Jodi begitu terpesona kala menatap dalam manik hitam mata Rara. Ada terbersit ketakutan dan pertanyaan dalam dirinya seperti, apakah Rara benar akan memilih pendidikan nya dan meninggalkan dirinya?
"Di, bisa berlubang nih muka gue loe liatin mulu!" Sinis Rara.
Rara ingin menghindari tatapan mata suaminya yang sebenarnya selalu ia rindukan.
"Ra, aku mohon dalam kondisi apapun jangan pernah kamu tinggalin aku..." harap Jodi dengan suara memelas.
Mendengar permintaan Jodi membuat Rara dilema galau gundah melanda. Apa sekarang waktunya untuk jujur kalau ia berencana kuliah di lain kota setelah dirinya lulus? Rara menimbang keputusan nya untuk belajar jujur biar mujur. Semoga...
Bismillahirrahmanirrahim...
Ketika Rara sedang menimbang cara untuk menyampaikan keinginannya untuk kuliah di Jogja, ternyata sudah didahului oleh Jodi.
"Ra, kalau kamu milih kuliah di Jogja, aku bakal milih kuliah dan menetap selamanya di Jepang." Jodi senga
Ojek online yang membawa Rara pun tiba di sekolah dalam kondisi masih terlalu pagi, bahkan Pak Sapto selaku satpam saja belum terlihat di pos tempat ia bertugas.Rara mengedarkan pandangannya ke semua penjuru kelas. Tiba-tiba ada rasa was-was dalam hatinya kalau ia terjerat suasana mistis penghuni gaib sekolah.Duh, kenape gue langsung kemari ye? Ah, emosi emang bikin gue gak bisa mikir bener nih. Rara menyesalkan keputusan nya meninggalkan rumah Jodi sepagi ini.Huft, ketimbang gue bengek ketakutan gak jelas mending cari makanan aje deh ke kantin. Etapi kok masih gelap gini ye?Duuh, mendingan gue balik ke gerbang sekolah aje deh biar kalau ade ape gitu gampang kabur.5 menit10 menit15 menitEt deh, ini ngapa belom ada satupun makhluk nyata nyang nyampe sekolah sih? Iseng nih...Rara yang resah gelisah walaupun berusaha mengalihkan pemikirannya dengan bermain handphone akhirnya membuka aplikasi Alquran. Hey, dedemit,
Setelah menghabiskan bubur ayam yang di bawa oleh Jodi, mereka berdua tidak beranjak pergi karena memang niat ingin makan sesi 2."Mau makan ape lagi?" Rara celingukan memperhatikan suasana kantin yang masih sepi dan baru terlihat satu dua orang masih membersihkan lapaknya."Emang masih laper banget?" sahut Jodi."Enggak terlalu sih, tapi haus," Rara meneguk saliva nya."Iye ye kite makan kagak pake minum tadi. Hehehe." Jodi menggaruk rambutnya yang tidak berkutu dan berketombe."Woy, duh, masih pagi udah mojok aja! Enak bener sarapan sepiring berdua!" Dodit tiba-tiba datang mengagetkan dua insan yang sedang kehausan."Eh, elo, punya minum gak?" Jodi menyahut sambil meminta air minum."Iya nih ada tadi kebetulan kembalian beli bensin di warung Madura kurang goceng jadi gue beli aja air mineral." Dodit mengambil air mineral kemasan dari tas nya."Belom di minum nih?" Jodi mengambil air tersebut lalu menyodorkan ke Rara."
You know what?Sometimes kita emang harus jadi orang cuek biar gak boros perasaan.~Rara~"Ra, entar pulang sekolah anterin gue cari kado, yuk?" ajak Yola." Beli kado? Siapa yang ulang tahun?" tanya Rara."Jodi besok ulang tahun, jadi gue mau bikin surprise buat dia," ucap Yola dengan mata berbinar.Rara nyaris menjatuhkan rahangnya karena tak menyangka kalau Yola masih menaruh perhatian lebih kepada Jodi yang kini menjadi suaminya. Konyolnya, dia sebagai istrinya saja tidak tahu kalau besok suaminya ulang tahun. Eh, suami? Kok geli sendiri ya ngaku suami saat pake seragam putih abu-abu gini? gumam Rara dalam hati."Ra, bisa kan loe temenin gue? Please, loe kan dekat sama dia, pasti tahu lah selera dia tuh gimana," rengek Yola."Ekhem," Rara berusaha menetralkan nada suaranya agar terdengar normal."Yo, bukannya selama ini loe gak pernah respon ya kalo Jodi kasih perhatian lebih buat elo?" tanya Rara tanpa
Jodi yang baru menyelesaikan ujian praktek Agama di musholla sekolah, langsung menuju kelasnya. Langkahnya diikuti oleh Riko yang sepertinya sengaja ingin mengajak Jodi berbicara. Sejak tadi pagi mereka telah bersikap seperti biasanya, tak nampak telah berselisih satu sama lain. "Di, abis dari sini loe mau kemana?" tanya Riko. "Hm, gue langsung pulang," jawab Jodi. "Ngafe dulu, yuk? Udah lama kita gak nongkrong bareng," ajak Riko. "Boleh deh," Jodi sungkan menolak ajakan Riko mengingat mungkin inilah momen mereka akhirnya bisa kembali dekat sebelum perpisahan sekolah. "Oke, gue ajak anak-anak yang lain," Riko bergegas jalan ke arah keramaian teman sekelasnya. Riko mengajak semua teman sekelasnya, termasuk Jodi dan sahabatnya yang sudah dia kenal dekat. Cafe Sang Mantan memang telah menjadi tempat ternyaman mereka selama ini menghabiskan waktu selepas sekolah disaat jenuh. Lokasinya yang strategis, nuansa
HancurHanya kata itu yang bisa menjelaskan bagaimana hati Rara saat ini. Gadis yang sudah baru beberapa hari menyandang status sebagai istri dari Jodi itu sejak tadi tak lepas memandangi jendela kamarnya dengan tatapan kosong dan sesekali kedua tangannya menghapus air mata yang begitu tidak sopan karena tanpa izin terus keluar sejak tadi. Padahal dia sudah menyemangati dirinya agar tidak lemah dan cengeng, tapi tetap saja airmata sial an itu tak kenal lelah berhenti membuat dirinya sibuk menghapusnya.Rara yang dua bulan lagi akan berusia 18 tahun dan belum mengerti tentang cinta harus menelan pil pahit karena perhatian sahabatnya, Yola yang seolah membalas perasaan Jodi yang dia ketahui memang sejak kecil mencintai Yola. Belum lagi drama yang selalu dihembuskan oleh sang mantan, Dina melalui postingan media sosial yang dia lihat tadi siang begitu menunjukkan kemesraan suaminya, Jodi terlihat intim berpelukan dengan tangan masih memegangi kue ulang tahun untuk Dina.
Hai, namaku Yolanda Karni. Dalam bahasa Yunani, nama Yolanda memiliki arti bunga violet, salah satu jenis bunga yang tahan dalam berbagai kondisi lingkungan. Harapan kedua orangtuaku agar aku tumbuh menjadi anak yang cantik serta tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan.Walaupun aku tidak mengenal sosok perempuan yang melahirkan aku, tapi menurut Eyang, nama ku adalah pemberiannya. Rupanya sosok itu lumayan update gosip sehingga saat itu beliau mengagumi seorang presenter TV dan peragawati, Yolanda Hadid.Aku baru tahu belakangan kalau Yolanda Hadid adalah ibu dari tiga model terkenal, Gigi Hadid, Bella Hadid, dan Anwar Hadid.Nama panggilan kesayangan dari orangtuaku adalah Yo atau Yola. Cukup simple kan nama panggilan ku?Aku dan kakakku mendapat nama akhiran Karni yang merupakan singkatan dari kedua nama orang tua ku, KAran - NInaSayangnya aku terlahir dari kedua orang tua ya
Tidak ada yang pernah tahu alasan sebenarnya aku memaksakan keinginan untuk sekolah di tempat biasa seperti ini. Hampir semua teman baruku selalu keheranan mengenai alasan mengapa aku seolah membuang diri tinggal terpisah dari keluarga kayah rayah dan berada di lingkungan yang jelas berbeda-beda jauh dari semua barang branded yang melekat dalam diriku.8 tahun lalu tepatnya, aku memaksakan keinginan untuk bisa sekolah di kota ini tanpa memperdulikan amarah keluarga besar ku.Perpisahan kedua orang tua di tambah perebutan harta warisan keluarga Candra membuat Eyang menuruti semua keinginanku. Salah satunya adalah menjauh dari keluarga.Menjelang kelulusan sekolah menengah, entah darimana kedua orangtuaku yang dulu bertikai malah rujuk dan memaksakan aku kembali pulang ke rumah. Mereka bahkan sudah merancang keinginan agar aku melanjutkan pendidikan kuliah di luar negeri.Ck, selama ini mereka kemana?KringSuara deri
Hari berganti"Di, loe udah bangun belum? Loe hari ini kagak sekolah 'pan?" tanya Rojak yang masih mengetuk pintu kamar Jodi."Iye, Beh," sahut Jodi sambil membuka pintu kamar.Wajah ngantuk dengan suara serak membuat Rojak menggelengkan kepalanya melihat keadaan putranya itu."Duh, bujang, ngapa loe gini hari batu bangun? Inget, loe kudu belajar tanggung jawab jadi laki orang jadi kagak bisa nyante kek temen loe nyang laen," cerocos Rodiah yang ternyata sudah ada disamping Rojak."Nyak, aye semalem kagak bisa tidur," aku Jodi."Ngapa loe kagak bisa tidur?" cecar Rodiah.Hm, gak mungkin juga aye ngaku kagak bisa tidur gara-gara mikirin Rara kagak respon telepon atau chat aye? batin Jodi meringis."Bocah ngapa bengong? Bang, sembur aje nih bocah," ujar Rodiah panik melihat Jodi tak merespon apapun."Heh, tong! Loe buruan mandi, sholat terus kite sarapan. Babeh mau ngajak kite jalan keluar rumah," titah Rojak tak mau ambil