Namun, Bram tidak akan mengatakannya kepada Chintya jika perempuan itu mencurigainya. Lagi pula, Bram hanya bisa bereaksi kepada Chintya. Jadi, bisa dipastikan perempuan itu tidak akan menjadi perawan seumur hidupnya jika menikah dengan Bram. Chintya langsung tersenyum lalu berkata, “Aku rasa juga begitu. Sepertinya, kamu memang terlalu sibuk dengan pekerjaanmu sampai tidak memikirkan tentang cinta. Tapi, Pak Bram juga harus mencegah orang tuamu agar tidak semakin gila karena ingin punya menantu.”“Aku cukup beruntung, sampai sekarang orang tuaku nggak memaksaku untuk segera menikah. Tapi, lain halnya dengan kakak-kakak laki-lakiku. Mereka sampai harus menyumpal telinga mereka agar nggak mendengar ocehan orang tuaku ketika mereka sampai rumah.”“Mereka adalah laki-laki yang terlalu memilih. Padahal mak comblang sudah sering menjodohkan mereka dengan banyak perempuan. Tapi, mereka selalu memandang semua perempuan itu dengan sebelah mata karena semua perempuan itu lemah. Mereka ingin pu
“Kita sudah sampai. Ini adalah rumahku,” ujar Chintya setelah mereka tiba di depan sebuah rumah sederhana dengan taman kecil di depannya. Bram sebelumnya sudah mengetahui lokasi rumah Chintya dan segala hal mengenai keluarga Baruna. Keluarga Baruna memang bukanlah keluarga kaya raya, tapi sanggar bela diri mereka sangatlah terkenal di Kota Malinjo. Walaupun mereka bukanlah keluarga kaya raya, kondisi ekonomi mereka jauh lebih baik daripada keluarga biasa kebanyakan. Mereka juga memiliki beberapa rumah lainnya di beberapa tempat, selain rumah yang mereka tinggali saat ini. Bangunan sanggar bela diri mereka juga merupakan bangunan keluarga mereka dan bukan menyewa dari orang lain. Ayah Chintya berencana untuk memberikan rumah yang mereka tempati sekarang untuk kakak tertua Chintya karena dialah yang akan mengambil alih sanggar bela diri keluarga Baruna. Kemudian kakak kedua dan Chintya akan mendapatkan apartemen. Ayah Chintya juga berencana untuk membangun rumah lainnya yang akan dia
Firul berusaha menahan keterkejutannya. Dia tidak menyangka kalau Chintya sudah mengenal laki-laki tampan ini terlebih dahulu sebelum memperkenalkan laki-laki ini dengan ayahnya. Mereka bertiga masuk ke dalam rumah. Suasana rumah cukup sepi karena kakak Chintya belum kembali. Bram memberikan hadiah yang sudah dibawanya kepada Firul dengan sopan.“Pak Bram repot-repot membawa hadiah ke sini,” ujar Firul setelah mempersilakan Bram duduk.“Bu Chintya sudah menyelamatkan nyawa saya. Saya hampir saja celaka ketika ada perampok yang berusaha mencelakai saya. Untung saja, ada Bu Chintya yang membantu saya menghajar perampok itu sekaligus memanggil polisi,” balas Bram. “Ini adalah pertama kalinya saya datang dan mengganggu Om Firul,” lanjut Bram.Firul langsung tersenyum setelah mendengar putrinya sudah menyelamatkan Bram lalu berkata, “Keluarga kami memang seharusnya bersikap seperti itu. Pak Bram tidak perlu sungkan begitu. Lain kali, Bapak tidak perlu membawa banyak hadiah ke sini.”“Nak,
Namun, kekecewaan itu tidak berlangsung lama. Karena tiba-tiba saja kebahagiaan itu kembali datang. Dia tersenyum lalu bertanya kepada Chintya, “Chintya, Pak Bram masih lajang, kan? Kamu masih tetap bisa menikah dengannya, sekalipun dia nggak bisa bela diri. Karena yang penting dia tahu apa itu seni bela diri. Kalian berdua masih bisa kok mengembangkan perasaan kalian dan berpacaran, benar kan?”Chintya menanggapi pertanyaan ibunya dengan kesal seraya berkata, “Ma, Pak Bram adalah CEO sebuah perusahaan besar. Dia saja selalu menggunakan mobil mewah senilai miliaran. Kesenjangan di antara kami berdua sangatlah jauh. Lagi pula, aku nggak mau menikah sama keluarga kaya. Selain itu, dia juga jauh lebih tua dariku. Umurnya tahun ini sudah 34 tahun. Selisih umunya denganku 10 tahun. Dia lebih cocok jadi pamanku daripada pacarku.”Lana langsung mendorong kepala Chintya setelah mendengar perkataan anaknya lalu berkata, “Paman terlalu tua untuk laki-laki sepertinya. Kamu lebih cocok memanggiln
Bukankah Pak Bram juga mengatakan kalau dirinya juga didesak kedua orang tuanya untuk segera menikah? Chintya berpikir kalau wajar kedua orang tua Bram mendesaknya. Karena Bram sudah berusia lebih dari 30 tahun. Namun, dirinya sekarang baru berusia 24 tahun dan ibunya sudah terus mendesaknya seakan Chintya tidak akan pernah menikah. Lagi pula, Chintya masih belum memiliki keinginan menikah. Karena dia belum menemukan laki-laki yang tidak takut padanya. Dia ingin menemukan laki-laki yang tidak takut padanya agar Chintya bisa dengan bebas menggunakan kekuatannya. “Lebih baik Mama mengkhawatirkan Kakak saja. Kakak pertama sudah berumur 32 tahun dan kakak kedua sudah 28 tahun. Mereka seharusnya yang lebih dulu menikah daripada aku,” balas Chintya yang membuat hati Lana miris. Akhirnya Lana hanya bisa bergumam, “Entah apa yang dipikirkan anak muda zaman sekarang. Aku langsung memikirkan tentang pernikahan ketika aku dewasa. Hal normal bagi laki-laki dan perempuan dewasa zamanku untuk men
“Bu Chintya, jangan repot-repot,” ujar Bram sopan sambil terus tersenyum. Chintya membalasnya dengan senyuman seraya berkata, “Nggak apa-apa, kok. Lagi pula ini hanya buah dan camilan saja. Pak Bram sudah datang jauh-jatuh dari Mambera, jadi pastinya lapar. Mamaku juga belum selesai memasak. Jadi, silakan dimakan camilan dan buahnya dulu.”“Pa, aku kembali ke dapur dulu ya mau bantu Mama masak. Kalian mengobrol saja dulu,” lanjut Chintya lalu berbalik dan kembali ke dapur. Bram memandangi Chintya yang berjalan kembali ke dapur lalu memuji gadis itu dengan berkata, “Bu Chintya sangat hebat dan baik hati. Dia bisa bela diri dan memasak. Pak Firul membesarkannya dengan sangat baik.”“Pak Bram ini terlalu berlebihan. Chintya itu memang sangat baik sebagai anak perempuan,” ujar Firul sambil tersenyum bahagia karena ada laki-laki baik dan tampan yang memuji putri tersayangnya. “Putriku bilang kalau Pak Bram ingin belajar bela diri? Kalau begitu, berapa usia Bapak sekarang?” tanya Firul la
“Pak Firul, bisnis saya memang sangat besar, tapi ada tim yang bisa bertanggung jawab untuk menjalankan operasional perusahaan. Bahkan perusahaan saya akan tetap baik-baik saja, sekalipun saya tidak bekerja selama satu setengah tahun. Setelah saya berpikir cukup lama, akhirnya saya memutuskan untuk berlatih seni bela diri sekaligus melihat kira-kira saya bisa berlatih sampai tingkat berapa.”“Selain itu, saya juga membutuhkan pengawal. Kalau Pak Firul tidak keberatan, mungkin Bapak bisa memperkenalkan beberapa pemuda yang memiliki kemampuan yang mumpuni untuk saya jadikan pengawal. Tenang saja, pendapatan mereka akan sama besarnya seperti para pegawai yang bekerja di perusahaan. Saya juga tidak akan memperlakukan mereka dengan buruk.”Chintya pernah mengatakan kepada Bram kalau sanggar seni bela diri milik keluarganya bukan hanya mengajarkan ilmu bela diri untuk memperkuat tubuh para muridnya, tapi juga mengajarkan bagaimana mereka bisa berkembang dengan baik di tengah masyarakat. Para
“Pak Bram, Chintya sudah dewasa, jadi dia bisa bebas pergi ke tempat mana pun yang dia inginkan. Kami tidak keberatan selama dia memberitahu ke mana dia akan pergi,” balas Firul setelah berpikir sejenak. Firul tidak pernah merasa khawatir dengan keadaan putrinya ke mana pun putrinya pergi. Semuanya akan baik-baik saja selama Chintya tidak menindas orang lain. Firul tidak merasa perlu melarang putrinya pergi bersama Bram ke acara pernikahan Stefan Adhitama, sekalipun hal itu pastinya akan mengundang salah paham bagi banyak orang. Lagi pula, istrinya sering menyalahkannya sebagai penyebab putrinya belum pernah memiliki kekasih sampai di usia 24 tahun. Karena Firul terus mengajarinya seni bela diri. Oleh karena itu, Firul sama sekali tidak keberatan dengan ajakan Bram kepada Chintya. Selain itu, Chintya pastinya perlu melihat dunia yang lebih luas di luar sana. “Pak Firul memang orang tua yang berpikiran terbuka,” ujar Bram sambil tersenyum. Firul membalasnya dengan senyuman lalu mem
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela