Share

Bab 2389

Author: Anggur
Chintya membawa Bram ke rumahnya yang terletak tidak jauh dari Sanggar Bela Diri keluarga Baruna. Mereka bertemu banyak kenalan Chintya ketika mereka berjalan menuju rumah.

Semua orang melihat Chintya berjalan bersama seorang laki-laki tampan. Laki-laki itu juga terlihat membawa banyak barang di tangannya. Mereka langsung beranggapan kalau Bram adalah kekasih Chintya.

“Chintya, apa dia pacarmu? Dia ganteng banget, loh.”

“Chintya, ini pacarmu, ya? Dia ganteng, loh. Orang tuamu khawatir sekali kalau kamu sampai nggak menikah. Aku juga sudah menasihati mereka biar nggak terlalu khawatir sama kamu. Kamu itu kan cantik, mana mungkin kamu nggak menikah, benar kan?”

“Orang tuamu pasti sangat gembira setelah tahu kamu pulang bersama pacarmu. Mereka nggak perlu khawatir lagi kamu nggak akan menikah.”

Orang tua siswa dan para tetangga yang berpapasan dengan mereka langsung menanyakan hubungan Chintya dan Bram. Mereka semua mengira kalau Bram adalah kekasih Chintya.

“Tante, Pak Bram mau bertem
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2390

    Namun, Bram tidak akan mengatakannya kepada Chintya jika perempuan itu mencurigainya. Lagi pula, Bram hanya bisa bereaksi kepada Chintya. Jadi, bisa dipastikan perempuan itu tidak akan menjadi perawan seumur hidupnya jika menikah dengan Bram. Chintya langsung tersenyum lalu berkata, “Aku rasa juga begitu. Sepertinya, kamu memang terlalu sibuk dengan pekerjaanmu sampai tidak memikirkan tentang cinta. Tapi, Pak Bram juga harus mencegah orang tuamu agar tidak semakin gila karena ingin punya menantu.”“Aku cukup beruntung, sampai sekarang orang tuaku nggak memaksaku untuk segera menikah. Tapi, lain halnya dengan kakak-kakak laki-lakiku. Mereka sampai harus menyumpal telinga mereka agar nggak mendengar ocehan orang tuaku ketika mereka sampai rumah.”“Mereka adalah laki-laki yang terlalu memilih. Padahal mak comblang sudah sering menjodohkan mereka dengan banyak perempuan. Tapi, mereka selalu memandang semua perempuan itu dengan sebelah mata karena semua perempuan itu lemah. Mereka ingin pu

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2391

    “Kita sudah sampai. Ini adalah rumahku,” ujar Chintya setelah mereka tiba di depan sebuah rumah sederhana dengan taman kecil di depannya. Bram sebelumnya sudah mengetahui lokasi rumah Chintya dan segala hal mengenai keluarga Baruna. Keluarga Baruna memang bukanlah keluarga kaya raya, tapi sanggar bela diri mereka sangatlah terkenal di Kota Malinjo. Walaupun mereka bukanlah keluarga kaya raya, kondisi ekonomi mereka jauh lebih baik daripada keluarga biasa kebanyakan. Mereka juga memiliki beberapa rumah lainnya di beberapa tempat, selain rumah yang mereka tinggali saat ini. Bangunan sanggar bela diri mereka juga merupakan bangunan keluarga mereka dan bukan menyewa dari orang lain. Ayah Chintya berencana untuk memberikan rumah yang mereka tempati sekarang untuk kakak tertua Chintya karena dialah yang akan mengambil alih sanggar bela diri keluarga Baruna. Kemudian kakak kedua dan Chintya akan mendapatkan apartemen. Ayah Chintya juga berencana untuk membangun rumah lainnya yang akan dia

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2392

    Firul berusaha menahan keterkejutannya. Dia tidak menyangka kalau Chintya sudah mengenal laki-laki tampan ini terlebih dahulu sebelum memperkenalkan laki-laki ini dengan ayahnya. Mereka bertiga masuk ke dalam rumah. Suasana rumah cukup sepi karena kakak Chintya belum kembali. Bram memberikan hadiah yang sudah dibawanya kepada Firul dengan sopan.“Pak Bram repot-repot membawa hadiah ke sini,” ujar Firul setelah mempersilakan Bram duduk.“Bu Chintya sudah menyelamatkan nyawa saya. Saya hampir saja celaka ketika ada perampok yang berusaha mencelakai saya. Untung saja, ada Bu Chintya yang membantu saya menghajar perampok itu sekaligus memanggil polisi,” balas Bram. “Ini adalah pertama kalinya saya datang dan mengganggu Om Firul,” lanjut Bram.Firul langsung tersenyum setelah mendengar putrinya sudah menyelamatkan Bram lalu berkata, “Keluarga kami memang seharusnya bersikap seperti itu. Pak Bram tidak perlu sungkan begitu. Lain kali, Bapak tidak perlu membawa banyak hadiah ke sini.”“Nak,

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2393

    Namun, kekecewaan itu tidak berlangsung lama. Karena tiba-tiba saja kebahagiaan itu kembali datang. Dia tersenyum lalu bertanya kepada Chintya, “Chintya, Pak Bram masih lajang, kan? Kamu masih tetap bisa menikah dengannya, sekalipun dia nggak bisa bela diri. Karena yang penting dia tahu apa itu seni bela diri. Kalian berdua masih bisa kok mengembangkan perasaan kalian dan berpacaran, benar kan?”Chintya menanggapi pertanyaan ibunya dengan kesal seraya berkata, “Ma, Pak Bram adalah CEO sebuah perusahaan besar. Dia saja selalu menggunakan mobil mewah senilai miliaran. Kesenjangan di antara kami berdua sangatlah jauh. Lagi pula, aku nggak mau menikah sama keluarga kaya. Selain itu, dia juga jauh lebih tua dariku. Umurnya tahun ini sudah 34 tahun. Selisih umunya denganku 10 tahun. Dia lebih cocok jadi pamanku daripada pacarku.”Lana langsung mendorong kepala Chintya setelah mendengar perkataan anaknya lalu berkata, “Paman terlalu tua untuk laki-laki sepertinya. Kamu lebih cocok memanggiln

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2394

    Bukankah Pak Bram juga mengatakan kalau dirinya juga didesak kedua orang tuanya untuk segera menikah? Chintya berpikir kalau wajar kedua orang tua Bram mendesaknya. Karena Bram sudah berusia lebih dari 30 tahun. Namun, dirinya sekarang baru berusia 24 tahun dan ibunya sudah terus mendesaknya seakan Chintya tidak akan pernah menikah. Lagi pula, Chintya masih belum memiliki keinginan menikah. Karena dia belum menemukan laki-laki yang tidak takut padanya. Dia ingin menemukan laki-laki yang tidak takut padanya agar Chintya bisa dengan bebas menggunakan kekuatannya. “Lebih baik Mama mengkhawatirkan Kakak saja. Kakak pertama sudah berumur 32 tahun dan kakak kedua sudah 28 tahun. Mereka seharusnya yang lebih dulu menikah daripada aku,” balas Chintya yang membuat hati Lana miris. Akhirnya Lana hanya bisa bergumam, “Entah apa yang dipikirkan anak muda zaman sekarang. Aku langsung memikirkan tentang pernikahan ketika aku dewasa. Hal normal bagi laki-laki dan perempuan dewasa zamanku untuk men

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2395

    “Bu Chintya, jangan repot-repot,” ujar Bram sopan sambil terus tersenyum. Chintya membalasnya dengan senyuman seraya berkata, “Nggak apa-apa, kok. Lagi pula ini hanya buah dan camilan saja. Pak Bram sudah datang jauh-jatuh dari Mambera, jadi pastinya lapar. Mamaku juga belum selesai memasak. Jadi, silakan dimakan camilan dan buahnya dulu.”“Pa, aku kembali ke dapur dulu ya mau bantu Mama masak. Kalian mengobrol saja dulu,” lanjut Chintya lalu berbalik dan kembali ke dapur. Bram memandangi Chintya yang berjalan kembali ke dapur lalu memuji gadis itu dengan berkata, “Bu Chintya sangat hebat dan baik hati. Dia bisa bela diri dan memasak. Pak Firul membesarkannya dengan sangat baik.”“Pak Bram ini terlalu berlebihan. Chintya itu memang sangat baik sebagai anak perempuan,” ujar Firul sambil tersenyum bahagia karena ada laki-laki baik dan tampan yang memuji putri tersayangnya. “Putriku bilang kalau Pak Bram ingin belajar bela diri? Kalau begitu, berapa usia Bapak sekarang?” tanya Firul la

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2396

    “Pak Firul, bisnis saya memang sangat besar, tapi ada tim yang bisa bertanggung jawab untuk menjalankan operasional perusahaan. Bahkan perusahaan saya akan tetap baik-baik saja, sekalipun saya tidak bekerja selama satu setengah tahun. Setelah saya berpikir cukup lama, akhirnya saya memutuskan untuk berlatih seni bela diri sekaligus melihat kira-kira saya bisa berlatih sampai tingkat berapa.”“Selain itu, saya juga membutuhkan pengawal. Kalau Pak Firul tidak keberatan, mungkin Bapak bisa memperkenalkan beberapa pemuda yang memiliki kemampuan yang mumpuni untuk saya jadikan pengawal. Tenang saja, pendapatan mereka akan sama besarnya seperti para pegawai yang bekerja di perusahaan. Saya juga tidak akan memperlakukan mereka dengan buruk.”Chintya pernah mengatakan kepada Bram kalau sanggar seni bela diri milik keluarganya bukan hanya mengajarkan ilmu bela diri untuk memperkuat tubuh para muridnya, tapi juga mengajarkan bagaimana mereka bisa berkembang dengan baik di tengah masyarakat. Para

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2397

    “Pak Bram, Chintya sudah dewasa, jadi dia bisa bebas pergi ke tempat mana pun yang dia inginkan. Kami tidak keberatan selama dia memberitahu ke mana dia akan pergi,” balas Firul setelah berpikir sejenak. Firul tidak pernah merasa khawatir dengan keadaan putrinya ke mana pun putrinya pergi. Semuanya akan baik-baik saja selama Chintya tidak menindas orang lain. Firul tidak merasa perlu melarang putrinya pergi bersama Bram ke acara pernikahan Stefan Adhitama, sekalipun hal itu pastinya akan mengundang salah paham bagi banyak orang. Lagi pula, istrinya sering menyalahkannya sebagai penyebab putrinya belum pernah memiliki kekasih sampai di usia 24 tahun. Karena Firul terus mengajarinya seni bela diri. Oleh karena itu, Firul sama sekali tidak keberatan dengan ajakan Bram kepada Chintya. Selain itu, Chintya pastinya perlu melihat dunia yang lebih luas di luar sana. “Pak Firul memang orang tua yang berpikiran terbuka,” ujar Bram sambil tersenyum. Firul membalasnya dengan senyuman lalu mem

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3328

    "Nggak ada, sangat baik." Keluarga suaminya menunjukkan tingkat perhatian yang berlebihan terhadapnya, tetapi itu juga menandakan betapa mereka peduli padanya dan tentu saja pada bayi kecil yang ada di dalam perutnya. "Bagus kalau begitu. Mama sekarang paling takut mendengar kabar bahwa kamu mengalami sesuatu." Dewi akhirnya merasa lega, lalu berkata, "Ada seorang teman Mama, menantunya juga lagi hamil lima bulan. Tapi dua hari yang lalu, bayinya nggak berkembang lagi. Dia menangis sampai seperti kehilangan akal. Bayinya laki-laki dan sudah terbentuk, tapi entah bagaimana kejadiannya, tiba-tiba janinnya nggak berkembang." "Ah, Cih! Olivia sehat, dan bayi kita juga sangat sehat." Kekhawatiran Dewi terhadap Olivia memang dipicu oleh kejadian yang menimpa menantu temannya itu. "Hamil lima bulan masih bisa mengalami janin nggak berkembang?" Dewi menggandeng tangan menantunya dengan hangat. Keduanya masuk ke dalam rumah dengan akrab layaknya ibu dan anak kandung. Sedangkan Stefan? Di

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3327

    Olivia berkata, "Aku hanya mau bilang, kamu sekarang sudah setegang ini, nanti saat aku melahirkan, apakah kamu akan seperti Amelia, langsung mengemudi sendiri ke rumah sakit?" Stefan menjawab dengan serius, "Jangan bandingkan aku dengan Amelia. Aku nggak akan seperti itu. Memang aku pasti akan tegang, tapi nggak sampai lupa padamu. Aku akan menemanimu masuk ke ruang bersalin." "Kamu mau masuk ke ruang bersalin bersamaku?" "Iya, aku akan menemanimu. Nggak peduli kapan dan apa yang terjadi, aku harus ada di sisimu." Olivia tersenyum, senyumnya begitu manis. "Stefan, terima kasih. Terima kasih karena sangat mencintaiku dan memperlakukanku dengan begitu baik!"Stefan kembali mengoreksinya, "Panggil aku "Sayang". Aku suka mendengar kamu memanggilku begitu. Seharusnya aku yang berterima kasih sama kamu karena mau melahirkan anak untukku. Kamu adalah pahlawan besar di keluarga kita." "Kita nggak perlu saling berterima kasih terus." Olivia tertawa kecil sambil menyandarkan dirinya ke p

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3326

    Terutama sejak Olivia hamil, Stefan berharap bisa menemani istrinya selama 24 jam sehari. Namun, Olivia tidak mengizinkannya untuk terus menempel padanya. “Aku masih harus kerja,” katanya sambil tersenyum. Melihat istrinya yang sedang hamil tetap bekerja, Stefan merasa tidak enak jika dirinya sendiri bermalas-malasan. “Harus kerja juga, cari uang buat beli susu bayi,” katanya sambil bercanda. Russel bilang, bayinya nanti laki-laki. Kalau benar anak laki-laki, Stefan mulai berpikir tentang masa depannya. “Harus cari uang buat beli rumah, mobil, dan biaya menikah. Itu semua butuh banyak uang.” Namun, kemudian dia tersenyum lega. Sebagai pewaris keluarga Adhitama, dia memiliki kekayaan melimpah. “Bisa dibilang, aku kekurangan segalanya kecuali uang. Uangku cukup untuk anakku hidup nyaman seumur hidup. Kelak ada cucu dan cicit, harus tetap menjaga keluarga Adhitama sebagai keluarga terkaya di Mambera, dari generasi ke generasi.” “Nicho mulai kerja tahun depan, ya?” Olivia merasa s

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3325

    "Olivia, mari kita kembali ke rumah lama sebentar dan beri tahu Nenek. Dia pasti ingin bertemu dengan para tetua itu," kata Stefan. Mereka adalah orang-orang dari masa yang sama. Di zamannya, Nenek adalah sosok yang cukup terkenal di Mambera. Kemungkinan besar, para tetua itu juga mengenal neneknya. Namun, memikirkan bahwa Olivia sudah bangun pagi-pagi, Stefan mengubah keputusannya. Dia berkata, "Kamu pulang saja untuk istirahat. Aku sendiri yang akan pergi ke rumah lama. Kalau Nenek ingin datang, aku akan mengantarnya ke sini." Olivia menjawab, "Aku nggak lelah. Aku akan menemanimu pergi." "Sudah lama kita nggak pulang ke sana. Akhir pekan ini, kita bawa Russel untuk menginap dua hari. Sekalian beri tahu keluarga, setelah libur musim dingin minggu depan, aku mau bawa Russel ke Kota Aldimo untuk bermain beberapa hari." Stefan dengan perhatian bertanya, "Apa kamu nggak akan merasa terlalu capek? Kalau lelah, sebaiknya istirahat saja, jangan memaksakan diri." Olivia menepuk ringan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3324

    Yuna mengangguk."Sore nanti ajak Russel bersama ke sini." Setelah berpikir sejenak, Yuna menambahkan, "Dokter Panca bilang, waktu Kakek Setya nggak banyak lagi. Biarkan dia bertemu dengan anak-anak satu per satu." Semua orang saling memandang. Olivia dengan cemas bertanya, "Penyakit apa yang diderita Kakek Setya?" "Mungkin karena luka lama yang meninggalkan efek samping, ditambah usia lanjut. Orang tua pasti punya penyakit kecil di sana-sini," jawab Yuna sambil menghela napas, dia tidak melanjutkan lebih jauh. Dokter Panca sudah menyuruh mereka bersiap secara mental. "Sore nanti, aku akan menjemput Russel, lalu kita akan datang bersama." Olivia juga memahami bahwa usia Setya yang sudah sangat tua, ditambah keinginannya yang sudah terpenuhi, mungkin tidak akan bertahan lama lagi. "Apakah perlu memberi tahu Kak Odelina agar pulang?" "Untuk sementara nggak perlu. Kakek Setya belum menyerahkan bukti-buktinya ke aku, jadi dalam waktu dekat sepertinya nggak akan ada apa-apa. Saat dia

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3323

    Wajah Yuna berubah drastis. “Dokter Panca, apakah nggak ada cara agar Om Setya bisa hidup beberapa tahun lagi?” Dokter Panca berkata, “Saya dan murid-murid saya sudah pakai semua obat terbaik yang kami tanam untuknya. Kami sudah melakukan yang terbaik. Dia bisa bertahan sampai sejauh ini, pertama karena kami membantu memulihkan tubuhnya, dan kedua karena obsesi yang ada di hatinya.” “Meski dendam besar mamamu belum terbalaskan, melihat kalian hidup dengan baik, memiliki kekuatan dan dukungan, Om Setya merasa lebih tenang. Dia percaya bahwa balas dendam untuk ibumu bisa diserahkan sama kalian, jadi dia bisa pergi menemui majikannya dengan hati lega.” “Begitu obsesi itu hilang, seperti yang saya katakan sebelumnya, semangatnya akan turun. Ketika itu terjadi, dia nggak akan bertahan lama lagi. Apalagi, usianya sudah hampir seratus tahun. Bahkan kalua hari itu tiba, kalian harus menerimanya dengan tenang.” Hidup hingga seratus tahun, meski sering diucapkan, berapa banyak orang yang be

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3322

    Sama seperti para lelaki di keluarga menantunya. Tidak heran kedua keluarga itu bisa memiliki hubungan yang erat. Mereka adalah orang-orang yang sejenis. “Dokter Panca,” sapa Stefan dengan hormat. Lelaki tua itu mengangguk lagi. Kemudian, dia memperkenalkan beberapa teman lamanya kepada pasangan itu. Terakhir, dia menunjuk Setya dan berkata kepada Olivia, “Bu Olivia, kakakku ini adalah orang yang selama ini kalian cari. Tantemu memanggilnya Om Setya.” “Dokter Panca, panggil aku Olivia saja,” kata Olivia dengan sopan. Dia menoleh ke Setya dan menyapanya, “Kakek Setya.” Sebagai generasi muda, Olivia belum pernah bertemu dengan asisten tua itu, dan begitu pula sebaliknya. Karena itu, baik Olivia maupun Setya, tidak memiliki perasaan emosional yang sama seperti Yuna. Setya tersenyum dan mengangguk, lalu berkata, “Kamu pasti Olivia, 'kan?” Bu Yuna benar, Olivia tidak begitu mirip dengan Reni. Sekilas terlihat sedikit mirip, tapi kalau diperhatikan lebih saksama, ternyata nggak. Keli

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3321

    “Om Setya, putri sulung Reni sudah pergi ke Cianter untuk berkarier. Anda untuk sementara nggak bisa bertemu dengannya,” kata Yuna dengan suara lembut.Dia tahu alasan Setya sering memandang Amelia. Mungkin lelaki itu khawatir bahwa keluarga ibunya tidak ada yang mampu mengambil alih keluarga Gatara. Setya sangat setia, dan menganggap keluarga Gatara itu adalah milik keturunan majikannya.Meskipun Patricia telah duduk di posisi kepala keluarga selama lebih dari 40 tahun, Setya tetap tidak mengakui kedudukan Patricia yang sah. Perempuan itu tidak ingin Setya hidup, karena selama dia masih hidup, Patricia selalu merasa posisinya tidak kokoh. Tanpa Setya, dengan semua saudaranya ang telah tiada, mengambil alih keluarga Gatara menjadi hal yang wajar baginya, sehingga dia akan merasa lebih percaya diri. “Olivia sedang dalam perjalanan. Sebentar lagi Anda bisa bertemu dengannya,” “Olivia lebih mirip ayahnya, sedangkan Odelina lebih mirip Reni. Anak laki-laki Odelina, Russel, sangat mirip

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3320

    Yuna menangis sejadi-jadinya di depan nisan adiknya. Namun, tidak peduli seberapa keras tangisnya, dia tidak dapat menghidupkan kembali adiknya. Satu hal yang bisa dia lakukan hanyalah menjadi sosok ibu bagi kedua keponakannya dan memberikan mereka lebih banyak kasih sayang.Yuna dan adiknya mengalami masa kecil yang tragis. Kemudian, keduanya dipisahkan oleh dua alam yang berbeda. Setelah mengetahui penyebab kematian orang tuanya, Yuna sangat membenci Patricia.“Kalau nggak ingin orang tahu apa yang kamu lakukan, lebih baik nggak usah lakukan. Dia akan membayar harga atas semua perbuatannya,” ujar Setya dengan penuh kebencian.“Benar, Om. Dia akan bayar harga atas semua yang telah dia lakukan.”“Aku yang nggak berguna. Aku nggak punya banyak bukti. Hanya ada sedikit. Karena orang-orang yang tahu masalah ini sudah mati semua, jadi sulit untuk memberatkannya dengan bukti yang sedikit ini.” Usai berkata, Setya kembali menyalahkan dirinya sendiri dan menangis.“Aku nggak peduli ada bukti

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status