Share

Bab 2847

Penulis: Anggur
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-04 18:00:01
Bram menghentikan pekerjaannya dan mendongak menatap sekretarisnya yang berjalan mendekat sambil memeluk bunga.

“Letakkan di meja sofa.”

“Baik.”

Sekretaris tersebut melangkah ke arah sofa dan meletakkan bunga tersebut secara perlahan. Dia berdiri tegak dan menatap Bram sambil bertanya, “Pak, ada perintah lainnya?

“Untuk sementara nggak ada, lanjutkan saja pekerjaanmu.”

“Baik.” Sekretaris tersebut pamit keluar dari ruangan karena melihat Bram yang tengah serius membereskan dokumen.

Lelaki itu menyelesaikan pekerjaan dengan secepat mungkin lalu mematikan komputernya. Dia mengambil ponsel dan kunci mobil yang baru dia beli agar lebih mudah membawa Chintya jalan-jalan.

Setelah itu, dia menggendong bunga mawar tersebut dan memerhatikannya sejenak. Bram merasa bunga ini lebih cantik dibandingkan bunga yang dia belikan untuk Amelia secara sembarangan. Lain kali dia harus membelinya sendiri.

Apakah satu ikat bunga cukup? Bram teringat biasanya Reiki memberikan Junia bunga dan juga perhiasan. N
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ryy Yolanda
ahahah tes ombak y bram
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2848

    Langit sudah gelap, tetapi sebenarnya waktu masih cukup awal. Musim dingin membuat langit menjadi lebih cepat gelap. Anak-anak yang dilatih Chintya baru saja selesai latihan.“Om Bram sudah datang,” seru seorang anak ketika melihat mobil lelaki itu. Anak-anak tersebut langsung berlari keluar.“Jangan keluar, angin di luar sangat kencang.”Bram tersenyum sambil berseru, tetapi semua orang tetap berlari. Lelaki itu menyerahkan beberapa kantong besar berisi camilan yang dia beli pada anak-anak yang lebih besar. Sementara sate yang dibeli tadi diberikan pada anak-anak yang lebih kecil.Chintya mengambil mantel tebal dan mengenakannya sambil berjalan keluar. Dia tersenyum sambil berkata, “Sebelum kamu datang, aku orang yang paling disukai di sanggar ini. Setelah kamu datang, kamu jadi orang yang paling disukai.Rama ikut berjalan keluar sambil menyahut, “Kamu pelit sekali. Kalau kamu royal seperti Bram yang selalu traktir makan kita semua, aku jamin kamu pasti akan disukai seperti dulu.”“B

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2849

    Rama langsung membagikan semua minuman itu. Dalam hatinya, dia merasa jika Bram berani mengeluarkan banyak uang agar mereka bisa memujinya di hadapan Chintya. Setiap ke sanggar pasti akan membawakan makanan untuk seluruh anggota sanggar. Apa pun yang mereka inginkan, Bram akan mengirimkannya untuk mereka.Selain itu, terkadang makanan yang dibeli juga akan berlebihan. Ada begitu banyak orang dan setiap kali harus menghamburkan uang. Bagi mereka yang orang biasa, uang tersebut tentu saja sangat banyak. Seperti yang dikatakan Chintya, pendapatannya itu tidak akan cukup untuk traktir seluruh orang di Sanggar.Dalam hati Rama berpikir, pendapatannya merupakan yang tertinggi di antara orang-orang sanggar. Namun, dia juga tidak bisa bersikap seperti Bram. Tidak heran lelaki itu adalah adalah bos besar.Ketika Rama memberikan minuman pada kakaknya, dia melihat kedua orang yang ada di luar. Dia melihat Bram dan adiknya yang masih belum masuk. Diam-diam dia berpikir jika Bram pasti jatuh cinta

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2850

    “Ayo, masuk. Di luar dingin sekali.”Chintya memeluk bunga sambil membawa kotak makan dan mengajak Bram masuk ke sanggar. Reiki mengikutinya berjalan di belakang. Semua orang melihat Chintya membawa bunga menatap mereka berdua penuh menggoda.Bahkan anak kecil juga merasa Chintya terlihat berbeda ketika membawa bunga tersebut. Perempuan itu menghampiri mereka semua.“Bu, bunga ini cantik sekali.”“Bu, kamu mau makan sate? Kami sudah mau habiskan.”“Bu, Om Bram yang kasih kamu bunga? Kenapa Om Bram kasih kamu bunga?”Chintya tersenyum dan berkata, “Kalian makan saja, kalau bisa habiskan. Aku masih ada makanan karena Om Bram sudah siapkan terpisah. Om Bram tadi lewat toko bunga dan beli bunga ini karena cantik.”“Gimana? Cantik, ‘kan? Aku juga merasa bunga ini cantik, aku suka.”Semua orang memuji bunga itu dan di saat yang sama mereka juga menatap Bram dengan senyuman licik. Lalu pada akhirnya mereka menatap Rama. Lelaki itu hanya melirik adiknya sekilas dan duduk di meja tempat dia bia

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2851

    Semuanya tertawa dan berkata, “Kak, kami bukan dibeli oleh Bram. Sejujurnya, Bram itu memang sangat baik dan cocok untuk adik kita.”Seorang pelatih berbisik dan berkata, “Aku lihat, Bram juga sangat menyukai adik junior kita. Lelaki muda yang dia temui nggak ada yang baik selain kita. Papa dan mama kalian juga dibuat pusing.”“Kalau Bram nggak baik, kami juga nggak akan setuju dia mendekati Chintya. Aku lihat mereka sangat akrab. Hanya saja, mereka berdua nggak ada hubungan cinta. Sikapnya pada Bram sama seperti pada kita.”Ucapannya itu membuat semua orang mengangguk setuju. Ada banyak adik dan kakak seperguruan yang lainnya, tetapi hanya Chintya yang membuat mereka cemas. Hal ini terutama karena Chintya terbiasa menganggap lelaki seperti teman baik. Hal itu membuat mereka tidak berdaya.Mereka juga ingin membantu adik mereka ini mencari kekasih, tetapi Chintya meminta jika pasangannya harus bisa bela diri. Mendengar reputasi kehebatan Chintya, ada yang datang dan mengamati perempuan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2852

    “Chintya, bunga ini… maksudku, apa pemikiranmu setelah menerima bunga ini?” tanya Bram mencoba memberanikan diri.Chintya menghabiskan satu tusuk sate dan kemudian berkata, “Pemikiran apa? Ada, aku merasa bunga ini benar-benar cantik. Nggak tahu siapa yang merawatnya, kalau aku yang rawat pasti sudah mati.”“Selain itu, aku lihat bunga ini buat aku memikirkan biskuit mawar. Mendadak jadi ingin makan biskuit mawar.” Perempuan itu mulai sibuk membuka aplikasi belanja.“Aku yang belikan saja. Temanku yang buat sendiri jadi pasti lebih enak dibandingkan kamu beli lewat internet.”Chintya menjawab, “Kecuali kita langsung makan yang baru matang. Membeli atau memesan di internet nggak akan ada bedanya. Katanya yang baru saja matang itu rasanya enak sekali. Tahun depan, kalau ada waktu aku juga mau liburan dan coba biskuit bunga yang baru matang.”Bram diam saja dan diam-diam mengirimkan pesan pada anak buahnya. Mereka diminta untuk membeli biskuit tersebut dan langsung dibawa kembali ketika b

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2853

    Chintya ingin berkata jika itu akan merepotkan Bram. Namun, dia urungkan niatnya dan mengangguk sambil berkata, “Kalau begitu aku akan merepotkanmu.”Ketika Bram di Malinjo, Chintya sudah menjamunya. Ketika mereka ke Mambera, maka sudah sewajarnya Bram menjamu mereka.“Chintya, selain biskuit bunga, kamu masih ada pemikiran lainnya?” tanya Bram lagi. Chintya menatap lelaki yang juga tengah menatapnya. Setelah keduanya berpandangan sejenak, perempuan itu coba bertanya,“Aku perlu pemikiran apa? Merasa kamu suka sama aku karena kamu kasih aku bunga? Aku tahu kamu suka aku, karena aku juga suka kamu. Kalau kita nggak saling menyukai, mana mungkin bisa jadi teman?”Bram hening sejenak dan kemudian berkata, “Apa kamu nggak pernah terbersit kalau rasa suka yang aku rasakan bukan suka antara teman. Tetapi rasa suka lelaki terhadap perempuan.”“Kamu lelaki dan aku perempuan. Kalau kamu suka aku, bukankah itu lelaki suka perempuan? Lalu apa bedanya?”“Maksudku, Chintya, aku cinta kamu dan mau m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2854

    Bram bangkit berdiri dan hendak mengejarnya. Namun tangannya ditahan oleh Rama. Dia menoleh dan mendapati Rama kemudian berkata, “Kak Rama, aku keluar sebentar.”“Sekarang jangan pergi dulu, biarkan adikku tenang sejenak. Biarkan dia pikirkan, dia bukan nggak suka denganmu. Dia butuh waktu untuk mencerna semuanya dan menerima kamu sebagai pasangan, bukan teman.”Bram berkata, “Di luar sangat dingin dan turun salju. Aku takut dia kedinginan.”“Kamu bisa kedinginan, tapi dia nggak. Kami tumbuh di sini dan sudah terbiasa cuaca dingin. Sedangkan kamu berbeda, kamu datang dari Mambera. Bisa dibilang kalau di sana nggak ada musim dingin. Chintya nggak akan kedinginan, kamu nggak perlu khawatir. Biarkan dia keluar sebentar dan tenangkan diri.”Rama sangat mengerti adiknya.“Kamu mendadak menyatakan perasaan dan dia nggak ada persiapan. Mendadak pikirannya kacau, tapi bukan masalah besar. Kamu juga, memangnya nggak bisa tunggu waktu yang tepat baru menyatakan perasaan? Memangnya dia bisa langs

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2855

    “Kak Rama, sekarang aku bisa buat apa?” tanya Bram setelah tahu Rama merestui dirinya.“Kamu bisa tetap di sini atau pulang untuk bantu ibuku masak. Yang jelas, kamu nggak perlu memikirkan apa yang sedang dilakukan Chintya. Dia pasti pulang malam ini. Setelah dia pulang, kalian berdua baru bicarakan baik-baik.”“Kamu hanya perlu buat dia percaya kalau kamu tulus dan nggak bercanda.”Bram berkata, “Aku pasti akan melakukannya. Terima kasih, Kak. Kalau begitu aku bantu Tante masak saja.”Chintya bukan dibuat takut karena pernyataan perasaan Bram. Dia hanya tidak percaya karena baru pertama kalinya mendengar lelaki mengatakan mencintainya. Chintya berjalan keluar dan menggigil karena angin yang berembus. Seketika pikirannya langsung jernih.Dia juga tidak berjalan di luar terlalu lama dan memutuskan untuk pulang. Untungnya jarak dari sanggar ke rumah tidak jauh. Ibunya tengah mempersiapkan hotpot untuk makan malam. Cuaca dingin memang lebih enak makan hotpot.Jika bukan karena di rumah ad

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3175

    Raisa selalu merasa senang dan santai setiap kali minum kopi ketika suaminya masih hidup. Namun sekarang, dia harus minum kopi agar bisa tetap segar ketika bekerja. Daniel meminta sekretarisnya untuk menyiapkan kopi bagi Raisa dengan berkata, “Siapkan kopi untuk Bu Raisa saja dan segelas air hangat untuk saya. Saya sudah minum kopi di kantornya Stefan.”Daniel terbiasa minum kopi di pagi hari. Dia jarang sekali minum kopi di sore hari karena dia takut tidak bisa tidur ketika malam hari dan akan membuat matanya kelelahan. “Pak Daniel pergi ke Adhitama Group tadi?” tanya Raisa dengan senyuman lembut di wajahnya. “Ya, ada urusan mendesak, makanya saya pergi ke sana untuk mendiskusikannya dengan Pak Stefan,” jawab Daniel seadanya. Raisa memutuskan untuk tidak menanyakan hal itu lebih lanjut setelah mendengar jawaban Daniel yang seakan tidak ingin membicarakannya secara detail. Semua masyarakat kelas atas Mambera mengetahui kalau Stefan, Daniel dan Reiki adalah sahabat yang sangat dekat

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3174

    Raisa mengambil alih posisi berdiri sekretaris Daniel dan mulai mendorong kursi roda Daniel menuju ruang CEO. Kedua sekretaris mereka mengikuti dari belakang dalam diam. “Bu Raisa, saya bisa melakukannya sendiri,” ujar Daniel yang menolak Raisa untuk mendorong kursi rodanya karena kursi roda yang digunakannya sekarang adalah kursi roda otomatis. Raisa langsung tersenyum seraya berkata, “Saya tidak mendorongnya, kok. Pak Daniel yang menggerakkannya sendiri.”Raisa sengaja tidak mengenakan pakaian kerjanya seperti biasa. Dia memilih untuk mengenakan pakaian kasual dan tidak menyanggul rambutnya. Dia membiarkan rambutnya tergerai dan mengenakan perhiasan yang biasa dia kenakan ketika suaminya masih hidup. Ditambah lagi, dengan riasan wajah yang membuatnya semakin cantik dan awet muda seakan dia masih berusia 20 tahun. Semua orang pastinya tidak akan menyangka kalau Raisa adalah seorang janda berusia 30 tahunan dan memiliki putra berusia 9 tahun. Bahkan putranya memuji Raisa ketika dia

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3173

    “Sudah, jangan terlalu banyak berpikir. Hujan dan badai yang kalian berdua harus hadapi, jauh lebih banyak daripada pasangan lainnya. Kalian selalu bisa melihat pelangi setelah badai. Kak Odelina sedang sangat sibuk sekarang. Dia benar-benar tertekan dengan perusahaan barunya. Kamu juga tahu itu, kan?”“Walaupun dia pernah bekerja cukup baik sebelum menikah, tapi dia adalah ibu rumah tangga setelah menikah. Dia menarik diri dari dunia sosial selama bertahun-tahun. Sampai akhirnya, dia berhasil mendirikan usahanya sendiri, tapi itu juga belum lama. Sekarang, dia harus membuka perusahaan baru yang dibangun secara khusus untuk menyaingi Gatara Group.”“Pengalamannya masih belum cukup dan dia berada dalam tekanan yang cukup besar. Selain itu, penerus Gatara Group juga bukan orang biasa yang tidak bisa apa-apa. Mereka berdua sama-sama sedang berjuang keras. Dia mengatakan tidak ingin terburu-buru untuk meresmikan pernikahan kalian pasti karena dia ingin fokus untuk mengurus perusahaan barun

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3172

    Selain itu, ketiga kakaknya juga akan membantunya mengurus perusahaan, jadi Daniel bisa memulihkan tubuh dan mengejar calon istrinya dengan lebih leluasa. “Oke, kita bicarakan lagi nanti malam,” pungkas Odelina lalu menutup panggilan teleponnya yang telah mempersilakan sekretarisnya masuk.Sekretaris mengetuk pintu ruangannya untuk memberitahu kalau ada seorang klien yang datang. Odelina sendiri yang akan menerima dan menemui semua kliennya saat ini agar dia bisa segera mendapatkan kontrak kerja sama dari berbagai klien. Dia ingin agar perusahaannya memiliki pekerjaan yang bisa mereka kerjakan setelah libur tahun baru. Daniel melepaskan ponsel dari telinganya setelah Odelina mengakhiri panggilan mereka. Namun, wajah Daniel tampak kosong sambil terus memegangi ponselnya. Stefan sedang menikmati kopi sambil menatap sahabatnya itu sampai akhirnya tatapan mereka saling beradu. “Kenapa kamu menatapku begitu?” tanya Daniel sambil meletakkan ponselnya. “Kamu mikirin apa, sih? Pikiranmu pa

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3171

    “Proses pembuatan surat nikah nggak lama, kok. Kita bisa melakukannya setelah kamu pulang,” ujar Daniel yang bersikeras untuk mendapatkan surat nikah terlebih dahulu. Odelina pasti akan lebih tenang setelah mereka resmi menikah karena tidak akan lagi ada perempuan di luar sana yang berpikiran untuk bisa merebut Daniel dari sisinya. “Daniel, kita bicarakan masalah ini nanti saja kalau aku ada waktu kosong. Sekarang, lebih baik kita pertimbangkan dulu semuanya baik-baik.”“Kita nggak bisa bertindak impulsif karena pernikahan adalah hal besar di dalam hidup kita. Terlebih lagi, aku adalah seorang janda, jadi aku harus ekstra hati-hati dalam menghadapi pernikahan keduaku nantinya.”Daniel langsung berpikir kalau Odelina mungkin terlalu sibuk atau mungkin karena mimpi itu telah mengubah pikiran Odelina sampai ingin menunda peresmian hubungan mereka. Sebenarnya, apa yang dikatakan Odelina sudah cukup jelas, kegagalan pernikahannya terus membayangi keputusannya untuk menikah kembali. Kerag

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3170

    "Aku akan terus melakukan terapi, pasti akan sembuh total dan nggak akan menjadi beban bagimu. Meski aku nggak bisa menjanjikan kapan akan pulih sepenuhnya, sekarang aku sudah menggunakan kursi roda otomatis yang bisa kujalani sendiri, jadi setidaknya bisa mengurangi beban bagi orang yang merawatku," ujar Daniel dengan lembut. "Aku sudah memikirkannya, lebih baik kita mengurus pernikahan dulu, dan setelah aku benar-benar pulih, baru kita adakan pesta pernikahan." Daniel teringat ucapan sahabatnya, bahwa mungkin Odelina masih memiliki trauma dari pernikahan sebelumnya. Pikiran-pikiran itu membuatnya khawatir jika Daniel akan direbut orang. Maka, menurutnya, menikah adalah solusi terbaik. Setelah menjadi suami Odelina secara resmi, siapa pun tidak akan bisa merebut dirinya. Daniel bukan orang yang mudah jatuh cinta. Jika tidak, di usia 36 tahun dia sudah menikah sejak lama. Namun, begitu dia jatuh cinta, itu adalah cinta seumur hidup. Hatinya begitu sempit, hanya cukup untuk satu oran

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3169

    Daniel terdiam sejenak sebelum berkata, "Ya, meskipun semua orang bisa bermimpi, kamu belum pernah menceritakan mimpi seperti ini sebelumnya. Kamu bermimpi seperti itu tadi malam, apa karena kamu memikirkan hubungan kita sebelum tidur? Apakah kamu khawatir?" "Atau mungkin ada seseorang yang mengatakan sesuatu di depanmu jadi kamu nggak bisa menahan diri untuk berpikir berlebihan dan akhirnya bermimpi seperti itu?" Odelina tertawa kecil dan berkata, "Mana mungkin? Siapa yang akan mengatakan sesuatu sama aku? Aku bahkan nggak ada di Mambera sekarang. Kalaupun kamu benar-benar punya pengagum, mereka harus menungguku kembali ke Mambera sebelum mereka bisa datang padaku." "Aku hanya kebetulan bermimpi seperti itu. Aku hanya ingin memberitahumu dan melihat apakah kamu tahu jawabannya. Apakah kamu, tanpa sadar sudah menarik hati wanita lain?" Stefan tidak memberi tahu Daniel bahwa Olivia mencurigai Raisa memiliki perasaan pada Daniel. Odelina pun tidak akan mengatakan itu. Tanpa bukti, di

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3168

    “Aku bukan Ronny dan nggak akan seperti dia. Nggak peduli ada berapa banyak wanita di luar sana yang lebih baik dari Odelina, aku nggak akan menyukai mereka. Aku sudah yakin dengan pilihanku, dan hanya dia yang akan kunikahi seumur hidup,” kata Daniel dengan serius. Setelah berhenti sejenak, dia bertanya kepada sahabatnya, “Stefan, menurutmu, apakah aku harus segera menikah dengan kakakmu? Dulu dia yang nggak mau menikah denganku. Kemudian, aku merasa diriku lumpuh dan nggak ingin menjadi beban baginya. Sebelum aku pulih sepenuhnya, aku nggak akan mau menikahinya.” “Apakah karena itu dia kehilangan kepercayaan? Mungkin dia merasa perasaanku sudah mulai goyah? Aku benar-benar takut nggak bisa sembuh dan harus pakai kursi roda seumur hidup. Pada akhirnya malah membebaninya.” “Setelah cerai, dia harus hidup sendiri dengan Russel. Dan itu sudah cukup berat. Kalau ditambah denganku yang lumpuh, hidupnya pasti makin sulit. Aku mencintainya, aku hanya ingin memberinya kebahagiaan, bukan me

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3167

    Odelina hanya mengatakan bahwa dia bermimpi, tetapi Daniel langsung membatalkan rencananya kembali ke kantor dan memilih mengganggu waktu berharga sahabatnya. Dia khawatir akan ditertawakan oleh sahabatnya. Namun, hati kecilnya tidak tenang, dia merasa bahwa mimpi Odelina itu bukan tanpa alasan. Seperti kata pepatah, “Siang dipikirkan, malam terbawa mimpi.”Apakah ada seseorang yang mengatakan sesuatu pada Odelina sehingga dia berpikir terlalu jauh, dan akhirnya bermimpi seperti itu sepanjang malam? “Apa pun yang ingin kamu katakan, katakan saja. Kita ini teman lama, sahabat baik. Masih ada hal yang nggak bisa dibicarakan?” Stefan bangkit dan berjalan keluar dari meja kerjanya sembari bertanya, “Kamu mau minum kopi, teh, atau air hangat?” “Aku mau kopi.” “Seharusnya masih ada kopi. Aku periksa dulu. Kalau habis, aku buatkan air hangat saja.” Tidak lama kemudian, lelaki itu keluar dari sebuah ruangan dengan membawa dua cangkir kopi panas yang mengepul. “Masih ada. Ini satu untukm

DMCA.com Protection Status