Ricky membulatkan mulutnya dan tidak bertanya lagi. Mereka turun ke lantai satu. Lelaki itu ingin mengecup perempuan itu di dalam lift tetapi tidak ada kesempatan. Dia tidak berani bertindak semena-mena di Aurora Group karena Rika perlu menjaga wibawanya. Bagaimana pun, dia adalah CEO Grup Aurora.Ricky mengendarai mobil dan membawa Rika meninggalkan kantor. Sopirnya Rika dan para pengawalnya mengikuti dia. Karena setelah selesai makan, perempuan itu harus bertemu Pak Anton untuk membicarakan bisnis.Ketika Ricky dan mereka tiba di Blanche Hotel, Odelina dan Daniel masih belum kembali. Mereka kembali sekitar setengah jam kemudian. Perasaan Odelina tampak tidak begitu baik. Dia mendorong Daniel masuk ke hotel dengan lelaki itu yang kerap menoleh untuk berbincang dengannya, tetapi Odelina terlihat enggan memberikan respons.Daniel tahu alasan dari perasaan perempuan itu yang berubah buruk. Terlalu banyak bahasa menenangkan, juga belum tentu bisa membuatnya merasa lebih baik. Oleh karena
Semua orang tertawa. Ricky sudah mengaturkan bahwa makanan mereka akan tersaji begitu Daniel dan Odelina datang. Makan malam mereka berlangsung dengan menyenangkan.Setelah selesai makan, Rika berpamitan pulang karena perlu kembali ke Amber Palace Hotel untuk membicarakan perihal kerja sama. Untungnya hotel itu dengan Blanche Hotel sangat dekat, hanya bersebrangan saja. Meski dekat, Ricky tetap bersikeras ingin mengantarkan Rika ke sana.Odelina mendorong Daniel keluar dari hotel dan berjalan di sekitar hotel. Mereka mengelilingi kota malam Cianter dan menikmati pemandangan malam.“Perasaanmu sedikit membaik?” tanya Daniel.Setelah hening sejenak, Odelina berkata, “Sudah tenang. Kelak, hal-hal yang aku hadapi akan jauh lebih keras dari yang terjadi sekarang. Kalau aku nggak bisa menghadapinya, aku juga nggak perlu ke Cianter lagi dan lebih baik kembali ke Mambera untuk mengurus restoranku saja.”Dengan begitu, maka dia akan mengecewakan tantenya yang sudah memercayakan harapan pada dir
Odelina berkata, “Aku ada apa yang Olivia nggak ada?”“Kamu harus tetap terapi selama aku nggak ada di Mambera. Kamu juga harus jaga dirimu sendiri dan kalau ada waktu pergi lihat Russel. Anak itu seharusnya juga akan mencarimu. Sekarang dia jauh lebih baik padamu dibandingkan papa kandungnya.”Dengan bangga Daniel berkata, “Aku baik sama dia dengan tulus, sedangkan papa kandungnya itu hanya bisa menjelekkan aku. Russel begitu pintar, hatinya jernih dan tahu siapa yang baik dan buru. Semakin papanya menjelekkan aku, dia akan semakin nggak suka dekat sama papanya.”Daniel menoleh menatap Odelina dan melihat ekspresi perempuan itu yang tenang. Suasana hati perempuan itu tidak berubah ketika menyebutkan nama Roni.“Apa yang kamu lihat? Kamu pikir aku peduli sama lelaki itu? Sekarang, dia hanya sebagai papanya Russel. Kamu pikir aku masih cinta dia? Kamu pikir kalau mengungkit dia, aku akan merasa sedih? Sudah begitu lama berlalu, bagaimana mungkin aku masih mencintainya? Bagaimana mungkin
“Roni masih ada rasa sama kamu,” ujar Daniel.Dia tidak kendala jika Roni menjelekkan dirinya di hadapan Russel. Semakin Roni berbuat seperti itu, Russel akan semakin tidak menyukai ayahnya, justru akan semakin dekat dengan dirinya.Sekarang Daniel mengerti kenapa Russel akan begitu baik padanya setiap kembali dari rumahnya Roni. Anak itu mungkin merasa bersalah padanya karena ayah kandungnya menjelek-jelekkan dirinya.“Dia sudah nggak mencintaiku sejak lama. Kalau ada cinta, dia juga nggak mungkin berkhianat dan menyakitiku. Dan nggak mungkin membiarkan orang lain menyakitiku ketika kami masih suami istri. Kalau seorang lelaki benar-benar mencintai seorang wanita, memangnya dia tega membiarkan wanita itu disakiti orang lain?”“Meski ada konflik dengan mertua, dia juga akan mencari cara untuk menyelesaikan masalahnya, bukan membiarkan keluarganya menyudutkanku. Dia hanya merasa nggak puas saja. Seperti apa yang pernah kubilang. Kalau Roni dan Yenny hidup bahagia dan nggak ada masalah b
“Iya, besok sudah pulang. Odelina juga sibuk, aku nggak bisa terlalu banyak menyita waktunya. Aku pulang dan jaga Russel biar Odelina nggak perlu khawatir dan bisa menghidupi aku dan Russel.”Setelah itu dia terbahak.Odelina yang mendengarnya langsung terbahak dan berkata, “Yang paling aku takutkan pada akhirnya berakhir dengan utang yang menumpuk."Daniel berkata, “Kenapa takut? Ada aku. Selama bukan utang ratusan triliun, aku bisa membantumu bayar. Kamu bisa mencobanya dengan bebas. Bahkan jika langit runtuh, aku yang akan membantumu menahannya. Nggak perlu takut rugi, nggak perlu takut terlilit utang.”Stefan mengirimkan pesan suara lagi, “Selama kakakku ada kamu, dia nggak perlu khawatir. Dia pasti bisa sukses di Cianter.”Daniel membiarkan Odelina mendengarkan kalimat itu dan berkata, “Dengar, adik iparmu begitu percaya padamu.”“Kalian semua terlalu percaya sama aku, aku harus lebih giat lagi biar nggak buat kalian kecewa.”“Kamu juga jangan kelelahan. Kalau ada yang sulit, lang
Odelina tidak tahu harus menjawab apa. Dia hanya bisa memeluk lelaki itu dalam diam. Sesaat kemudian, Daniel mendorongnya dengan perlahan dan berkata, “Istirahatlah, sudah sangat larut. Selamat malam.”“Selamat malam, kamu juga istirahatlah. Besok masih harus kembali ke Mambera.”Setelah itu, Odelina keluar dari kamar dengan diantar oleh tatapan Daniel yang duduk di kursi roda. Lelaki itu menutup pintu setelah melihat Odelina menghilang di kamar seberang.Keesokan harinya, setelah Daniel sarapan, dia meninggalkan Blanche Hotel. Odelina tidak mengantarnya hingga ke bandara dan berdiri di depan pintu hotel melihat kepergian lelaki itu. Sebersit perasaan tidak rela melintas dalam benaknya.Hingga mobil Daniel menghilang, Odelina membawa para pengawalnya menuju mobil yang sementara dia gunakan. Daniel sudah kembali, dia juga harus melanjutkan urusannya. Ketika sedang sibuk, waktu menjadi berlalu dengan cepat.Rasanya baru saja pagi hari, mendadak sudah malam. Ricky tidak tahu jika Rika tid
Ronald masih lumayan karena masih sering berinteraksi dengan wanita. Sedangkan Pak Riko sudah dihancurkan oleh Ricky. Meski Ricky sangat luar biasa dan berasal dari keluarga terkaya di Mambera, lalu kenapa?Di dalam negeri, hubungan sesama jenis masih belum sepenuhnya diterima oleh masyarakat.“Jangan bermimpi! Bunga ini bukan untukmu. Kakakmu nggak ada di kantor? Dia keluar?” tanya Ricky.Ronald yang tangannya dipukul juga tidak marah. Dia sengaja berkata, “Sepertinya kamu setiap hari datang mengusik kakakku, tapi masih nggak cukup dekat, ya? Bahkan kamu nggak tahu dia ke mana. Kakakku siang tadi nggak balik ke kantor, dan kamu nggak tahu.”Ricky memang tidak tahu tentang itu. Dia hanya tahu jika Rika memintanya menjemput perempuan itu di sore hari, kemudian menemaninya ke pesta. Acara malam ini diadakan di salah satu rumah keluarga kaya di Cianter, dan bukan di hotel. Oleh karena itu, begitu Ricky selesai kerja, dia langsung datang.Bahkan pakaiannya juga tidak diganti dan tidak perl
Telepon dari Ricky membuatnya bisa berhenti sejenak untuk istirahat. Dengan suara pelan, dia berkata pada ibunya, “Ma, Ricky telepon.”Cathy berdeham dan Rika bergegas melangkah ke arah sofa dan duduk di sana. Langkah perempuan itu membuat kening ibunya berkerut dan ikut melangkah ke sofa dengan tidak berdaya. Rika yang sudah terbiasa berdandan seperti lelaki tiba-tiba harus berubah menjadi perempuan pasti akan tidak terbiasa. Baik dari cara berjalan serta sikap.Cathy benar-benar merasa tidak puas dengan cara putrinya berjalan dengan sepatu hak.Rika duduk dan langsung melepaskan sepatu hak yang terpasang di kakinya. Ibunya langsung membelikan hak yang sangat tinggi dan memintanya berlatih jalan. Meski dia harus mengenakan sepatu hak, bukan berarti harus hak paling tinggi.“Ricky,” panggil Rika dengan lembut. Dia belum pernah mengharapkan telepon dari Ricky seperti saat ini. Dia juga belum pernah memanggil nama lelaki itu dengan begitu lembut.Sifatnya yang dingin membuatnya tidak bis
“Duduk dulu di sana, kita bicarakan pelan-pelan,” kata Nenek Sarah seraya menunjuk ke sebuah gazebo yang terletak tidak jauh dari mereka.”Rosalina dengan lembut menanggapi ajakan itu dan menuntun Sarah menuju ke gazebo yang dimaksud. Setelah mereka sampai di sana dan duduk, Sarah memegang tangan Rosalina dan berkata kepadanya, “Rosalina, tekanan menjadi menantu di keluarga Adhitama pasti berat, ya. Nggak peduli apa pun yang kalian lakukan, pasti akan selalu ada mata yang terus mengawasi setiap pergerakan kalian kalaupun kalian melakukannya dengan baik, nggak banyak orang yang kasih pujian ke kalian, dan kalau mereka merasa kalian kurang baik, pasti banyak yang menghujat. Kalau privasi kalian nggak terjaga dengan baik, pasti akan dengan mudah tersebar ke luar dan menimbulkan rumor yang jadi hiburan untuk orang lain. Ini akan bikin kalian sangat frustrasi dan kerepotan.”Namun ketika mendengar itu, Rosalina hanya mengatupkan bibirnya dan menjawab, “Nek, aku baik-baik saja, kok. Awalnya
Sarah hanya ingin mencari topik pembicaraan dengan cucu menantunya itu, makanya dia pura-pura tertarik.“Aku rasa mereka orang yang sama. Mereka sampai cari satu pengganti untuk menyamar jadi Giselle. Habis itu, Lisa juga muncul di depanku. Dia ingin buat aku nggak curiga. Target mereka sepertinya Olivia. Tapi karena aku paling kenal Giselle, jadi mereka mau nggak mau harus libatkan aku juga.”Hanya dengan membuat Rosalina tidak curiga, Olivia baru akan berhenti curiga. Karena Rosalina kakaknya Giselle.“Aku hanya ingin beritahu Olivia, biar bisa analisis bersama. Rasanya mereka sedang main catur besar di belakang. Nggak perlu terburu-buru. Mereka nggak buru-buru, kita juga nggak buru-buru. Makanya aku pagi ini baru datang ke sini, tapi ternyata Olivia sudah pergi.”Rosalina merasa iri pada Olivia. “Aku juga ingin libur, bawa anak-anak pergi main. Tapi sayangnya aku nggak punya keponakan.”Rosalina memiliki adik perempuan, tapi Giselle juga belum menikah. Jadi dia belum memiliki kepona
“Iya, Mama sudah tua, nggak usah keliaran ke mana-mana dan buat anak-anak khawatir,” kata Dewi.Sarah sengaja melotot ke arah menantunya. “Kenapa kamu ikut-ikutan juga? Aku nggak keliaran. Sekarang aku diam saja di rumah, kan? Aku nggak ikut Oliv pergi gendong Audrey.”Dewi langsung mengungkap kebohongan ibu mertuanya. “Bukannya karena Mama selalu mau culik anak orang setiap kali pergi ke sana jadi sekarang mereka nggak mau terima kunjungan Mama?”Wajah Sarah memerah. Rosalina spontan tertawa cekikikan.“Rosalina, temani Nenek jalan-jalan. Suasana hati Nenek jadi nggak bagus karena tantemu. Dia nggak kasih aku cucu perempuan. Aku suka cucu orang lain, dia malah salahkan aku.”“Mama juga nggak punya anak perempuan, masih saja mau salahkan aku. Memangnya kami yang nggak mau punya anak perempuan? Ada masalah dengan feng shui keluarga Adhitama. Aku curiga rumah dan makam leluhur kita ada di tanah milik seorang biksu,” kata Dewi sambil menutup mulut untuk menahan tawa.Keluarga Adhitama han
Sarah pun tidak marah. Dia justru berkata, “Sekarang transportasi sudah mudah. Ada pesawat terbang, kereta cepat, mau ke mana-mana gampang. Pagi di Kota Mambera, siang sudah di luar negeri. Takut apa jauh? Yang penting orangnya baik, cocok untuk anak-anak. Kalian harusnya senang, malah bilang orang yang aku pilihkan kejauhan. Kalau suruh kalian yang urus, rambut kalian pasti akan semakin cepat beruban. Mana bisa santai seperti sekarang.”Sarah menyentuh rambut putihnya dan berkata lagi, “Rambutku putih semua karena mengkhawatirkan pernikahan mereka.”Dewi melihat rambut putih ibu mertuanya dan bercanda, “Mama bisa saja cat rambut Mama jadi hitam. Mama rawat diri dengan baik, kelihatan seperti baru usia awal enam puluhan. Kalau rambut Mama dicat hitam, pasti kelihatan lebih muda.”“Nggak mau. Harus berani hadapi kenyataan kalau aku sudah tua.”Orang yang datang adalah Rosalina. Baru saja masuk ke ruangan, dia mendengar percakapan santai antara ibu mertua dan menantunya.“Nenek, Tante.”
Setelah Olivia dan yang lainnya pergi, Dewi baru menelepon Yuna. Yuna pun segera mengangkat telepon.“Oliv sudah berangkat?” tanya Yuna.“Baru saja berangkat. Aku lihat dia dan Russel naik ke helikopter, sampai helikopternya terbang jauh, aku baru berani telepon kamu. Dia nggak akan bisa dengar percakapan kita, kecuali dia punya pendengaran super.”“Oke, terima kasih sudah kasih kabar.”“Sama saudara sendiri nggak perlu sungkan-sungkan. Toh, tujuan kita sama,” kata Dewi.“Kamu juga sungkan sama aku. Setelah semuanya selesai, ayo kita makan bareng. Aku yang traktir.”Keduanya adalah perempuan paling terhormat di Kota Mambera, tapi mereka tidak pernah makan bersama di luar. Karena Olivia menjadi menantu keluarga Adhitama, keduanya baru menjadi sadara. Namun, keduanya belum pernah membuat janji makan bersama.Mereka juga tidak sedekat Dewi dengan ibunya Bram dan ibunya Daniel. Namun, keluarga Ardaba dan keluarga Lumanto memang sangat dekat dengan keluarga Adhitama. Wajar saja Dewi dekat d
“Aku dan Tante akan pulang sebelum Tahun Baru. Om Stefan bilang habis dari luar kota, dia akan pergi ke sana jemput aku dan Tante.”Dewi tersenyum. “Kalau begitu kita nggak akan bisa bertemu selama belasan hari.”Dewi menarik Russel ke dekatnya lagi dan memeluknya sebentar. Kemudian, dia mencium pipi Russel dan berkata, “Selamat bersenang-senang di sana. Nanti ceritkan pada Nenek kamu dan Liam main apa saja, pergi ke mana, makan apa, terus bawa oleh-oleh dari sana buat kami.”Seandainya bukan karena khawatir Olivia akan mengetahui bahwa semua orang menyembunyikan situasi di Kota Cianter darinya, Dewi pasti tidak akan membiarkan Russel pergi ke Vila Ferda secepat ini.Di hari biasa, Russel harus masuk sekolah. Akhir pekan belum tentu anak itu datang. Hanya sesekali, itu pun untuk satu atau dua hari saja. Semua orang merindukan anak itu. Sekarang Russel sedang libur panjang, tapi dia malah merengek ingin pergi bertemu teman sepermainannya.“Oliv, karena kalian pergi main, bersenang-senan
“Kami nggak pilih kasih. Russel satu-satunya cucu keluarga Pamungkas. Kami juga sangat sayang Russel. Dulu, dulu ... karena kami yang asuh Aiden, jadi lebih dekat dengan Aiden. Otomatis juga jadi pilih kasih, lebih sayang Aiden. Sekarang nggak akan seperti itu lagi,” janji Rita.Rita tahu kalau Roni kesal terhadap mereka. Dia juga menyadari kalau ini salah mereka, karena mereka selalu lebih mengutamakan Shella.Terutama karena terakhir kali, ketika Shella mengajak mertuanya makan di restoran. Shella ingin menipu Olivia dan membuatnya bayar tagihan, tapi tentu saja dia gagal. Tidak disangka, Shella malah menelepon Rita dan minta Rita yang bayar. Rita tidak tahu Shella sedang menipunya, dia pun mentransfer uang ke rekening Shella.Russel yang mengungkapkan hal itu. Saat Roni tahu, dia marah besar kepada mereka, bilang kalau mereka lebih sayang Shella. Kalau begitu, mereka pindah saja ke rumah Shella. Roni tidak akan memberikan biaya hidup kepada mereka lagi.Sekarang Roni menjadi sopir t
Seumur hidupnya, Roni hanya memiliki satu anak, yaitu Russel. Baginya, yang penting Russel masih mau mengakuinya sebagai ayah. Meskipun tidak dekat, setidaknya anaknya tidak menjauh. Itu sudah termasuk penghiburan bagi Roni.Setelah mengakhiri panggilan telepon, Russel mengembalikan ponsel ke Olivia dan berkata, “Papa mau jemput aku dan suruh aku menginap di rumahnya selama beberapa hari. Aku bilang nggak mau. Besok kita mau pergi cari Liam. Aku nggak mau ke sana dan main sama Kak Aiden. Kak Aiden selalu ganggu aku. Tapi sekarang aku sudah nggak takut dengan Kak Aiden lagi. Aku sudah belajar ilmu bela diri.”Meskipun Russel tidak memiliki banyak bakat dalam seni bela diri, setelah menjalani latihan dalam waktu lama, tubuhnya menjadi lebih kuat dan bertenaga. Pelatih bilang kalau dia terus berlatih, Russel akan memiliki kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri. Russel tidak serakah. Dia hanya ingin memiliki kemampuan seperti Olivia.“Iya, kalau kamu nggak mau pulang ke sana ya nggak u
“Angkat saja.”Pada akhirnya Russel mengangkat telepon dari ayahnya. Olivia menyerahkan ponselnya kepada Russel dan menyuruhnya mengangkat telepon. Selama bisa tidak bicara dengan Roni, Olivia tidak akan bicara dengan pria itu.“Papa,” panggil Russel.Roni menjawab dan bertanya sambil tertawa pelan, “Russel belum tidur?”“Ini sudah mau tidur. Tiba-tiba Papa telepon. Papa sudah pulang kerja? Ribut sekali di sana.”“Papa belum pulang kerja. Tapi kalau Papa mau pulang kerja juga nggak apa-apa. Tantemu ada di sana, nggak?” tanya Roni.“Ada. Papa cari Tante?”“Russel, kamu mau ke sini selama beberapa hari, nggak? Kamu lagi libur, kan. Bagaimana kalau kamu ke sini? Kakek dan nenekmu kangen sama kamu.”Roni menelepon untuk berdiskusi dengan Olivia. Dia ingin menjemput Russel ke rumahnya dan tinggal di sana selama beberapa hari. Toh, anak sekolah sedang libur. Apalagi orang tuanya juga rindu dengan cucu mereka.Shella mengantar Aiden ke sana. Kalau hanya ada Aiden, rasanya terlalu bosan. Jadi