata apa.Dalam persain
James Calvin mengerutkan bibirnya dan tersenyum, “Tuan Han adalah orang pintar, dapat membuat pilihan yang tepat.”Mozart Han tersenyum, “Sebenarnya sebagian besar alasannya adalah saya sangat berterima kasih atas bantuan Suzy kepada saya. Dia dan neneknya telah membantu saya untuk penyembuhan masalah kesehatan saya yang telah saya derita bertahun-tahun. Saya harus berterima kasih kepada mereka.”James tidak berkata apa-apa, melirik warna langit yang di luar, “Sudah larut, saya pamit dulu”“Hati-hati”Melihat James berjalan di bawah cahaya bulan, Mozart Han memegang ujung pangkal hidungnya, mengangkat tangannya dan tersenyum jahat di sudut bibirnya.Pada saat yang sama, seorang wanita yang mempesona berjalan keluar dari belakangnya, hanya dengan mengenakan rok tulle."Tuan Han, apakah Anda ingin seseorang berlatih dengan Anda lagi?"Mozart Han melirik postur tubuh wanita yang menggoda itu, menelan ludah, dan mengangkat wanita itu, “Akan ku buat kamu menangis dan memohon ampun padaku!”M
Lalu bagaimana dia bisa melindungi dirinya dan neneknya.Tapi idenya Rob Calvin juga ada masalahnya.Setelah cerai nanti, atas hubungan apa dia tinggal di rumah keluarga Calvin? Tidak usah melihat orang lain, Joan Calvin sudah pasti jadi orang pertama yang akan mengusirnya.Suzy kemudian berpikir, apakah maksud Rob yang sebenarnya adalah… jangan cerai dulu?Suzy mengangkat kepalanya dan menatap Rob.Di bawah cahaya bulan, wajah tegas pria itu terlihat ada aura yang cemerlang, dan itu menjadi lebih misterius dan dalam.“Aku…”Baru mau berbicara, tanpa sadar dia menginjak sebongkah lumpur basah di bawah kakinya dan jatuh ke samping.Menyadarinya, Rob Calvin mengulurkan tangannya untuk menangkapnya, tapi dia terlambat selangkah.Keduanya jatuh ke petak bunga.Rerumputan hijau tampak samar.Di bawah sinar bulan, keduanya saling memandang.Adegan ini sepertinya tidak asing.Rob membeku, menatap wanita di bawahnya.Dia bertanya tiba-tiba, “Tanggal 29 Juni kemarin, kamu di Gunung Wangwu buka
Rob Calvin mengerutkan bibir tipisnya dan menatapnya dengan dingin.Wolter sadar kalau dia telah menanyakan pertanyaan yang seharusnya tidak ditanyakan, karena itu dia menutup rapat mulutnya, melangkah mundur.Rob mengingat apa yang telah dilaporkan Wolter, tetapi alisnya semakin mengerut.Berdasarkan laporan Wolter, satu-satunya orang yang menyelamatkannya malam itu adalah Karen Wang, dan dia sudah mengenali identitasnya.Tapi kenapa dia selalu tertuju pada Suzy malam itu?Dia selalu merasa Suzy seperti ada sesuatu yang disembunyikan, seperti ada kabut yang menutupinya. Semakin samar-samar, maka dia semakin penasaran, ingin membersihkan kabut itu untuk mencari tahu kebenarannya.Ini mungkin alasan kenapa dia tidak ingin segera menceraikannya …Tentunya, Rob juga tahu kalau dengan pemikiran seperti ini tidak adil terhadap Karen.Sambil berpikir, telepon di atas meja berdering.Rob melihat, ternyata telepon dari Leon.Rob menjawab dengan santai.Suara Leon terdengar dengan tawa: "Bang R
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny