Pasangan suami istri muda itu tiba di rumah mereka menjelang petang. Jodi menggendong Dira yang masih tertidur sejak di perjalanan pulang.
"Dira masih tidur? Sini biar aku yang gantian gendong." Rara menyorongkan tangannya bermaksud menawarkan diri.
"Sssttt, jangan. Kamu lagi hamil gak boleh keseringan gendong Dira, ah." Jodi menolak halus permintaan istrinya.
"Iya tapi aku gumussshhh." Rara ingin mencubit gemas pipi anaknya.
"Eehhh, buna gimana sih Dira nanti bangun, nakal ya buna." Jodi mengedipkan sebelah matanya menggoda sang istri.
"Sebel ah, aku mau mandi aja kalo gitu." Rara langsung badmood dan meninggalkan Jodi begitu saja.
"Ck, dasar bumil manja tapi aku sayang banget. Hehehe," rayu Jodi.
Rara tidak memperdulikan ucapan Jodi karena ia langsung beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang ia rasa lengket setelah seharian ini beraktivitas.
Drrrttt
Drrrttt
Ponsel Rara yang memang tidak di silent
Mendekati basecamp Mantan Jomblo yang berupa bengkel berukuran sedang yang di apit oleh tempat steam (cuci motor dan mobil) disebelah kanan dan toko onderdil motor di sebelah kiri membuat Siska mengemudikan motornya agak pelan untuk mengatur nafasnya.Entah mengapa walaupun sudah sering sakit hati mendengar ucapan pedas boncabe setiap bertemu tapi Siska selalu saja tersinggung. Ah, siapa lagi orang yang tega memberikan julukan mulut comberan kalau bukan si boncabe alias Andri.5 menit sudah Siska berdiam diri di depan bengkel tersebut. Siska pun sudah sejak tadi berkirim pesan dengan Rosa seraya ia diingatkan agar Siska tak melupakan misi darinya.Sementara itu Dodit yang merasa geram dengan kelakuan Andri tidak bergerak cepat menyambut kedatangan Siska langsung berjalan mendekati Siska. 'Lihat aja loe gimana gue beraksi'.Dodit mengancam dalam hati sambil menunjukkan smirk evil nya."Hai cantik, kok ragu gitu mau kesini?" sapa Dodit ramah."Eh elo,
Siska melajukan motornya dengan berbagai perasaan berkecamuk. Ia juga bingung kenapa tadi begitu ketakutan menghadapi Andri padahal kalau di ingat lagi sikap Andri sudah jauh lebih baik kepadanya. Tapi ia malah pergi begitu saja.Saat melewati pertigaan lampu merah dari sebelah kiri terdengar suara seseorang memanggil namanya. Ia terhenyak karena pemilik suara itu ternyata adalah Dodit."Hahaha. Kita emang jodoh ya Sis," suara gelak tawa Dodit terdengar setelah berhasil membuat Siska melihat lalu mendekatinya."Pede abis loe! Hahaha." Siska ikutan tertawa."Eh, ketemu lagi sama mba katering." Vania langsung merangkul Siska."Enak bener loe bocah panggil gue mba katering." Siska mendelik kesal."Ampun deh loe Van, kelar hidup loe kalo kedengaran Andri sembarangan panggil ayang nya. Hahaha," ledek Dodit."Dih, kenapa boncabe pake di sangkutin sama gue?" Siska tak sudi namanya terkait dengan Andri."Ah, elo kurang nyata apa dia bucin sama e
Siska tertegun mendengar penuturan Andri mengenai alasan Rosa selalu menolak Samudra. Rupanya ucapan pedas dan sikap kasar Ibu dari Samudra penyebabnya. Tenggorokannya mendadak tercekat lantaran merasa sebagai sahabat yang buruk karena tidak mengetahui kesedihan sahabatnya."Lho, kok malah bengong?" Andri keheranan melihat ekspresi Siska terdiam."Mm, nyesel gue selalu mojokin Rosa yang selalu nolak Sam." Siska tertunduk menahan sesal di dalam hatinya."Apa yang aku ceritakan ke kamu itu kejadian tiga tahun lalu." Andri mengingatkan Siska."Iya tapi kan- Ah, enggak nyangka gue emaknya Sam julid banget," dengus Siska yang masih kesal mendengar cerita masa lalu yang diceritakan oleh Andri."Heh, kualat kamu itu seumuran Mama kamu. Aku bilang tadi kan kejadiannya tiga tahun lalu kalau sekarang mah udah beda jauh. Emak Jamilah nyesel dan berubah drastis jadi baik." Andri menjelaskan."Mana ada orang berubah secepat itu," solot Siska sambil melip
Sebulan setelah kejadian di cafe itu Jamilah selalu berupaya meminta maaf dan mendekati Rosa. Jamilah sadar kalau memaafkan tidak akan semudah membalikkan telapak tangan. Namun ia akan berusaha sekuat tenaga karena ini menyangkut kebahagiaan sang putra kesayangannya, Samudra.Sementara itu hubungan antara Andri dan Siska memasuki babak baru karena tepat di hari itu Andri langsung menemui kedua orangtua Siska. Ada rasa canggung yang menyertai mereka yang biasanya bicara sesuka hati kini lebih menjaga sikap entah mengapa.Seperti nya mereka semakin mantap menuju halal tahun ini juga. Siska pun kini berusaha bersikap jinak-jinak merpati karena biasanya ia bak singa betina yang akan menerkam boncabe. Ia juga jadi rajin membaca dan mempelajari ilmu tentang sakinah bersama mu dan seputar ilmu parenting karena Siska memang sangat menyukai anak kecil.Sore hari di bengkel mantan jombloDari rentetan kebahagiaan para anggota mantan jomblo hanya tersisa Dodit yang
"Bismillahirrahmanirrahim, Samudra Nata Dekoko, saya nikahkan engkau dengan putri kandung saya, Rosa Roslaina Handiyani binti Afgan Syah Reza dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan seperangkat perhiasan seberat seratus lima gram, dibayar tunai." Afgan Syah Reza, ayah kandung Rosa melafalkan ucapan itu dengan bergetar tatkala mengingat bahwa mulai kini ia harus melepaskan putri tercintanya yang kini akan resmi menjadi istri dari pria yang sedang ia jabat tangannya.Samudra menggenggam erat tangan Afgan dan menjawab dengan cepat."Saya terima nikah dan kawinnya Rosa Roslaina Handiyani binti Afgan Syah Reza dengan mas kawin tersebut, di bayar tunai," ucap Samudra dengan suara lantang."Bagaimana sah?" tanya Pak penghulu sambil memandang ke arah para saksi."Sah, Sah." Beberapa orang menjawab bersamaan dengan suara lantang."Alhamdulillah. Mari kita sekarang berdoa bersama-sama." Kemudian Pak penghulu membacakan doa yang diaminkan oleh seluruh or
Ada yang tidak bisa dijelaskan pada orang lain mengenai hidup kita. Seperti luka yang tak kasat mata dan tak terjamah mata manusia. Bertopeng senyum seolah baik-baik saja. Seperti yang dirasakan Dodit dan dirahasiakan pada alam semesta.Sejak dulu sebenarnya laki-laki itu sudah ingin meledak ketika sahabatnya, Samudra ternyata menyukai Rosa. Belum lagi sikap Rosa yang tampak abu-abu dimatanya, membuat dia selalu ragu mengutarakan perasaannya. Mereka memang dekat dan bahkan sangat dekat bak sepasang sepatu kanan dan kiri. Dodit selalu menjadi tempat ternyaman Rosa dalam mengadukan keluh kesahnya kala semua sahabatnya sibuk dengan kegiatannya. Dodit sendiri tentu saja akan menjadi pendengar yang baik untuk Rosa. Jika semua keranjang sampah permasalahan Rosa telah berhasil Dodit tenang kan, mereka sering menghabiskan waktu di taman kota sekadar mengobrol atau menikmati jajanan cotton candy, kesukaan Rosa.Kondisi kesehatan Yola, sang sepupu yang memburuk dan menyita
Keesokan harinya Dodit menjajakan dagangannya lebih awal karena pagi hari ini ia tidak disibukkan dengan aktivitas nya seperti kemarin membuat roti baru dengan aneka varian rasa penuh kegalauan, melainkan ingin menghabiskan sisa roti kemarin yang masih bagus untuk dijual.Ia kini mulai memilih strategi untuk berjualan di area sekolah atau kampus. Biasanya kan mereka banyak pujangga galau yang pasti akan tertarik membeli sesuatu karena keunikannya, apalagi ini menyangkut perasaan yang susah move on. Pikir Dodit absurd namun menurutnya ada unsur benarnya.Sekolah terdekat berada 7 km dari tempat kosan Dodit. Setelah menghabiskan waktu satu jam sebelum masuk waktu belajar di sekolah itu. Dodit menepi pada bahu jalan di samping sekolah. Ia mengeluarkan rasa gengsinya agar tidak menggangu kepercayaan dirinya. Huft, sarjana jualan roti? Siapa takut? Dodit menarik nafas lalu menghembuskan nafasnya perlahan sambil mengucapkan kalimat itu bak mantra jampe-jampe pelaris dagangan
Kamu tahu hal yang paling menyebalkan tetapi sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari itu apa?Basa-basiAda sebagian orang yang menyukai aktivitas itu. Namun, ada pula sebagian orang pula yang amat sangat membenci aktivitas itu.Salah satunya aku.Interaksi memang sangat dibutuhkan, tetapi untuk berbasa-basi apalagi untuk hal yang tidak perlu dipertanyakan sebenarnya sedikit menggangu.Contoh pertanyaan awam yang sering ditanyakan kepada makhluk penyendiri alias jomblo akut seperti dirinya adalah kapan punya pacar?Setelah punya pacar, yang ditanyakan adalah kapan menikah? Lalu setelah menikah yang ditanyakan adalah kapan punya anak?Kenapa gak sekalian nanya kapan mati?Aku akui saat ini tengah berada dalam fase terendah dalam hidup ku dimana satu-satunya perempuan calon masa depan ku, Rosa menikah dengan sahabat baikku, Samudra. Jelas saja aku masih sulit untuk bangkit dan menata hati ini agar bisa kembali pulih dan tidak
Beberapa hari kemudianHari ini suasana di kediaman Dodit dan Dina tampak semarak dengan kehadiran para personil para mantan jomblo beserta keluarga kecil masing-masing. Ya, mereka datang ingin melihat sosok penghuni baru nan menggemaskan itu.Bayi mungil bernama Zayn Fayyad Alvarendra Hadiningrat yang artinya adalah laki-laki yang memiliki keindahan, baik, dermawan, murah hati, cerdas dan beruntung yang merupakan keturunan Hadiningrat. Sebuah nama yang mewakili doa dan harapan kedua orang tua dan semua sanak saudaranya.Meski di awal para sahabat dari bayi menggemaskan itu awalnya tidak diperkenankan untuk datang menjenguk ke rumah sakit, tapi masih bisa datang ke rumah untuk merasakan kebahagiaan yang sama."Gimana rasanya jadi orang tua baru?" tanya Rosa yang memang belum dikaruniai buah hati."Nikmat banget. Loe lihat sendiri nih mata panda gue. Sehari tidur bisa di hitung cuman berapa jam," curhat Dina."Baru satu aja loe udah ngeluh, pegimana gue yang otewe mau tiga ini?" sambar
Setahun kemudian Hari itu, Eyang Soeroso menemui putra sambungnya, Bambang di kantor polisi. Wajah anak sambungnya itu terlihat kusut dan lusuh. Hilang sudah jejak kesombongan dari wajah pria itu tergerus keadaan di dalam jeruji besi.Cukup rumit dampak dari penangkapan Bambang karena setelahnya sang Ibu, Ambar dan cucunya Panji malah ingin melepaskan diri dari status mereka sebagai bagian dari keluarga Hadiningrat. Hal ini sangat mengejutkan Eyang Soeroso hingga akhirnya terpaksa menyetujui keinginan istri dan cucu sambungnya tersebut.Bambang memang belum di pindah ke rumah tahanan karena berkas kasus pria itu baru naik ke kejaksaan dan sedang di proses.Mereka duduk di ruangan khusus, Eyang Soeroso melihat Bambang yang mengenakan pakaian tahanan sebenarnya sangat sedih. Ya, biar bagaimanapun mereka telah puluhan tahun menjadi satu keluarga.Terkadang Eyang Soeroso merasa tak habis pikir mengapa putra sambungnya ini tidak pernah bersyukur dengan semua fasilitas dan kemewahan yang i
Berita mengenai cucu menantunya yang mengalami keguguran membuat murka seorang pria paruh baya yang masih berkuasa penuh dalam keluarga Hadiningrat, Eyang Soeroso."Saya tidak mau tahu temukan motor yang telah menabrak cucu menantu saya! Dan bawa orangnya kesini!"Eyang Soeroso berdiri membelakangi tiga laki-laki bertubuh gempal dengan baju seragam serba hitam. Saat ini mereka sedang berada di ruang kerjanya.Kedua laki-laki bertubuh gempal berseragam itu terlihat menunduk patuh. "Baik, Tuan. Akan saya laksanakan."Eyang Soeroso melirik sekilas, "Saya tidak main-main, kalau kalian tidak bisa mendapatkannya, maka kepala kalian adalah bayarannya!"Pria paruh baya yang masih tampak berwibawa itu memutar dirinya ke arah kedua laki-laki berseragam itu. Dengan kedua tangan yang masuk ke dalam saku celananya. Menatap lekat dan tegas kepada keduanya, menghadirkan rasa segan dan takut secara bersamaan."Ba-baik, Pak."Merasa puas dengan ekspresi yang ditampilkan kedua manusia itu. Eyang Soeros
"DOKTER!!?" teriakan pilu Dodit di sebuah pintu masuk rumah sakit terdengar jelas oleh petugas medis yang mendapat shift malam itu.Terlihat Dodit wara-wiri dengan baju yang penuh darah. Saat menggendong wanita yang sangat dicintainya itu. Beruntung rumah sakit 24 jam ini memang di dukung penuh oleh Soeroso grup. Sehingga teriakan Dodit langsung mendapat tanggapan positif dan tindakan cepat untuk segera membawa Dina ke ruang IGD."Dodit! Ada apa ini, nak?" Hanafi dan istrinya datang, bersama Pandu, Panji dan Yola. Mereka terlihat panik.Dodit hanya terdiam, dan menunduk dalam. Membuat mereka paham kalau saat ini Dodit masih terpukul atas kecelakaan yang baru saja menimpa sang istri."Ada apa, nak? Kenapa jadi seperti ini?"Dodit masih terdiam. Kedua tangannya terlihat gemetar. Kedua matanya menatap kosong pada lantai yang ia pijak, lalu detik kemudian ia memeluk sang ibu dengan isakan pilu.Keadaan rumah sakit yang sepi, karena jam sudah menunjukkan pukul tiga dini hari. Membuat rasa
"Padit! Aku mau wedang ronde!" Dina sengaja menggunakan panggilan Padit yang menurut pasutri ini artinya Papa Dodit lantaran menginginkan sesuatu.Rengekan Dina terdengar cukup nyaring sehingga Dodit yang tengah tertidur mengerjapkan kedua matanya. Menatap ke arah jarum jam dinding yang berdetak menunjukkan pukul satu dini hari."Ini jam satu malam, kamu mau wedang ronde?"Sungguh tak habis pikir pada wanita terkasihnya itu. Kenapa ia harus dibangunkan, tepat saat ia mau bermimpi indah?"Madin, sekarang udah malam banget, sayang ... " Dodit pun kali ini sengaja menggunakan panggilan Madin yang artinya Mama Dina.Dina pun menggembungkan kedua pipinya yang semakin chubby semenjak dirinya hamil. "Aku gak peduli pokoknya aku mau wedang ronde!"Lihat bagaimana keras kepalanya wanita yang dicintainya itu. Membuat Dodit pusing sekali. Kenapa minta hal yang aneh-aneh di tengah malam seperti ini."Aku enggak tau cara bikinnya sayang. Lagian, kalau malam gelap begini gak ada yang jualan."Menco
Ambar yang lebih dari separuh hidupnya dihabiskan dengan ambisi menguasai harta dan tahta keluarga Hadiningrat merasa sangat kesal sekaligus kecewa lantaran gagal membujuk cucu kandungnya, Panji agar tidak memilih melanjutkan pendidikan ke luar negeri dan memutuskan untuk tidak menuruti semua keinginan pemuda itu melepaskan status sosial sebagai seorang penerus klan Hadiningrat.Puluhan tahun Ambar menggantungkan harapan bahwa kelak anak keturunannya akan hidup secara terhormat dan makmur dalam keluarga Hadiningrat. Sayangnya hanya Panji saja yang mau menjadi penerus ambisinya dalam melakukan semua hal, termasuk menyingkirkan anak keturunan Tantri yang merupakan nenek kandung Dodit.Selama ini dia memang sudah tidak bisa menaruh harapan pada Pandu, sang cucu pertama yang dari awal tidak pernah mau menjadi cucu yang penurut baginya. Lihat saja, ketimbang menjadi pengusaha kini Pandu malah berprofesi sebagai dosen. Ya, walaupun hal tersebut bukan hal yang buruk, tapi jelas naluri wanita
"Kalau kamu tidak mampu bersaing secara terbuka, coba sekarang bermain cantik. Dekati wanita itu dan jadilah sahabatnya agar kamu lebih tahu banyak semua kekurangannya untuk menjadi senjata kamu mengembalikan hati suaminya menjadi milikmu!" seru Ambar memberikan petuah sesat kepada cucunya, Yola.Sejak itulah Yola mendekati Dina. Yola memulai dengan permintaan maaf. Awalnya Yola mengira Dina si cewek bar-bar itu akan menolak mentah-mentah dirinya, namun siapa sangka justru sosok itu membuka tangannya lebar-lebar dan resmi menjadikannya adik sepupunya terdekat.Setiap hari mereka berbagi cerita dan saling berkunjung atau hang out bersama. Seperti kegiatan yang kali ini mereka lakukan di sebuah pusat perbelanjaan."Bumil, astaga tenaganya kuat sekali tak kenal lelah menjelajah hampir setiap sudut mall ini," sindir Yola yang cenderung malas sebenarnya mengikuti semua keinginan Dina sehingga sengaja mengajaknya untuk makan siang di sebuah restoran western."Ya loe tau sendirilah gimana be
Dodit dan Andri sudah kembali pada rutinitas mereka, bekerja. Rupanya koneksi persahabatan antara sesama sahabat mantan jomblo masih berlanjut hingga kini mereka menjalin kerjasama dengan perusahaan milik keluarga Riko.Untuk itulah hari ini rencananya mereka sebagai perwakilan kedua perusahaan akan melakukan pertemuan bisnis sekaligus merajut silaturahmi yang sempat merenggang karena jarak dan kesibukan masing-masing.Sebelum memulai pembicaraan serius, mereka berkumpul di cafetaria perusahaan."Kayaknya hari ini udah gak ada yang kekurangan pupuk sama air lagi deh," ujar Dina menyindir sikap ceria Riko."Ho'oh lihat tuh mukanya si duda kayak lampu baru di ganti," sahut Dodit menyambung sindiran sang istri."Silau, Men. Hahaha...." Andri latah menimpali ledekan duet maut pasutri sahabatnya itu."Yes ... Kita gak bakalan dapat curhatan sendu nan manjah lagi nih," ucap Dina sambil tersenyum sumringah."Apaan sih kalian," sahut Riko bak kura-kura dalam perahu.Sudah bukan rahasia umum l
Kebahagiaan yang terpancar dari wajah Andri dan Siska berbanding terbalik dengan sang kakak, Sandra, tetapi dia juga tidak mau di cap sebagai penghambat pernikahan keduanya. Tatapannya menatap lirih Jaka, perjaka yang tak memiliki urat malu sedikitpun mengutarakan perasaannya.Huh, bagaimana bocah tengil ini bisa punya pikiran mau serius komitmen sama gue? oke, untuk saat ini aja deh gue iya in aja lantaran gue gak bisa biarin Siska terhalang dapat jodoh karena gue. Batin Sandra dengan berpura-pura tersenyum ramah kepada para tamunya.Acara itu sekaligus juga menjadi ajang reuni para mantan jomblo dan keluarganya. Hilda yang sedang menghitung hari hendak melahirkan menjadi sosok yang begitu antusias bercerita."Bro, sorry ya kayaknya anak gue kecapean nih jadi gue balik duluan ya?" Pamit Jodi saat melihat Dira tertidur pulas di pangkuannya.Sementara Rara sejak tadi memang sedang asyik gosip sana sini sambil mengusap punggung Rani yang sejak tadi tertidur dalam gendongannya."Oh, ya