"Untuk mengungkapkan permintaan maafku karena terlambat, aku secara khusus menyiapkan hadiah untuk kalian berdua."Bernard Jiang tiba-tiba berkata, dengan senyum menarik perhatian di wajahnya, dan bertepuk tangan.Seiring dengan suara tepukan tangan, tiga wanita berpakaian seksi dan mempesona memasuki ruangan.Robert Calvin dan Albert Ming tercengang ketika mereka melihat ini, dan saling memandang dengan kecurigaan melintas di mata mereka masing-masing.Tanpa menunggu keduanya berbicara lebih banyak, Bernard Jiang menunjuk ke dua wanita itu, "Kalian berdua, layani Direktur Calvin dengan baik."Sama sekali tidak memberikan kesempatan untuk penolakan.Wanita yang mengenakan gaun berwarna merah dan berpotongan rendah di bagian dada duduk di kursi kosong antara Robert Calvin dan Bernard Jiang, tubuh bagian atasnya yang montok bergesekan dengan lengan Robert Calvin.Melihat ini, emosi Robert Calvin melayang di matanya dan dia segera menyingkirkan tangannya."Ya~" Wanita itu tidak berhasil,
Begitu dia selesai berbicara, Robert Calvin meletakkan gelasnya di atas meja dan mengeluarkan suara ringan.Di sampingnya, ekspresi Albert Ming juga sedikit berubah, dia menatap Bernard Jiang dengan ragu, tetapi tidak bisa melihat niatnya.Di dalam ruangan, tidak ada yang berbicara, dan suasananya agak aneh.Setelah beberapa lama, Bernard Jiang berbicara lagi dan berkata perlahan: "Dalam perjalananku ke sini, seseorang mengatakan padaku bahwa Direktur Calvin ke ibu kota demi seorang wanita. Jadi aku ingin dengar apa yang Direktur Calvin katakan, apakah itu benar?"Setelah dia selesai berbicara, dia menatap Robert Calvin dengan mata menyelidik, seolah-olah mencari jawaban di wajahnya.Kelopak mata Robert Calvin sedikit turun dan sebuah kata dengan nada rendah keluar dari bibirnya yang tipis: "Benar."Sebelum dia menunjukkan ekspresi apa pun, dia menambahkan: "Tidak semua benar juga.""Oh?"Bernard Jiang awalnya sedikit kecewa, tetapi ketika dia mendengar ini, dia langsung menyipitkan ma
Melihatnya bangun untuk mengejar orang.Robert Calvin menggerakkan bibirnya dan hendak berbicara.Terdengar ledakan keras dari luar.Gerakan yang tidak biasa--"Ada sesuatu!" Albert Ming berkata dengan tegas, dan Robert Calvin dengan cepat menatapnya."Ya!"Robert Calvin mengangguk, mengambil segel emas di atas meja, memasukkannya ke dalam sakunya, dan melangkah keluar.Di lantai bawah, lobi yang ramai sudah dalam kekacauan.Suara keras tadi ternyata adalah jatuhnya lampu gantung antik yang digantungkan di atas secara tiba-tiba.Lampu gantung antik yang indah dan berat itu terjatuh di sekitar tangga, mengakibatkan selantai penuh dengan serakan, sebuah lubang di lantai kayu, vas dan sketsel yang diukir dari kayu yang ditempatkan di sebelahnya juga hancur. Beberapa langkah lagi, orang terdekat adalah Bernard Jiang!Dia jelas juga terkejut dengan perubahan mendadak ini, dan wajahnya menjadi pucat.Setelah beberapa saat, dia kembali sadar, dan ekspresi kemarahan muncul di wajahnya yang se
Albert Ming terkejut, "Itu beneran orang yang diatur oleh keluarga Yan? Mereka berani sekali!"Robert Calvin menatap kontrak di tangannya dan berkata: "Mereka tidak akan kepikiran kalau tindakan mereka justru pada akhirnya banyak membantu kita!""Benar juga!"Albert Ming tersenyum, lalu menatap lengan Robert Calvin dengan prihatin: "Ngomong-ngomong, bagaimana dengan luka cederamu?""Tidak apa-apa.""Bagus kalau begitu.""Apa yang kau katakan kepada Tuan Jiang di akhir? Ketika dia pergi, terlihat sedikit berbeda."Robert Calvin mengingat kembali dan berkata dengan santai: "Aku baru saja mengatakan kepadanya bahwa hanya pria yang tidak berkompeten yang akan menyalahkan wanita atas kegagalan mereka."Mendengar ini, Albert Ming dengan terkejut menatapnya beberapa saat, dan akhirnya bergumam, "Kurasa tidak ada yang pernah mengatakan ini di depannya kecuali kamu."Untungnya, Tuan Jiang tidak marah lagi.Keduanya keluar dari rumah sakit bersama-sama.Wolter sudah menyetir mobil dan menunggu d
Aura aneh dan terpencil itu lebih dari milik Mark Yan.Suasana di ruangan itu sempit dan menindas, pelayan tidak berani tinggal lama, setelah meletakkan teh, dia dengan cepat mundur dengan kepala tertunduk dan menutup pintu.Mark Yan melirik teh mengepul di depannya, tetapi tidak mengambilnya, wajahnya yang keriput menunjukkan sedikit kekhawatiran, dan berkata perlahan: "Begitu Robert Calvin memantapkan dirinya di ibu kota, khawatirnya yang pertama harus dihadapinya adalah keluarga Yan kita."Jose Yan memandang tidak bergeming, "Ayah, bahkan jika Robert Calvin mendapat kontrak dari pabrik militer, lalu kenapa? Waktu masih panjang, aku punya cara untuk menghadapinya."Mendengar ini, Mark Yan tidak bisa menahan diri untuk tidak berkata dengan marah: "Bergantung pada pembunuhmu yang tidak berguna itu? Jika bukan karena mereka hari ini—""Hanya kecelakaan. Aku sudah berurusan dengan orang-orang itu dan tidak akan menyebabkan masalah baru."Mata Jose Yan bersinar dengan kegelapan, dan dia b
"Berikan arlojinya padaku!" Bawahan itu mengulurkan tangan dan mengambil arloji dari Suzy.Suzy menghindarinya dengan membela diri dan mengingatkan: "Kalau kau menginginkan arloji ini, satu-satunya cara adalah membantuku dengan berbagai hal. Tapi jangan khawatir, aku tidak akan membunuhmu seperti yang biasa dilakukan Jose Yan. Tunggu sampai kau membantuku melalui kesulitan sekarang, arloji ini akan menjadi milikmu.”Bawahan itu tidak menyembunyikan antusiasme di matanya, mengangguk dan menjawab, "...Oke."Dia tahu bahwa dengan arloji ini, dia tidak lagi harus dikendalikan oleh kalung Jose Yan, dia juga tidak akan diancam dengan kematian setiap saat.Suzy, yang mendapat jawabannya, juga mengerucutkan sudut bibirnya dengan puas.Dengan cara ini sudah memiliki satu bantuan lagi.Tetapi satu-satunya yang disayangkan adalah pangkat pihak lain di ruang penelitian ini terlalu rendah, dan informasi yang dia miliki terbatas. Selain relatif jelas tentang situasi tugas petugas keamanan, Suzy bahk
Mata Suzy terkulai, dia mengambil langkah maju sesuai permintaannya.Tanpa menunggunya untuk merespons, Jose Yan tiba-tiba meraih tangannya, dan tangan satunya mengeluarkan pisau kecil entah dari mana dan dengan cepat menebasnya di lengannya.Garis darah tiba-tiba muncul di kulit seputih salju, dan darah merah cerah menyembur keluar.Suzy mengerutkan kening kesakitan, tanpa sadar ingin menarik tangannya, tetapi dia menahannya.Jose Yan menatap lukanya yang berdarah, ketika wajah Suzy menjadi semakin pucat, dia akhirnya berkata, "Pergi dan bawa barang-barang dari kamar 9."Setelah beberapa saat, bawahan itu membawa sebuah kotak kaca, dan di dalamnya ada batu suci berwarna merah.Jose Yan mengambil batu suci itu secara langsung dan meletakkannya di telapak tangan Suzy.Suzy memegangnya tanpa sadar.Sejak batu suci ini muncul, dia merasakan perasaan yang sangat aneh, seolah-olah darah di seluruh tubuhnya gelisah, meneriakkan kerinduan.Baru setelah batu suci itu dipegang dengan kuat di ta
Goll Yan!Meskipun pihak lain membungkus seluruh kepalanya dengan syal abu-abu, hanya sepasang mata yang terlihat.Tapi sosoknya yang besar dan bulat benar-benar bisa dikenali.Suzy tidak hanya mengenalinya secara sekilas, tetapi bahkan bawahan yang bertanggung jawab untuk menjaga pintu mengenali identitasnya, dan tanpa sadar memanggil, "Tuan Muda Kedua?!"Ketika identitasnya terungkap, Goll Yan harus melepas syal yang menutupi wajahnya, terbatuk, dan menjelaskan, "Aku, barang-barangku ada di sini, aku sedang mencarinya!"Rasa bersalah yang tidak bisa disembunyikan dalam nada suaranya membuatnya sulit untuk tidak curiga.Bawahan baru saja membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu, tetapi Suzy menghentikannya dengan pandangan.Dengan membelakangi Goll Yan, dia merendahkan suaranya dan berkata kepada bawahannya, "Karena Tuan Muda Kedua telah hilang sesuatu, aku akan membantunya menemukannya, kau tunggu di luar."Setelah selesai, dia menutup pintu.Berbalik, dia melihat Goll Yan dengan ca
"Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy
Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P
Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p
Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S
"Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak
Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We
Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat
Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san
Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny