Share

Bab 895

Penulis: Anggur
“Oliv, kamu mau dia yang antar atau aku?” tanya Amelia.

“Biar aku naik taksi sendiri.”

Olivia tidak membiarkan mereka berdua mengantarnya karena keduanya tidak boleh dibuat tersinggung.

“Biar Stefan yang antar kamu. Aku sudah terlalu lama keluar dan sudah harus balik. Mama nggak tahu kalau aku pergi,” kata Amelia memilih mengalah.

Dia menatap Stefan dalam-dalam kemudian melepaskan pegangannya pada Olivia untuk pergi.

“Stefan,” panggil Amelia yang tiba-tiba menghentikan langkahnya. Dia menoleh dan berkata, “Stefan, jangan paksa Olivia! kami itu keluarga dan akan begitu selamanya! Kamu jangan pikir Olivia nggak ada keluarga yang membelanya! Kalau kamu berani menyakitinya lagi dan memaksa kebebasan dia, aku nggak akan diam!”

Rahang Stefan mengetat dan dengan dingin berkata, “Kamu nggak akan ada kesempatan untuk mengancamku!”

“Oliv, kalau dia jahat sama kamu, kamu harus kasih tahu aku. Aku akan bantu kamu kasih dia pelajaran! Oh iya, Stefan, kamu harus panggil aku ‘Kakak’! Kalau nggak, ber
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 896

    “Kenapa kamu tiba-tiba kepikiran soal cari uang? Kamu lagi kekurangan uang sekarang?” tanya Junia.“Tabunganku hanya beberapa ratus juta. Aku nggak kekurangan uang, tapi juga belum jadi orang kaya. Amelia katakan banyak hal padaku. Semua itu memang masalah nyata di hadapan aku dan Stefan. Mau nggak mau aku harus pertimbangkan baik-baik.”Junia bertanya dengan nada bercanda, “Nggak marah lagi sama dia?”“Marah atau nggak, aku tetap harus mempertimbangkan masa depan aku dan dia.”Olivia menghela napas dan berkata lagi, “Aku hanya ingin cari suami biasa, kenapa malah jatuh ke lubang besar begini. Sudah jatuh ke dalam nggak bisa keluar lagi. Amelia bilang, sekalipun aku mengajukan cerai, aku tetap nggak bisa cerai kalau Stefan nggak mau cerai.”“Kalau kamu berani ajukan cerai, dia bakal berani buat kamu jadi tahanan rumah seumur hidup.”“Jangan ungkit hal-hal menyebalkan yang dia lakukan,” tukas Olivia.Olivia mengambil sepotong melon dan memakannya, “Melonnya manis juga.”“Aku yang pilih,

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 897

    Setelah menelepon Stefan, Olivia juga memberi tahu kakaknya. Malam ini dia akan kembali ke Lotus Residence dulu. Dia akan bicara baik-baik dengan Stefan. Oleh karena itu, dia akan pulang ke rumah kakaknya agak malam.“Nggak masalah, aku akan tetap bukakan pintu untuk kamu nggak peduli seberapa malam kamu pulang,” kata Odelina.Selesai menelepon, Olivia tidak langsung kembali ke toko. Dia berjalan sendirian di jalan depan sekolah, lalu menyusuri tepi sungai. Pada saat menikmati angin dingin menerpanya, pikirannya perlahan-lahan menjadi lebih tenang. Hal terpenting di hadapan Olivia dan Stefan saat ini bukanlah Olivia marah atau tidak, melainkan kesenjangan nyata antara dirinya dan Stefan. Setelah cukup lama berjalan, dia baru menyadari kalau dia telah berjalan terlalu jauh. Pada saat Olivia berbalik, dia melihat Junia yang sedang mengikutinya dari kejauhan. Dia tercengang seenak, lalu berjalan ke arah Junia.“Aku nggak akan berpikiran pendek.”Junia tersenyum dan berkata, “Aku tahu kam

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 898

    Olivia memegang pot bunga di tangan kanannya. Pada saat dia menoleh untuk melihat Stefan, dia mengangkat pot bunga di tangan kanannya. Maksudnya dia bisa menggunakan tangan kanannya. Yang terluka hanya tangan kirinya.“Kerja pakai satu tangan pasti capek. Aku sudah minta Bi Lesti rawat bunga-bunga ini dengan baik. Kamu nggak usah khawatir.”Stefan tetap mengambil pot bunga dari tangan Olivia. Dia tidak membiarkan Olivia menyirami bunga. Dia menarik Olivia dan menyuruhnya duduk di kursi ayun.“Kamu paling suka duduk di sini. Kamu duduk di sini saja. Aku masuk ambil jaket dulu untuk kamu,” ujar Stefan.“Aku nggak dingin.”Namun, Stefan seolah tidak mendengar apa yang Olivia katakan. Dia tetap pergi ke dalam dan mengambil jaket untuk Olivia. Dia meminta Olivia untuk memakai jaket itu, tapi Olivia tidak mau. Stefan pun meminta Olivia menutupi kakinya dengan jaket. Dengan begitu, dia tidak akan merasa kedinginan duduk di kursi ayun.“Aku masak dulu. Kalau ada apa-apa panggil saja aku. Tanga

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 899

    “Sewaktu baru tahu kamu bohong padaku, aku sangat marah .... Lupakan saja, kita nggak bahas ini dulu. Lihat tampangmu ini, rasanya rambutmu itu sudah berdiri tegak. Aku masih marah, hati pun belum tenang. Tapi satu per satu orang datang cari aku untuk wakili kamu minta maaf, bujuk aku untuk maafkan kamu.”Sahabat Olivia yang selalu berpihak padanya sekalipun juga ikut membicarakan hal baik tentang Stefan.“Oliv, kamu berhak marah. Aku yang salah. Aku seharusnya nggak sembunyikan hal ini darimu begitu lama. Aku nggak punya keberanian untuk mengatakan yang sebenarnya di depanmu langsung. Aku bahkan memilih cara lain untuk beri tahu kamu. Yose yang kasih aku ide buruk ini.”Stefan sendiri yang meminta saran pada Yose. Sekarang dia malah balik menyalahkan pria itu. Entah apa reaksi Yose kalau mendengar perkataan Stefan barusan.Olivia terdiam sejenak lalu berkata, “Inti dari permasalahan ini yaitu kamu nggak cukup percaya padaku.”“Oliv, aku akui dulu aku memang nggak percaya padamu. Aku m

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 900

    “Stefan, maksud aku tolong beri aku waktu. Aku akan coba lihat apakah aku bisa berbaur dengan duniamu. Kalau aku nggak bisa berbaur, aku juga nggak mau paksakan diri. Kamu juga jangan paksa aku. Pernikahan yang nggak setara sulit untuk dipertahankan.”“Sekarang boleh dibilang kamu baru saja jatuh cinta padaku belum lama. Kamu sedang sayang-sayangnya. Jadi kamu pasti mengira kamu bisa tolerir segalanya tentang aku. Nggak peduli siapa pun aku, kamu nggak peduli.”“Setelah waktu berlalu lama, kamu akan merasa aku nggak bisa bantu kamu apa-apa. Kita juga nggak punya topik pembicaraan yang sama. Kamu bicara soal keuangan, saham, investasi. Aku sama sekali nggak tahu apa-apa soal itu semua. Pada saat kamu bawa aku acara kumpul-kumpul dengan temanmu, istri teman-temanmu bisa nimbrung obrolan kalian. Apa yang bisa aku bicarakan dengan kalian? Tanya kalian makan lauk apa, sup apa hari ini?”“Kemudian, kamu akan merasa aku mempermalukan kamu, merasa aku nggak sebaik istri teman-temanmu. Karena m

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 901

    Olivia juga mengakui keluarga suaminya sangat baik, mereka semua sangat terdidik. Akan tetapi, dia tau ibu mertuanya tidak terlalu menyukainya. Jangan kira dia tidak bisa merasakannya.Untuk saat ini Olivia dan ibu mertuanya jarang menghabiskan waktu bersama, tidak ada konflik di antara mereka. Begitu mereka menghabiskan waktu bersama lebih banyak kelak, apakah dirinya akan jadi seperti tantenya dulu? Oleh karena itu, Olivia ingin mendapat pengakuan dari mertuanya.“Stefan, kita bicarakan sampai di sini dulu. Sudah malam, kamu cepat istirahat. Aku pergi dulu.”Olivia menahan luapan amarahnya. Dia tidak bertengkar dengan Stefan, juga tidak berusaha membujuk pria itu. Stefan tidak bisa mengerti apa yang dia inginkan. Rasanya sia-sia melanjutkan pembicaraan ini. Olivia pun merasakan ketidakberdayaan.Olivia merasa jika pembicaraan ini diteruskan, mereka berdua pasti akan bertengkar. Bahkan pertengkaran mereka akan semakin parah. Hal itu hanya akan memperburuk hubungan mereka. Dia datang k

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 902

    Akan tetapi, tidak peduli seberapa lambat mobil itu. Sesaat kemudian, mereka pun tiba di rumah kontrakan Odelina. Pada saat Odelina menyewa rumah, dia tidak ingin tinggal terlalu jauh dari adiknya. Oleh karena itu, dia mencari rumah yang tidak jauh dari Lotus Residence.Stefan menghentikan mobilnya. Matanya menatap lurus ke depan tanpa mengucapkan sepatah kata pun.“Aku sudah sampai.”Olivia membuka pintu mobil sendiri. Setelah berkata kepada Stefan, dia pun keluar dari mobil.“Aku antar kamu ke atas,” kata Stefan tiba-tiba.“Nggak usah. Kamu pulang saja, hati-hati di jalan. Besok istirahat baik-baik di rumah. Kamu terlihat kurang sehat.”Stefan menatap Olivia dengan mata hitamnya, lalu bertanya dengan suara serak, “Oliv, kamu masih peduli padaku, kan?”Stefan ingin menarik tangan Olivia. Namun, perempuan itu sudah berbalik dan berjalan ke dalam gedung. Sedangkan Stefan hanya berdiri di depan pintu dan melihatnya naik ke atas. Pada akhirnya, dia tidak mengantar Olivia.Stefan juga memi

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 903

    Setelah Stefan menghempaskan semua botol dan gelas di atas meja, dia telungkup di atas meja itu dan bergumam, “Olivia, Olivia .... Aku bukannya nggak bisa hidup tanpamu.”Reiki dan Daniel pada awalnya tidak mengerti apa yang Stefan katakan. Stefan bergumam berulang kali. Akhirnya, Reiki mencondongkan tubuhnya lebih dekat. Dia pun bisa mendengar dengan jelas pria itu berkata, “Olivia, aku bukannya nggak bisa hidup tanpamu.”“Dia ngomong apa?” Melihat ekspresi Reiki yang aneh, Daniel pun bertanya dengan penasaran.Reiki berdiri tegak, lalu menatap Stefan yang sudah mabuk. Kemudian, dia berkata pada Daniel, “Sejak Stefan melakukan pernikahan dadakan, dia sudah mabuk beberapa kali karena Olivia.”Pada awalnya, Stefan dan Olivia menandatangani sebuah perjanjian. Sikap Olivia yang acuh tak acuh membuat Stefan tertekan. Saat itu, Stefan minum dengan kedua sahabatnya sampai mabuk. Dimas menyamar sebagai sopir pengganti dan mengantarnya pulang. Dimas muncul di depan Olivia secara terbuka.“Masi

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3512

    Ingatan anak sebelum usia tiga tahun biasanya akan hilang seiring bertambahnya usia. Namun, kejadian itu meninggalkan luka yang terlalu dalam bagi Russel, sehingga dia tidak dapat melupakannya.Setelah kejadian itu, Russel mengalami mimpi buruk untuk waktu yang lama. Dia juga selalu ingat adegan di mana ibunya terluka dan berlumuran darah ketika menyelamatkannya.“Aku hanya percaya Mama, Tante, Om Stefan, Om Daniel dan yang lainnya.” Russel berkata dengan serius, “Aku nggak berani percaya papaku dan yang lainnya.”Russel mengerti segalanya. Olivia mengelus wajah mungil keponakannya dan menatapnya dengan lembut.“Kamu segalanya bagi mamamu. Apa pun yang terjadi, Tante nggak akan biarkan kalian terpisah. Russel, mamamu sudah melewati banyak masa-masa sulit. Setelah dewasa, kamu harus berbakti pada mamamu.”“Pasti, Tante. Kalau aku sudah besar, aku akan cari banyak uang untuk beli rumah besar dan mobil baru untuk Mama. Biar Mama nggak perlu capek-capek kerja lagi. Aku juga akan belikan ru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3511

    Pukul sembilan malam, Kota Mambera.Setelah melakukan panggilan video dengan kakaknya, Olivia berkata kepada Russel, “Kamu sudah selesai kemas barangmu, belum? Jangan lupa bawa hadiah untuk Liam.”“Sudah. Aku hanya bawa beberapa mainan dan hadiah untuk Liam,” jawab Russel. “Biar aku yang ketinggalan, hadiah untuk Liam juga nggak akan ketinggalan.”Olivia tertawa pelan. “Kalau kamu ketinggalan, siapa yang kasihkan hadiah untuk Liam?”Russel tersipu malu. Olivia menggendongnya, lalu mendudukkannya di tempat tidur. “Om Stefan lagi ke luar kota. Malam ini kamu tidur sama Tante. Besok pagi habis sarapan, kita langsung pergi ke rumah Om Yose. Suruh kamu pergi bareng kakek-kakek itu, kamu nggak mau. Padahal mereka suka banget sama kamu. Mereka akan jaga kamu dengan baik.”Russel baring di tempat tidur, tapi dia menyandarkan kepalanya di paha Olivia dan berkata, “Mereka sangat suka sama aku. Tapi aku nggak terlalu kenal mereka. Tante dan Mama sering bilang jangan mau pergi dengan orang lain se

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3510

    Kepala pelayan hanya bisa menghela napas dalam hati. Bahkan Cakra saja tidak memiliki kebebasan seperti ini, padahal dia adalah suami dari Patricia. Namun, perempuan itu lebih memercayai Dikta. Dia adalah asisten setia yang telah menemani Patricia sepanjang hidupnya. Sementara itu, sejak skandal perselingkuhannya, Cakra sudah tidak memiliki posisi apa pun di hati Patricia. Jika bukan karena mereka memiliki anak, demi mempertimbangkan masa depan anak dan cucunya, mungkin mereka sudah lama bercerai. Setelah naik ke lantai atas, Dikta langsung menuju ruang kerja. Dia mengetuk pintu beberapa kali. Setelah mendapatkan izin dari Patricia, barulah lelaki itu masuk. Di dalam, Patricia sedang berlatih kaligrafi. Dikta berjalan mendekat dan mengamati tulisan yang dibuatnya. "Bagaimana menurutmu?" Patricia bertanya. "Tulisan tanganku ini." "Hati Bu Patricia sedang gelisah. Tulisan tangan pun ikut gelisah. Lebih baik berhenti saja, jangan buang-buang tinta dan kertas." Dikta adalah satu-sa

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3509

    "Kapan Pak Stefan datang?" Felicia bertanya. "Baru saja tiba. Setelah mendengar bahwa kamu dirawat di rumah sakit, dia ikut bersama kami untuk menjengukmu." Stefan berbohong kepada istrinya, mengatakan bahwa dia harus pergi dalam perjalanan bisnis, padahal dia sebenarnya datang ke Cianter. Dia ingin melihat situasi di Cianter dan berdiskusi dengan kakak iparnya sebelum kembali ke Mambera. Lelaki itu hanya memiliki waktu dua hingga tiga hari di sini, tidak bisa tinggal terlalu lama, agar Olivia tidak mengetahuinya. Felicia tersenyum dan berkata, "Pak Stefan benar-benar perhatian." Secara teknis, meskipun Felicia lebih muda beberapa tahun dari Stefan, dia adalah seniornya, karena dia adalah bibi nenek dari Olivia. Seharusnya, Stefan memanggilnya "Bibi Nenek". Seorang junior menjenguk seniornya sebagai bentuk hormat dan perhatian adalah hal yang wajar. Meskipun semua orang tahu alasan sebenarnya di balik kunjungan ini. Jika bukan karena Felicia memberi tahu Odelina sebelumnya, orang

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3508

    Vandi khawatir Felicia akan merasa pusing saat baru bangun, jadi dia membantunya berdiri dengan hati-hati. Felicia duduk di sofa dan melihat hidangan yang tersaji penuh di meja. Dia berkata, "Hanya kita berdua yang makan, kita nggak akan bisa menghabiskan sebanyak ini. Nggak perlu memasak terlalu banyak." "Nggak banyak, porsinya hanya untuk dua orang." Vandi mengambil semangkuk sup dan meletakkannya di depan Felicia, kemudian menyuruhnya minum sup terlebih dahulu. "Kamu juga makan." "Iya." Vandi tidak menolak. Dia sudah menyiapkan makanan ini sebelumnya dan membawanya dengan termos makanan. Dia sendiri belum makan. Dia suka makan bersama Felicia. Gadis itu memiliki nafsu makan yang baik, tidak seperti para putri konglomerat lainnya yang makan lebih sedikit daripada kucing hanya demi menjaga bentuk tubuh. Felicia selalu makan sesuai selera dan kebutuhannya, tidak pernah menelantarkan perutnya sendiri. Ponsel Felicia berbunyi di dalam kamar rawatnya. "Aku ambilkan untukmu." Van

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3507

    Menjadi seorang aktris, tidak ada yang tidak berharap suatu hari nanti bisa menjadi pemeran utama berkat kecantikan dan aktingnya. Sayangnya, semua wanita yang mencoba peruntungan memiliki wajah yang cantik. Dengan penampilannya, dia hanya bisa dikatakan lumayan, bukan seorang calon bintang sejati. Menjadi pengganti Giselle sudah memberinya bayaran yang cukup tinggi. Jika mendapat tamparan, masih ada kompensasi tambahan. Jauh lebih menguntungkan daripada menjadi figuran. "Mudah sekali mendapatkan uang ini. Kalau lain kali kamu mau mencari masalah dengan kakakmu lagi, aku bisa sengaja membuatnya marah dan membiarkan dia menamparku beberapa kali lagi, jadi aku bisa mendapatkan lebih banyak uang." Giselle tertawa sinis, "Hanya beberapa juta saja, apakah itu sepadan?" "Bu Giselle, Anda berasal dari keluarga kaya, tumbuh dalam kemewahan, sejak kecil nggak pernah kekurangan apa pun, dan memiliki uang yang nggak akan habis digunakan. Anda nggak akan pernah memahami kesulitan orang biasa s

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3506

    Semua ini salah bibinya yang terlalu ikut campur. Jika tida, si buta pasti sudah mati sejak lama. Rosalina sudah buta selama sepuluh tahun, siapa sangka suatu hari nanti dia bisa kembali melihat? Benar-benar manusia berencana, tetapi takdir yang menentukan. Pengganti itu terdiam saat ditanya oleh Giselle seperti ini. Dia hanyalah seorang pengganti, bahkan Giselle yang asli pun tidak bisa menikah masuk ke keluarga Adhitama sebagai nyonya muda. Selain itu, Giselle sudah menyinggung Calvin, jadi tidak ada lagi kesempatan baginya untuk masuk ke keluarga Adhitama. Dengan sedikit penyesalan, dia berkata,"Aku masih berharap bisa mendapatkan keberuntungan seperti Olivia, masuk ke keluarga Adhitama dan menjadi nyonya muda. Tapi sepertinya itu hanya harapanku yang berlebihan." Giselle tertawa, "Nggak heran kamu punya pemikiran seperti itu. Setiap gadis yang pernah melihat salah satu anak dari keluarga Adhitama, terlepas dari latar belakang mereka, pasti akan tergoda. Sayangnya, nggak ada sat

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3505

    Pengganti itu menatap Giselle dengan penuh harapan dan bertanya, "Berapa banyak anak lelaki keluarga Adhitama yang masih lajang?" Dari pertanyaan itu, Giselle langsung tahu apa yang ada di dalam pikirannya. Dengan nada sarkastik, Giselle berkata, "Kenapa? Kamu juga bermimpi menikah masuk ke keluarga Adhitama?""Keluarga Adhitama bukanlah tempat yang bisa dimasuki oleh sembarang orang. Lihat aku, aku ini putri kedua dari keluarga Siahaan yang asli. Saat papa dan mamaku masih mengurus keluarga, aset kami ada triliunan. Tapi tetap saja, kami nggak bisa bergaul dekat dengan keluarga Adhitama." "Di acara perjamuan, saat mamaku menyapa para nyonya dari keluarga Adhitama, mereka hanya mengangguk dan tersenyum sebagai balasan. Kalau mau berbincang akrab dengan mereka, itu hal yang mustahil." "Para nyonya keluarga Adhitama jarang menghadiri pesta. Kalau mereka datang ke suatu acara, itu pasti undangan dari orang-orang yang memiliki status dan kedudukan yang sangat tinggi di Kota Mambera, bar

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3504

    Penggantinya sudah tiba lebih dulu, tetapi dia tidak memiliki kunci untuk masuk, sehingga hanya bisa menunggu di depan vila. Setelah Giselle masuk, barulah pengganti itu mengendarai mobilnya dan mengikuti masuk ke dalam. Beberapa menit kemudian. Di ruang tamu yang megah, hanya ada dua wanita duduk di sofa mewah. Mereka saling menatap, mengamati satu sama lain. "Apakah wajahku terlihat sangat jelek sekarang? Rasanya wajahku bengkak seperti roti kukus yang mengembang." Orang pengganti itu meraba pipinya yang merah dan bengkak, terasa sangat sakit. Para pengawal keluarga Adhitama benar-benar kejam dalam menghukum orang. Giselle tidak bisa menahan tawanya, "Memang sangat jelek, hahaha, wajahmu bengkak sekali." Pengganti itu melotot padanya. "Kamu masih bisa tertawa? Aku ini menggantikanmu untuk menanggung hukuman! Cepat ambilkan es untukku, biar aku bisa mengompres wajahku. Ini sakit sekali!" "Kamu menyuruhku mengambilkan es untukmu?" Giselle membelalakkan matanya. "Aku ini nyonya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status