Roni memikirkan status keluarga Adhitama, lalu memikirkan kondisi adik iparnya. Kemudian, dia merasa kalau Stefan adalah anggota keluarga Adhitama, makam leluhur keluarga Hermanus pun akan mengeluarkan asap.Olivia cukup cantik, tapi kualifikasinya jauh lebih rendah daripada Amelia dalam segala aspek. Stefan bahkan tidak suka dengan Amelia, bagaimana mungkin pria itu akan menyukai Olivia?Setelah membandingkan keduanya, Roni otomatis membuang jauh-jauh pemikirannya. Dia pun beranggapan dirinya yang terlalu banyak berpikir.Stefan suami Olivia tidak mungkin anggota keluarga Adhitama!“Salah lihat kali. Ayo, kita pergi sarapan dulu.”Yenny justru berharap Roni dan Stefan saling kenal. Dengan begitu, dia ikut Roni terus, dia pun bisa mengenal Stefan juga. Mungkin saja, dia bisa masuk ke lingkungan sosial kelas atas.Akan tetapi, kenyataan telah memberinya tamparan. Hal itu tidak mungkin bisa terjadi. Lebih baik dia berhenti berkhayal.Bisa mengambil hati Roni dan membuat Roni bercerai dan
Odelina terus mencari pekerjaan. Sementara Olivia membawa keponakannya ke toko buku. Junia sangat menyukai Russel. Boleh dibilang, dia yang bermain dengan Russel sepanjang waktu, sehingga Olivia bisa membuat barang kerajinan tangannya dengan tenang.Olivia juga berencana membuat beberapa hiasan kepala dengan gaya zaman dulu dan menjualnya di toko online. Dia ingin melihat bagaimana penjualannya. Jika bagus, dia akan membuka satu toko online lagi.Di bawah pengaruh perdagangan elektronik, bisnis toko fisik sangat sulit dilakukan. Selama toko online bisa menghasilkan uang, Olivia dengan senang hati akan membuka satu toko online lagi.Menjelang tengah hari, Junia tiba-tiba bertanya pada sahabatnya, “Oliv, hari ini kamu pergi jemput suamimu ke sini lagi, nggak? Aku bawa seafood segar dari rumah. Siang ini kita pesta seafood saja.”“Kalau Pak Stefan mau datang, aku akan masak lebih banyak nasi,” imbuhnya.Junia hendak pergi menyiapkan makan siang, karena itu dia bertanya pada Olivia. Karena
“Mungkin dia belum lihat pesan yang kamu kirim. Bagaimana kalau kamu coba kirim lagi?”Olivia terdiam sejenak. Pada akhirnya, dia tetap mengambil ponselnya dan membuka aplikasi Whatsapp di ponselnya, lalu mengirim pesan ke Stefan, “Nanti siang mau makan bareng, nggak?”Begitu mengirim pesan, hanya muncul tanda centang satu. Olivia awalnya mengira ada gangguan sinyal. Namun, ketika dia mencoba mengirim pesan ke Junia, pesannya langsung masuk. Seketika Olivia pun menyadari kalau pria itu telah memblokir nomornya. Maka dari itu, Stefan tidak bisa menerima pesan yang dikirim Olivia. Kecuali Stefan membuka blokirannya.Olivia menatap pesannya yang tidak terkirim itu tanpa mengedipkan mata. Stefan menghapus dan memblokir nomornya lagi?Stefan yang pelit itu ternyata menghapus nomornya lagi!Kali ini adalah kedua kalinya Stefan menghapus nomornya. Pertama kali, keduanya baru saja mendaftarkan pernikahan mereka, masih belum terbiasa satu sama lain. Begitu keluar dari Kantor Capil, Stefan langs
Akan tetapi, Olivia selalu membelanjakan uang dengan hati-hati. Kecuali saat dia membeli perabotan besar. Kalau tidak, pengeluaran hariannya di rumah kecil mereka tidak akan melebihi 400 ribu.Stefan segera mengesampingkan pemikirannya itu. Dia terlalu malas untuk menerka-nerka. Lagi pula, dia memang memberikan uang kepada Olivia untuk dibelanjakan.Stefan marah pada Olivia, bahkan dia menghapus nomor perempuan itu. Namun, dia tetap memberikan uang yang harus dia berikan pada Olivia.Karena dia memaksa diri untuk bersama Olivia sampai perjanjian mereka berakhir. Dia tidak akan mengakhiri perjanjian lebih dulu karena itu melanggar perjanjian, dia juga harus memberikan biaya ganti rugi yang besar pada Olivia.Sepuluh menit kemudian.Ponsel Stefan menerima pesan pemberitahuan penggunaan kartu lagi. Kali ini, Olivia menghabiskan total 40 juta.Tentu saja, jumlah uang itu masih belum seberapa bagi Stefan. Dia hanya ingin tahu mengapa perempuan itu tiba-tiba menghabiskan begitu banyak uang?
