Memangnya kenapa kalau Dokter Dharma adalah murid dari seorang dokter yang luar biasa hebat? Dokter itu tetap saja seorang manusia. Pastinya ada berbagai macam penyakit yang tidak bisa dia sembuhkan sebagai seorang manusia biasa. “Jordan! Jordan!” panggil kedua perempuan itu ketika melihat sosok yang mengikuti Rosalina di belakangnya. Mereka merasa seakan baru saja melihat malaikat penyelamat hidup mereka. Keponakan termuda mereka ini jauh lebih mudah diajak bicara daripada Rosalina. Mereka pernah bekerja sama dengan Johan dan Sinta untuk menyiksa dan menganiaya Rosalina. Mereka tahu kalau Johan dan Sinta berencana untuk membunuh Rosalina secara perlahan. Namun, mereka berdua hanya diam dan menyaksikan Rosalina menderita tanpa sama sekali berusaha mencegah kakak dan kakak ipar mereka. Jadi, wajar saja kalau sekarang Rosalina menyimpan dendam yang sangat mendalam dengan kedua bibinya itu. Namun, kedua bibinya sangat menyayangi Jordan yang merupakan keponakan mereka satu-satunya. Baga
Mereka takut sekaligus tidak lagi ingin hidup di dalam rumah sewaan. Mereka tidak lagi memiliki uang yang melimpah seperti sebelumnya. Putra-putri mereka sampai harus pergi mencari pekerjaan. Namun, mereka semua tidak berhasil mendapatkan perusahaan yang bersedia mempekerjakan mereka. Alasan semua perusahaan itu adalah karena mereka sudah menyinggung keluarga Adhitama. Perusahaan itu akan dirugikan kalau sampai mempekerjakan mereka semua. “Jordan, Jordan, tolong bujuk kakakmu. Kamu ingat kan betapa baiknya Tante sama kamu? Apa kamu tega melihat tante-tantemu ini dihabisi pelan-pelan sama kakakmu?” Jordan sangat terkejut ketika melihat perubahan kedua bibinya. Dia pun langsung menatap ke arah Rosalina. Ekspresi Rosalina terlihat sangat serius seakan dia tidak akan memberikan belas kasihannya kepada kedua bibinya. Kemungkinan besar, kedua bibinya ini sudah melakukan suatu hal yang fatal sampai membuat Rosalina murka ketika Jordan tidak berada di kota ini. “Tante Intan, Tante Cahaya, s
Wajah Jordan seketika berubah penuh amarah. Dia sebelumnya sempat hampir jatuh dalam pengaruh kedua bibinya untuk melawan Rosalina. Untung saja, keadilan di dalam hatinya masih lebih unggul daripada kejahatan. Akhirnya, Jordan memilih untuk tidak mengikuti keinginan bibinya.Namun, Jordan tidak habis pikir dengan sikap bibinya saat ini. Mereka sudah putus asa untuk membujuk Rosalina agar memaafkan mereka dan memilih cara lain dengan mengadu domba Rosalina dan Jordan. “Aku tahu siapa yang patut dibenci dan disalahkan dalam masalah ini. Kalian sendiri seharusnya bercermin sebelum datang ke sini. Kalian menjadi seperti ini karena ulah kalian sendiri. Aku sadar kok kalau kalian menyalahkanku sebagai penyebab kemalangan kalian. Tapi, aku tidak peduli. Karena aku sangat menikmati melihat kehidupan kalian yang sengsara!”“Kalian adalah orang-orang yang suka mengambil hak orang lain yang seharusnya tidak menjadi milik kalian. Kalian berdua memang pantas menjalani hidup seperti ini,” ujar Rosa
“Kamu nggak perlu tersinggung dengan omongan mereka. Kamu juga nggak perlu mendengarkan semua omong kosong mereka. Apa kamu pikir kamu masih bisa mempercayai mereka di saat saudara kandung mereka saja tidak bisa mempercayai mereka?”Jordan mengangguk penuh semangat kembali. Bagaimanapun juga, dia sangat percaya dengan kakak perempuan tertuanya ini. “Kak, aku nggak akan membiarkan mereka mempengaruhiku lagi,” ujar Jordan. Rosalina mengangguk lalu berkata, “Kamu adalah orang paling baik dengan rasa keadilan yang sangat tinggi di dalam keluarga ini. Kamu nggak pernah terpengaruh dengan sifat jahat orang tuamu. Kamu punya pemikiran dan pendirianmu sendiri tanpa harus dipengaruhi oleh orang lain.”Ibunya sering membujuk Jordan agar lebih dekat dengan Giselle karena mereka berdua adalah saudara kandung. Namun, Jordan tidak pernah mendengarkan bujukan ibunya. Bagaimanapun juga, Jordan sudah menyukai kakak perempuan tertuanya sejak dia masih kecil. Dia sama sekali tidak peduli dengan ocehan
Giselle Siahaan sudah lama dilupakan sebagai anggota keluarga Siahaan. Jadi, pastinya akan sulit baginya untuk kembali mendapatkan posisinya setelah dia keluar dari penjara nanti. Lagi pula, Rosalina juga tidak berniat untuk memberikan Giselle kemudahan setelah semua kejahatan yang dilakukan Giselle kepadanya selama ini. Dia akan memperlakukan Giselle seperti Giselle memperlakukannya. Rosalina akan membalas semua yang dilakukan Giselle kepadanya sama seperti apa yang Gisella lakukan kepadanya. Namun, Roselina tidak berencana untuk melipat gandakan pembalasan dendamnya kepada Giselle karena dia merasa kalau dirinya ingin bersikap sedikit lunak dengan gadis itu. Jordan tiba-tiba mencium aroma masakan yang sangat menggugah selera dari arah dapur lalu berkata, “Kak, Kak Calvin itu pintar masak, ya. Aku baru mencium aromanya saja sudah merasa lapar dan ingin cepat-cepat makan.”“Makanan yang dimasak Calvin selalu enak. Neneknya adalah orang yang sangat unik dalam membesarkan keturunannya.
“Kak Calvin ... kayaknya mau bilang aku ini pecundang, ya? Aku bisa makan makanan apa saja kok selama ada makanan di meja makan,” ujar Jordan. “Aku nggak bilang begitu, kok. Aku cuma bilang kalau kamu nggak boleh milih-milih makanan. Memangnya kamu pemilih makanan?” balas Calvin yang langsung membuat Jordan terdiam. Jordan memang tidak suka memilih-milih makanan. Dia akan makan apa saja yang ada di atas meja. Namun, dia juga tidak suka kalau ada yang memanggilnya dengan sebutan pecundang. Siapa pun pastinya akan marah kalau ada yang menyebut mereka sebagai pecundang.“Kak Calvin, bisa nggak Kakak ajari aku memasak kalau Kakak ada waktu?” tanya Jordan. “Aku bisa mengajarimu kapan saja. Semuanya tergantung sama waktu luangmu. Kamu kan masih kuliah dan harus belajar dengan baik,” jawab Calvin berusaha mengingatkan adik iparnya untuk mengatur waktu belajarnya dengan baik. “Kalau begitu, Kakak harus mengajariku memasak saat aku libur kuliah, oke?” ujar Jordan penuh semangat. “Oke! Aku
Calvin selalu memperhatikan tunangannya. Dia selalu mengurus Rosalina dengan baik ketika mereka berdua makan bersama dan Rosalina belum bisa melihat. Rosalina sangat suka makan ikan. Namun, sayangnya ikan itu memiliki banyak duri di dalamnya. Calvin akan membantu Rosalina menyingkirkan duri itu agar Rosalina bisa makan dengan tenang. Merawat Rosalina sekarang sudah menjadi kebiasaan bagi Calvin. Calvin mengambilkan makanan untuk Rosalina, sedangkan Rosalina mengambilkan makanan untuk Jordan. Mereka bertiga makan dengan tenang dan penuh kebahagiaan. “Cobalah makanan buatan calon kakak iparmu ini. Masakan buatannya sangat lezat seperti koki di restoran bintang lima,” ujar Rosalina beberapa kali kepada Jordan. Makanan siang ini membuat perut Jordan membuncit sampai dia harus berpegangan pada dinding untuk membantunya berjalan karena perutnya sudah sangat penuh. Kemudian dia duduk di sofa sambil membelai perutnya yang membulat kekenyangan. Calvin berjalan keluar dari dapur setelah dia
Sekarang, hanya tersisa Ricky dan Rika di dalam ruangan. Rika berusaha menarik tangannya dari genggaman Ricky. Namun, Ricky memegangnya erat-erat bagaikan lem yang menempel di atas kertas. Rika baru bisa menarik tangannya jika Ricky melepaskan genggamannya. “Ricky, mau sampai kapan kamu berpura-pura?” tanya Rika kepada Ricky yang masih berbaring di atas meja sambil memegang tangan Rika. “Minum! Sini, ayo minum lagi!” seru Ricky.Rika menatap Ricky dengan wajah kesal. Sesaat, Rika mulai melembutkan raut wajahnya. Bagaimanapun juga, Rika harus segera mengembalikan laki-laki ini ke hotel yang berada di seberang Amber Palace Hotel. Rika berdiri dengan pasrah lalu menopang tubuh Ricky keluar dari ruang makan pribadi. Dia berniat untuk membawa Ricky kembali ke Blanche Hotel. Sepuluh menit kemudian. Rika berhasil membaringkan tubuh Ricky di atas tempat tidur. Dia menarik tangannya dan berhasil melepaskan diri dari Ricky. Rika berpikir kalau Ricky benar-benar mabuk ketika melihat laki-lak