Ivan sama sekali tidak memiliki kendali dalam setiap keputusan yang dibuat oleh ibunya. Akhirnya, dia pun berkata dengan terpaksa,” Baik, Ma. Kami akan menjaga Papa dengan baik. Hati Mama mungkin akan merasa kesepian karena kalian sudah tinggal terpisah. “Itu urusanku. Aku yang akan menyelesaikannya sendiri. Kalian nggak perlu khawatir. Rawat saja ayah kalian dengan baik dan tunjukkan bakti kalian,” pungkas Patricia lalu memutus sambungan telepon. *** Kota Aldimo yang berada di Provinsi Sarga. Di ruang kantor CEO yang berada di sebuah gedung pencakar langit berlantai 38, seorang perempuan jangkung dengan rambut panjang yang diikat sanggul sedang berdiri di depan jendela sambil menatap langit abu-abu hari ini. Perutnya berbunyi karena dia makan kurang kenyang siang ini. Bukan karena dia tidak suka dengan makanannya, tapi karena dia bosan dengan makanan yang dimasak oleh koki. Namun sayangnya, dia belum menemukan koki baru yang sesuai dengan seleranya. Dia terkenal dengan lidahnya
“Aku tahu kalau Kakak makan hanya sedikit tadi siang, makanya aku bawakan sekotak makanan yang baru saja dimasak oleh koki yang melamar hari ini. Kami sudah sempat mencicipinya dan setuju kalau koki itu cukup bagus.”Yohanna berbalik lalu berjalan menghampiri Dira seraya berkata, “Aku bosan dengan makanan yang mereka masak akhir-akhir ini. Aku nggak nafsu makan siang ini, tapi aku lapar karena belum cukup makan.”Yohanna kembali ke mejanya lalu duduk di kursi dan mengambil paper bag yang Dira bawa. Kemudian dia mengeluarkan kotak makanan di dalamnya. Makanan di dalamnya adalah makanan ringan kecil yang berbentuk bunga dan buah-buahan. “Cukup rapi dan mungil. Apa ini enak? Jadi, ini dibuat oleh koki yang melamar hari ini?”“Ya, orang itu yang memasaknya. Dia adalah koki yang datang dari luar kota. Tapi, dia tampak masih sangat muda, usianya mungkin belum sampai 30 tahun. Kak, aku akan mempekerjakan orang itu kalau memang kamu nggak mau mempekerjakannya. Dia tuh tampan dan tinggi banget
Dira memperhatikan kakaknya dan langsung merasa lega setelah melihat mulut Yohanna bergerak dan tidak memuntahkan makanannya. Dia takut Yohanna memuntahkan makanannya yang artinya koki tampan itu tidak akan lagi memiliki kesempatan untuk bekerja di rumah keluarga mereka. Yohanna kembali memotong makanan ringan itu lalu memasukkannya ke dalam mulutnya. “Kak, enak, ya?”Yohanna langsung mengangguk. “Makanan ini mungil dan cantik. Rasanya juga lezat, sekalipun agak kering.”Dira menuangkan segelas air hangat lalu menyodorkannya kepada sepupunya seraya berkata, “Mungkin, dia bukan ahli dalam membuat makanan ringan, makanya makanan itu agak kering. Tapi, dia koki yang cukup bagus karena sudah bisa membuat Kakak memakan makanan itu.”“Aku sudah sempat mewawancarainya. Dia mengatakan kalau dia sudah masuk dapur sejak dia berusia 6 tahun. Oleh karena itu, pengalaman memasaknya sudah lebih dari 10 tahun, sekalipun usianya belum sampai 30 tahun.”“Apa dia berasal dari keluarga koki?”Yohanna t
Dia belum mengetahu kemampuan memasak laki-laki itu karena baru mencicipi camilan ini saja. Mungkin saja, laki-laki itu memang mahir memasak, tapi kemampuannya mungkin tidak setara dengan koki-koki keluarga Pangestu selama ini. Laki-laki itu tidak akan bisa bekerja di rumah keluarga Pangestu jika kemampuannya tidak sebaik para koki-koki sebelumnya. Yohanna berkata, “Aku akan menyuruh pengurus rumah untuk memanggilnya besok sore agar aku bisa mengujinya. Aku akan makan malam di rumah besok malam agar bisa mencicipi masakannya. Jangan sampai ada yang membantunya agar dia bisa mempersiapkan masakannya sendiri.”Dia harus mempersiapkan nasi dan semua lauk pauknya dengan tangannya sendiri tanpa bantuan siapa pun.Dira tersenyum lalu berkata, “Oke, besok malam kita makan malam di rumah, ya.”Walaupun Yohannalah yang ingin berganti koki, Dira dan adik-adiknya juga sering makan di rumah Yohanna. Jadi, koki itu juga harus menyesuaikan masakannya dengan selera makan mereka. Kemudian Yohanna be
“Apa peduli Kakak kalau dia berasal dari kota yang jauh dari sini? Kakak kan sedang mencari koki bukannya suami.”Dira pun tersenyum lalu berkata, “Semuanya akan berjalan dengan baik selama dia bisa memasak masakan lezat dan Kakak bisa memakannya dengan baik.”Yohanna tidak terlalu peduli kepada Ronny karena dia juga belum pernah melihat laki-laki itu. Namun, dia cukup terkejut setelah mengetahui Ronny yang berasal dari Kota Mambera yang berada di Provinsi Gorda. “Aku juga berharap ada koki yang bisa nggak membuatku bosan untuk makan, jadi aku nggak perlu berganti koki terus-menerus.”Yohanna menepuk bibirnya lalu berkata, “Aku juga nggak tahu, kenapa mulutku sangat aneh begini.”“Kak, apa kamu masih mau camilan ini?” tanya Dira setelah melihat Yohanna berhenti mengunyah. “Aku sudah nggak lapar, jadi nggak mau makan lagi.”Kemudian Yohanna melihat jam dan berkata, “Aku mau rapat dulu. Kamu ikut aku rapat, ya.”“Oke.”Dira mengambil kotak makan camilan itu lalu berkata, “Aku habiskan
Kemudian dia kembali duduk di sofa lalu bersandar. Dia memikirkan, makanan apa yang harus dimasaknya besok agar dia bisa menaklukkan perut Yohanna dan mendapatkan posisi koki di rumah keluarga Pangestu. Apa dia harus mengeluarkan kemampuan terbaiknya atau memasak makanan yang jarang dimasaknya? Dia menyeruput teh yang ada di tangannya. Akhirnya, dia memutuskan memasak makanan biasa dan nyaman untuk disantap. Dia akan mengeluarkan kemampuan terbaiknya untuk memasak. Ini adalah kesempatan terakhirnya. Dia sudah senang memasak selama belasan tahun. Walaupun dia masih muda, makanan biasa dan nyaman yang akan dia masak ini adalah makanan-makanan yang dianggap sangat lezat bagi orang awam. Contohnya saja, seperti camilan yang dia masak hari ini bukanlah makanan andalannya, tapi Yohanna tetap memakannya. Walaupun dia tidak tahu Yohanna memakan masakannya atau tidak, dia yakin kalau Yohanna pasti memakannya. Jika tidak, pengurus rumah tidak akan mungkin memanggilnya untuk memasak lagi besok
“Kalau begitu, aku harap kamu berhasil dan bisa membawa Yohana secepatnya untuk menemui kami di sini.”Ronny langsung menyela seraya berkata, “Masih terlalu dini. Aku masih mau melajang saat tahun baru nanti.”“Sebentar lagi tahun baru, aku juga nggak berharap kamu melepas masa lajangmu secepat itu. Mungkin tahun baru di tahun depan kamu sudah bisa melakukannya. Lagi pula, kakakmu yang nomor Samuel dan Hansen juga masih belum bisa melepas masa lajangnya tahun ini.”Samuel benar-benar merahasiakan proses pengejaran istrinya. Bahkan Stefan juga tidak terlalu mengetahui bagaimana kelanjutan kisa Samuel dan calon istrinya. Namun, Stefan juga tidak ingin terlibat dalam urusan pribadi saudara-saudaranya. Stefan pernah berkata kalau dirinya tidak akan mencari tahu ataupun ikut campur dalam urusan pribadi saudara-saudaranya selama mereka tidak berinisiatif sendiri mendatangi Stefan dan meminta bantuannya. Lagi pula, dia juga bukan tukang gosip seperti Reiki. Dia bisa mendatangi Reiki jika ada
“Pak Ronny, aku orang yang pergi wawancara bersamamu di keluarga Pangestu.”Ronny ingat dirinya pergi sendiri ketika pergi ke kediaman keluarga Pangestu. Saat tiba di sana, dia mendaftarkan identitasnya dan duduk di mobil yang sudah disiapkan oleh pelayan untuk masuk ke kediaman keluarga Pangestu.Kediaman keluarga Ouyang memiliki tanah yang sangat luas. Meskipun tidak sebesar Vila Permai, perjalanan dari gerbang utama hingga ke depan bangunan utama cukup jauh jika ditempuh dengan berjalan kaki. Oleh karena itu, kepala pelayan biasanya mengatur mobil untuk menjemput tamu dan mengantar mereka masuk. Dengan cepat, Ronny menyadari sesuatu. Yang datang bersamanya ke keluarga Pangestu adalah pesaingnya. Orang itu ternyata sudah menyelidiki dirinya. Sepertinya orang tersebut punya kemampuan juga. Tampaknya, dia benar-benar bertekad mendapatkan posisi koki keluarga Pangestu. Ronny bangkit dan berjalan ke pintu. Dia membukanya dan melihat ada seorang lelaki dan seorang perempuan yang berdiri
Samuel sudah pernah mencari Nenek dan membicarakannya. Namun, Nenek meminta dia untuk menyelesaikannya sendiri. Dia meminta persetujuan Nenek untuk mengganti orang, tetapi Nenek berkata bahwa ini hanya pilihan untuk lelaki itu. Jika Samuel memang tidak menyukainya, dia juga boleh mencari orang yang dia sukai. Yang penting sifat dan kepribadiannya harus sesuai.Pemuda itu merasa sifat dan kepribadian Rubah itu juga tidak buruk. Meski emosinya sedikit meledak-ledak, perempuan itu cukup masuk akal. Dia hanya tidak tahu latar belakang perempuan itu saja.“Sudah selesai?” tanya Olivia dengan lembut.Suara perempuan itu menarik kembali kesadaran Samuel.“Iya, kita sudah boleh pergi.”Olivia berdiri dan memanggil keponakannya, “Russel, bereskan buku-bukumu. Kita akan pergi makan sekarang.” Russel mengiyakan dengan cepat, dia langsung merapikan buku-bukunya dan memasukkannya ke dalam tas, lalu mengenakan tasnya sendiri. Setelah itu, dia merentangkan tangan ke arah Stefan meminta untuk digendo
“Kak, aku ini adikmu.”“Aku ada begitu banyak adik, hanya kamu yang melakukan hal seperti itu. Harga diri Keluarga Adhitama sudah kamu rusak.”Samuel dibuat terkejut lagi. Masalahnya sebesar itu? Apa yang dia lakukan sehingga sampai mempermalukan keluarga Adhitama? “Kak.”"Pergi ke sana, tunggu saja!" Dengan pasrah, Samuel berdiri dan duduk di sisi lain ruangan, dia menunggu dengan patuh. Lelaki itu merasakan bagaimana rasanya menunggu waktu yang terasa berjalan begitu lambat, seperti hitungan menit yang terasa seperti bertahun-tahun. Hingga tibalah waktu jam pulang kerja. Kakaknya mematikan komputer lalu berdiri dan berjalan keluar dari meja kerjanya. Samuel segera bangkit dan menyambut kakaknya itu. Dia tersenyum lebar dan bertanya, “Kakak, lelah, ya?” Stefan meliriknya dan berkata, “Lelah. Kamu bisa membantu meringankan bebanku?” “Aku… aku juga ada bantu.”Semua saudara laki-laki keluarga mereka hampir semuanya membantu mengelola bisnis keluarga, tetapi beban terberat tetap di
Samuel melihat ekspresi serius kakak iparnya dan langsung terkejut. Dengan suara tergagap, dia bertanya, “Kak, apa kesalahan yang sudah aku lakukan? Kakak, tolong kasih tahu akua pa kesahalanku. Aku akan segera minta maaf sama Kakak.”Pada saat yang sama, dia mencoba mengingat kembali apa yang pernah dia lakukan. Tampaknya, sudah lama dia tidak bertemu dengan kakak iparnya. Bagaimana mungkin dia telah melakukan sesuatu yang menyinggung kakak iparnya? Samuel berpikir keras sampai kepalanya pusing, tetapi tetap tidak bisa mengingat kapan dia pernah menyinggung kakak iparnya. Tidak lama kemudian, lelaki itu kembali tenang. Dia yakin tidak pernah melakukan sesuatu yang menyinggung kakak iparnya. Jika tidak, kakak iparnya tidak akan mengajaknya makan malam, tetapi langsung memintanya bertanggung jawab, atau mungkin melaporkannya kepada orang tuanya. “Kak, kamu hampir membuatku takut setengah mati. Aku sudah memikirkannya berulang kali dan yakin nggak mungkin pernah melakukan sesuatu yang
Russel menyapa dengan manis. Dia jarang sekali bertemu dengan lelaki itu sehingga tidak begitu dekat. Samuel tersenyum dan merentangkan tangannya sembari berkata, “Russel, sini, biarkan Om menggendongmu.”Russel menatap Olivia yang mengangguk kemudian dia berjalan kea rah Samuel. Lelaki itu menggendongnya tinggi-tinggi.“Om Samuel.”"Mm. Sudah lama nggak lihat Russel, sepertinya Russel jadi lebih berat, ya. Harus makan lebih banyak agar cepat besar." Russel menjawab, "Om Samuel bilang aku jadi lebih berat, itu karena aku makan banyak dan bertambah besar, jadi beratku naik." Samel tersenyum, "Oh, benar, ya. Russel, apa kamu rindu sama Om Samuel?" "Nggak, aku jarang bertemu Om Samuel, jadi nggak dekat, makanya nggak rindu." Samuel berkata kepada Olivia, "Russel memang jujur sekali, bahkan nggak bisa berbohong." "Anak kecil memang lebih baik jujur." Russel juga menambahkan, "Guru di sekolah bilang kami harus menjadi anak yang jujur dan nggak boleh berbohong." "Benar sekali. Seperti
Yohanna memegang data Ronny dan membacanya dengan saksama. Data lelaki itu tidak terlalu rumit. Disebutkan bahwa dia memiliki dua saudara kandung, orang tuanya sudah pensiun, kakak laki-lakinya sudah menikah dan memiliki keluarga yang harmonis. Ronny sendiri adalah seorang pengusaha kecil.Sejak kecil, dia sangat suka memasak, meskipun dia sekarang menjadi bos kecil, dia tetap menikmati memasak. Namun, dalam data tersebut tidak disebutkan bahwa Ronny adalah putra keenam keluarga Adhitama, mungkin karena sekretaris Yohanna tidak dapat menemukan informasi tersebut. Ada kemungkinan Ronny melakukan sesuatu di Mambera agar orang-orang Yohannya hanya dapat menemukan data dasarnya saja.Stefan sengaja membantu Ronny menyembunyikan identitasnya sebagai putra keenam keluarga Adhitama, agar Yohanna tidak takut dengan statusnya dan menolak untuk merekrutnya. Namun, fakta bahwa Ronny adalah pengusaha kecil dengan sedikit keberhasilan tidak disembunyikan oleh Stefan. Dia tetap ingin menunjukkan b
Mereka sama sekali tidak perlu orang tua mereka menghabiskan energi untuk mengurus mereka lagi. Jadi, ayahnya sama sekali tidak mengurus mereka. Hanya ibu yang khawatir, sehingga hubungan mereka dengan ibu lebih baik sedikit.Yohanna berkata, “Jangan terlalu banyak mendengarkan gosip orang lain, oke? Hanya dengan mencobanya sendiri, kamu akan tahu bagaimana rasanya.""Keluarga seperti kita ini, nggak perlu khawatir hidup akan sulit. Kita punya dukungan." Yohanna berkata lagi, "Selama kita cukup kuat, keluarga kita juga cukup kuat. Dengan dua hal ini saja, walau kita memilih pria yang berkarakter baik, kita nggak akan menjalani kehidupan yang buruk." "Itu benar. Kak, kapan kakak mulai pacaran? Aku ingin punya kakak ipar." Yohanna pura-pura memarahi adiknya, "Nggak sopan, kamu pikir kakak punya waktu untuk pacaran? Di sekitar kita, pria muda yang cocok sudah menikah. Yang nggak cocok, kita nggak suka. Jadi, kenapa harus terburu-buru?" "Kak percaya pada takdir. Kalau ada jodoh, meski
Dira berkata, “Bisa buat Kak Yohanna makan sudah sangat baik. Ada berapa koki pembuat kue seluruh Kota Aldimo ini yang bisa buat Kakak memakannya?”Yohanna terdiam sesaat. Dia menatap adiknya sekilas dan bertanya, “Dira, jujur sama Kakak. Kamu suka sama Ronny? Sepertinya kamu cukup memerhatikan dia. Kamu juga sangat peduli apakah dia bisa jadi koki keluarga kita.”"Kalau kamu memang suka dia, kamu bisa saja mengganti kokimu sendiri dan mempekerjakan dia. Dengan begitu, kamu bisa menikmati masakannya setiap hari dan sekaligus bisa menjalin hubungan cinta. Tapi dia hanya seorang koki, ada kesenjangan besar antara kalian. Nggak tahu apakah Om dan Tante akan menerima seorang koki sebagai menantu mereka." "Kalau orang tuaku, pasti nggak setuju." Keluarga Pangestu adalah salah satu keluarga terkaya di Kota Aldimo. Dengan status keluarga yang tinggi dan aset yang besar, standar mereka dalam memilih menantu tentu saja sangat tinggi. Yohanna tidak bermaksud merendahkan siapa pun. Namun, dia
Stefan setuju dengan saran istrinya. Mereka tidak ikut campur dan biarkan kedua orang itu ada kesempatan untuk berbicara langsung.“Aku sudah bilang sama Samuel dan dia akan datang.” “Kalau kamu yang urus, aku pasti tenang. Kalau begitu kamu lanjutkan pekerjaanmu dulu. Aku juga mau sibuk sebentar.” “Iya, tapi jangan terlalu lelah, dan jangan duduk terlalu lama. Sesekali bangun dan berjalan-jalan.” Perempuan itu sedang hamil. Meskipun tubuhnya masih ringan dan lincah, duduk terlalu lama tetap tidak baik. “Aku tahu, aku lebih menjaga bayi kita daripada kamu.” Keduanya saling mengingatkan satu sama lain sebelum Olivia menutup telepon lebih dulu.Di waktu yang sama, di Kota Aldimo.Ronny sedang sibuk sendirian di dapur besar. Bahan makanan yang dia butuhkan untuk memasak sudah dibeli oleh kepala pelayan pagi ini dan semuanya segar. Karena tidak tahu menu apa yang akan dibuatnya, kepala pelayan memutuskan untuk tidak membantu dan membiarkan Ronny mengurusnya sendiri. Lelaki itu juga t
Stefan tidak peduli dengan kebingungan adiknya itu. Yang penting Stefan sudah menyampaikan pesannya, dan Samuel juga sudah memberikan jawaban. Sekalipun lelaki itu sudah menebak sesuatu, dia pasti tidak akan berani membatalkannya, selama Samuel masih mengakui Stefan sebagai kakaknya. Stefan kemudian menelepon istrinya untuk memberi tahu keberhasilannya menyampaikan pesan, sambil mencari tahu alasan istrinya tiba-tiba ingin mengajak Samuel makan malam. Olivia tertawa dan berkata, “Pasangan Samuel sudah datang mencarinya, tepatnya gadis pilihan nenek untuk dia.” “Tunggu, pasangan Samuel datang mencarinya? Kenapa malah mencarimu? Bukankah seharusnya dia mencari Samuel langsung?” tanya Stefan merasa lucu setelah terkejut sejenak. “Katarina bilang, Samuel itu kadang-kadang nggak mengangkat telepon dan nggak balas pesan. Dia juga nggak tahu di mana Samuel tinggal di Mambera. Jadi, dia datang mencariku untuk bertanya.” “Saat aku baru kembali ke kantor sore tadi, semua orang memberitahuku