Di dalam mobil Panji menekan layar ponselnya dan menghubungi salah satu anak buahnya. Rencana untuk menghancurkan reputasi produk baru yang akan diluncurkan bulan depan oleh anak perusahaan Anti Gagal itu ternyata sesuai namanya yang juga Anti Gagal terhadap rencana busuk Panji dan Bambang.
Maka, kini ia harus bergerak cepat untuk melaksanakan rencana cadangan berikutnya yang akan menghancurkan anak perusahaan itu dengan membakar gudang produksi sekaligus menghilangkan jejak kejahatan mereka yang telah sengaja mencampurkan bahan makanan berbahaya dalam makanan sereal yang akan launching bulan depan.
"Jalankan plan B." Perintah Panji begitu nada sambungan telepon nya telah di angkat oleh sang anak buahnya.
"Ta-tapi Tuan ini terlalu mencolok dan pasti aparat penegak hukum akan bisa menebak kalau kita lah pelakunya," sang anak buahnya berusaha membuat Panji berpikir logis.
"Hm, tapi Tedjo bisa saja membocorkan rencana kita kepada aparat penegak hukum." Panji
Penat seharian bekerja tak membuat Dodit melupakan istrinya yang biasa menyambut kedatangan nya di ruang tamu. Sosok itu bahkan sudah terlelap di sofa dan menurut si mbok Darmi sejak sholat isya Dina tetap setia menunggu kepulangannya di tempat itu.Hatinya menghangat mendapatkan perhatian sedemikan rupa dari istrinya. Dodit mendekati Dina lalu mengecup lembut keningnya. Lama ia pandangi wajah Dina yang semakin cantik di matanya. Ketika Dodit hendak menggendong istrinya itu malah terkejut dan mendadak bangun dari tidur lelapnya."Hngh, Beib ... kamu udah pulang?" sapa Dina dengan suara khas orang baru bangun tidur. Wanita itu memastikan sosok yang menggendongnya kini adalah suaminya.Mendengar panggilan Beib yang terucap dari bibir mungil istrinya membuat senyum Dodit melebar hingga menampilkan senyuman yang tak pernah ia perlihatkan kepada orang lain."A-a-aku bisa jalan sendiri kok ... kasian ah kamu baru pulang kan pasti capek." Dina bermaksud un
Pagi menjelangDodit yang sudah selesai bersiap mencoba menghubungi Andri untuk menyampaikan keinginannya agar pekerjaannya hari ini sementara di handle oleh Andri. Sebelumnya dia telah memperkirakan bahwa telinganya akan berdenging mendengar aneka umpatan dan makian sahabat sekaligus asistennya itu. Tetapi setelah Dodit menjelaskan alasannya untuk mengantarkan sang istri cek kandungan langsung membuat Andri terdiam dan tak lama memberikan ucapan selamat."Loe udah pastikan belum jam berapa jadwal praktek dokter nya?" tanya Andri."Eh iya, belum kepikiran gue." Dodit menepuk dahinya."Hehehe ... Oke, mumpung gue lagi baik nih sekarang gue udah tanggung otewe ke rumah loe kalo gak salah searah sama rumah sakit Eyang Soeroso jadi nanti gue bakalan mampir." Andri berpikir cepat."Wah, gak salah emang gue minta loe jadi partner gue, serba bisa loe gue andalkan, bro!" pekik Dodit kegirangan.Iya, daripada menyebutkan Andri sebagai a
Dina menepati janjinya untuk membantu Siska memeriksa neraca keuangan perusahaan sekaligus membantunya mengerjakan laporan."Wow, cepat banget cara loe selesaikan semua nya? Gue aja masih ngeraba dan bingung tapi loe..." Puji Siska yang tidak menyangka akan kemampuan Dina."Loe lupa apa dulu siapa murid kesayangan Pak Kalu?" Dina jumawa."Eh iya, dulu Rara sama elo jago banget urusan beginian. Etapi loe kalah rajin kalo ngerjain tugas pasti Genk an loe yang mikir," cibir Siska."Sengaja biar mereka gak nyontek mulu, tapi gue ngumpulin tugas kok buktinya Pak Kalu ngasih nilai bagus di rapot." Dina tak mau diremehkan oleh Siska."Ah, itu mah loe aja yang jago ngerayu..." ledek Siska."Asembarangan loe... biar muka gue santuy tapi gue tuh cum laude ManKeu UI," ucap Dina menyombongkan dirinya sendiri."Yakin loe? Etapi emang gue gak pernah dengar kabar apapun sih tentang loe setelah kita lulus SMA." Siska tak mau langsung percaya karena dulu mereka mem
Rasa penasaran dalam diri Siska membuatnya terpaksa mendekati Herman karena dua minggu berlalu setelah dia mendengar langsung pembicaraan telepon Herman dengan Mr. X mengenai rencana mereka ingin membakar gudang produksi ternyata urung terjadi. Padahal Siska sudah terlanjur memperingati Dodit dan ia telah memerintahkan pengawasan lebih ketat di gudang produksi.Dodit tak mau ambil resiko akan terjadinya hal buruk yang akan menimpa perusahaannya sehingga dia tetap tidak mengurangi pengawasan terhadap keamanan di seluruh area perusahaannya. Hal ini bertentangan dengan pemikiran Andri yang bahkan merasa kalau penuturan Siska tidak mendasar dan terbukti tidak terjadi hal buruk apapun seperti yang dilaporkan oleh Siska."Dit, gue rasa apa yang di bilang Siska itu gak benar," ujar Andri."Loe kenapa bisa ngomong begitu?" tanya Dodit yang menghentikan kegiatannya memeriksa laporan kerjasama dengan perusahaan mitra."Coba deh loe pikir itu bocah menurut informasi sepihak omongan di telepon se
Kenapa senin dalam bahasa Inggris adalah Monday? karena Monday adalah Mon (ster) day. Andri hanya satu dari jutaan orang yang membenci hari senin. Karena menurutnya hari senin adalah awal dari hari dimana semua tumpukkan pekerjaan nya di mulai.Andri harus bangun lebih pagi agar tidak terjebak macet, menyantap sarapannya saat di lampu merah menuju kantor, kemudian mengisi absensi lebih cepat, dan ikut breaking lalu setelah itu pekerjaan nya baru di mulai.Dan di hari senin juga, dimana semua pertanyaan bos besar mengenai klien, rapat, proyek dan lain-lainya akan terdengar kemudian hampir semua orang memiliki mood yang buruk.Tanya sedikit tentang pekerjaan, kalau bukan dikacangin ya ngegas, ajak makan siang kayak ngajak makan siang sekampung, belum lagi kalau itu akhir bulan. Sempurna hidup loe!Andri mendudukkan dirinya setelah mendapatkan laporan dari Felly mengenai keuangan kantor. Wajahnya tertekuk, kentara sekali dia menemukan temuan laporan yang membuat kas perusahaan membengkak
Andri akhirnya mengajak Siska ke ruangan pribadinya. Waktu istirahat membuat mereka tidak menjadi pusat perhatian rekan kerjanya yang lain karena semua sibuk untuk makan siang."Aku yakin kamu tahu kalau Pak Herman sudah punya istri. Jadi aku minta kamu berhenti kasih harapan sama dia, kecuali kamu siap jadi istri kesekian aki-aki itu! Ketus Andri dengan tatapan matanya yang mengintimidasi."Um, iya aku tahu," jawab Siska yang juga tadi tidak nyaman bicara dengan Herman."Kamu tahu tapi masih aja mau dekat sama dia." Andri geram."Biasa aja kok cuman ngobrol biasa aja," elak Siska mencoba bersikap biasa saja dihadapan sang mantan."Halah, biasa aja tapi setiap hari aku lihat kamu berdua terus sama dia." Andri menggeram kesal."A-aku cuman mau cari informasi aja ...." Siska ingin menjelaskan."Gak usah! kamu balik ke Jakarta aja yang lebih aman," saran Andri yang mengkhawatirkan keselamatan Siska."Kok gitu? aku di pecat gitu?" Mulut Siska menganga tak percaya dirinya akan di berhentik
Seusai menghadiri upacara bendera versi keinginan ibu hamil muda, mereka semua menghabiskan waktu untuk makan siang menjelang petang di kantin sekolah. Rupanya sejak tadi pagi Dina sudah mengajukan izin kepada kepala sekolah dan dewan guru dengan di bantu oleh Bu Lala, guru BK yang dulu menjadi teman curhat Dina kala ia masih memakai seragam putih abu-abu.Ternyata Dina juga berteman akrab dengan anak sulung Bu Lala semasa kuliah di universitas yang sama. Komunikasi keduanya tetap terjalin erat karena Dina menemukan sosok Mama dalam diri Bu Lala. Karena itu, mengetahui Dina ternyata sudah menikah dengan Dodit jelas merupakan suatu kejutan luar biasa mengingat bagaimana drama mereka dulu semasa sekolah."Duh, kalian ini kayaknya cocok jadi pemain sinetron ikatan hati sejak SMA," ledek Bu Lala."Bu, nama saya bukan Andin, tapi Dina," sahut Dina."Semoga gak ada Elsa ya di kehidupan pernikahan kalian." Doa Bu Lala."Amiin... makasih doanya Bu," ucap Dina."Dit, kamu kenapa diam saja? gak
Amarah Bambang begitu menggelegak mendengar kabar Dodit telah memukuli Panji di kantor nya. Kunjungan kerja yang dijadwalkan seharusnya selesai esok lusa terpaksa dimajukan hari ini juga karena dia tidak bisa menahan diri untuk segera menemui anaknya.Otak liciknya berputar mencari cara membalaskan perbuatan Dodit. Rupanya setelah menggenggam kekuasaan yang diberikan oleh Eyang Soeroso kini bocah ingusan itu telah berani menunjukkan taringnya. Dengus Bambang."Tuan, kita mau langsung pulang atau ke kantor?" tanya supir pribadinya."Kantor Panji," jawab Bambang.Sejenak sang supir yang tidak mengetahui apapun tertegun dan berpikir. Melihat supirnya hanya diam membisu membuat Bambang emosi dan membentaknya."Kau sudah bosan kerja?! Apa telinga mu bermasalah? Perlu aku korek telinga mu dengan benda tajam?!" maki Bambang beruntun.Sang supir bergidik ngeri mendengarnya. Tangannya mendadak bergetar tak karuan saking takutnya. Dia memang baru dua minggu bekerja bersama Bambang yang memang l