Beranda / Romansa / Pernikahan Hampa / 41. Teka-Teki Perasaan

Share

41. Teka-Teki Perasaan

Penulis: Mira Restia
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-06 13:07:41

Dari kejauhan, aku memantau anakku yang sedang bermain dengan ayahnya setelah acara ulang tahun selesai. Aku menyendok salad buah di tanganku sambil melihat ada gelak tawa antara ayah dan anak yang tidak bisa kudengar karena jarak membatasi pendengaran. Namun aku mampu merasakannya, bahwa saat ini Renata sedang bahagia.

Aku melirik arloji, sudah cukup sampai di sini bermain bersamanya. Karena aku tidak ingin ambil resiko kemalaman di jalan. Bisa-bisa, itu dijadikan alasan Lucas untuk mengajak kami menginap di hotel. Pria itu bilang tidak akan berbuat tidak senonoh, mana aku percaya pada seorang pria plin plan seperti dia. 

Aku menghampiri Lucas dan Renata, dengan terpaksa semua keseruan harus berakhir sore ini dan kami akan menjalani hidup masing-masing seperti biasa, sepulangnya dari tempat ini.

"Lucas, Renata, ayo kita pulang sekarang! Kalian sudah cukup lama menikmati hari dan harus beristirahat."

Renata murung, dia tahu akan menunggu lama lagi un

Mira Restia

Hallo pembaca jika harga koin sedikit naik, itu artinya aku buat cerita yang lebih panjang. Selamat menikmati

| 11
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
yyui
koin nya mahal amat yaaaa..
goodnovel comment avatar
Gusty Ibunda Alwufi
jgn2 bukan karna lucas tp sm papanya lucas hadeh kasian
goodnovel comment avatar
ElzaAnggraini Andeski's
ada sebuah misteri, perlahan2 terbuka.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pernikahan Hampa   42. Nenek Sihir

    Aku ketiduran sepulang dari rumah mamahnya Lucas, dan menatap jam sudah menunjukan pukul sembilan malam. Tanganku meraba-raba sekitar karena seingatku aku sedang berbalas pesan dengan supplier bahan baku pembuatan pastry untuk keperluan di Cofee Shop. Tapi nyatanya tidak ketemu walaupun aku sudah berjongkok takut hapeku terjatuh, dan hasilnya nihil hapenya tidak ketemu.Ah, bukan hanya handphone, rupanya Renata yang tadi rebahan di sisiku juga tidak ada. Aku tersenyum sendiri karena tidak ada kemungkinan lain selain handphone-ku diambil Renata.Aku melangkah menuju ruang keluarga, mengedarkan pandangan mencarinya. Ada rambut cokelat yang timbul dibalik sofa dekat jendela. Saat aku hampiri dia sedang duduk di lantai seolah sedang bersembunyi dibalik sofa tersebut. Namun suaranya yang cempreng dan bawel malah membuat persembunyiannya gagal total.Dia tertawa terbahak sambil menatap layar handphone di mana ada wajah ayahnya di situ. Entah apa yang mereka bica

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-07
  • Pernikahan Hampa   43. Membuka Hati

    Aku terbangun dini hari. Saat mata ini baru terbuka, sosok yang pertama kali kulihat adalah putriku. Aku tersenyum saat melihat wajah polosnya masih pulas tertidur. Kuusap rambut coklat berkilau miliknya sebelum ragaku memulai aktifitas pagi ini. Luar biasa, gadis kecilku membuat aku bertahan menjalani kisah sunyi. Berdua dengannya terasa indah walaupun terkadang akan tersadar ada hal yang kurang dalam hidupku, yaitu kehadiran sosok suami.Aku mengecek beberapa pesan masuk. Kebanyakan dari GC Alumni teman masa SMA yang setelah aku periksa tidak terlalu penting, gambar-gambar stiker lelucon mendominasi papan pesan itu. Dan ada dua pesan balasan dari Lucas. Ah, dia mau juga membalas pesanku."Selamat pagi, Flora. Maaf semalam aku mengantuk dan tidak sempat membalas. Terimakasih karena sudah peduli padaku. Kamu sama sekali tidak lancang. Aku akhir-akhir ini khawatir pada kesehatan mamahku. Dia murung setiap saat. Tapi Alhamdulilah kamu datang dia lebih segar, kemarin.

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-09
  • Pernikahan Hampa   44. Masih Mencintai Lucas

    Entah mengapa, lirikan tajam dari Lucas mampu merobohkan hatiku. Aku sakit hati, dia tidak berhak atas diriku namun aku diperlakukan seolah tertangkap basah selingkuh. Aku menghela nafas panjang, mengingat pagi tadi kita berbalas pesan dengan perhatian. Dia mendoakan kebaikan untukku, walaupun tidak bisa bersamanya.Perkataan dan tindakannya berlainan. Namun baiklah, akan aku lupakan semua yang dia lakukan barusan. Yang penting hubungan ini masih terjalin baik. Sudah jadi mantan bukan berarti harus musuhan 'kan?Aku menyuguhkan senyum untuknya, tetap santun karena mau bagai Pana pun dia itu ayahnya Renata. "Terimakasih karena kamu sudah menyempatkan diri bertemu Renata di tengah kesibukan. Aku yakin Renata sangat bahagia dapat perhatian dari ayahnya."Renata sedang sibuk dengan boneka besar, dari tadi dia berbicara sendiri dengan boneka dan tidak mendengarkan obrolan kami.Lucas melirik pada Renata yang duduk paling pojok karena harus menyandarkan T

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-10
  • Pernikahan Hampa   45. Pria Angkuh yang Mencintaiku

    Detak jantung berdegup kencang saat melihat ayahnya Lucas. Aku tidak menyangka akan bertemu dia di sini, karena setahuku dia jarang berada di rumah kalau siang. Tenggorokan seakan tersekat sesuatu, aku tak bisa mengeluarkan suara saat dia menyapaku. Bayangan dia pernah menghinaku saat berbalas pesan dengan Lucas, membuatku terpukul dan tak ingin melihat dirinya lagi.Dia menyuruh Lucas menceraikan aku, dan menghinaku wanita miskin. Aku tidak terima karena aku masih punya cukup uang untuk dijejalkan ke dalam mulutnya. Sayangnya, aku masih tahu sopan santun."Aku mau bertemu mamah, dia memintaku membuat makanan untuknya," ucapku setelah mengumpulkan keberanian terlebih dahulu."Dia ada di dalam," kata Marco dengan suara datar.Aku jarang berinteraksi dengannya, ternyata dari dekat dia lebih menyeramkan. Dan lagi, ada bekas luka yang dalam di lengannya, aku kurang memperhatikannya. Itu seperti luka bekas kecelakaan."Kamu lihatin apa? Kenapa kamu begitu ti

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-11
  • Pernikahan Hampa   46. Hadiah dari Lucas untukku

    "Lucas, aku harus pulang sama Renata.""Renata aman sama tantenya. Dia Tante yang baik. Lagipula jarang sekali mereka main bareng. Kasih lah mereka waktu lebih lama. 'Kan gak setiap hari ini. Kamu jadi Ibu jangan terlalu kejam 'lah. Masa main sama saudara sendiri dibatasi." Lucas berkata demikian sambil menarik tanganku ke arah parkiran."Aku tidak mau masuk." Aku berdiri mematung saat Lucas membuka pintu mobil."Kenapa tidak mau? Ayo cepat masuk, sebelum aku berubah pikiran. Aku hanya ingin memberimu hadiah, kok.""Hadiah? Justru kedengarannya aneh tiba-tiba kamu ingin beri aku hadiah. Jangan-jangan setelah kasih aku mobil kamu suruh aku yang macam-macam?"Lucas tersenyum. "Macam-macam kaya gimana? Ngajak kamu ke karauke? Gak mungkin lah, aku tahu suara kamu buruk."Aku mengepalkan tangan dengan kuat. "Kamu tahu? Rasanya aku ingin sekali menjambak rambutmu hingga rontok semua."Menyebalkan, Lucas malah tertawa. Dia mendekatkan

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-12
  • Pernikahan Hampa   47. Pria yang Terabaikan

    Aku tertegun dengan apa yang Lucas ucapkan, sesaat ada rasa bahagia dan terharu menyelimuti hati. Namun aku abaikan semua perhatian dari Lucas karena mengingat sudah tidak ada hak lagi bagiku. Semua yang dia lakukan memang indah tapi tidak berarti apa-apa, yang ada hanya akan membuat luka baru.Aku tahu rasanya sakit hati seperti apa? Mana mungkin aku begitu bodoh mengulangi rasa sakit yang sama dengan orang yang sama. Sekarang dia bisa so perhatian padaku. Padahal, saat jadi suamiku dia sangat cuek menjadikan aku pajangan rumah yang bertugas memasak dan mengurus taman saja.Lucas kelihatanya kecewa akan responku. Tidak mengapa. Ingin sekali saja aku membuat dia menyesal atas perbuatannya di masa lalu."Kamu tidak suka semua ini Flora?""Suka, sih. Tapi coba kamu pikir! Untuk apa semua ini kamu lakukan? Untuk membuat luka baru, setelah puas melukai aku? Aku sudah berdamai dengan hatiku, menerima kehadiranmu hanya sebatas ayah dari Renata yang mungki

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-13
  • Pernikahan Hampa   48. Lucas Sakit Hati

    "Aku sangat sebal, Kak. Aku sudah berdoa seharian supaya bisa melihat wajah jodohku di mimpi. Aku berharap yang muncul wajah Andrean kenapa malah wajah Lucas yang muncul?" Aku berkeluh kesah pada Alan yang sedang berkunjung ke rumahku.Alan menaruh gelas di bibir. Dia tidak jadi minum teh hangat yang kusuguhkan hanya untuk melepas tawa. Tehnya dia simpan kembali di meja. Duh, aku menjadi merasa bersalah pada Alan baru saja mau minum gagal gara-gara aku ajak curhat. Terlanjur tidak jadi minum, aku pun lanjut bercerita."Mana di mimpi itu dia lagi masak nasi goreng untuk Renata, lagi. Aku kesal ayam di kulkas habis hanya untuk campuran nasi goreng dia, dasar serakah, pemborosan bahan. Untung cuma mimpi."Alan menggaruk kulit kepala yang tidak gatal. "Bahkan di dalam mimpi pun kalian masih bertengkar. Ajaib!""Entahlah, aku tidak ingin melihat wajahnya sama sekali, namun sulit karena dia ayah dari Renata. Bahkan foto profil WA-nya selalu ada di urutan paling ata

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-15
  • Pernikahan Hampa   49. Bercumbu di Depanku

    Tak terasa sudah larut malam, hati berdecak gelisah menunggu Andrean menghubungi, menunggu pernyataan cinta darinya tapi tidak ada. Aku masih duduk di kasur dengan harapan terlalu jauh, sambil ditemani Renata yang sudah terbuai di alam mimpi.Benar kata Alan, Andrean sangat santai dan tanpa beban. Jiwanya mengalir bagai air tapi alirannya seret tidak deras, jika ditimpa kemarau akhirnya kering juga. Aku menurunkan ego, yang tadinya menunggu menjadi maju duluan. Mungkin, aku bisa mengawali kisah kami dengan mengajaknya menengok neneknya Renata.Aku mengirim pesan. "Selamat malam, Dean. Besok kamu ada waktu? Aku mau mengajakmu nengok neneknya Flora, Tante Lusi.""Malam, Flora. Kebetulan besok aku ke luar kota, gimana kalau lusa kita nengoknya?""Oh gitu, tapi biasanya Tante Lusi suka ngomel kalau aku gak segera datang menemuinya. Kalau aku pergi aja besok tanpamu, gak apa-apa 'kan?""Iya, gak apa-apa. Lusanya kamu bisa datang lagi denganku."

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-16

Bab terbaru

  • Pernikahan Hampa   EXTRA PART - POV LUCAS

    Aku seakan bermimpi, saat membuka mata di pagi hari, dan yang pertama kali aku lihat adalah sosok wanita yang kucinta. Dulu, dia mengisi hati ini kemudian pergi dengan membawa luka. Aku tidak bisa mencegahnya walaupun sudah berusaha menahannya. Dia tidak setuju dengan tawaran yang aku berikan. Tawaran untuk berpoligami. Entahlah, aku merasa tidak ada yang salah waktu itu. Hatiku tetap ada untuknya. Lalu sudah aku katakan berulang kali bahwa menikahi wanita lain hanya sebatas alasan yang mendesak. Bukankah pria mempunyai hak jika mampu? Tapi istriku tidak mau peduli dengan apa pun alasannya. Amanda mantanku, dia kembali setelah cukup lama tidak berjumpa. Dia datang dengan tidak berdaya, sakit dan menyedihkan. Dia memintaku untuk melindunginya. Karena katanya, tidak ada satu pria pun yang mencintai wanita lumpuh dengan tulus. Karena akulah penyebab dia kecelakaan. Aku merasa bersalah mendengar kata-katanya. Dia memukul terus kakinya yang pincang, dan ha

  • Pernikahan Hampa   62. TAMAT

    Semua mata tertuju padaku bukan karena pernyataan Lucas, tapi karena aku tersedak dengan tiba-tiba. Wajahku pasti terlihat konyol saat ini, aku malu. Lucas memberiku segelas air putih dan aku menandaskannya dengan segera. Saat ada kalimat selamat yang terlontar dari mulut mereka secara bergantian, hatiku belum sepenuhnya sadar. Seakan Lucas sedang membuat konten prank di Chanel YouTube untuk menjahiliku. Tapi saat aku melirik ke arahnya dia nampak serius. Kami pulang. Sepanjang perjalanan pulang Lucas nampak tersenyum. Pria gila itu selalu berhasil mewujudkan keinginannya. Sementara aku mendadak gugup, tak berselera untuk bicara namun jiwaku terasa hangat. Walau caranya membuat aku jengkel, tapi aku suka saat dia meminta aku kembali jadi miliknya. Lucas menerima panggilan telepon, entah dari siapa. Namun raut wajahnya nampak lesu dan risau. "Huh, merepotkan!" umpat Lucas. "Ada apa?" tanyaku ragu-ragu. "Papah masuk rumah sakit, dia pecah pembul

  • Pernikahan Hampa   61. Lucas Membawaku Bersamanya

    Aku paham, butuh waktu cukup lama untuk seseorang memahami isi hati orang lain. Begitupun bagi Andrean, meskipun Lucas sudah merangkul dan meminta maaf. Dia mematung, tidak ada minat sedikitpun untuk berbicara dengan Lucas. Tak lama dia memilih pulang. Dia hanya pamit kepadaku dan tidak menanggap Lucas ada di dekatnya. Lucas menatap punggung Andrean hingga menghilang. Tertunduk dan melamun, mungkin saja Lucas ingin hubungannya baik seperti dulu kala. Menjalani masa kecil bersama, sekolah dan masuk universitas yang sama dan kini hubungannya retak hanya karena masalah hati. Aku paham pahitnya ditinggalkan sahabat sendiri. Cukup lama aku dan Lucas berada di ruang yang sama namun memilih saling diam dari tadi. Akhirnya Lucas menatap ke arahku dan tersenyum. "Flora, lagi sibuk? Apa bisa minta waktumu sebenar saja buat ikut denganku?" Aku tersenyum, tidak biasanya dia meminta waktuku dengan sesopan itu. Lucas berkata kembal

  • Pernikahan Hampa   60. Membesarkan Anak Sendiri

    Aku melempar pakaian Lucas ke lantai di kamar. "Cepat pakai pakaianmu! Memalukan! Mentang-mentang tidak ada Renata, so merasa jadi anak muda? Jangan coba-coba tebar pesona padaku! Tidak akan mempan." "Siapa yang tebar pesona? Terus menurutmu, cara pakai handuk seorang bapak satu anak bagaimana? Apa dililitkan di leher, hah? Atau diikat pada dua kaki seperti orang yang sedang diculik penjahat? Kamu akan lebih menjerit histeris jika melihat aku seperti itu." Ah sialan, kenapa Lucas berkata seperti itu aku malah membayangkan Lucas melilitkan handuk ke leher dan kaki. Aku jadi frustrasi membayangkan visual aneh itu. Sepertinya Lucas melangkah mengambil pakaiannya yang tercecer. Entahlah, setelah dengar ocehannya aku langsung menutup pintu tanpa menatap ke arahnya. Kemudian aku menyeduh macchiato untuk kami berdua. Lucas keluar kamar dengan stelan casual warna denim. Seingatku, pakaian itu aku yang pilihkan, belanja di online shop saat ada diskon dan grati

  • Pernikahan Hampa   59. Roti Sobek Lucas

    Lucas menggendong Andrean. "Mau kita buang ke mana pria brengsek ini?"Aku teramat resah, masa iya Lucas mau membuang Andrean seperti barang bekas. Apa mungkin dia akan melempar Andrean ke lapangan yang tandus seperti halnya membuang Amanda kemarin itu?"Jangan becanda, Lucas." Aku mengikuti langkah Lucas yang pelan karena beban di punggungnya."Kamu parkir mobil di mana?" tanya Lucas."Aku gak bawa mobil, mobil ada di parkiran Cofee Shop. By the way, aku hanya berniat membawa Andrean ke pinggir dekat pohon itu. Kita bisa taruh dia di sana saja, lalu pura-pura tidak tahu apa yang terjadi." Aku menunjuk pohon besar yang di depannya terdapat tong sampah."Andrean tidak akan muat jika masuk ke tempat sampah sekecil itu. Kita butuh TPS berukuran besar.""Ayolah, Lucas! Kamu tahu sendiri maksudku adalah taruh Andrean di pinggir pohon, supaya tidak menghalangi jalan. Bukan menaruh Dean di tong sampah."Lucas tersenyum, sambil terus berjalan

  • Pernikahan Hampa   58. Mantan Suami Rese

    Sejenak, aku merasa diri ini kehilangan akal sehat karena membiarkan mantan suami mengecup puncak kepalaku. Dan bisa-bisanya aku memejamkan mata menahan degup jantung yang berdetak lebih cepat dari biasanya. Bibir Lucas enggan berpindah selama beberapa menit, mungkin dia keterusan. Aku membuka mata, tersentak saat melihat ada orang yang lewat sehingga tanpa sengaja menyundul kepala Lucas. Menyisir rambut dengan jari, dan merapikan posisi baju yang hampir kusut. Aku hampir melupakan Lucas yang sedang meringis menahan sakit pada bibir. Dia menutup mulut dengan kedua tangannya, dengan ekspresi bodoh sedang menahan sakit. Lucas menatapku. "Agghh ... dasar cewek preman! Lihat ini! lukaku bertambah lagi di bibir. Apa bedanya kamu dengan scurity di kantor Papah?" Sembarangan, bisa-biaanya Lucas menyamakan aku dengan scurity kantor yang bertubuh besar. "Suruh siapa kamu begitu lancang mencium kepalaku? Lagian kamu pikir kepalaku juga tidak sakit beradu dengan

  • Pernikahan Hampa   57. Penuh Luka

    Saat itu, Ibuku yang selama ini tidak pernah tahu menahu urusanku tiba-tiba hadir di pemakaman mamahnya Lucas. Ternyata bukan tanpa alasan, karena Mamah Lusi yang memanggil beliau sebelum wafat. Hanya untuk menyampaikan satu permohonan terakhir sebelum melepas nyawanya satu Minggu yang lalu. Dia meminta aku dan Lucas rujuk demi kebahagiaan Renata.Aku diam sebagai tanda protes. Ibuku datang-datang menodong dengan permintaannya tanpa berniat memperbaiki hubungan dulu denganku. Dan apakah tidak pernah terbersit dalam hatinya, meminta maaf padaku? Maaf karena dulu berniat melenyapkan aku dari dunia ini. Walau belum lahir, tapi aku hidup di dalam perutnya. Untung usahanya gagal.Ibu berkata padaku dan Lucas, "Flora, Lucas! Ibu rasa permintaan Lusi adalah satu amanah yang harus dipenuhi. Kalian mungkin bisa menurunkan ego masing-masing karena sudah terikat oleh seorang anak."Aku berdiri, memberi senyum ke arahnya. "Ibu! Aku bukan orang yang dengan mudah terpengaruh

  • Pernikahan Hampa   56. Dilecehkan

    "Kenapa dari kemarin pesan dariku tidak kamu baca?" Andrean bertanya padaku saat dia berkunjung ke rumah tanpa persetujuan dariku.Satu pertanyaan itu membuatku tertekan. Aku masih terlarut dalam duka, dua Minggu yang lalu mamah Lusi meninggal, aku pun sedang malas menerima tamu. Namun dia tidak pernah mengerti. Ditambah, sudah ketahuan bahwa Andrean sekongkol bersama Amanda membuat aku tidak ingin menemuinya dulu.Andrean mencengkram pundakku. Aku menepisnya. "Tolong jangan kasar gini, Andrean! Aku mau istirahat, lebih baik kamu pulang saja!""Kita harus lanjutkan membahas pernikahan kita! Please!" Andrean mendesak."Tidak sekarang!""Kapan kamu bisa?""Tidak sekarang dan tidak juga untuk selamanya. Aku rasa kita lebih cocok jadi teman dan partner bisnis. Aku kehilangan kamu yang dulu. Kamu sudah berubah jadi over protektif padaku."Andrean meraup udara yang banyak disekitarnya, wajahnya nampak resah bercampur kesal. "Kamu pikir, aku

  • Pernikahan Hampa   55. Lucas Butuh Pelukanku

    Rungan ini pengap dan gerah karena tidak ada pendingin ruangan, ditambah melihat Amanda dari tadi meraung-raung seperti kucing di dalam karung yang hendak dibuang ke hutan, membuat kepalaku terkena sakit kepala sebelah gara-gara mendengar suaranya. Dia lebay dan bikin pusing, aku tidak bisa membayangkan bagaimana saat Amanda di samping Lucas. Pasti hidup Lucas bagaikan lelucon bernuansa tragedi.Aku membuka pintu untuk keluar dari tempat ini. Saat pintu terbuka aku melihat wajah Lucas yang penuh tanda tanya saat melihatku. Aku yakin, dia yang mengetuk pintu dari tadi.Lucas bertanya lirih setelah sebelumnya melirik ke belakangku ada Amanda di sana. "Ngapain kalian ada di tempat ini?""Lagi bicara sesuatu."Tangan Lucas bergerak, perlahan terangkat hendak menyentuh pipiku namun tertahan di udara, kemudian dia mengepalkan tangannya dan menaruhnya lagi ke tempat semula. Dia mendengus dan menyimpan semua hasrat untuk diri sendiri."Di sini panas, kamu

DMCA.com Protection Status