“Aku sudah lama ingin bertemu dengan Pak Yose. Aku sangat menantikan kesempatan untuk bertemu dengan beliau. Kalian yang beri aku kesempatan ini.”Jonas tersenyum, “Kakakku juga sudah lama ingin bertemu dengan Pak Stefan.”Keduanya berbasa-basi sebentar. Alasan utama Jonas datang ke sini kali ini yaitu mewakili kakaknya mengantarkan undangan kepada Stefan. Karena undangan sudah diterima Stefan, dia pun tidak berlama-lama. Dia juga sangat sibuk.“Pak Stefan, Pak Reiki, aku masih ada urusan lain, karena itu aku harus pergi dulu. Kalau ada waktu, nanti malam kita makan malam bersama. Aku yang traktir, bagaimana?” ujar Jonas.Reiki tertawa dan berkata, “Aku bisa kapan saja, tapi Pak Stefan mungkin nggak sempat.”Stefan langsung berkata, “Lain kali aku yang traktir Pak Jonas.”Malam ini Stefan mau menemani istrinya.Jonas tertawa, “Oke, kalau begitu aku tunggu telepon dari Pak Stefan.”Usai berkata, Jonas berdiri. Stefan dan Reiki juga ikut berdiri, lalu mereka berdua mengantar Jonas kelua
“Meskipun aku nggak ada di sana saat itu, aku dengar tantenya yang bawa dia ke pesta itu langsung menyeretnya bangun dan membawanya pergi.”Stefan, “....”Stefan sesekali mendengar Olivia bercerita kalau Junia didesak untuk segera menikah oleh keluarganya. Terakhir kali Olivia bahkan menemaninya ke Avana Coffeehouse untuk kencan buta.Apa mungkin Junia sengaja melakukan hal seperti itu di pesta ulang tahun itu? Supaya hidupnya bisa tenang, tidak perlu didesak untuk menikah oleh keluarganya lagi.“Begitu dia baring di lantai, semua orang langsung heboh. Orang-orang di circle kita sudah mendengar soal perempuan itu.” Reiki tertawa, dan berkata, “Semua perempuan yang kita kenal, sekalipun ada yang mabuk, juga nggak akan baring di lantai seperti dia. Sikap seorang nona besar sudah tertanam di tulang mereka. Sekalipun mabuk, mereka akan mabuk dengan anggun.”Stefan terdiam sejenak, lalu bertanya pada Reiki, “Kalau begitu, kamu lebih suka perempuan yang mabuk dengan anggun, atau yang nggak k
Olivia paling peduli dengan kakak dan keponakannya. Bersikap baik pada Russel juga bisa menambah poin bagi Stefan. Kalau soal makanan ringan, Olivia adalah seorang tukang makan.Dia mungkin tidak begitu suka mendapat buket bunga. Namun, sekantong besar makanan ringan pasti akan membuatnya tersenyum lebar.Stefan masuk ke dalam toko dengan sekantong makanan ringan di tangan kirinya dan model pesawat di tangan kanannya. Olivia baru saja selesai menyuapi keponakannya semangkuk bubur.“Om.” Si kecil sangat senang ketika melihat Stefan datang.Begitu Olivia melihat mainan yang dibeli suaminya, dia langsung berkata, “Pak Stefan, kenapa kamu beli mainan untuk Russel lagi? Junia baru saja beli yang baru.”Stefan menyerahkan kantong makanan ringan ke Olivia, lalu memberikan pesawat mainan ke Russel. Kemudian, dia menggendong Russel.“Kita hanya punya satu keponakan. Kalau nggak sayang Russel, sayang siapa lagi? Yang Junia beli punya Junia, yang aku beli punya aku.”Olivia meletakkan mangkuk bek
“Oh ya.” Olivia tiba-tiba teringat dengan hewan peliharaannya dan bertanya pada Stefan, “Bagaimana dengan Chloe?”“Chloe?” Stefan tampak kebingungan. Siapa Chloe?“Anjing peliharaan yang kamu berikan padaku itu, loh. Aku kasih nama Chloe,” ujar Olivia.Sorot mata Stefan tiba-tiba menjadi lembut. Ternyata seekor anjing. Dia kira muncul saingan cinta lagi tanpa sepengetahuannya.“Oliv, kalau kamu nggak leluasa bawa Chloe, biarkan saja mereka tetap di toko. Pulang kerja nanti aku akan bawa mereka ke rumahku. Besok aku bawa ke sini lagi Di rumahku juga ada hewan peliharaan. Aku jamin bisa bantu kamu rawat mereka dengan baik.”“Ya sudah, kalau begitu Chloe dan yang lainnya tinggal di toko, ya,” kata Olivia sambil tertawa pelan.Olivia juga memeluk Junia sebentar dan memujinya, “Junia, kamu benar-benar sahabat paling baik di dunia.”Junia mendorong Olivia menjauh darinya dengan lembut, lalu berkata sambil tersenyum, “Kita berdua sudah bermain bersama sejak kecil, nggak usah nggak enak hati s
“Bagaimana, Kak? Lancar?” Kedua kakak beradik itu berjalan menuju mobil Stefan sambil berbincang.Odelina tersenyum, “Jangan lupa aku kerja apa dulu. Soal pekerjaan semuanya berjalan dengan sangat lancar. Mungkin agak kurang terbiasa pada awalnya, tapi aku segera temukan kembali perasaan saat kerja dulu.”Hanya masalah pergaulan dengan rekan kerja. Untuk saat ini, Odelina belum menemukan rekan kerja yang bisa bergaul dengannya.Mungkin karena terjadi keributan pada hari Odelina interview. Semua orang tahu kalau dia dan Daniel saling kenal. Dari luar mereka terlihat sopan pada Odelina. Tapi di belakangnya, mereka membicarakan hubungannya dengan Daniel. Banyak karyawan perempuan yang menatap Odelina dengan tatapan aneh.Odelina tidak sengaja mendengar semua itu dari rekan-rekan kerja yang membicarakannya di toilet. Hanya saja, ini baru hari pertama kerja. Perlahan-lahan semua akan membaik.“Stefan.”Odelina langsung menyapa adik iparnya begitu masuk ke dalam mobil. Stefan mengangguk, mat
Odelina mengedipkan matanya kepada adiknya. Olivia pun langsung mengerti maksud sang kakak.Maksud sang kakak tidak lain mengatakan bahwa Stefan sangat tulus dan baik, Olivia harus menjaga Stefan dengan baik.Olivia sendiri juga mengakuinya, Stefan terkadang memang sangat suka mengatur-atur dan berpikiran sempit. Namun ketika menghadapi masalah, pria itu menjadi sangat dapat diandalkan dan bertanggung jawab daripada pria mana pun.Apalagi hubungan mereka dibangun tanpa adanya dasar kasih sayang antara suami dan istri. Bisa dikatakan Stefan sudah melakukan yang paling baik untuk perempuan itu.Demi memperlihatkan kepada kakaknya, bahwa Olivia juga memperlakukan Stefan dengan sangat baik, ketika makan siang perempuan itu tidak henti-hentinya menaruh sayur di atas piring Stefan.Stefan makan dengan sangat lahap, di dalam hatinya terasa sangat manis dan gembira.Ternyata sayur yang diambilkan oleh Olivia terasa sangat enak.Tiba-tiba gambaran Olivia mengambilkan sayur untuk Albert di dalam
Mungkin perasaan bersalah ini muncul karena perjanjian pernikahan itu.Stefan pun memutuskan untuk diam-diam mencuri kembali perjanjian tersebut dari tangan Olivia. Mungkin bukan mencuri, tapi lebih tepatnya mengambil kembali. Menggunakan kata mencuri sangatlah tidak enak didengar. Dia sebagai seorang penerus dari keluarga Adhitama, bagaimana mungkin melakukan pencurian.Setelah mengambil kembali kontrak itu, pria itu akan langsung menghancurkannya.Pimpinan Adhitama Group yang tidak berani menggandeng tangan istrinya ini, akhirnya hanya menemani istrinya jalan-jalan sepanjang malam di pusat perbelanjaan lalu menjadi portir gratis dengan membawa kantong belanjaan besar dan kecil di tangannya.Awalnya Olivia tidak tahu ingin membeli apa, tapi setelah berkeliling, Olivia pun mulai menghabiskan uangnya sendiri untuk membeli barang-barang.Stefan ingin membayar belanjaannya, tapi Olivia mati-matian menolak hal tersebut, hal ini membuat hati pria itu bertambah kesal.Sekitar jam 10 malam, s
Setelah terdiam beberapa saat, Olivia berkata, “Setelah mendengar cerita kamu mengenai rekan kerjamu itu, aku rasa temanmu memang jauh lebih baik dari orang-orang yang sebelumnya pernah dijodohkan untuk Junia. Besok aku akan bilang hal ini kepada Junia.”“Pak Stefan, sudah malam, aku kembali ke kamar mandi dan istirahat dulu,” ucap Olivia yang memang benar sudah merasa cukup lelah.Stefan langsung berdiri dan berkata, “Baiklah kalau begitu, selamat malam!”Setelah mengatakan selamat malam kepada Stefan, perempuan itu langsung berbalik ke kamarnya dan beristirahat. Semua barang yang baru saja dibelinya tergeletak begitu saja di ruang tamu tanpa sempat membereskannya. Besok pagi-pagi, setelah bangun baru Olivia akan membereskannya.Sementara itu, Stefan tetap berdiri di tempatnya, melihat Olivia yang langsung berjalan masuk ke kamar tanpa menoleh ke belakang sekalipun atau tanda-tanda merindukannya.Setelah cukup lama berdiri di tempatnya, pria itu berjalan ke balkon dan duduk di atas se