“Biarkan dia masuk,” jawab Patricia setelah terdiam beberapa saat. Dania membuka pintu ruang kerja setelah mendengar jawaban Patricia lalu berjalan masuk. Dania berniat menceraikan Ivan setelah merasa sangat kecewa dengan perlakuan laki-laki itu padanya. Ketetapan hatinya sudah berubah dan pakaiannya juga tidak secantik sebelumnya. Sekarang, pakaian dan cara berdandannya terkesan lebih sederhana. Lagi pula, suaminya tetap berselingkuh setelah dia berdandan dan mengenakan pakaian yang indah serta cantik. Jadi, untuk apa lagi dia berdandan demi suaminya? Sekarang, dia akan menjalani hidupnya sesuai dengan keinginannya. Dania berjalan mendekati Patricia dan tidak langsung menyapanya. Dia memilih untuk melihat Patricia yang sedang berlatih kaligrafi. Setelah beberapa saat, Dania pun berkata, “Ma, tulisan kaligrafi Mama sangat berantakan karena suasana hati Mama sedang kurang baik. Jadi, jangan memaksakan diri begini.”“Semua orang pasti pernah mengalami suasana hati yang buruk.”Patric
Patricia teringat akan kehidupan pernikahannya. Dia sudah memaksa suaminya untuk mengebiri dirinya sendiri agar tidak bisa lagi berselingkuh. Namun, hubungan suami istri di antara mereka berakhir saat itu juga. Dia sadar, betapa suaminya membencinya. Suaminya juga sadar kalau Patricia tidak akan mungkin memaafkan pengkhianatannya. Namun, Patricia tidak lagi memikirkan tentang perceraian seiring dengan usia mereka yang sudah lanjut. Dia hanya ingin mengendalikan Cakra di wilayah kekuasaannya.Cakra hampir tidak pernah membuat masalah selama puluhan tahun mereka menikah. Namun, justru hubungan pernikahan putra dan menantunya yang harus berakhir di usia mereka yang belum terhitung tua. “Mama akan segera melakukan perjalanan yang cukup jauh dan baru akan pulang 2 minggu lagi. Mama akan bicara dengan Ivan setelah Mama pulang nanti. Kalian pikirkan semuanya baik-baik selama Mama pergi, ya.”“Sekarang, perceraian juga memiliki masa tenang. Kalian anggap saja saat ini sebagai masa tenang kal
“Mama akan membujuk Ivan untuk menceraikanmu setelah Mama pulang nanti. Tapi, Mama harap kamu memikirkan baik-baik keputusanmu ini selama Mama pergi.”Dania mengangguk setuju lalu berdiri dan berkata, “Ma, aku keluar dulu agar aku nggak mengganggu Mama lagi.”Patricia hanya mengangguk lalu menelepon putra sulungnya setelah Dania keluar dari ruang kerja. “Ivan, di mana kamu?” tanya Patricia setelah panggilan teleponnya tersambung. “Aku di kantor. Ada apa, Ma?” balas Ivan hati-hati. Dia takut ketika mendapatkan panggilan telepon dari ibunya, terlebih lagi setelah dia melakukan kesalahan yang cukup besar. Dia takut ibunya akan memarahinya dan mencacinya dengan sangat parah. “Istrimu baru kembali dan kami sudah mengobrol cukup banyak.”Kemudian Ivan tersenyum seraya bertanya, “Baguslah kalau dia sudah pulang.”“Dia bilang kalau dia mau bercerai darimu. Hatinya sudah benar-benar terluka. Mama lihat, dia juga sudah bertekad bulat untuk bercerai darimu dan nggak ada kesempatan lagi untukm
Dia tidak sudi memberikan posisi kepala keluarga Gatara kepada mereka setelah semua pengorbanan yang dia lakukan selama ini. “Kamu sangat menyukai bunga-bunga di luar sana. Kamu akan bebas setelah bercerai nanti. Tidak akan ada lagi yang peduli, berapa banyak pacar yang kamu miliki. Tapi, kamu harus melakukan prosedur sterilisasi setelah kamu bercerai agar kamu nggak bisa lagi memiliki anak. Karena hal itu nggak akan baik untuk cucu-cucuku.”“Aku ingin menjamin kehidupan cucu-cucuku dengan baik selama aku masih hidup.”Kemudian Ivan berkata, “Ma, aku adalah putra kandungmu. Walaupun aku menikah dan memiliki anak lagi, anak-anak itu akan tetap menjadi cucumu. Kenapa Mama bisa setega itu padaku?”“Lagi pula, mereka sudah remaja dan mereka akan beranjak dewasa ketika aku menikah dan memiliki anak lagi nantinya. Bagaimana mungkin mereka masih takut dibully oleh ibu tiri mereka?”Namun, Patricia sudah terlalu malas mendengar ocehan putranya, jadi dia pun berkata, “Ini adalah syarat dari Ma
Ivan sama sekali tidak memiliki kendali dalam setiap keputusan yang dibuat oleh ibunya. Akhirnya, dia pun berkata dengan terpaksa,” Baik, Ma. Kami akan menjaga Papa dengan baik. Hati Mama mungkin akan merasa kesepian karena kalian sudah tinggal terpisah. “Itu urusanku. Aku yang akan menyelesaikannya sendiri. Kalian nggak perlu khawatir. Rawat saja ayah kalian dengan baik dan tunjukkan bakti kalian,” pungkas Patricia lalu memutus sambungan telepon. *** Kota Aldimo yang berada di Provinsi Sarga. Di ruang kantor CEO yang berada di sebuah gedung pencakar langit berlantai 38, seorang perempuan jangkung dengan rambut panjang yang diikat sanggul sedang berdiri di depan jendela sambil menatap langit abu-abu hari ini. Perutnya berbunyi karena dia makan kurang kenyang siang ini. Bukan karena dia tidak suka dengan makanannya, tapi karena dia bosan dengan makanan yang dimasak oleh koki. Namun sayangnya, dia belum menemukan koki baru yang sesuai dengan seleranya. Dia terkenal dengan lidahnya
“Aku tahu kalau Kakak makan hanya sedikit tadi siang, makanya aku bawakan sekotak makanan yang baru saja dimasak oleh koki yang melamar hari ini. Kami sudah sempat mencicipinya dan setuju kalau koki itu cukup bagus.”Yohanna berbalik lalu berjalan menghampiri Dira seraya berkata, “Aku bosan dengan makanan yang mereka masak akhir-akhir ini. Aku nggak nafsu makan siang ini, tapi aku lapar karena belum cukup makan.”Yohanna kembali ke mejanya lalu duduk di kursi dan mengambil paper bag yang Dira bawa. Kemudian dia mengeluarkan kotak makanan di dalamnya. Makanan di dalamnya adalah makanan ringan kecil yang berbentuk bunga dan buah-buahan. “Cukup rapi dan mungil. Apa ini enak? Jadi, ini dibuat oleh koki yang melamar hari ini?”“Ya, orang itu yang memasaknya. Dia adalah koki yang datang dari luar kota. Tapi, dia tampak masih sangat muda, usianya mungkin belum sampai 30 tahun. Kak, aku akan mempekerjakan orang itu kalau memang kamu nggak mau mempekerjakannya. Dia tuh tampan dan tinggi banget
Dira memperhatikan kakaknya dan langsung merasa lega setelah melihat mulut Yohanna bergerak dan tidak memuntahkan makanannya. Dia takut Yohanna memuntahkan makanannya yang artinya koki tampan itu tidak akan lagi memiliki kesempatan untuk bekerja di rumah keluarga mereka. Yohanna kembali memotong makanan ringan itu lalu memasukkannya ke dalam mulutnya. “Kak, enak, ya?”Yohanna langsung mengangguk. “Makanan ini mungil dan cantik. Rasanya juga lezat, sekalipun agak kering.”Dira menuangkan segelas air hangat lalu menyodorkannya kepada sepupunya seraya berkata, “Mungkin, dia bukan ahli dalam membuat makanan ringan, makanya makanan itu agak kering. Tapi, dia koki yang cukup bagus karena sudah bisa membuat Kakak memakan makanan itu.”“Aku sudah sempat mewawancarainya. Dia mengatakan kalau dia sudah masuk dapur sejak dia berusia 6 tahun. Oleh karena itu, pengalaman memasaknya sudah lebih dari 10 tahun, sekalipun usianya belum sampai 30 tahun.”“Apa dia berasal dari keluarga koki?”Yohanna t
Dia belum mengetahu kemampuan memasak laki-laki itu karena baru mencicipi camilan ini saja. Mungkin saja, laki-laki itu memang mahir memasak, tapi kemampuannya mungkin tidak setara dengan koki-koki keluarga Pangestu selama ini. Laki-laki itu tidak akan bisa bekerja di rumah keluarga Pangestu jika kemampuannya tidak sebaik para koki-koki sebelumnya. Yohanna berkata, “Aku akan menyuruh pengurus rumah untuk memanggilnya besok sore agar aku bisa mengujinya. Aku akan makan malam di rumah besok malam agar bisa mencicipi masakannya. Jangan sampai ada yang membantunya agar dia bisa mempersiapkan masakannya sendiri.”Dia harus mempersiapkan nasi dan semua lauk pauknya dengan tangannya sendiri tanpa bantuan siapa pun.Dira tersenyum lalu berkata, “Oke, besok malam kita makan malam di rumah, ya.”Walaupun Yohannalah yang ingin berganti koki, Dira dan adik-adiknya juga sering makan di rumah Yohanna. Jadi, koki itu juga harus menyesuaikan masakannya dengan selera makan mereka. Kemudian Yohanna be
Mereka sangat menyayangi Fani, dan itu tulus. Setelah pewaris yang sebenarnya kembali, mereka tetap tidak bisa menerimanya, selalu merasa Felicia adalah penyusup yang merebut semua yang seharusnya milik Fani. Di hati mereka, ada rasa benci terhadap Felicia. Karena sejak kecil dia hidup di lingkungan yang keras tanpa kasih sayang, Felicia tidak pernah berharap bahwa orang tua kandung atau saudara laki-lakinya akan memperlakukannya dengan baik, sebagaimana dia sendiri juga tidak memiliki banyak rasa terhadap mereka. Hubungan kasih sayang antara orang tua dan anak, saudara laki-laki dan perempuan, memang perlu dipupuk. Karena dia tidak tumbuh besar di sisi orang tua kandung atau saudara laki-lakinya, tidak ada hubungan emosional yang terbentuk. Meskipun sudah kembali ke sisi orang tua kandung selama dua tahun, tetapi itu tidak ada apa-apanya dibandingkan Fani yang tumbuh besar bersama keluarga Gatara sejak kecil. Sekarang, setelah Fani tiada, ayah dan tiga saudara laki-lakinya hanya
“Felicia, sekarang kamu ada waktu?” tanya Odelina.Felicia menjawab, “Selama kamu membutuhkan bantuan, aku selalu punya waktu.” “Kalau begitu, mari kita tentukan tempat untuk bertemu.” “Kamu yang pilih tempatnya.” Felicia mengangguk, lalu bertanya lagi, “Ada apa?” “Aku baru saja keluar dari Blanche Hotel, dan hampir saja tertabrak dua mobil di depan hotel. Pengemudinya bilang mereka gugup karena melihat banyak orang, lalu salah injak gas. Tapi ada kejanggalan, dan aku rasa ini bukan kecelakaan.” Felicia segera paham. Dia berkata, “Kamu curiga ini ulah mamaku yang menyuruh orang untuk menabrakmu? Mamaku sedang bepergian jauh, seharusnya bukan dia, 'kan?” Meski tahu ibunya bukan orang baik, Felicia tetap berharap ibunya tidak melakukan hal seperti itu. Odelina berkata, “Aku rasa ini bukan mamamu. Mamamu itu licik, kalau dia memang ingin aku mati, dia nggak akan menggunakan trik sepele seperti ini yang mudah ketahuan.” Sebelumnya, Waktu Ricky, dan Rika pergi ke pesta keluarga Gata
“Itu yang buat orang curiga.” Dimas berkata, “Mereka kemungkinan besar memang menargetkanmu.” “Aku sedang berpikir, apakah ini perbuatan tanteku atau putranya?” Odelina menganalisis, “Aku rasa bibi nenekku nggak akan buat kesalahan sepele seperti ini. Kalau dia yang mengatur, mereka pasti akan mempercepat mobil saat benar-benar mendekatiku, sehingga aku hampir nggak punya kesempatan untuk menghindar.”“Felicia juga nggak mungkin. Kami cukup dekat.” Meski dalam bisnis mereka adalah saingan, terkadang Odelina merebut pelanggan Felicia, kadang sebaliknya. Di luar itu, mereka bisa berbincang dengan dengan baik. Jika Felicia bukan pewaris utama keluarga Gatara, mungkin mereka bisa menjadi teman baik. Odelina sangat menyukai sifat perempuan itu."Ketiga putra keluarga Gatara mungkin memang ingin membunuhku, terutama Ivan. Aku pernah kirim foto dia dan Fani ke istrinya. Dia pasti bisa menebak itu aku.” “Sekarang Fani sudah meninggal. Mungkin dia ingin membalas dendam untuk Fani.“Bibi ne
“Maaf, saya melihat ada banyak orang berdiri di depan hotel, saya langsung panik dan, meskipun berniat menginjak rem, saya malah menginjak gas.” Setelah memarkir mobilnya, pengemudi mobil kedua turun dari mobil sambil terus-menerus meminta maaf. Dia adalah seorang gadis muda, dan tampaknya dia benar-benar panik.Tatapannya melewati kerumunan orang dan jatuh pada Odelina, yang sedang dibantu berdiri. Dengan nada penuh perhatian dan penyesalan, dia bertanya,"Kamu nggak apa-apa? Maaf, benar-benar maaf, aku baru dapat SIM setengah bulan yang lalu, ini pertama kali aku mengemudi keluar rumah. Kalau lihat banyak orang, aku masih nggak bisa menahan diri untuk merasa gugup." Pengemudi mobil pertama sudah membawa mobilnya masuk ke tempat parkir bawah tanah dan menghilang. Odelina melihat gadis muda itu yang terlihat sangat gugup. Wajar gugup kalau dia baru mendapatkan SIM-nya. Karena Odelina tidak mengalami apa-apa, dia berkata,"Aku nggak apa-apa, tapi kamu harus lebih hati-hati. Sebaiknya
Mobil berhenti di depan Blanche Hotel.Dia mengambil dua tisu untuk mengusap hidungnya yang baru saja bersin, lalu membuang tisu itu ke tempat sampah di pintu hotel. Setelah itu, dia turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam hotel bersama sekretaris dan beberapa anggota tim manajer untuk bertemu dengan klien."Bu Odelina."Para staf Blanche Hotel menyapa Odelina dengan hormat saat melihatnya.Meskipun perempuan itu belum sepenuhnya masuk dalam dunia bisnis di Cianter, tetapi karena dia adalah kakak dari Olivia maka para staf hotel memperlakukannya dengan sangat hormat. Bahkan Ricky yang ada di sini juga bersikap hormat pada perempuan itu.Odelina membalas dengan senyuman tanpa menghentikan langkah kakina. Perempuan itu langsung menuju ruang rapat bersama timnya. Dia sudah mengatur pertemuan dengan klien, tetapi klien belum tiba.Klien tersebut sudah menelepon sebelumnya dan mengatakan bahwa mereka akan tiba dalam beberapa belas menit. Karena Odelina yang ingin bekerja sama dengan or
Daniel terdiam sejenak. Setelah membuka pembicaraan, Erik melanjutkan, “Selain itu, kita semua tahu alasan sebenarnya Odelina pergi ke Cianter. Sekarang sudah pasti bahwa mereka adalah keturunan keluarga Gatara. Kalau benar dia mengikuti rencana bibinya untuk menjatuhkan kepala keluarga saat ini dan menggantikannya, maka dia akan menjadi kepala keluarga Gatara.” “Kalau begitu, kamu harus bersiap masuk ke keluarga Gatara. Hal ini juga perlu kamu pertimbangkan. Kakak tahu kamu rela melakukannya demi Odelina, tapi Papa dan Mama mungkin nggak akan mudah menerima hal ini.” Daniel menjawab, “Kak, aku sudah memikirkannya. Aku nggak peduli selama aku bisa bersama Odelina. Bagaimanapun keadaannya, aku terima. Mengenai Papa dan mama, mungkin awalnya mereka akan menolak, tapi aku akan perlahan-lahan membujuk mereka sampai mereka bisa memahami dan menerima.” Erik terdiam sejenak sebelum berkata, “Kalau kamu sudah memikirkan semuanya, Kakak nggak ada lagi yang perlu dikatakan.” “Meski begitu,
Daniel membayangkan pernikahannya dengan Odelina membuat matanya bersinar penuh harapan. Erik tersenyum dan berkata, “Tentu saja, pernikahan kamu nggak boleh kalah dengan dua sahabatmu itu.” “Nggak perlu tunggu sampai pulang ke rumah malam ini untuk bilang sama Papa dan Mama. Bilang sama mereka saja di grup keluarga.” “Oke,” jawab Daniel. “Odelina di Cianter baik-baik saja, 'kan? Kalau dia butuh bantuan, suruh dia jangan ragu untuk mengatakannya. Meskipun kita berjauhan, kita tetap bisa membantunya kalau dia butuh.” Sejak Daniel mengalami kecelakaan dan Odelina datang merawatnya, keluarga Lumanto mulai menganggap Odelina sebagai menantu mereka. Jika Odelina membutuhkan bantuan di sana, keluarga Lumanto tidak akan tinggal diam. “Untuk saat ini, dia belum butuh bantuan. Bahkan kalau ada masalah, dia pasti akan cari cara untuk selesaikan sendiri,” kata Daniel sambil bersandar di kursi.“Melihat dia perlahan-lahan jadi lebih kuat dan terus berkembang, rasanya sangat berbeda. Setelah
"Apa yang barusan membuatmu tertawa?" tanya Erik lagi.Daniel dengan jujur menjawab, "Baru saja telepon Odelina. Aku memikirkan bahwa kami akan segera menikah, jadi aku nggak bisa menahan senyum." "Kamu sudah melamarnya?" tanya Erik."Sudah, tapi dulu saat aku melamar, dia nggak menerimanya. Kak, aku nggak tidak akan membiarkannya merasa direndahkan.""Aku akan melamarnya lagi nanti saat dia kembali ke Mambera. Aku akan mengatur semuanya di luar, mendekorasi tempat lamaran dengan baik, dan aku mau melamarnya di depan umum. Aku ingin menunjukkan ke Roni dan keluarganya bahwa melepaskan Odelina adalah kerugian terbesar mereka." "Roni memang nggak pantas untuk Odelina." Daniel memendam tekad untuk membuat keluarganya Roni menyesal. Erik tertawa dan berkata, "Mereka sudah lama menyesal, tapi penyesalan itu nggak ada gunanya sekarang." "Benar, setelah mengalami satu pernikahan yang gagal, dia pasti ada trauma. Kalau bukan karena ketulusanmu, keteguhan hatimu, dan fakta bahwa dia melihat
Mereka akan terlebih dahulu mendaftarkan pernikahan mereka, tetapi tidak akan segera mengadakan upacara pernikahan. Setelah dia bisa berjalan seperti orang normal, barulah mereka akan mengadakan resepsi pernikahan. “Kalau begitu, sampai jumpa akhir pekan.” “Iya, sampai jumpa akhir pekan.” Dengan penuh rasa enggan, Daniel berkata, “Kamu lanjut bekerja dulu, aku juga akan bekerja. Aku nggak akan menyita waktumu, tapi ingatlah untuk menjaga kesehatan. Kesehatan adalah yang terpenting.” “Uang nggak akan pernah habis untuk dicari, dan kestabilan perusahaan juga bukan sesuatu yang bisa dicapai dalam satu hari. Itu memerlukan waktu dan usaha.” Daniel khawatir Odelina akan terlalu terburu-buru sehingga melelahkan dirinya sendiri. Perempuan itu mengangguk dan menjawab, “Aku tahu, aku akan menjaga kesehatanku. Kamu juga, ya. Kalau begitu, kita lanjut bicara nanti malam.” Setelah menutup telepon, Daniel masih enggan meletakkan ponselnya. Dia memandangi ponselnya sambil tersenyum, membayangk