Sang surya mulai memancarkan semburat jingga pertanda fajar datang. Tetes embun membasahi dedaunan hijau menyegarkan indra. Kumandang adzan subuh pun telah bertalu-talu dan terdengar beberapa menit lalu.
Jodi yang mulai terbangun merasa dirinya masih di buai alam mimpi lantaran di hadapannya terpampang nyata sepasang alpukat sekal masih terbungkus rapih di tempat nya.
Rejeki nomplok nih. Jodi menghirup aroma yang sepertinya akan menjadi candu baginya.
Ini masih mimpi kan? Buka aja lah bungkusan alpukat nya biar nyobain rasanya yang legit.
Perlahan tapi pasti ia mengambil kesempatan untuk membuka kain berenda pembungkus alpukat. Gairahnya mengegelegak tak terkira lantaran tak kuat godaan untuk membelai dan meremas lembut alpukat itu, terlebih bagian imut berwarna coklat yang menyembul. Tanpa sadar alpukat sebelah kiri menjadi mainannya untuk di belai dan sebelah kanan ia sesap pelan.
Terdengar suara lenguhan yang semakin membangkitkan&nb
BRAAAAKKKKBunyi suara pintu yang dibanting dengan keras oleh Rara. Melihat kepanikan istrinya malah membuat Jodi tergelak tawa."Yang, awas sabun ku habis ya kamu mainin ye..." ledek Jodi sengaja menggoda Rara."Kagak bakalan! ketahuan loe ye doyan sabun!" teriak Rara dari dalam kamar mandi.Rara memandangi sekeliling area kamar mandi yang masih terasa asing baginya. Ruangan ini lebih besar daripada kamar mandi di rumahnya. Peralatan mandi yang lengkap untuk ukuran seorang lelaki cukup membuatnya heran karena selama ini Jodi terlihat cuek.DegRara teringat sesuatu hal yang membuatnya ragu untuk memulai kegiatan nya untuk membersihkan diri.Krieeeetttt...Tiba-tiba Rara membuka pintu kamar mandi lalu kepalanya menengok ke segala penjuru kamar untuk mencari keberadaan Jodi. Ia menjadi ragu mengenai sesuatu yang mungkin bisa di pahami oleh suaminya saat ini."Di..." Rara menahan malu untuk bertanya."Duh, istriku m
Rara yang sedang menunggu Jodi mandi asyik bermain handphone sambil tiduran di kasur. Sebenarnya ia merasa tenaganya terkuras lantaran begadang hampir semalaman menjaga suaminya. Kedua kelopak matanya sudah terasa lengket dan mulai berayun-ayun.Tak berselang lama Jodi keluar dari kamar mandi. Ia menatap bahagia wajah Rara yang hampir terpejam lalu ia hampiri perlahan dan ternyata Rara belum tertidur."Makasih kamu masih mau peduli sama aku." Ucap Jodi tulus.Rara mengernyitkan dahinya karena tak biasa mendengar Jodi berbicara aku-kamu dengannya. "Hm," hanya itu respon yang ia berikan."Kamu mau tidur atau mau sarapan?" Jodi tersenyum dan menawarkan Rara."Hm," Rara masih kikuk menanggapi ucapan Jodi."Ham hem ham hem... minta di cium nih kayaknye." Jodi mendekatkan wajahnya ke wajah Rara bermaksud menggoda.Apa rasanya lebih menyegarkan dari minuman yang mengandung 1000 mg vitamin C?Belum genap dua detik ia pandangi nalurinya
Jodi begitu terpesona kala menatap dalam manik hitam mata Rara. Ada terbersit ketakutan dan pertanyaan dalam dirinya seperti, apakah Rara benar akan memilih pendidikan nya dan meninggalkan dirinya?"Di, bisa berlubang nih muka gue loe liatin mulu!" Sinis Rara.Rara ingin menghindari tatapan mata suaminya yang sebenarnya selalu ia rindukan."Ra, aku mohon dalam kondisi apapun jangan pernah kamu tinggalin aku..." harap Jodi dengan suara memelas.Mendengar permintaan Jodi membuat Rara dilema galau gundah melanda. Apa sekarang waktunya untuk jujur kalau ia berencana kuliah di lain kota setelah dirinya lulus? Rara menimbang keputusan nya untuk belajar jujur biar mujur. Semoga...Bismillahirrahmanirrahim...Ketika Rara sedang menimbang cara untuk menyampaikan keinginannya untuk kuliah di Jogja, ternyata sudah didahului oleh Jodi."Ra, kalau kamu milih kuliah di Jogja, aku bakal milih kuliah dan menetap selamanya di Jepang." Jodi senga
