Vandi masuk ke dalam hotel lalu melihat sekelilingnya dan berhasil menemukan Felicia. Dia pun langsung menghampiri perempuan itu. “Pak Vandi,” ucap Felicia lalu berdiri dan meletakkan ponselnya. “Bu Felicia kenapa tidak menghubungi saya ketika mobil Ibu mogok? Saya kan bisa mengatur mobil baru untuk Ibu dengan cepat,” ujar Vandi pelan. “Kita bicarakan masalah ini di dalam mobil saja,” balas Felicia lembut. Vandi melihat ke sekelilingnya dengan waspada lalu kembali menuju mobil bersama Felicia. Tidak lama kemudian, mereka berdua sudah berada di dalam mobil dan melaju meninggalkan Amber Palace Hotel. “Apa mobil Ibu memang sengaja dirusak oleh seseorang?” tanya Vandi sambil menyetir mobil yang khusus digunakan Vandi untuk menjemput Felicia. Vandi pasti akan selalu memeriksa keadaan mobil setiap kali dia akan menggunakannya untuk mengantar ataupun menjemput Felicia. Dia ingin memastikan kalau tidak ada orang yang sengaja merusak mobil ini ataupun memasang perekam di dalamnya. Selain
Masalah ini sulit untuk ditangani. Dia hanya bisa membiarkan Pak Vandi yang menanganinya. Pak Vandi adalah orang paling bisa diandalkan di sekitarnya. Orang-orang kepercayaan yang dilatih oleh Pak Vandi untuknya semuanya hebat-hebat.Vandi meminta maaf, “Ini salah saya. Saya masih belum bisa memberikan jawaban yang memuaskan untuk Non Felicia.”“Bukan salah Bapak. Hal ini sudah puluhan tahun berlalu. Kalaupun ada buktinya, pasti sudah dimusnahkan semua oleh ibuku. Semua orang yang tahu tentang hal itu mungkin juga sudah meninggal semua. Kalau mau diselidiki sampai jelas pun, akan sulit mendapatkan buktinya.”Felicia berkata lagi, “Mereka yang di Membera juga nggak bisa menemukan buktinya. Mereka lebih berpengaruh, lebih kuat dan lebih punya banyak koneksi di sana.”Sepupunya juga di Mambera.“Sudah selama ini, mereka yang di Mambera nggak melakukan apa-apa?” Vandi jadi sedikit penasaran dan merasa mereka yang di Mambera terlalu pasif.Felicia terdiam beberapa saat, lalu berkata, “Perni
Setelah mendengarkan perkataan Felicia, Pak Vandi pun tidak bertanya lagi. Dia kini memang mendapat kepercayaan Felicia, tapi dia tidak bisa terlalu mencampuri urusan pribadi Felicia. Yang penting Felicia tidak berpikir ke arah percintaan pada Riko Arahan.Pak Vandi mengantar Felicia kembali ke rumah keluarga Gatara. Kepala pelayan keluar dari rumah dan menyambut Felicia.“Non Felicia sudah pulang.”Felicia membuka pintu dan keluar dari mobil sambil menggumam mengiyakan, menanggapi kepala pelayan. Dia berjalan menuju rumah dan bertanya sambil berjalan, “Ibuku sudah pulang?”“Bu Patricia nggak ada janji dengan klien malam ini, jadi pulang kerja langsung pulang ke rumah.” Kepala pelayan itu mengikuti Felicia, menjawab pertanyaan Felicia sambil berjalan, dan tampak sangat menghormati Felicia.Namun, Felicia tahu kalau kepala pelayannya ini paling jago akting. Orang ini hanya berperilaku baik ketika ibunya ada di rumah. Namun, di balik itu, orang ini sebenarnya berada di pihak Fani.Felici
Warren tidak merasa canggung dan menarik kembali tangannya yang terulur. Dia duduk kembali dengan ekspresi tenang, tapi terus menatap Felicia.Fani tersenyum dan berkata, “Kak Felicia, Papa membantumu untuk memilih Pak Warren ini. Kakak harus mencoba untuk menjadi akrab dengan Pak Warren. Meskipun keluarga Gunaidi bukan keluarga kaya, tapi ekonomi mereka juga lumayan. Asetnya setidaknya ada miliaran.“Tapi, orang tua Pak Darren ini nggak keberatan kalau putra mereka ikut dengan keluarga istri. Kakak kan tahu sendiri, susah mencari pria yang mau ikut dengan keluarga istri. Jarang-jarang ada yang mau. Begitu menemukannya, Papa langsung memikirkan Kakak. Kakak lihat, deh. Betapa baiknya Papa dengan Kakak.” Fani mengatakannya dengan nada senang di atas penderitaan orang.Orang tua dan keluarganya mendukung usahanya untuk mendapatkan Riko Arahan. Meskipun dia tidak pernah berhasil mendekati pria itu, sikap keluarganya menunjukkan bahwa mereka ingin dia menjadi menantu keluarga kaya. Pria y
Senyum Cakra tak bisa lebih kaku lagi. Warren adalah dirinya yang dulu. Seandainya dia mempunyai kemampuan, dia tidak akan menjadi menantu keluarga Gatara, ikut keluarga istri dan dijadikan orang suruhan oleh keluarga Gatara.Untungnya, Patricia cukup baik terhadap keluarganya. Setidaknya, karena pengorbanannya, orang tua dan saudara-saudaranya bisa mendapatkan sedikit manfaat. Hanya saja, dia tidak punya banyak kebebasan, apalagi soal uang.Untuk mencegah dirinya mencari wanita lain di di luar, istrinya memberinya uang saku tidak lebih dari satu juta setiap harinya. Kalaupun dia mau selingkuh, dia tidak berani.Selama bertahun-tahun, ada banyak wanita cantik yang mendekatinya. Namun, dia tidak berani menerima mereka. Dia bahkan tidak berani mengucapkan sepatah kata pun kepada wanita-wanita cantik itu. Dia tahu betul betapa kejamnya istrinya. Jika dia membuat istrinya tersinggung, bukan hanya dirinya yang akan sial, tetapi keluarganya juga akan terkena dampaknya.Apalagi, setelah melah
Riko bahkan tidak mau melihatnya, tapi pria itu sangat baik pada Felicia si orang kampung ini.“Ma, aku akan pergi menemani Felicia besok,” ujar Fani begitu mendengar Felicia ingin mentraktir Riko makan malam, meminta izin pada ibunya.Patricia berkata dengan tenang, “Fani, kamu jangan pergi, deh. Kamu harus menyadari bagaimana sikap Pak Riko terhadapmu. Mama nggak peduli bagaimana kamu mengejar pria itu. Mama hanya peduli pada hasilnya. Sementara Felicia, dia mau mentraktir Pak Riko makan malam. Ini bagus untuk hubungan bisnis antara kedua perusahaan kita dan semuanya nggak boleh kamu kacaukan.”“Fel, kalau kamu mau mentraktir Pak Riko makan, Mama nggak keberatan. Mama senang kamu bisa mendapatkan proyek itu malam ini. Mama akan memberimu mobil baru besok. Kamu pergi ke dealer mobil dan pilih mobil baru sendiri. Budgetnya 10 miliar.”Mendengar hal itu, Fani berkata dengan iri, “Ma, mobilku nggak semahal itu.”Felicia menjawabnya, “Kamu adalah putri angkat Mama, sementara aku adalah pu
Istrinya telah memberikan banyak manfaat kepada keluarganya. Namun, wibawa dan kesuksesan istrinya membuat keluarganya tidak menonjolkan diri di luar sana. Mereka bahkan lebih merendahkan diri di depan istrinya, bersikap lebih seperti seorang pelayan. Semua itu membuat Cakra tidak senang. Dia hanya bisa menaruh semua harapannya pada putrinya.“Fani, Papa nggak bisa mengubah apa yang Mama sudah putuskan. Kamu pergi saja menemui Mama dan katakan padanya. Papa benar-benar nggak bisa berbuat apa-apa. Kamu nggak dengar kata Felicia? Papa ini yang dinikahi mamamu. Pria yang ikut dengan keluarga istri nggak punya kedudukan dalam keluarga.”“Pa.”Cakra berkata dengan tak berdaya, “Fani, Papa benar-benar nggak bisa berbuat apa-apa. Kamu juga tahu status Papa dalam keluarga.”Fani cemberut. Dia tahu ayahnya mengatakan yang sebenarnya. Di keluarga Gatara, ayah angkatnya tidak punya hak untuk bersuara.Di ruang kerja di lantai dua. Patricia duduk di depan meja kerja. Ketika Felicia masuk, dia berk
Jika Riko Arahan bisa menjadi menantunya, dia bisa tersenyum dalam mimpinya.“Ma, Pak Riko dan aku hanya berteman. Pak Riko pernah memberitahuku langsung, memintaku jangan menyukainya. Dia nggak bisa menerima perasaanku. Kalau aku menyukainya seperti Fani, akulah yang akan terluka di akhir.”“Menjadi teman bisa bertahan lebih lama.” Felicia pernah menyukai Riko Arahan. Itu adalah apresiasi natural yang dia rasakan saat bertemu dengan orang-orang hebat. Setelah pria itu mengatakan isi hatinya padanya, dia murni hanya mengagumi pria itu saja sekarang.Patricia terdiam beberapa saat, akhirnya bergumam setuju dan berkata, “Riko Arahan nggak cocok untuk keluarga kita. Kalau untuk berteman, bagus sekali.”Bisa berteman dengan Riko juga akan berdampak baik bagi Felicia ke depannya.“Kalau begitu, apa ada orang yang kamu sukai? Sebelum kamu bergabung kembali dengan keluarga ini, apa ada yang kamu sukai?”Patriia juga peduli dengan pernikahan dan pilihan pasangan hidup putrinya. Dia berkata, “