Chintya memiringkan kepalanya. Pisau tajam pria itu lewat tepat di depannya, hampir saja menggores wajahnya.Pria itu memutar pergelangan tangannya. Pisau yang tajam itu berputar dan bergerak cepat ke arah leher Chintya. Tiba-tiba, muncul sebuah tangan yang dengan cepat mencekal tangan perampok itu. Tangan besar itu mengerahkan tenaga. Perampok itu pun langsung berteriak histeris. Pada detik berikutnya, pisau di tangannya jatuh ke tanah. Kemudian, dia ditendang terus sampai hampir mati kesakitan. Namun, dia tidak bisa mundur, juga tidak bisa menghindar. Karena tangan besar itu masih mencengkeram pergelangan tangannya erat-erat.Bram membalikkan badannya, pindah ke belakang perampok. Kemudian, dia menendang kaki belakang perampok itu. Si perampok hanya merasakan sakit pada kakinya. Tanpa sadar, dia jatuh dan berlutut di tanah. Pergelangan tangannya yang masih dicengkeram erat langsung ditarik oleh Bram ke belakang.Bram mendorong tubuh perampok itu ke tanah, sehingga wajah perampok itu
“Lebih baik diri sendiri menguasai seni bela diri, seenggaknya bisa melindungi diri sendiri. Jadi papa mamaku sudah suruh aku belajar sejak kecil. Aku cukup berbakat. Setelah belajar belasan tahun, ilmu bela diriku sudah sangat bagus. Tapi sehebat apa pun aku, tetap saja nggak ada peluang untuk menang kalau aku diserang secara keroyokan. Malam itu aku bertemu dengan geng. Kalau kamu nggak lewat dan tolong aku, malam itu pasti sudah terjadi sesuatu yang buruk padaku.”Bram terdiam sejenak, lalu menambahkan, “Bagaimanapun juga, kamu adalah penyelamatku. Tapi kamu orang yang berhati mulia, nggak butuh balasan dariku. Aku nggak ingin hutang budi padamu. Aku selalu cari cara untuk balas kebaikanmu. Makanya aku ingin belajar seni bela diri di sanggar kalian, bayar lebih banyak uang. Anggap saja itu cara aku balas budi padamu. Maaf, aku sudah berbohong padamu.”Chintya menatap Bram. Bram sedikit gugup ketika dia melihat Chintya menatapnya seperti itu. Dia takut Chintya akan marah padanya kare
“Yaitu bantu orang cari informasi. Karena keluarga kami keluarga besar, kemampuan kami dalam cari informasi selalu nomor satu. Kami sering bantu orang lain cari informasi, pastinya akan menyinggung perasaan orang lain.”Mata indah Chintya berkedip cepat. Dia tersenyum dan berkata, “Detektif swasta, ya?”“Hampir serupa, memang seperti itu.”“Bisa hasilkan uang, nggak?”“Lumayan, cukup menguntungkan,” jawab Bram.Bisa-bisanya Chintya bertanya soal uang. Bram berpikir sejenak, lalu merasa lucu. Dia pun semakin jatuh cinta pada Chintya.Baiklah, Bram jatuh cinta pada Chintya pada pandangan pertama, dan semakin mencintainya setelah berjumpa lagi. Karena Chintya satu-satunya orang di dunia ini yang bisa membuat Bram seperti seorang pria normal.Setiap kali Bram melihat Chintya, Bram harus bekerja sangat keras untuk menahan dan mengendalikan diri, agar dia tidak melakukan hal yang cabul. Hanya Langit yang tahu betapa inginnya Bram memeluk dan mencium Chintya.Bram seorang pria berusia tiga pu
Vila Permai.Olivia kembali rumah. Dia membuka kamar pengantin dan masuk ke dalamnya. Kamar itu dipenuhi dengan hiasan-hiasan berwarna merah. Dia merasa waktu sudah berlalu. Namun, begitu kembali ke kamar, dia diingatkan kembali kalau hari ini hanya sehari setelah pernikahannya. Baru setengah hari telah berlalu.Olivia menemani Sarah mengobrol dengan para pekerja di kaki gunung. Dia juga mendengar banyak gosip tentang keluarga kecil. Tiba-tiba dia mengerti kenapa Sarah suka bergaul dengan para pekerja. Hanya untuk mendengarkan gosip.Olivia juga menyukai hari-hari seperti ini. Namun, Sarah sudah tua. Dia sudah pensiun dan menikmati masa tuanya di rumah. Sarah bisa pergi ke kaki gunung setiap hari untuk mendengarkan gosip. Sedangkan Olivia masih muda. Dia tidak bisa menjalani kehidupan seperti ini. Dia harus terus berjuang.Tunggu sampai rambutnya telah beruban kelak, dia dan Stefan pensiun bersama. Kalau mereka masih bisa berjalan, mereka akan jalan-jalan. Setelah bertambah tua, mereka
Olivia memeluk Stefan lalu berkata, “Sayang, kamu pasti lelah.”“Lelahku sama sekali bukan masalah demi kamu. Aku harap semua lelahmu akan berpindah kepadamu di hari-hari esok. Aku rela melakukan apa pun selama kamu bahagia,” balas Stefan. “Kamu pikir aku ini Russel yang selalu merasa bahagia? Sudahlah, cepat sana mandi. Mereka sudah bangun dan kita juga harus segera makan siang. Apa kamu nggak merasa lapar setelah tidur sepanjang pagi?” tanya Olivia sambil mendorong Stefan lembut dan memintanya untuk segera mandi. Stefan turun dari kasur dengan enggan lalu berjalan menuju kamar mandi seraya berkata, “Oliv, kamu sudah nggak sayang sama aku, ya? Dulu, kita bisa menghabiskan waktu bersama selama satu jam setelah bangun. Tapi, sekarang baru beberapa menit saja, kamu sudah menyuruhku cepat-cepat keluar.”Olivia tidak tahu bagaimana harus membalas perkataan Stefan. Dulu, dia memang akan menghabiskan waktu bersama Stefan sebelum akhirnya keluar kamar karena saat itu dia dan Stefan berusaha
Mata Stefan dan Olivia tiba-tiba bertemu. Dia memperhatikan istrinya sedang memperhatikan dirinya dari atas sampai ke bawah. Perilaku Olivia langsung membuat dirinya merasa kurang nyaman. Namun, Olivia tiba-tiba saja berkata sebelum Stefan sempat membuka mulutnya, “Stefan, mungkin kamu akan menjadi perempuan paling cantik di negeri ini kalau kamu berpura-pura jadi perempuan.” “Tapi, tubuhmu terlalu tinggi. Fitur wajah tampanmu juga sangat tegas. Mungkin kamu nggak akan seperti Ricky kalau kamu berdandan seperti perempuan. Karena fitur wajah Ricky sedikit lebih lembut darimu. Jadi, dia pasti lebih mudah untuk menyamar menjadi perempuan daripada kamu.”Stefan bisa menebak isi pikiran istrinya, jadi dia menegakkan pinggangnya lalu berkata, “Bagaimana mungkin laki-laki gagah sepertiku cocok untuk berdandan seperti perempuan? Olivia, kami nggak mungkin bisa bersaing dengan laki-laki seperti Ricky. Dia adalah laki-laki yang bisa melakukan apa pun termasuk berpura-pura menjadi perempuan han
Rika Arahan atau yang biasa dikenal dengan Riko Arahan merupakan seorang perempuan dan hal itu bukanlah sebuah rahasia lagi bagi keluarga Adhitama. Lagi pula, tidak ada orang luar yang hadir dalam acara makan siang ini, jadi Nenek juga bisa dengan bebas mengatakan kalau Riko atau Rika Arahan adalah seorang perempuan. “Tante! Tante!” tangis Russel dari lantai atas yang langsung membuat orang-orang sadar tentang ketiadaan Russel di ruang makan ini. “Ya ampun, aku melupakan Russel,” ujar Olivia panik. Dia buru-buru berdiri seraya berkata, “Aku ke atas untuk membangunkan Stefan, tapi aku lupa untuk membangunkan Russel.”Russel mengikuti Stefan untuk tidur tadi pagi. Pada awalnya, mereka tidur bersama, tapi Stefan memindahkan Russel ke kamar lainnya setelah Russel tertidur lelap. Stefan takut tidurnya terlalu lelap sampai menindih tubuh Russel kalau dia tidak memindahkan Russel ke kamar lain. Stefan mengikuti Olivia ke lantai atas setelah mendengar tangisan Russel. Russel sudah berjalan
Olivia mengikuti Russel keluar bangunan rumah lalu berteriak, “Russel, jangan lari cepat-cepat. Nanti kamu jatuh.”“Tante, aku nggak akan jatuh, kok. Aku kan cuma mau main,” balas Russel santai lalu berlari sambil membawa tas di tangannya bersama anak-anak lainnya. Olivia menatap ke arah Stefan yang mengikutinya keluar rumah lalu berkata, “Anak itu mudah akrab dengan orang, jadi dia bisa dengan mudah bermain dengan siapa pun.”“Bagus dong kalau begitu? Justru kita yang akan pusing kalau sampai dia hanya bisa bergaul dengan orang-orang dewasa seperti kita,” balas Stefan. Kemudian dia tersenyum dan kembali berkata, “Menjadi manusia itu nggak mudah, begitu pun jadi anak kecil. Mereka akan dibilang nakal kalau aktif dan akan dibilang membosankan kalau pendiam. Orang dewasa selalu saja menemukan celah untuk mengkritik mereka.”Olivia langsung terdiam setelah mendengar perkataan Stefan. Karena apa yang dikatakan Stefan memang benar adanya. Sulit untuk hidup menjadi manusia.“Apa kamu masih
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela
Sepasang ibu dan anak yang belum tidur semalaman itu sedang menikmati waktu sunyi berdua dengan berjalan santai di halaman rumah. Meski di luar udara sangat dingin, mereka berdua terlihat seperti tidak terpengaruh. Tidak ada pula dendam atau kebencian yang tersirat dari obrolan mereka. Mereka berdua mengobrol hal-hal biasa seperti tidak terjadi apa-apa. Di momen itu mereka hanyalah ibu dan anak biasa.Entah berapa lama kemudian, Patricia berkata, “Felicia, ayo duduk. Aku sudah tua, nggak bisa jalan terlalu jauh.”Patricia berkata sembari duduk di kursi panjang yang terbuat dari batu. Felicia pun ikut duduk di kursi itu bersama ibunya.“Langitnya sudah mau terang,” ucap Patricia mendongak ke angkasa. “Di musim dingin, malam lebih panjang dari siang. Kalau di musim panas, jam segini langit pasti sudah terang.”Dia menarik jaketnya dan bertanya, “Felicia, kamu kedinginan, nggak?”“Iya. Suhu udara di luar rumah lumayan dingin.”“Kamu pakai jaket terlalu tipis. Seharusnya kamu pakai jaket y
Meski perjamuan malam ini menyimpan bahaya yang tersembunyi, Cakra tetap akan menemani Patricia terjun ke dalam jurang.“Tapi acara malam ini pasti bakal jadi pertumpahan darah. Kalian harus ikuti terus Felicia, biar aku yang jagain kalian,” kata Cakra. “Mama kalian nggak bakal membiarkan anak putri satu-satunya celaka. Makanya dia pasti sudah menyiapkan jalan keluar untuk Felicia. Kalian awasi terus Felicia, dijamin kalian pasti selamat.”“Pa, itu kan cuma dugaan saja. Kita ini juga anak kandung Mama. Kalau ada bahaya, masa iya Mama bakal sengaja minta kita datang ke sini? Papa mikirnya jangan terlalu mengada-ada.Mendengar itu, Cakra langsung memelototi anak sulungnya. “Kamu ini selalu saja membantah. Kalau saja kalain menurut apa kataku, malam ini kita semua sudah ada di kampung halamanku. Aku juga nggak perlu khawatir. Sekarang dinasihati baik-baik malah melawan. Mama kamu itu benci aku dan nggak pernah mau lihat wajahku, tapi tiba-tiba aku dipanggil untuk menginap di sini. Kamu pi