“Begini, Bos. Sekalipun kamu lihat dengan matamu sendiri Olivia makan dengan pria lain dan ambil sayur untuknya, kamu harus cari tahu dulu siapa pria itu. Bagaimana kalau mereka saudara?”Wajah Stefan seketika menjadi muram, “Albert.”Secara naluriah Reiki langsung bertanya, “Albert siapa? Oh, aku tahu. Anaknya CEO Pratama Group. Sekarang dia lagi dilatih di Pratama Group. Dia ... biarkan aku analisa dulu. Nama belakang mama Albert adalah Santoso. Nama belakang sahabat istrimu juga Santoso.”Stefan langsung berkata, “Albert adik sepupunya Junia.”“Betul,betul. Mereka kakak adik sepupu. Istrimu dan Junia adalah sahabat karib. Istrimu pasti sudah lama mengenal Albert. Lagi pula, dia juga beberapa tahun lebih tua dari Albert. Mungkin saja, dia hanya anggap Albert sebagai adik.”“Mereka sama sekali nggak ada hubungan darah. Biar dia mau jadikan Albert sebagai adiknya, Albert tetap nggak bisa jadi adiknya.”Suara Reiki tercekat. Benar juga, meski Olivia mengatakan kalau dia menganggap Alber
Mungkinkah Stefan benar-benar cemburu seperti yang dikatakan Reiki? Bagaimana mungkin?Sambil duduk di kursi putar berwarna hitam, Stefan mengeluarkan ponselnya lagi. Setelah berpikir lama, dia baru memutuskan untuk mengesampingkan harga dirinya dan membalas pesan Olivia. Begitu dia buka Whatsapp, dia baru ingat kalau dia sudah hapus nomor Olivia.Untung saja, dia masih ingat nomor ponsel Olivia. Setelah mengalami pergulatan batin selama beberapa saat, Stefan baru mengumpulkan keberanian untuk menelepon Olivia.“Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif.”Stefan, “....”Apakah Olivia mematikan ponselnya? Atau perempuan itu telah memblokirnya? Stefan segera menggunakan telepon kantornya untuk menelepon Olivia dan masuk. Tanpa menunggu Olivia mengangkat telepon, Stefan langsung menutup telepon. Karena dia yakin akan satu hal. Olivia benar-benar memblokir nomor ponselnya.Padahal Stefan sudah memutuskan untuk mengalah dan memperbaiki hubungannya dengan Olivia. Namun, setelah Olivia membloki
Sopir secara naluriah menoleh ke arah Stefan yang duduk di kursi belakang. Begitu melihat ekspresi Stefan yang dingin, sopir itu cepat-cepat melihat kembali ke depan dan fokus mengendalikan kecepatan mobil. Dia terus mengikuti mobil Olivia dari jarak yang tidak jauh juga tidak dekat.Dimas teringat masalah yang paling penting. Dia pun menoleh dan bertanya pada Stefan, “Pak Stefan, malam ini pulang ke mana?”Stefan kembali ke Grand Yard Residence kemarin. Sekarang mereka mengikuti Olivia, mungkin saja Stefan akan kembali ke Lotus Residence.Stefan diam seribu bahasa. Sesaat kemudian, dia baru berkata, “Pulang ke Grand Yard, tapi ....”Pria itu melihat mobil di depannya. Keinginan Stefan terpapar jelas tanpa harus Stefan mengucapkannya sendiri.Mereka diam-diam mengawal mobil Olivia kembali ke Lotus Residence. Setelah itu, Stefan baru kembali ke vilanya.Dimas adalah orang yang cerdas. Dia segera menangkap maksud Stefan. Setelah itu, dia langsung memberi tahu sopir secara detail.Olivia
Setelah larut malam, saat hanya ada sedikit mobil dan orang di jalan, mereka menunggu Olivia lewat. Kemudian, mereka mencegat mobil perempuan itu.“Dia mau habiskan berapa banyak uang nggak ada hubungannya denganku. Sejak dulu mereka sudah pakai uang untuk memutuskan hubungan dengan kami. Mereka sudah bilang mereka nggak butuh kami rawat mereka ketika mereka masih hidup, juga nggak butuh kami menguburkan mereka ketika mereka mati. Saat itu kamu belum tahu apa-apa, kamu nggak tahu apa yang terjadi. Pulang dan lihat postingan aku, atau tanya saja pada orang tuamu.”“Tapi orang tuamu sepertinya nggak akan mau mengakuinya. Kalian sekeluarga sudah menghabiskan uang santunan peninggalan orang tuaku yang ditukar dengan nyawa mereka. Kalau nggak, kamu kira kalian bisa hidup enak seperti sekarang?”Ekspresi wajah Olivia begitu dingin, dia pun membalas kata-kata Hendra dengan nada sinis.“Aku nggak mau tahu. Kamu keluar dari mobil sekarang. Aku hitung sampai tiga. Kalau kamu masih nggak mau kelu