"..."Suzy sedikit terkejut.Sepengetahuannya, Joris sangat menyayangi adik perempuan ini. Bahkan jika dia membuat kesalahan besar kali ini, Joris paling-paling akan menegurnya, pada akhirnya yang harus dipertahankan pasti akan dipertahankannya.Dan membiarkan Barbie Xin meninggalkan Rumah Sakit Nasional, sebagian besar sama saja dengan menghancurkan perkembangan masa depannya di bidang medis.Barbie Xin... Apakah dapat menerimanya?Suzy melihat tekadnya di mata Joris, jadi dia tidak menindaklanjuti dengan jawaban Barbie Xin.Joris sebenarnya tidak ingin berbicara terlalu banyak tentang Barbie Xin, pukulan yang menimpanya menyebabkan dia tidak sembuh-sembuh.Dia mengubah topik pembicaraan dan bertanya, "Kalian sudah mau pulang? Aku antar kalian saja.""Tidak, aku masih harus pergi dan memberitahu Jenderal Xin sesuatu.""Begitukah." Joris memiringkan kepalanya ke arah ruang kerja dan memberi isyarat, "Ayahku seharusnya ada di ruang kerja, aku akan mengantarmu ke sana.""Terima kasih."J
"Kau tidak bisa pergi."Suzy melihat ketidakpuasan di wajah Timmy Kang dan menekankannya sekali lagi."Jenderal Xin memercayaiku karena aku baru saja menyelamatkan Raja. Tapi Kantor Manajemen ibu kota bukanlah tempat biasa. Jika kau juga ikut pergi maka akan mudah untuk dicurigai orang-orang."Timmy Kang masih mengerutkan kening, mencurigai: "Kau bukan dengan sengaja meninggalkanku, ‘kan?""Pikirkan apapun yang kau inginkan."Suzy tidak ingin mengatakan apa-apa lagi.Keduanya terdiam beberapa saat.Timmy Kang juga tampaknya menyadari bahwa tidak realistis untuk mengikutinya ke Kantor Manajemen ibu kota, jadi dia berubah pikiran dan berkata: "Aku akan memasang alat pemantauan mini di badanmu besok, kau harus membiarkan aku mendengarkan seluruh percakapan antara kau dan mereka. Jika aku menemukan sesuatu yang aneh, kau tahu konsekuensinya."Suzy mengangguk dengan jelas, "Tidak masalah."Suzy setuju dengan cepat, Timmy Kang khawatir dia diam-diam melakukan trik lain, jadi dia mengingatkan
Peta itu dengan cepat selesai digambar, pintu masuk dan keluar, pemantauan, dan penjaga ditandai dengan jelas.Timmy Kang juga meminta petunjuk pada Jose Yan."Tuan Muda mengatakan bahwa kau cukup memberikan informasi yang akurat dari Kantor Manajemen ibu kota, dia akan mengatur personel penyelamat. Tetapi ada satu hal, kau juga harus ikut berpartisipasi dalam aksi itu."Suzy ragu-ragu dan mengangguk, "Boleh."Mata Timmy Kang sudah tertuju pada peta yang telah dia gambar, "Apakah ini peta pertahanan di Kantor Manajemen ibu kota?"Dia mengulurkan tangan untuk meraihnya.Tetapi diambil Suzy duluan."Aku bisa memberi peta ini kepadamu, tetapi kau harus memberitahu kepadaku situasi Welly saat ini. Tidak masalah apakah itu panggilan telepon atau panggilan video! Aku ingin memastikan bahwa putraku baik-baik saja."Timmy Kang menggelengkan kepalanya tanpa berpikir, "Tidak.""Kalau begitu jangan pernah berpikir untuk mendapatkan peta ini!" kata Suzy dengan sikap yang keras.Kegelisahan di mata
Setelah Timmy Kang menyerahkan peta Kantor Manajemen ibu kota ke Jose Yan, dia segera menerima instruksi dari sana.Waktu aksi ditetapkan dua hari kemudian.Dalam dua hari ini, dibawah pengawasan Timmy Kang, Suzy seperti biasa menangani urusan Rumah Sakit Nasional.Ronny Hu demi kasus Ricky Fan datang untuk menemuinya sekali, dan kemudian membawa pergi seorang pekerja di dapur Rumah Sakit Nasional.Menurutnya, racun yang ditemukan dalam laporan otopsi Ricky Fan diduga disuntikkan oleh pekerja tersebut.Adapun apakah masalah ini berkaitan dengan Barbie Xin atau keluarga Yan, masih memerlukan penyelidikan lebih lanjut.Suzy memberi Nick Qi tanggung jawab penuh untuk menindaklanjuti masalah ini.Dia sekarang hanya memikirkan bagaimana bekerja sama dengan Jenderal Xin dan yang lainnya pada hari aksi tersebut, dan berhasil menyelamatkan Welly.Selain Ronny Hu, masih ada orang lain yang pernah datang untuk mencarinya.Itu adalah Sofia Yuan.Di hotel pemandian air panas, Suzy membujuknya untu
"Aku memiliki masalah lama dengan Jenderal Xin yang perlu diselesaikan, tidak ada yang diizinkan untuk ikut, jika tidak aku akan mengakhirinya sekarang!" Suzy sambil mengucapkan kata-kata yang keras sambil perlahan-lahan melangkah mundur.Di sekelilingnya ada moncong pistol yang berwarna hitam yang menunjuk ke arahnya.Mengatakan tidak gugup adalah bohong. Pada saat ini, tidak takut pada hal lain, hanya takut pistolnya akan tiba-tiba meledak.Di luar Kantor Manajemen ibu kota, Timmy Kang bertanggung jawab untuk bekerjasama dengannya.Di bawah "ancaman" jarum perak Suzy, Jenderal Xin masuk ke mobil dengan kooperatif.Timmy Kang masih sangat peduli dengan wibawa Jenderal Xin, jadi dia mengeluarkan borgol yang telah disiapkan dan memborgol kedua tangannya.Setelah memastikan tidak ada ancaman, dia melirik Suzy, sedikit terkejut.Hal-hal berjalan jauh lebih baik dari yang diharapkan.Tetapi para penjaga Kantor Manajemen ibu kota sedang menatap mereka dari jarak yang tidak jauh, setiap oran
Timmy Kang entah dari mana mengeluarkan sebuah pistol.Pada saat Suzy bertindak, dia membidiknya.Ditekan dengan moncong pistol, hawa dingin menyebar, Suzy hanya bisa mencoba yang terbaik untuk mengendalikan respons tubuhnya untuk menenangkan dirinya.Timmy Kang memandang Suzy yang tidak berani bergerak, mendengus dingin, dengan ejekan di wajahnya: "Apa yang dikatakan Tuan Muda memang benar, kau benar-benar tidak bisa melakukannya! Jika itu masalahnya, maka—"Dia tiba-tiba mengambil jarum perak dari tangan Suzy, pada saat yang sama, moncong pistolnya beralih ke Daniel Xin.Tanpa ragu-ragu menekan pelatuk pistolnya.Waktu seolah-olah menjadi lambat tanpa batas.Senyum dingin di wajah Timmy Kang belum terbuka, kengerian tiba-tiba muncul di matanya.Hanya melihat Daniel Xin yang kedua tangannya tadinya diborgol, tiba-tiba melompat, telapak tangannya yang kuat mengambil pistol di tangannya.Peluru belum sempat keluar, dalam sekejap, situasi keduanya benar-benar terbalik.DORR!Peluru yang
Pemuda itu terpaksa harus berhenti, menonton sebentar.Dia menggunakan teropong untuk menemukan pria yang memimpin dalam kerumunan, tampaknya berusia sekitar tiga puluh tahun, penampilannya lumayan, sifatnya tenang, bercampur dengan sedikit ketajaman.Hotel tersebut dengan cepat menjadi ribut.Orang-orang tersebut dengan cepat berkelahi dengan pengawal berbaju hitam.Ini kesempatan yang bagus... Pemuda itu berpikir dalam hati.Hanya saja sekelompok orang yang dibawa oleh pria itu memiliki kekuatan bertarung yang jauh lebih tinggi daripada para pengawal berbaju hitam itu, dan pertarungan ini tidak akan berlangsung lama.Dia harus cepat!Pemuda itu menggantungkan teropong di lehernya, melompat dari pohon dengan lincah, bergegas menuju hotel dengan cepat.***Ketika Suzy dan Daniel Xin kembali ke Kantor Manajemen ibu kota, ada jejak pertempuran di mana-mana.Suzy dari jauh sudah melihat sosok Robert Calvin.Dan orang yang bertarung dengannya adalah... Jose Yan!Di belakang Jose Yan, beber
Pistol yang ada di tangan Jose Yan hendak diarahkan ke kepala Timmy Kang, tetapi saat dia bergerak, dia menyadari bahwa Suzy yang ada di sebelahnya mengeluarkan jarum perak.Dia harus melepaskan pikirannya, menggertakkan gigi, menatap Suzy dengan dingin.Kemudian dia memerintahkan bawahannya dengan suara dingin: "Jalan!"Mencoba melepaskan Timmy Kang.Tidak diduga bawahannya meraih setir membuat sebuah tikungan tajam, melemparkan setengah badan Mark Yan keluar dari mobil.Robert Calvin dan Jendral Xin telah melihat situasi Suzy, dengan cepat mengepung mereka.Menunda lebih lama lagi akan terlambat.Mark Yan juga menyadari hal ini, ada sedikit keputusasaan dalam matanya.Dia mengangkat kepalanya, dengan senyum puas di wajahnya, berkata kepada Jose Yan yang meraihnya dengan erat, "Jose, aku sangat senang kau bisa datang untuk menyelamatkanku, dulu aku telah salah paham denganmu... Kedepannya, Golda akan diserahkan kepadamu!"Hati Jose Yan merasa tidak jelas, tanpa sadar berkata, "Ayah...
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny