Mendengar ucapan tersebut membuat Shella bersiap-siap menyemburkan amarahnya. Akan tetapi ibunya menarik baju perempuan itu agar dia bisa menahan amarahnya. Olivia langsung membantu kakaknya dengan mendorong kereta bayi masuk ke rumah.Mendengar Shella yang mengatakan Odelina juga harus mengeluarkan uang membeli udang dan kepiting membuat Olivia nyaris menyemburkan tawanya. Dia belum pernah bertemu dengan orang yang seperti Shella.“Ma,” panggil Shella dengan suara kecil ketika kedua kakak adik itu sudah masuk ke rumah.“Kenapa nggak biarkan aku semprot dia! Dia makan dari adik aku, tinggal juga dari adikku, tentu saja uangnya juga uang adikku. Kita datang ke sini makan saja masih harus bagi rata dengan Roni?”“Sekarang adikmu dan Odelina itu bagi rata semuanya. Kita itu keluarganya Roni, wajar kalau dia beranggapan dirinya nggak perlu keluarkan uang. Kalau kamu semprot dia dan buat dia marah, kamu nggak perlu dia bantu kamu antar jemput anak dan buatkan makan?”Mengingat tujuan mereka
Tidak hanya satu kardus mainan. Sesaat kemudian lantai di ruang tamu sudah dipenuhi mainan Russel. Melihat itu Shella merasa sangat berantakan dan berseru, “Odelina, kamu bereskan ruang tamu dulu. Russel buang semua mainannya kemana-mana.”Odelina berjalan ke pintu dapur dan melihat keadaan di ruang tamu kemudian berkata, “Biarkan Russel main dulu, nanti baru dirapikan lagi.”Setelah itu dia kembali lagi ke dapur untuk melanjutkan kegiatannya. Russel menginjak usia yang sedang sangat aktif, setelah main sesaat maka dia akan memainkan mainan yang lainnya lagi. Sehingga ruang tamu terlihat menjadi sangat berantakan sekali.Shella mengerutkan keningnya sambil berjalan ke arah dapur dan bersandar di pintu dapur sambil bertanya, “Odelina, kamu kasih barang apa ke adik kamu? Plastiknya besar sekali. Jangan kasih barang yang dibeli Roni ke adik kamu ya!”“Roni kerja di luar sana dengan begitu lelah demi rumah ini. Adikmu juga sudah menikah dan ada keluarga sendiri. Kamu harus bisa bedakan dan
Roni mendelik dan bertanya, “Bukannya aku kasih kamu satu juta?”Mendengar kalimat tersebut Shella langsung bangkit dan melanjutkan ucapan adiknya, “Odelina, maksudnya kamu menelan uang Roni?! Kamu bilang Roni kasih kamu 600 ribu saja dan nggak bisa beli udang dan kepiting besar.”Tanpa mendongakkan kepalanya dan tetap menyuapkan makanan pada Russel, Odelina berkata, “Aku sudah bilang kalau yang datang itu mama kamu dan kakak kamu. Memang sudah seharusnya kamu mengeluarkan uang untuk beli makanan dan masak buat mereka.”“Kamu minta aku yang masak, maka harus kasih uang jasa masak! Aku nggak ada hutang sama kalian dan nggak mau masak buat kalian Cuma-Cuma. Nggak ada untungnya dan harus dapat omelan dari kalian.”Roni dibuat tercenung lagi. Melihat ekspresi adiknya membuat Shella tahu kalau apa yang dikatakan Odelina memang benar. Dia berjalan kembali dan duduk di sofa. Akan tetapi dengan tidak tahu malunya dia berkata,“Odelina, kalian itu suami istri. Kenapa harus hitung-hitungan? Lagi
Olivia makan dengan cepat dan pasti akan selesai lebih dulu dan menggantikannya agar dia bisa makan. Sedangkan keluarga mertuanya hanya peduli dengan perut mereka sendiri tanpa peduli dengan dirinya. Seakan dirinya tidak akan pernah bisa merasa lapar.“Ma, makan udang.”Roni mengambil beberapa ekor udang untuk ibunya, kemudian bilang pada kakaknya, “Kak, makan yang banyak. Semuanya kesukaan Kakak.”Shella makan kepitingnya sambil berkata, “Kepiting yang kali ini terlalu kecil dan nggak ada daging. Hanya dapat sedikit saja aromanya.”Setelah Roni hening sesaat, dia kembali berkata, “Lain kali aku ajak makan di hotel saja.”“Hotel terlalu mahal, kamu juga nggak mudah cari uang. Lain kali uangnya kirim ke Kakak saja, biar Kakak yang beli dan minta Odelina masakin buat kamu,” kata Shella.“Boleh juga.”Roni pikir hanya membayar sedikit uang jasa masak saja bukan masalah. Lain kali biar kakaknya saja yang beli bahan makanan. Tentu saja dengan membiarkan kakaknya yang beli, maka Roni harus m
Sayuran tersebut adalah masakan kemarin malam yang tersisa setengahnya di kulkas. Cukup untuk dirinya sendiri saja. Sayuran tersebut dibeli dengan uangnya sendiri dan tidak ingin diberikan untuk Roni dan keluarganya.Shella terdiam karena tidak menyangka Odelina akan menyisakan makanan untuk dirinya sendiri. Odelina membawa makanan tersebut dan duduk di meja makan. Dia melahap makanannya dengan santai dan lahap.Olivia yang khawatir kakaknya akan diganggu langsung bergegas menelepon Odelina di tengah-tengah kesibukannya dan bertanya, “Kak, mereka nggak bersekongkol dan mengganggu Kakak, kan?”“Dengan keberanianku yang mengejar Roni dengan pisau di jalanan, sekarang mereka hanya berani adu mulut denganku. Ketika seorang perempuan sudah tidak peduli dengan suaminya lagi, dia juga tidak mungkin mentolerir semua sikap keluarganya.”Mendengar ucapan kakaknya itu membuat Olivia merasa jauh lebih tenang.“Kak, sudah makan?”“Ini lagi makan, kamu belum makan?”“Aku makan setelah pekerjaanku se
Shella orang yang paham dan cerdas, hanya sikapnya saja yang tidak benar. Setinggi apa pun tingkat pendidikan seorang perempuan, jika sudah menikah dan memiliki anak maka dia akan mudah menyerah.“Kak, aku sudah bilang sama dia tapi dia nggak mau bantu.”Sekarang Shella sudah tidak berani menjamin kalau Odelina bersedia membantu. Sejak kejadian waktu itu, hubungan adiknya dengan sang istri masih belum kembali seperti sedia kala. Semenjak ada Yenny, Roni hanya sibuk memikirkan perasaan kekasihnya itu dan tidak peduli dengan istri di rumahnya.Odelina juga keras kepala dan memilih untuk tidak mengalah dan menunduk. Untuk kali ini Odelina tidak mau mengalah! Kemungkinan besar suami istri tersebut akan seperti ini terus. Tinggal bersama tetapi tidur terpisah. Mereka hidup masing-masing dan tidak berbicara selain tentang kepentingan anak saja.“Masalah kecil gini saja dia nggak mau bantu? Kakak juga nggak biarkan dia bantu dengan cuma-cuma, bahkan Kakak mau bayar dia dua juta! Dia nggak ada
“Kamu beli sedikit hadiah dan kasih dia buat bujuk Odelina. Setelah itu semuanya akan terselesaikan,” lanjut Shella lagi.“Bagaimanapun dia itu mama kandung Russel. Demi Russel dan juga keponakan kamu, kamu coba mengalah dan bujuk dia. Kamu kan lelaki, harus bisa mengalah.”Ibunya juga ikut mendekat dan melanjutkan ucapan putrinya tadi, “Roni, demi Russel kalian harus hidup bersama. Dengarkan kata-kata Kakakmu, beli hadiah dan bujuk dia. Pikirkan sikap dia dulu yang menjaga kamu, lihat juga sikap kamu yang sekarang. Nggak ada salahnya mengalah.”Melihat keadaan rumah tangga putranya yang tidak bisa lagi menjadi kepala rumah tangga membuat ibunya Roni merasa iba. Akan tetapi ini semua hasil dari hasutan dia dan juga Shella. Kalau bukan karena mereka meminta Roni untuk bagi rata dengan Odelina, istri lelaki itu juga tidak akan menjadi perhitungan seperti sekarang ini.“Kalau nggak Mama dan Papa juga ikut datang dan tinggal di sini. Kita yang bantu kamu antar jemput anak. Nanti Mama juga
Setelah itu dia berkata pada ibunya, “Ma, Mama dan Kakak jalan-jalan saja, beli saja apa yang disukai.” Roni mengeluarkan ponsel dan mengirimkan uang sebanyak sepuluh juta untuk ibunya berbelanja.“Iya, nanti Mama pergi dan beli baju baru. Kamu buruan berangkat kerja, ingat pulang cepat.”Ibunya mengantarkan Roni hingga keluar dari rumah dan juga mengedipkan mata pada lelaki itu sebagai tanda untuk tidak lupa membeli hadiah buat Odelina. Sedangkan Odelina mendorong kereta anaknya dan meletakkan Russel ke dalam kereta tersebut sambil berkata,“Aku mau bawa Russel jalan-jalan di lantai bawah.”“Pergilah,” ujar ibu mertuanya sambil tersenyum. Mendadak Odelina merasa ada yang tidak beres. Sikap mertuanya yang seperti itu pasti karena ada sesuatu yang mau dirinya bantu. Lebih tepatnya mertua dan kakak iparnya ada sesuatu yang mau merepotkan dirinya.Apa pun permintaan mereka, Odelina tidak akan mau menyetujuinya. Dia mendorong kereta Russel dan memutuskan untuk mengabaikan mertuanya itu.Ol