Ojek online yang membawa Rara pun tiba di sekolah dalam kondisi masih terlalu pagi, bahkan Pak Sapto selaku satpam saja belum terlihat di pos tempat ia bertugas.Rara mengedarkan pandangannya ke semua penjuru kelas. Tiba-tiba ada rasa was-was dalam hatinya kalau ia terjerat suasana mistis penghuni gaib sekolah.Duh, kenape gue langsung kemari ye? Ah, emosi emang bikin gue gak bisa mikir bener nih. Rara menyesalkan keputusan nya meninggalkan rumah Jodi sepagi ini.Huft, ketimbang gue bengek ketakutan gak jelas mending cari makanan aje deh ke kantin. Etapi kok masih gelap gini ye?Duuh, mendingan gue balik ke gerbang sekolah aje deh biar kalau ade ape gitu gampang kabur.5 menit10 menit15 menitEt deh, ini ngapa belom ada satupun makhluk nyata nyang nyampe sekolah sih? Iseng nih...Rara yang resah gelisah walaupun berusaha mengalihkan pemikirannya dengan bermain handphone akhirnya membuka aplikasi Alquran. Hey, dedemit,
Setelah menghabiskan bubur ayam yang di bawa oleh Jodi, mereka berdua tidak beranjak pergi karena memang niat ingin makan sesi 2."Mau makan ape lagi?" Rara celingukan memperhatikan suasana kantin yang masih sepi dan baru terlihat satu dua orang masih membersihkan lapaknya."Emang masih laper banget?" sahut Jodi."Enggak terlalu sih, tapi haus," Rara meneguk saliva nya."Iye ye kite makan kagak pake minum tadi. Hehehe." Jodi menggaruk rambutnya yang tidak berkutu dan berketombe."Woy, duh, masih pagi udah mojok aja! Enak bener sarapan sepiring berdua!" Dodit tiba-tiba datang mengagetkan dua insan yang sedang kehausan."Eh, elo, punya minum gak?" Jodi menyahut sambil meminta air minum."Iya nih ada tadi kebetulan kembalian beli bensin di warung Madura kurang goceng jadi gue beli aja air mineral." Dodit mengambil air mineral kemasan dari tas nya."Belom di minum nih?" Jodi mengambil air tersebut lalu menyodorkan ke Rara."
You know what?Sometimes kita emang harus jadi orang cuek biar gak boros perasaan.~Rara~"Ra, entar pulang sekolah anterin gue cari kado, yuk?" ajak Yola." Beli kado? Siapa yang ulang tahun?" tanya Rara."Jodi besok ulang tahun, jadi gue mau bikin surprise buat dia," ucap Yola dengan mata berbinar.Rara nyaris menjatuhkan rahangnya karena tak menyangka kalau Yola masih menaruh perhatian lebih kepada Jodi yang kini menjadi suaminya. Konyolnya, dia sebagai istrinya saja tidak tahu kalau besok suaminya ulang tahun. Eh, suami? Kok geli sendiri ya ngaku suami saat pake seragam putih abu-abu gini? gumam Rara dalam hati."Ra, bisa kan loe temenin gue? Please, loe kan dekat sama dia, pasti tahu lah selera dia tuh gimana," rengek Yola."Ekhem," Rara berusaha menetralkan nada suaranya agar terdengar normal."Yo, bukannya selama ini loe gak pernah respon ya kalo Jodi kasih perhatian lebih buat elo?" tanya Rara tanpa
Jodi yang baru menyelesaikan ujian praktek Agama di musholla sekolah, langsung menuju kelasnya. Langkahnya diikuti oleh Riko yang sepertinya sengaja ingin mengajak Jodi berbicara. Sejak tadi pagi mereka telah bersikap seperti biasanya, tak nampak telah berselisih satu sama lain. "Di, abis dari sini loe mau kemana?" tanya Riko. "Hm, gue langsung pulang," jawab Jodi. "Ngafe dulu, yuk? Udah lama kita gak nongkrong bareng," ajak Riko. "Boleh deh," Jodi sungkan menolak ajakan Riko mengingat mungkin inilah momen mereka akhirnya bisa kembali dekat sebelum perpisahan sekolah. "Oke, gue ajak anak-anak yang lain," Riko bergegas jalan ke arah keramaian teman sekelasnya. Riko mengajak semua teman sekelasnya, termasuk Jodi dan sahabatnya yang sudah dia kenal dekat. Cafe Sang Mantan memang telah menjadi tempat ternyaman mereka selama ini menghabiskan waktu selepas sekolah disaat jenuh. Lokasinya yang strategis, nuansa
HancurHanya kata itu yang bisa menjelaskan bagaimana hati Rara saat ini. Gadis yang sudah baru beberapa hari menyandang status sebagai istri dari Jodi itu sejak tadi tak lepas memandangi jendela kamarnya dengan tatapan kosong dan sesekali kedua tangannya menghapus air mata yang begitu tidak sopan karena tanpa izin terus keluar sejak tadi. Padahal dia sudah menyemangati dirinya agar tidak lemah dan cengeng, tapi tetap saja airmata sial an itu tak kenal lelah berhenti membuat dirinya sibuk menghapusnya.Rara yang dua bulan lagi akan berusia 18 tahun dan belum mengerti tentang cinta harus menelan pil pahit karena perhatian sahabatnya, Yola yang seolah membalas perasaan Jodi yang dia ketahui memang sejak kecil mencintai Yola. Belum lagi drama yang selalu dihembuskan oleh sang mantan, Dina melalui postingan media sosial yang dia lihat tadi siang begitu menunjukkan kemesraan suaminya, Jodi terlihat intim berpelukan dengan tangan masih memegangi kue ulang tahun untuk Dina.