Kondisi kamar rawat berubah hening kembali.Keesokan harinya, sebuah mobil terparkir di depan vila pribadi Rika. Tampak sosok Ricky turun dari mobil tersebut. Lelaki itu tidak hanya bawa bunga, tetapi juga beberapa kantong hadiah yang dihias cantik. Dia berjalan menuju pintu depan vila dan menekan bel.Sesaat kemudian, pengurus rumah membuka pintu. Dia tersenyum ketika melihat Ricky dan berkata, “Pagi, Pak Ricky, Pak Riko masih belum bangun.”Kemarin majikannya pulang sangat larut. Namun, memang majikannya akan pulang sangat larut sekali karena pekerjaannya yang sibuk. Di acara kemarin malam, Rika menjadi pusat perhatian dan menjadi perbincangan banyak orang.Dia juga tidak berada di sana terlalu lama. Hanya sekitar setengah jam saja untuk menyapa beberapa petinggi dan setelah itu pergi bersama dengan Ricky dan rombongan pengawal.Dalam perjalanan pulang, dia segera mengganti pakaiannya menjadi lelaki tanpa mengenakan otot palsu. Keadaan cuaca semakin dingin, memakai pakaian lebih dita
Dia merasa saat ini dirinya dalam kondisi terbaik. Dia mengetuk pintu dan berkata, “Rika, ini aku, Ricky.”Rika yang baru terbangun mendengar suara lelaki itu. Dia terbangut dengan malas-malasan dan berjalan keluar dari kamar untuk membuka pintu.“Pagi, Rika.”Ricky menyerahkan bunga yang dia bawa tadi ke hadapan perempuan itu sambil menatapnya dalam-dalam dan berkata, “Rika, bunga ini untukmu. Semoga kamu selalu cantik dan bahagia.”Rika mengernyit dan menatap lelaki itu dan juga bunga yang ada di hadapannya. Hingga pada akhirnya dia mengulurkan tangan dan menerima bunga tersebut sambil berkata,“Pagi-pagi ke sini hanya untuk kasih aku bunga?”“Aku datang untuk sarapan sama kamu sekalian kasih bunga. Kamu bilang bunga dari aku cantik dan wangi, jadi aku akan kasih setiap hari. Memangnya kamu nggak suka setiap hari ada bunga cantik yang mencuri perhatianmu?”Rika memeluk bunga itu dan masuk kembali sambil berkata, “Meski aku bilang nggak suka, kamu juga akan kasih aku setiap hari.”Dal
“Biarkan saja mereka menunggu di sana. Tim pengawalku dan satpam di kantor bisa pastikan aku nggak akan diganggu. Aku bisa masuk ke kantor.”Ini bukan pertama kalinya dia menghadapi kejaran dari wartawan, jadi tidak perlu panik.“Mereka nggak akan bisa menanyakan apa pun sama aku. Mungkin mereka akan terus mengusikmu. Kamu harus hati-hati.”Ricky adalah kekasihnya, tentu saja para wartawan tidak akan melepaskannya. Mereka pasti akan mengerumuni Ricky untuk menanyakan identitas pacarnya. Apakah Ricky dari awal sudah tahu jika Rika adalah perempuan sehingga berani mengejarnya secara terang-terangan?Ricky tertawa dan berkata, “Kenapa aku harus takut? Waktu mereka tanya aku, aku akan menutup mulut mereka dengan satu kalimat. Aku akan bilang, aku nggak pernah buka celanamu jadi mana tahu kamu lelaki atau perempuan. Mereka nggak akan tanya lagi.”“Pokoknya kita dari awal memang sudah pecinta sesama jenis. Kalau aku bilang begitu, apa yang bisa mereka lakukan? Mereka juga dari awal anggap ak
Mereka berdua turun ke lantai satu bersama-sama.“Pak, sarapannya sudah siap.”Pengurus rumah berdiri di ujung tangga sambil berkata dengan santun. Rika berdeham dan mereka berjalan masuk ke ruang makan. Pengurus rumah tersebut tidak mengikuti mereka karena majikannya tidak suka ada orang yang menunggunya ketika makan.“Sepertinya pengurus rumahmu nggak tahu kamu seorang perempuan.”Rika mendelik dan berkata, “Aku perlu umumkan pada seluruh dunia kalau aku perempuan?”Lelaki itu terkekeh dan berkata, “Nggak perlu, yang penting aku tahu.”“Makanlah, aku nanti masih mau kerja.”“Oke.”“Hari ini aku datang masih kurang pagi. Kalau lebih pagi lagi masih bisa masak sarapan untukmu. Setelah rumahku selesai direnovasi, aku akan pindah ke sini dan bisa setiap hari masak untukmu.”Untuk renovasi sebuah vila membutuhkan waktu yang cukup panjang. Ini adalah rumah Ricky di Cianter dan permintaannya cukup tinggi. Oleh karena itu proses renovasinya cukup lama. Jika bisa selesai sebelum tahun baru ma
Ricky terkekeh dan berakta, “Kamu pasti nggak terbiasa. Kamu begitu serius, makanya kamu harus latihan. Kalau langsung sama aku kamu merasa malu, kamu bisa latihan di kamar. Nggak akan ada yang tertawa dan mendengarnya.”Rika langsung memotong daging dan memasukkannya dalam mulut Ricky. Tiba-tiba ponsel lelaki itu berdering. Dia mengeluarkan ponselnya dan melihat nama Odelina di layar.“Kak Odelina, kenapa?”Odelina tertawa dan berkata, “Nggak ada apa-apa, hanya mau bilang sama kamu kalau ada banyak wartawan di depan hotel. Aku sudah cari tahu, Rika sudah mengungkapkan kalau dia perempuan? Sekarang wartawan datang dan mungkin mau dapat kepastian dari mulutmu.”“Aku sudah menebak mereka akan menungguku di Blanche Hotel. Di seberang juga pasti ada banyak wartawan.”“Dimas pergi lihat dan katanya ada yang menunggu. Hari ini ada banyak orang yang datang ke hotel. Ricky, kamu dan Rika kemarin malam melakukan apa? Gosip ini beredar sangat cepat, aku baru turun saja langsung mendengar ada gos
Odelina tertawa dan berkata, “Jangankan Russel, tadi pagi aku juga nggak mau keluar dari selimut. Kak, Cianter lebih dingin, ‘kan? Ada banyak yang mengunggah foto salju. Di sini nggak bisa turun salju, tapi di bagian utara bisa. Di ruangan dingin, kita akan ikut merasa kedinginan.”“Pakaikan dia lebih banyak pakaian. Baju seragam sekolah dia nggak tebal.”Putranya baru berusia tiga tahun dan sudah tidak ada di sisinya. Bohong jika dia bilang tidak khawatir.“Sudah, Kak. Tenang saja, aku nggak akan buat dia kedinginan. Kak, Kakak harus jaga diri di sana, jangan sampai kedinginan.”“Kakak juga bukan anak kecil, bisa tahu dingin atau panas. Hari ini kamu kembali ke kantor? Cuaca di Mambera beberapa hari ini lebih dingin. Bagaimana kalau kamu di rumah dulu dan jangan ke kantor? Stefan masih bisa menghidupimu, nggak perlu kamu kerja untuk mencari uang.”Odelina terlihat sibuk sekali, tetapi dia tetap ingin menasihati adiknya untuk istirahat di rumah saja selama hamil.“Nggak apa-apa, di kan
Agar orang-orang tahu jika keluarga Olivia juga hebat. Odelina bisa menuruti tantenya untuk datang ke Cianter adalah selain mencari tahu kebenaran dari kecelakaan neneknya, yaitu merebut kembali posisi kepala keluarga Gatara. Tujuannya agar memberikan dukungan bagi adiknya.Meski keluarga Gatara di Cianter semakin redup, setidaknya mereka juga keluarga kaya yang cukup besar."Kak, Kakak selalu menjadi pendukungku. Kita berdua sudah saling bergantung selama belasan tahun. Kakak adalah sandaranku dan aku juga sandaran kakak," kata Olivia."Seumur hidup hanya kita berdua, nggak perlu membicarakan hal yang begitu emosional. Kamu sibuk dulu, Kakak sekarang baru mau sarapan.""Aku juga baru selesai sarapan dan siap-siap kembali ke kantor. Kakak makan sarapan dulu, kalau ada apa-apa hubungi aku kapan pun. Nanti siang kalau sudah jemput Russel, aku akan telepon Kakak.""Oh, iya, Kak Daniel bilang siang nanti mau jemput Russel, aku nggak perlu repot lagi."Setelah Daniel kembali dari Cianter, l
Olivia tertawa dan berkata, “Aku nggak khawatir nggak akan akur dengan mereka. Aku hanya penasaran orang seperti apa yang dipilih Nenek untuk mereka.”Olivia hanya ingin tahu saja. Dia tidak khawatir bahwa dirinya tidak akur dengan para iparnya. Pilihan neneknya pasti bagus dan sifat mereka juga baik. Meski tidak baik, dia juga tidak masalah jika tidak akur dengannya.Semua orang tinggal di Vila Permai dengan rumah masing-masing. Jika akur maka akan banyak topik pembahasan, kalau tidak maka jaga hubungan secara umum saja.“Aku juga nggak tahu mereka orang seperti apa. Seharusnya penampilan mereka nggak buru, karena semua sepupuku semuanya luar biasa. Kalau terlalu jelek, Nenek nggak akan memilihnya. Samuel bahkan sudah lama nggak mencariku. Aku juga nggak tahu pasangannya seperti apa.”Untuk apa dia peduli karena itu bukan wanitanya? Cepat atau lambat, adiknya akan membawa mereka pulang juga.“Nggak tahu apa yang Nenek lihat dari aku. Meski aku nggak jelek, tapi aku nggak ada latar bel