Share

Bab 2709

Author: Anggur
Pada saat yang sama, kediaman keluarga Gatara.

Patricia Gatara mengadakan perjamuan keluarga dan mengundang Odelina untuk datang makan bersama. Orang-orang di rumah keluarga Gatara sudah sibuk sejak siang hari.

Banyak anggota keluarga datang untuk membantu. Karena Patricia mengatakan itu adalah perjamuan keluarga. Semua orang yang akan menghadiri perjamuan malam ini merupakan anggota keluarga Gatara.

Setiap orang yang mempunyai sedikit status di dalam keluarga boleh menghadiri perjamuan tersebut. Sedangkan anggota keluarga biasa atau yang sudah memutuskan hubungan dengan Patricia tidak boleh hadir.

Hal ini membuat banyak anggota keluarga Gatara merasa tidak adil. Mereka merasa karena Patricia mengatakan ini adalah perjamuan keluarga, seharusnya semua anggota keluarga boleh hadir.

Sekalipun mereka yang sudah memutuskan hubungan, mereka masih memakai nama belakang Gatara, tetap bagian dari keluarga Gatara. Lantas mengapa mereka tidak boleh menghadiri perjamuan keluarga?

Mereka semakin t
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2710

    Kakak Patricia bisa mendapatkan kesetiaan dari pria itu. Kakak iparnya juga benar-benar sangat mencintai kakaknya. Tidak seperti dia dan Cakra yang punya keegoisan masing-masing. Tidak ada yang murni. Pria yang tampan memang tidak bisa diandalkan.“Om Cakra lagi nggak enak badan, toh. Kalau begitu harus istirahat baik-baik.”Orang itu tahu kalau Patricia sedang berbohong. Dia pun mengakhiri pembicaraan dan tidak berani bertanya tentang Cakra lagi. Yang lain segera mencari topik pembicaraan lain untuk dibicarakan dengan Patricia.Sesaat kemudian, pengurus rumah tangga datang dengan tergesa-gesa. Dia berjalan ke samping Patricia dan berkata dengan hormat, “Bu Patricia, Bu Odelina sudah datang.”Orang-orang yang ada di ruangan itu spontan kembali terdiam. Patricia menoleh ke arah Fani dan ketiga putranya yang berada di sampingnya dan berkata, “Kalian pergi sambut Odelina. Sekalipun kalian lebih tua, Odelina jauh-jauh datang ke sini. Dia tamu kita. Kita harus jamu tamu dengan baik.”Menuru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2711

    Ivan menghampiri Odelina bersama adik-adiknya, lalu memperkenalkan diri dengan sopan. “Kak Odelina, aku Ivan, anak pertama di rumah. Aku dengar dari mamaku, kalau menurut silsilah keluarga, kamu seharusnya panggil aku paman. Ini adik kedua dan adik ketigaku. Kalau Fani, aku rasa kamu sudah kenal.”Ivan juga memperkenalkan adik-adiknya kepada Odelina. Odelina hanya mengangguk kepada mereka dan memanggil Ivan dengan sebutan Pak Ivan. Dia tidak memanggil Ivan dengan sebutan paman. Saat bertemu Patricia, Odelina juga tidak memanggilnya dengan sebutan nenek, apalagi Ivan.Selain itu, Patricia juga tidak mengakui secara terbuka kalau Yuna dan ibunya Odelina adalah keponakannya. Terakhir kali Patricia pergi ke rumah keluarga Sanjaya dan bertemu Yuna, sikap yang dia tunjukkan jelas sikap terhadap seorang musuh. Kalau Patricia menganggap mereka sebagai musuh, untuk apa repot-repot membicarakan ikatan keluarga lagi.Terlebih lagi, memang tidak ada hubungan keluarga di antara mereka. Yang ada han

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2712

    Tidak peduli apakah Odelina akan memperebutkan posisi sebagai kepala keluarga atau tidak, mereka tidak akan memiliki kesempatan untuk mengambil posisi itu. Kecuali semua perempuan di keluarga Gatara meninggal, mereka baru memiliki kesempatan untuk mengambil posisi itu.“Lihat saja, Felicia ramah sekali dengan Odelina. Seperti kakak-adik saja.”Meskipun keduanya beda generasi, sikap Felicia terhadap Odelina sungguh terlihat seperti kakak-adik. Odelina juga memberi muka kepada Felicia. Dia bersikap lembut dan sopan pada Felicia.Kecemburuan Fani terhadap Felicia muncul kembali. Pada awalnya, kekuasaan, status dan identitas yang Felicia miliki saat ini seharusnya menjadi milik Fani. Kalau tidak ada Felicia, sekarang Fani tetap menjadi orang kedua setelah Patricia di keluarga Gatara yang bisa melakukan apa saja. Saat berada di luar, orang lain akan menyanjung dan menjilatnya. Tidak seperti sekarang, tidak ada yang mau menghiraukannya.Orang-orang yang pernah menjadi teman dekat Fani juga p

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2713

    Erwin segera melihat sekelilingnya dan berbisik, “Seharusnya nggak ada yang dengar, kan?”Di rumah sendiri sekalipun juga tidak berani bicara dengan suara keras. Hal ini membuat Erwin merasa sangat tidak senang. Dia semakin tidak menyukai peraturan keluarga Gatara. Di keluarga lain, anak laki-laki yang menjadi penerus. Di keluarga Gatara, anak perempuanlah yang menjadi penerus.Dalam keluarga Gatara, status anak perempuan lebih tinggi daripada anak laki-laki. Sekalipun darah keluarga Gatara juga mengalir di dalam tubuh mereka, mereka juga tidak bisa menjadi kepala keluarga karena terlahir sebagai laki-laki.“Felicia dan Odelina sudah jauh, seharusnya nggak dengar. Aku hanya ingatkan kalian. Sekalipun kalian nggak tega putuskan hubungan dengan perempuan cantik di luar sana, jangan pernah katakan hal itu di depan orang lain. Jangan sampai kakak-kakak iparku tahu. Mama ada di rumah. Sekalipun Mama ingin bela kalian, kalau keluarga kakak-kakak ipar sudah turun tangan, Mama juga akan hukum

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2714

    Julio mendesak semua orang untuk segera masuk ke dalam rumah. Mereka berempat khawatir Felicia akan mengatakan hal buruk tentang mereka di depan ibu mereka. Selain itu, tidak baik juga bicara terlalu lama di luar. Jadi mereka pun bergegas masuk.Setelah Felicia membawa Odelina ke dalam rumah, semua orang menatap Odelina dan merasa Odelina terlihat sangat familiar. Patricia duduk diam di kursi kebesarannya. Kursi di sebelahnya penuh sudah penuh, semuanya anggota keluarga Gatara yang berstatus tinggi.“Odelina, kamu sudah datang.”Patricia berkata dengan sungkan, lalu menyuruh pengurus rumah tangga., “Ambil bangku untuk Bu Odelina.”Odelina mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Saat pengurus rumah tangga membawakan bangku kecil untuknya, dia pun berkata pada Patricia dengan nada menyindir, “Kalau Bu Patricia nggak berniat menjamu tamu, nggak perlu berpura-pura lagi. Aku datang dari jauh, Bu Patricia suruh orang tunggu lama di Blanche Hotel untuk undang aku ke sini. Tapi nggak a

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2715

    “Odelina.”Felicia berjalan ke depan Odelina dan minta maaf dengan sungguh-sungguh. “Odelina, mamaku sudah tua, agak linglung. Tutur kata dan perbuatannya sedikit keterlaluan. Aku wakili mamaku minta maaf padamu.”Odelina justru berkata, “Masalah ini nggak ada hubungannya dengan Bu Felicia. Bu Patricia nggak perlakukan aku sebagai tamu, aku juga nggak perlu berlama-lama di sini. Selamat tinggal.”Usai berkata, Odelina membawa tim pengawalnya berjalan melewati Felicia dan keluar dari rumah. Patricia sangat marah pada putri kandungnya, juga kesal setengah mati dengan sifat keras Odelina.Saat Patricia pergi ke Kota Mambera untuk menemui Yuna, Yuna mengajukan permintaan padanya. Yaitu mengizinkan Odelina bersaing dengan Felicia, juga memperlakukan Odelina sebagai penerus keluarga Gatara serta memberikan Odelina status serta hak sebagai penerus keluarga Gatara.Bagaimana mungkin Patricia mau memenuhi permintaan Yuna? Patricia tahu Odelina datang ke sini dengan membawa rencana Yuna untuk me

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2716

    “Malam ini, Odelina bukan hanya tamu terhormat keluarga Gatara. Kami juga ingin memberitahu kalian semua siapa dia, seperti apa statusnya di keluarga kita. Setelah pulang dari sini, semua yang ada di sini harus beritahu orang rumah. Kelak kalau bertemu Odelina di jalan, harus bersikap hormat padanya.”Semua orang spontan melihat ke arah Patricia. Patricia sangat tidak senang dengan putrinya yang mengambil keputusan secara sepihak. Namun, dia juga memahami kalau cepat atau lambat, putri kandungnya itu akan menjadi pemegang kekuasaan tertinggi dalam keluarga ini.Mengangkat Odelina dan memberinya status penerus juga merupakan sebuah ujian besar bagI Felicia. Fani tidak berhak bersaing dengan Felicia, tapi Odelina berhak. Patricia berpikir karena putrinya bersedia mengangkat status Odelina dan bersaing secara adil dengan Odelina, maka Patricia akan mengikuti keputusan putrinya itu. Jika Felicia menang, keturunannya juga bisa meneruskan posisi sebagai kepala keluarga dengan percaya diri ta

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2717

    “Kalau suatu saat kamu butuh bantuan, kamu harus beritahu aku. Aku nggak berani bilang aku bisa lakukan apa pun di Kota Cianter. Seenggaknya aku punya koneksi yang luas, bisa bantu kamu dalam banyak hal. Kamu datang ke sini kali ini untuk berbisnis, kan?”“Tentu saja untuk berbisnis. Untuk apa lagi kalau bukan untuk bisnis? Bu Patricia kira untuk apa aku datang ke sini?” Odelina bertanya balik kepada Patricia.Patricia tertawa pelan. “Aku kira kamu datang untuk kembali ke keluarga Gatara dan ubah nama belakangmu jadi Gatara.”“Aku nggak ganti namaku. Selama darah keluarga Gatara mengalir di dalam tubuhku, aku tetap keturunan keluarga Gatara. Ubah nama atau nggak, itu nggak bisa menghapus fakta kalau aku keturunan kepala keluarga Gatara sebelumnya.”Patricia, “....”Odelina adalah Yuna kedua. Dia selalu mengucapkan kata-kata yang menusuk pada Patricia. Sifat dan kemampuan Yuna sangat mirip dengan kakaknya Patricia, benar-benar seperti pinang dibelah dua. Dengan kata lain, dalam garis ke

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3518

    Sarah pun tidak marah. Dia justru berkata, “Sekarang transportasi sudah mudah. Ada pesawat terbang, kereta cepat, mau ke mana-mana gampang. Pagi di Kota Mambera, siang sudah di luar negeri. Takut apa jauh? Yang penting orangnya baik, cocok untuk anak-anak. Kalian harusnya senang, malah bilang orang yang aku pilihkan kejauhan. Kalau suruh kalian yang urus, rambut kalian pasti akan semakin cepat beruban. Mana bisa santai seperti sekarang.”Sarah menyentuh rambut putihnya dan berkata lagi, “Rambutku putih semua karena mengkhawatirkan pernikahan mereka.”Dewi melihat rambut putih ibu mertuanya dan bercanda, “Mama bisa saja cat rambut Mama jadi hitam. Mama rawat diri dengan baik, kelihatan seperti baru usia awal enam puluhan. Kalau rambut Mama dicat hitam, pasti kelihatan lebih muda.”“Nggak mau. Harus berani hadapi kenyataan kalau aku sudah tua.”Orang yang datang adalah Rosalina. Baru saja masuk ke ruangan, dia mendengar percakapan santai antara ibu mertua dan menantunya.“Nenek, Tante.”

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3517

    Setelah Olivia dan yang lainnya pergi, Dewi baru menelepon Yuna. Yuna pun segera mengangkat telepon.“Oliv sudah berangkat?” tanya Yuna.“Baru saja berangkat. Aku lihat dia dan Russel naik ke helikopter, sampai helikopternya terbang jauh, aku baru berani telepon kamu. Dia nggak akan bisa dengar percakapan kita, kecuali dia punya pendengaran super.”“Oke, terima kasih sudah kasih kabar.”“Sama saudara sendiri nggak perlu sungkan-sungkan. Toh, tujuan kita sama,” kata Dewi.“Kamu juga sungkan sama aku. Setelah semuanya selesai, ayo kita makan bareng. Aku yang traktir.”Keduanya adalah perempuan paling terhormat di Kota Mambera, tapi mereka tidak pernah makan bersama di luar. Karena Olivia menjadi menantu keluarga Adhitama, keduanya baru menjadi sadara. Namun, keduanya belum pernah membuat janji makan bersama.Mereka juga tidak sedekat Dewi dengan ibunya Bram dan ibunya Daniel. Namun, keluarga Ardaba dan keluarga Lumanto memang sangat dekat dengan keluarga Adhitama. Wajar saja Dewi dekat d

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3516

    “Aku dan Tante akan pulang sebelum Tahun Baru. Om Stefan bilang habis dari luar kota, dia akan pergi ke sana jemput aku dan Tante.”Dewi tersenyum. “Kalau begitu kita nggak akan bisa bertemu selama belasan hari.”Dewi menarik Russel ke dekatnya lagi dan memeluknya sebentar. Kemudian, dia mencium pipi Russel dan berkata, “Selamat bersenang-senang di sana. Nanti ceritkan pada Nenek kamu dan Liam main apa saja, pergi ke mana, makan apa, terus bawa oleh-oleh dari sana buat kami.”Seandainya bukan karena khawatir Olivia akan mengetahui bahwa semua orang menyembunyikan situasi di Kota Cianter darinya, Dewi pasti tidak akan membiarkan Russel pergi ke Vila Ferda secepat ini.Di hari biasa, Russel harus masuk sekolah. Akhir pekan belum tentu anak itu datang. Hanya sesekali, itu pun untuk satu atau dua hari saja. Semua orang merindukan anak itu. Sekarang Russel sedang libur panjang, tapi dia malah merengek ingin pergi bertemu teman sepermainannya.“Oliv, karena kalian pergi main, bersenang-senan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3515

    “Kami nggak pilih kasih. Russel satu-satunya cucu keluarga Pamungkas. Kami juga sangat sayang Russel. Dulu, dulu ... karena kami yang asuh Aiden, jadi lebih dekat dengan Aiden. Otomatis juga jadi pilih kasih, lebih sayang Aiden. Sekarang nggak akan seperti itu lagi,” janji Rita.Rita tahu kalau Roni kesal terhadap mereka. Dia juga menyadari kalau ini salah mereka, karena mereka selalu lebih mengutamakan Shella.Terutama karena terakhir kali, ketika Shella mengajak mertuanya makan di restoran. Shella ingin menipu Olivia dan membuatnya bayar tagihan, tapi tentu saja dia gagal. Tidak disangka, Shella malah menelepon Rita dan minta Rita yang bayar. Rita tidak tahu Shella sedang menipunya, dia pun mentransfer uang ke rekening Shella.Russel yang mengungkapkan hal itu. Saat Roni tahu, dia marah besar kepada mereka, bilang kalau mereka lebih sayang Shella. Kalau begitu, mereka pindah saja ke rumah Shella. Roni tidak akan memberikan biaya hidup kepada mereka lagi.Sekarang Roni menjadi sopir t

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3514

    Seumur hidupnya, Roni hanya memiliki satu anak, yaitu Russel. Baginya, yang penting Russel masih mau mengakuinya sebagai ayah. Meskipun tidak dekat, setidaknya anaknya tidak menjauh. Itu sudah termasuk penghiburan bagi Roni.Setelah mengakhiri panggilan telepon, Russel mengembalikan ponsel ke Olivia dan berkata, “Papa mau jemput aku dan suruh aku menginap di rumahnya selama beberapa hari. Aku bilang nggak mau. Besok kita mau pergi cari Liam. Aku nggak mau ke sana dan main sama Kak Aiden. Kak Aiden selalu ganggu aku. Tapi sekarang aku sudah nggak takut dengan Kak Aiden lagi. Aku sudah belajar ilmu bela diri.”Meskipun Russel tidak memiliki banyak bakat dalam seni bela diri, setelah menjalani latihan dalam waktu lama, tubuhnya menjadi lebih kuat dan bertenaga. Pelatih bilang kalau dia terus berlatih, Russel akan memiliki kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri. Russel tidak serakah. Dia hanya ingin memiliki kemampuan seperti Olivia.“Iya, kalau kamu nggak mau pulang ke sana ya nggak u

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3513

    “Angkat saja.”Pada akhirnya Russel mengangkat telepon dari ayahnya. Olivia menyerahkan ponselnya kepada Russel dan menyuruhnya mengangkat telepon. Selama bisa tidak bicara dengan Roni, Olivia tidak akan bicara dengan pria itu.“Papa,” panggil Russel.Roni menjawab dan bertanya sambil tertawa pelan, “Russel belum tidur?”“Ini sudah mau tidur. Tiba-tiba Papa telepon. Papa sudah pulang kerja? Ribut sekali di sana.”“Papa belum pulang kerja. Tapi kalau Papa mau pulang kerja juga nggak apa-apa. Tantemu ada di sana, nggak?” tanya Roni.“Ada. Papa cari Tante?”“Russel, kamu mau ke sini selama beberapa hari, nggak? Kamu lagi libur, kan. Bagaimana kalau kamu ke sini? Kakek dan nenekmu kangen sama kamu.”Roni menelepon untuk berdiskusi dengan Olivia. Dia ingin menjemput Russel ke rumahnya dan tinggal di sana selama beberapa hari. Toh, anak sekolah sedang libur. Apalagi orang tuanya juga rindu dengan cucu mereka.Shella mengantar Aiden ke sana. Kalau hanya ada Aiden, rasanya terlalu bosan. Jadi

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3512

    Ingatan anak sebelum usia tiga tahun biasanya akan hilang seiring bertambahnya usia. Namun, kejadian itu meninggalkan luka yang terlalu dalam bagi Russel, sehingga dia tidak dapat melupakannya.Setelah kejadian itu, Russel mengalami mimpi buruk untuk waktu yang lama. Dia juga selalu ingat adegan di mana ibunya terluka dan berlumuran darah ketika menyelamatkannya.“Aku hanya percaya Mama, Tante, Om Stefan, Om Daniel dan yang lainnya.” Russel berkata dengan serius, “Aku nggak berani percaya papaku dan yang lainnya.”Russel mengerti segalanya. Olivia mengelus wajah mungil keponakannya dan menatapnya dengan lembut.“Kamu segalanya bagi mamamu. Apa pun yang terjadi, Tante nggak akan biarkan kalian terpisah. Russel, mamamu sudah melewati banyak masa-masa sulit. Setelah dewasa, kamu harus berbakti pada mamamu.”“Pasti, Tante. Kalau aku sudah besar, aku akan cari banyak uang untuk beli rumah besar dan mobil baru untuk Mama. Biar Mama nggak perlu capek-capek kerja lagi. Aku juga akan belikan ru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3511

    Pukul sembilan malam, Kota Mambera.Setelah melakukan panggilan video dengan kakaknya, Olivia berkata kepada Russel, “Kamu sudah selesai kemas barangmu, belum? Jangan lupa bawa hadiah untuk Liam.”“Sudah. Aku hanya bawa beberapa mainan dan hadiah untuk Liam,” jawab Russel. “Biar aku yang ketinggalan, hadiah untuk Liam juga nggak akan ketinggalan.”Olivia tertawa pelan. “Kalau kamu ketinggalan, siapa yang kasihkan hadiah untuk Liam?”Russel tersipu malu. Olivia menggendongnya, lalu mendudukkannya di tempat tidur. “Om Stefan lagi ke luar kota. Malam ini kamu tidur sama Tante. Besok pagi habis sarapan, kita langsung pergi ke rumah Om Yose. Suruh kamu pergi bareng kakek-kakek itu, kamu nggak mau. Padahal mereka suka banget sama kamu. Mereka akan jaga kamu dengan baik.”Russel baring di tempat tidur, tapi dia menyandarkan kepalanya di paha Olivia dan berkata, “Mereka sangat suka sama aku. Tapi aku nggak terlalu kenal mereka. Tante dan Mama sering bilang jangan mau pergi dengan orang lain se

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3510

    Kepala pelayan hanya bisa menghela napas dalam hati. Bahkan Cakra saja tidak memiliki kebebasan seperti ini, padahal dia adalah suami dari Patricia. Namun, perempuan itu lebih memercayai Dikta. Dia adalah asisten setia yang telah menemani Patricia sepanjang hidupnya. Sementara itu, sejak skandal perselingkuhannya, Cakra sudah tidak memiliki posisi apa pun di hati Patricia. Jika bukan karena mereka memiliki anak, demi mempertimbangkan masa depan anak dan cucunya, mungkin mereka sudah lama bercerai. Setelah naik ke lantai atas, Dikta langsung menuju ruang kerja. Dia mengetuk pintu beberapa kali. Setelah mendapatkan izin dari Patricia, barulah lelaki itu masuk. Di dalam, Patricia sedang berlatih kaligrafi. Dikta berjalan mendekat dan mengamati tulisan yang dibuatnya. "Bagaimana menurutmu?" Patricia bertanya. "Tulisan tanganku ini." "Hati Bu Patricia sedang gelisah. Tulisan tangan pun ikut gelisah. Lebih baik berhenti saja, jangan buang-buang tinta dan kertas." Dikta adalah satu-sa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status