Shella mengeluh kepada suaminya sambil berencana mengambil enam juta dari amplop yang seharusnya berisi sepuluh juta untuk Odelina. Chris langsung menegurnya, mengkritik sikap Shella yang picik dan tidak memanfaatkan kesempatan untuk memperbaiki hubungan dengan Olivia dan Odelina dengan baik. Malah, Shella berencana menyimpan uang yang seharusnya untuk Odelina.Dengan berat hati, Shella memberikan amplop tebal yang berisi uang sepuluh juta itu kepada Odelina. "Ini dari mama papa. Mereka sama Roni juga ngucapin selamat, semoga lancar terus ya usahanya," ucap Shella.Setelah memberikan amplop, dalam hati Shella berharap Odelina akan menolaknya. Kalau terjadi, dia bisa bilang ke orang tuanya bahwa Odelina menolak amplop tersebut, sehingga uangnya bisa kembali ke tangan Shella.Namun ternyata Odelina menerima amplop itu. Dia berkata, "Wah, Pak Hilman dan Tante baik sekali, ya. Terima kasih."Shella tersenyum terpaksa saat Odelina menerima amplop itu. "Ayo duduk dulu, minum teh dan cemilan
Odelina meminta pelayan untuk membantu melayani Shella dan suaminya. Olivia pun turut membantu kakaknya. Sambil mencari kesempatan, Olivia bertanya pelan, "Shella datang tanpa diundang atau kamu yang undang, Kak?""Nggak diundang," jawab Odelina dengan nada datar. "Sudahlah, toh mereka sudah datang. Aku nggak mau usir mereka demi Russel."Kata Odelina, seorang wanita harus bisa memilih pasangan dengan bijak ketika hendak menjalani pernikahan. Jangan sampai seperti dirinya yang terjebak menikahi orang yang salah sehingga anaknya pun ikut terbebani memiliki keluarga yang seperti itu."Kak, pas Shella kasih amplop itu, kelihatan banget dia nggak rela, loh,” kata Olivia sambil tertawa kecil. "Melihat ekspresi kesalnya itu, aku jadi ingin tertawa. Dia pasti mikir kamu nggak akan terima amplopnya," sambung Olivia.Odelina tersenyum tipis, "Itu amplop dari kakek nenek Russel. Shella sendiri sih nggak mengeluarkan uang sedikit pun. Isinya sepuluh juta. Shella ‘kan pelit, suka sekali mengambil
Setelah berpikir sejenak, Odelina berkata, "Untuk sekarang kayaknya mereka nggak akan berbuat apa-apa. Tapi di masa depan, kita nggak pernah tahu. Kita akan mendidik Russel sebaik mungkin. Biar dia sendiri yang nantinya membuat keputusan. Lagipula, ayahnya sudah memberikan nafkah, aku nggak akan melarang dia untuk berhubungan dengan keluarga Pamungkas.""Kak, kita nggak usah membicarakan itu lagi. Hari ini restoranmu baru buka, kita harus menikmati hari ini agar usahanya lancar," kata Olivia mencoba mengalihkan pembicaraan.Odelina tersenyum, "Semoga kata-katamu membawa keberuntungan, mudah-mudahan restoran ini ramai pengunjung." Odelina sangat yakin dengan filosofi bisnis dan keahlian memasaknya.Seorang pelayan mendekat bersama seorang pria yang tidak dikenal. "Bu Odelina, pria ini ingin sekali bertemu dengan Anda. Dia bilang datang dari Cianter."Dari Cianter? Olivia dan Odelina memandang pria tersebut. Pria itu sopan mengulurkan tangan kanannya kepada Odelina. Setelah berjabat tan
Odelina berkata, “Bantu aku sampaikan terima kasih pada dia.”Pada akhirnya Odelina mengulurkan tangannya dan menerima amplop yang diberikan oleh orang tersebut. Ketika dia pergi ke Cianter lagi, Odelina akan secara pribadi mengembalikan kartu tersebut pada Felicia.“Aku akan sampaikan ucapan Bu Odelina pada beliau. Bu, tugasku sudah selesai dan aku pamit undur diri. Semoga usaha Bu Odelina akan lancar dan sukses terus.”“Pak Vandi mau tinggal untuk makan bersama?”Lelaki itu hanya tersenyum dan berkata, “Bu Odelina tahu sendiri jika sifat Bu Felicia nggak sabar. Aku tidak bisa berlama-lama. Semoga Bu Odelina mengerti,” ujar Vandi. Setelah itu dia mengangguk pada Olivia dan melambaikan tangannya sebelum berbalik pergi.Melihat punggung lelaki itu yang menjauh dengan langkah yakin dan pasti. Bisa terlihat jika Felicia sangat percaya padanya karena meminta lelaki itu yang datang kemari.“Dia kepercayaan Felicia, ya?”Dengan perlahan Odelina menjawab, “Nggak sesederhana orang kepercayaan
Odelina berjalan mendekati lelaki dewasa dan anak kecil itu yang terlihat seperti ayah dan anak. Dia tidak langsung memanggil kedua orang itu bangun, tetapi Odelina memandangi sekitar terlebih dahulu. Para karyawannya sudah membereskan semuanya ketika pulang kerja tadi. Saat ini keadaan restorannya sudah rapi.Hari ini adalah hari pertama pembukaan. Selain mengundang para teman dan keluarganya saja, ada cukup banyak orang yang datang untuk makan. Khusus untuk hari ini, Odelina akan memberikan diskon untuk para pelanggan yang datang serta memberikan sebuah hadiah kecil.Setelah menghitung omset hari ini, keuntungan yang dia dapatkan dari toko sarapannya jauh lebih banyak. Namun karena hari ini adalah hari pembukaan, banyak pula orang yang datang karena demi melihat para tamu yang datang.Odelina percaya bahwa restorannya ini pasti akan melebihi toko sarapannya yang dulu. Setelah satu tujuannya sudah tercapai, dia akan terus melangkah ke tujuannya yang lain.Perempuan itu menarik kursi d
Daniel langsung dengan refleks memeluk bocah dalam pelukannya dan membuka matanya dengan lebar. Melihat sosok yang ada di hadapannya adalah Odelina, lelaki itu menyungging senyum lebar dan bertanya, “Odelina, sudah selesai? Sudah boleh pulang? Russel sudah mengantuk, jadi aku gendong dia agar bisa tidur dulu. Tapi aku ikut ketiduran.”Odelina menarik tangannya yang tadi mengelus wajah Russel. Melihat itu membuat Daniel mengumpat dalam hati. Kenapa dia bisa lambat sekali bergerak? Seharusnya ketika Odelina menarik tangannya tadi, dia menangkap tangan perempuan itu dan memintanya menyentuh wajah Daniel.Selain itu kenapa dia begitu mudah tertidur? Siapa yang tahu Odelina akan diam-diam menciumnya ketika dia tidur tadi. Apakah masih sempat jika sekarang dia pura-pura tidur?“Sudah selesai. Jadi merepotkan Pak Daniel. Sudah malam begini masih harus bantu aku jagain Russel.”“Di antara kita jangan ada rasa sungkan. Aku senang sekali kalau Russel mau sama aku,” ujar Daniel.Dulu bahkan ketik
“Kamu memang suka masak, kamu ingin semua orang bisa makan enak tapi nggak mahal, atau mau perkembangan restoran kamu lebih maju lagi? Dalam hal mengelola restoran ini, kamu harus lebih tegas dan ada caramu sendiri. Jangan sampai pusatnya hancur, begitu hancur maka semuanya juga akan ikut hancur.”“Odelina, aku percaya kamu bisa sukses dan juga jangan buru-buru. Pelan-pelan saja, setiap langkah kita juga bisa dijadikan pelajaran dan pengalaman yang berharga,” ujar Daniel.Odelina mengangguk dan berkata, “Benar yang dikatakan Pak Daniel. Aku akan perlahan-lahan dan nggak terburu-buru. Dari pada nanti jatuh ke jurang dan aku sendiri yang rugi total.”Dia masih muda dan masih bisa berjuang delapan hingga sepuluh tahun. Odelina akan melihat keadaan dulu baru menentukan apakah akan membuka hotel berbintang. Setelah mendorong Daniel keluar dari restoran, Odelina menghentikan langkahnya. Dia berbalik dan menutup pintu restoran.“Bu Odelina, biarkan saya saja,” ujar anak buah keluarga Lumanto
Hari ini satu anak buah yang lain izin karena ada urusan yang lain dan hanya sisa satu orang saja. Odelina khawatir lelaki itu tidak sanggup menopang Daniel. Anak buah tersebut tidak menolak.Dia dan Odelina bersama-sama membantu Daniel masuk dalam mobil. Setelah itu, Odelina memasangkan sabuk pengaman. Sedangkan anak buahnya mengangkat kursi roda dan meletakkannya di bagasi.Daniel menatap Odelina ketika perempuan itu memasangkan sabuk pengaman. Jarak mereka cukup dekat hingga membuat Daniel nyaris tidak bisa mengendalikan kedua tangannya. Dia ingin sekali memeluk perempuan itu. Namun, pada akhirnya dia tetap mengendalikan keinginannya.Sekarang Odelina semakin mirip dengan keluarganya. Jika dia gegabah, kemungkinan semua usahanya di awal akan sia-sia.“Pak Daniel, sebenarnya kalian nggak perlu mengantarku. Jaraknya nggak jauh.”Daniel menatapnya dalam-dalam dan berkata, “Aku nggak akan tenang kalau nggak melihat kalian berdua masuk rumah.”Setelah berpandangan sejenak dengan lelaki i
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela