“Perempuan itu nggak akan pernah bisa mengontrol Stefan, sebaiknya kamu bujuk dia untuk menyerah. Selain keluarganya sendiri, nggak pernah ada seorang perempuan pun yang pernah muncul di samping Stefan. Pria itu sangatlah dingin dan nggak punya perasaan. Bagaimanapun aku mencoba untuk membujuk, Amelia tetap nggak mau mendengarnya.”Aksa sudah kehabisan cara untuk menasehati adiknya.“Aku sekarang sedang sibuk, nggak ada waktu untuk mengurusnya. Istriku, aku serahkan Amelia sama kamu yah.”“Kamu fokus saja bekerja. Aku mau pergi menjemput Amelia dulu, habis itu mau ajak mama pergi jalan-jalan, belakangan ini suasana hati mama sepertinya sedang buruk.”Hubungan Tiara dan Nenek Yuna memang sangat bagus, begitu melihat suasana hati Nenek Yuna belakangan ini yang kurang baik, perempuan itu pun langsung berinisiatif untuk membawa Nenek Yuna jalan-jalan dan pergi berbelanja. Mungkin saja hal ini sedikit banyak bisa merubah suasana hatinya.Tiba-tiba saja, Aksa terdiam.Pria itu tahu mengapa i
Akhirnya, Amelia dijemput oleh kakak iparnya. Sementara itu, mobil sportnya yang rusak karena tertabrak, Amelia hanya bisa menelepon mobil derek untuk membawanya pergi.Ketika dijemput oleh kakak iparnya, Amelia berkata kepada Tiara, “Stefan menabrak mobilku hingga rusak, ini kesempatan untukku agar bisa mendekatinya. Kak, aku sudah berhasil melangkah maju hingga ke tahap ini, aku nggak bisa berhenti begitu saja. Kalau aku nggak terus mencoba, seengagnya sampai tiga, lima tahun ke depan, aku nggak akan rela.”“Kak, Kakak selama ini paling mengerti aku, kakakku juga paling mendengarkan kamu. Tolong bantu aku untuk membujuk kakakku, agar jangan menghalangiku dalam mengejar kebahagiaanku sendiri.”Amelia sebenarnya merasa sangat cemburu dengan kisah cinta antara kakaknya dan kakak iparnya sendiri. Waktu itu, kakak iparnya juga menghabiskan waktu hampir satu tahun untuk mengejar kakaknya. Namun setelah menikah, keadaannya langsung berbalik, kakaknya sangat memanjakan dan menyayangi kakak i
Albert berkata sambil tertawa, “Aku juga nggak tahu, tapi Kakak serahkan saja urusan motor Kakak ini sama aku. Aku jamin, besok aku akan mengembalikan motor Kakak dalam kondisi yang dapat berfungsi seperti sediakala.”Olivia sudah bertahun-tahun mengenal adik sepupu sahabatnya ini, tentu saja perempuan itu percaya kepadanya. “Kalau begitu aku serahkan kepadamu,” ucap Olivia.Albert juga sangat senang bisa membantu Olivia, kemudian pria itu menelepon seseorang, entah siapa yang ditelepon olehnya. Olivia hanya bisa mendengar Albert memberitahukan sebuah alamat kepada orang yang di sebrang telepon.Kemudian, mereka berdua pun menunggu sebuah mobil derek yang bisa mengangkut motor Olivia datang.***“Pak ….”Sopir Stefan memiliki kemampuan penglihatan yang sangat baik. Hanya dengan mengandalkan bayangan samar-samar dari majikan perempuannya, sopir itu sudah dapat menebak bahwa perempuan di seberang mereka adalah istri dari bosnya. Sambil menunggu lampu merah, sopir itu pun langsung menole
“Sekalipun dia manusia normal seperti kita, tetap nggak akan mungkin berhubungan dengan aku orang biasa ini.”Paling-paling, Olivia hanya membicarakan sebentar mengenai tuan muda kaya raya dari Adhitama Group itu. Selanjutnya, perempuan itu hanya akan mengesampingkan semua informasi mengenai pria ini di dalam otaknya.Bagi Olivia, senormal apa pun tuan muda dari Adhitama Group ini, tidak akan pernah berhubungan secara langsung dengan orang biasa seperti dirinya.Perempuan itu memang bukan berada di lapisan paling bawa di dalam masyarakat, tapi juga tidak tinggi sampai di mana. Orang paling kaya yang berada di dalam lingkarannya, selain Junia, hanyalah Albert. Bagi Olivia, Albert adalah tuan muda paling kaya yang pernah dikenal olehnya.Sekalipun ada pria yang lebih kaya dari Albert, pria itu tidak akan pernah bisa masuk ke dalam dunia Olivia, begitu juga sebaliknya. Di dalam kehidupan ini, perempuan itu tidak akan pernah ada satu titik yang bisa mempertemukannya dengan pemuda kaya man
Apakah sebaiknya Olivia membangunkan pria itu?Tapi kata nenek, kalau ada yang membangunkan Stefan ketika dia tidur, pria itu bisa sangat marah.Olivia melihat jam tangannya, waktu sudah menunjukkan lewat tengah malam.Biasanya Stefan pulang sekitar waktu tersebut, seharusnya pria itu masih belum tidur. Olivia pun memutuskan untuk menelepon Stefan.Sebenarnya Stefan masih belum tidur, tapi pria itu sengaja mengunci pintu rumahnya. Mengapa dia melakukan hal tersebut? Bahkan Stefan sendiri juga tidak tahu alasannya yang pasti. Pria itu hanya merasa hatinya sangat tidak senang, ketika melihat Olivia dan Albert bersama.Mungkin perempuan licik itu merasa tidak akan bisa mendapatkan apa pun dari dirinya, sehingga sibuk mencari pria kaya yang lain.Nenek sudah dibohongi oleh perempuan licik itu.Kalau dihitung-hitung, Nenek mengenal Olivia baru tiga bulan lebih. Dengan waktu sesingkat itu, bagaimana mungkin nenek bisa mengenal Olivia? Pasti Nenek hanya merasa berterima kasih, kemudian memer
“Olivia, kita sudah menandatangani perjanjian, hanya dalam waktu setengah tahun kita sudah bisa bercerai. Apa kamu nggak bisa menunggu sampai kita bercerai dulu, baru mencari suami baru? Sekarang kita adalah suami istri yang resmi, kalau kamu mencari pria lain di luar sana, sama saja kamu sudah selingkuh.”“Walaupun aku nggak menyukai kamu, dan nggak akan mungkin pernah menyukai kamu. Tapi sebagai seorang pria, seorang pria yang normal, nggak aka nada yang pernah suka diselingkuhi oleh orang lain.”Stefan tidak suka melihat Olivia dan Albert bersama, sehingga pria itu menjadi marah. Marah kepada Olivia karena terburu-buru mencari pasangan baru dan membuatnya merasa diselingkuhi.Apalagi Albert diam-diam menyukai Olivia. Maka Albert sama saja telah menjadi musuhnya!Hal ini tidak ada hubungan sedikit pun dengan perasaan, tapi berhubungan dengan harga diri sebagai seorang pria. Olivia melihat ke kiri dan kanannya, seolah sedang mencari suatu benda, tapi sayangnya dia tidak menemukan ben
Wajah Stefan berkerut dengan kesal, telinganya pelan-pelan berubah menjadi merah. Akan tetapi itu pasti karena dia telah salah paham terhadap Olivia, sehingga berubah menjadi merah, bukan karena dia malu. Dirinya, Stefan Adhitama, mana mungkin malu terhadap orang lain!“Ini adalah masalah harga diri seorang pria!”Olivia langsung mendengus mendengar hal tersebut.Detik berikutnya, wajah tampan Stefan langsung berubah merah padam.“Aku nggak menyukai kamu, apalagi mencintai kamu, mana mungkin aku bisa cemburu? Selama kamu nggak selingkuh, aku nggak akan pernah peduli kamu mau bersama dengan pria mana pun.”“Kamu nggak perlu berkali-kali menekankan bahwa kamu nggak suka juga nggak mencintaiku, seolah aku sangat menyukai dan sangat mencintai kamu saja. Pernikahan kita berdua hanya untuk melewati hari-hari saja. Aku akan berkata jujur kepadamu, aku hanya nggak ingin melihat Kakak dan Kakak iparku terus bertengkar gara-gara aku, hingga aku memutuskan untuk secepat mungkin keluar dari sana.
Setelah satu malam yang hening.Keesokan paginya, setelah Olivia bangun, perempuan itu langsung pergi menuju balkon kamarnya dan menyirami tanaman di dalam pot-pot bunga tersebut. Perempuan itu menghirup udara pagi, sambil menikmati tanaman bunganya.Bisa dikatakan, setiap hari ketika bangun pagi, perempuan itu langsung melihat taman bunga kecilnya ini. Hati Olivia seketika berubah menjadi lebih indah, rasa kekesalannya terhadap Stefan juga langsung menghilang seketika. Faktor utamanya adalah karena Stefan sendirilah yang telah membelikan bunga-bunga ini untuknya, sehingga taman kecilnya menjadi sempurna.Setelah hatinya menjadi lebih baik, Olivia langsung berjalan menuju dapur dan menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.Tidak berapa lama kemudian, Stefan juga sudah bangun. Pria itu berjalan menuju dapur dan melihat sosok Olivia yang sedang sibuk di dalamnya. Kedua bibir tipisnya pun langsung bergerak dengan pelan, “Pagi, Oliv.”Olivia menoleh dan menyapa kembali pria itu, “Pagi.”“Apa
Karena dia melahirkan dua putra dan satu putri, akhirnya ibu mertuanya benar-benar menerimanya. Sejak saat itu, dia benar-benar merasa dalam dunia bisnis, semuanya lancar. Ibu mertuanya sangat menyayangi Amelia, karena kepribadian gadis itu cukup mirip dengan neneknya. "Bu Yuna terlalu rendah hati. Anda benar-benar mewarisi kemampuan Bu Reni. Di mana pun Anda berada, Anda pasti bisa bersinar," kata Setya dengan nada penuh kebanggaan. Itu adalah kebanggaan seorang yang menganggap "anaknya" sebagai yang terbaik. Yuna membantu Setya keluar dari kamar. Perempuan itu tersenyum dan berkata, "Saya tidak ada status sebagai penerus keluarga Gatara. Kalau saya nggak memulai bisnis sendiri, maka di mana pun saya bekerja, saya tetap membutuhkan seseorang yang bisa mengenali bakat saya. Seorang pekerja nggak bisa menentukan nasibnya sendiri." Selanjutnya, dia juga memiliki perusahaan sendiri. Setelah putranya mengambil alih bisnis keluarga, dia juga menyerahkan perusahaannya kepada putranya un
Setya berbicara tentang masa lalu Sarah, lalu melirik ke arah Rudy. "Om Setya, saya juga selalu mendengarkan istri saya," kata Rudy dengan segera, memahami makna dari tatapan Setya. Dia ingin menunjukkan bahwa dirinya juga adalah pria yang mencintai istrinya. Lelaki itu tersenyum puas dan menjawab, "Terlihat jelas bahwa kamu sangat memanjakan Bu Yuna." Di dalam hati Yuna terasa hangat. Setya seperti keluarga dari pihak ibunya. Jika kedua orang tuanya masih hidup, dengan status serta kasih sayang Setya terhadap dia dan adiknya, dia benar-benar bisa dianggap sebagai keluarga dari pihak ibunya. Baik ayah maupun ibunya selalu berkata bahwa Setya adalah orang yang paling setia, tidak perlu khawatir bahwa dia akan berkhianat. Setya sering membantu ibunya menyelesaikan berbagai urusan. Terkadang mereka berdiskusi berdua, dan ayahnya tidak pernah merasa cemburu atau khawatir. Dalam ingatan Yuna, ibunya memiliki kesehatan yang buruk dan sering beristirahat di tempat tidur. Ayahnya adalah o
Ingatan tentang Yuna yang dulu masih kecil, kini sudah menjadi seorang nenek. Sudah tua, semuanya sudah tua. Cucu-cucu dari Reni pun sudah menikah dan memiliki anak. Jika kepala keluarga masih hidup, pasti akan sangat bahagia melihat tiga cucu perempuannya yang luar biasa. Tidak perlu khawatir tentang penerus keluarga. Siapa pun dari cucu perempuan itu yang dipilih untuk memikul tanggung jawab, tidak akan ada yang perlu dikhawatirkan. Sayangnya, kepala keluarga tidak bisa melihat pencapaian keturunannya. Saat Setya terbangun dan menyadari bahwa ini bukan mimpi, bahwa semuanya nyata, bahwa dia benar-benar bertemu dengan Yuna, air matanya pun jatuh. Dia teringat pada kepala keluarga dan merasa tidak adil untuknya. Kakak perempuan Patricia membesarkannya dengan penuh kasih saying selayaknya seperti seorang ibu. Namun, pada akhirnya justru hancur di tangan Patricia. Reni menganggap Patricia sebagai adik, bahkan seperti putrinya sendiri, sangat mencintai dan sangat memercayainya. Satu-
Cakra menatap tajam putra sulungnya dan berkata, "Kalau kalian kasih tahu mamamu, lalu dia melarang kalian kasih uang saku ke aku, apakah kalian benar-benar nggak akan kasih lagi?" "Tentu saja nggak. Kami akan berusaha mendapatkan sejumlah uang saku untuk Papa, asalkan Papa bisa menjamin nggak akan..." Ivan tiba-tiba teringat bahwa ayahnya sudah tidak bisa lagi melakukan hal itu, jadi dia tidak melanjutkan kata-katanya. Wajah Cakra menjadi muram. Dia tahu bahwa putra sulungnya berkata yang sebenarnya. Setelah menghela napas, dia pun berkata, "Terserah kalian, kalau mau bilang, silakan. Aku ini papa kalian. Sekarang aku sudah tua dan nggak punya penghasilan, apa salahnya kalian kasih aku uang saku? Apakah Patricia masih berniat untuk melarangnya?" Karena kesal terhadap Patricia, Cakra kini langsung menyebut nama istrinya begitu saja tanpa embel-embel. "Papa, aku yakin Mama nggak akan melarangnya." "Papa, sudahlah, jangan membahas hal ini lagi. Ayo, kita makan. Malam ini, kita haru
Lelaki yang benar-benar dicintai oleh Patricia lebih tua darinya sekitar belasan hingga dua puluh tahun, dan dia adalah asisten dari kakak perempuannya. Namun, lelaki itu hanya setia kepada majikannya saja, sementara perasaan Patricia hanyalah cinta sepihak. Mungkin karena cinta yang bertepuk sebelah tangan itulah, Patricia akhirnya membunuh kakaknya karena rasa benci yang lahir dari cinta. Cakra memang tidak memiliki bukti bahwa Patricia membunuh kakaknya, tetapi sebagai suaminya selama puluhan tahun, dia sangat memahami sifat kejam perempuan itu. Ditambah lagi, dia pernah mendengar bisik-bisik orang-orang di dalam keluarga besar mereka. Seperti kata pepatah, tidak ada asap jika tidak ada api. Bisa jadi, Patricia memang naik ke posisi penguasa dengan cara membunuh kakaknya. Dengan karakter seperti itu, apalagi yang tidak bisa dia lakukan? Kalau pria yang benar-benar dicintai oleh Patricia masih hidup sampai sekarang, pasti dia sudah menemukannya. Namun, besar kemungkinan pria itu
Saat membahas soal memberi uang kepada ayah mereka, Ivan dan kedua adiknya hanya tersenyum dan segera mengganti topik pembicaraan, lalu mereka mengapit ayah mereka kembali ke dalam rumah. Setelah pengalaman sebelumnya, mana berani mereka diam-diam memberikan uang kepada ayah mereka? Jika ayah mereka butuh sesuatu, mereka bisa membelikannya. Namun, jika langsung memberi uang, mereka benar-benar tidak berani. Bagaimana kalau ayah mereka menggunakan uang itu untuk melakukan sesuatu yang akan mengkhianati ibu mereka lagi? Mereka bahkan tidak berani membayangkan akibatnya. Cakra sangat memahami pemikiran anak-anaknya. Wajahnya langsung berubah muram, merasa tidak senang. Setelah masuk ke dalam rumah, lelaki itu langsung berjalan ke sofa, duduk, lalu mengambil sebungkus rokok di atas meja. Dia mengeluarkan satu batang, menyalakannya, dan bersandar sambil mengisap rokok dengan wajah penuh kekesalan. Dia merasa dirinya benar-benar gagal dalam menjalani hidup. Sebagai seorang suami, dia tid
Di depan publik, yang membuat Fani bunuh diri adalah ibu kandung dan kakak kandungnya, tetapi sebenarnya, yang memaksanya hingga mati adalah Patricia dan mereka semua. Cakra sangat memahami hal itu, tetapi dia tidak punya cara untuk menuntut keadilan bagi Fani. Dia sendiri tidak memiliki kekuatan atas apa pun jika dihadapan dengan Patricia.“Bukan hanya mamamu yang memanfaatkan Fani, tapi mereka juga yang memaksanya mati. Mamamu, Felicia, dan juga Odelina, ditambah istri-istri kalian... Mereka semua nggak ingin lihat ani hidup bahagia.” “Mereka membunuh putriku...” Cakra terisak. “Papa...” Ivan juga ikut merasa sedih. Perasaannya terhadap Fani cukup rumit. Dulu, dia mencintai Fani sebagai seorang kakak terhadap adiknya, tetapi kemudian, perasaan itu berubah menjadi cinta seorang pria terhadap wanita. “Papa, jangan seperti ini. Kalau ada yang memotret dan mengirimkan ke Mama, kita semua akan mendapat masalah.” Meskipun vila ini atas nama Ivan, dia juga tidak bisa menjamin bahwa t
Ivan menjawab, “Belum, aku minta Felicia telepon Mama. Dia sudah tanya, tapi Mama belum kasih kami jawaban, sepertinya belum akan kembali secepat itu.” Mendengar bahwa istrinya belum akan segera kembali, ekspresi Cakra menjadi lebih rileks. Tinggal di rumah putranya, dia tetap mengkhawatirkan istrinya, takut wanita kejam dan tanpa ampun itu datang mencarinya untuk membuat masalah dan tidak membiarkannya hidup dengan tenang. Cakra sendiri juga sudah tua. Dia bahkan lebih tua beberapa tahun dari Patricia. “Kita nggak bisa mengatur apa yang mamamu lakukan. Kapan dia akan kembali, kalau dia mau kita tahu, dia pasti akan kasih tahu kita. Kalau dia nggak mau kita tahu, kita pun nggak akan bisa mengetahuinya. Lebih baik jangan cari tahu. Kalau nggak, dia akan curiga ada sesuatu yang kita sembunyikan.” Cakra menghela napas dan berkata, “Aku dan mamamu sudah menikah selama puluhan tahun, tapi pada akhirnya aku jadi seperti ini. Untungnya, kami punya kalian bertiga. Mamamu mungkin nggak pern
Lift membawa Felicia dan Odelina ke lantai pertama. Setelah keduanya keluar dari lift, mereka mengganti topik pembicaraan ke topik yang lebih ringan. Mereka berjalan ke luar sambil mengobrol dan tertawa.Felicia berhenti di pintu masuk gedung kantor sambil melihat Odelina masuk ke mobil dan pergi. Setelah Odelina pergi, dia pun masuk ke mobilnya sendiri dan pergi. Tidak ada yang tahu apa yang mereka bicarakan. Hanya tahu kalau keduanya mengobrol dengan seru.Di musim dingin, hari lebih cepat gelap. Lampu di setiap rumah sudah menyala. Tempat yang tidak ada cahaya lampu begitu gelap gulita. Felicia langsung memacu mobilnya kembali ke kota, tapi tidak pulang ke rumah. Dia pergi menemui klien sesuai jadwal malamnya. Mengenai kepulangan ibunya yang tiba-tiba, dia tidak ambil pusing. Dia pura-pura tidak tahu apa pun tentang hal itu.Patricia suka melakukan serangan mendadak. Felicia pun membiarkannya saja. Toh, Felicia tidak melakukan kesalahan apa pun. Jadi dia tidak perlu takut dengan ser