Hati Fani terasa hancur saat memikirkan pujaan hatinya harus berubah menjadi gay gara-gara Ricky. "Mana mungkin Pak Rhoma mikir gitu, sih? Apa mereka ingin mendekati keluarga Adhitama? Seberapa pun keluarga Adhitama berkuasa dan kaya, mereka ‘kan ada di Mambera, jauh dari sini. Meski keluarga Adhitama punya bisnis di Cianter, tapi memangnya mereka bisa sebanding sama Aurora Group? Nggak ada alasan bagi Pak Rhoma untuk merendahkan diri demi menyenangkan Ricky.""Faktanya, Ricky itu menjengkelkan, loh. Berapa banyak wanita di Cianter yang benci dia? Kalau saja membunuh itu legal, dia mungkin sudah mati berkali-kali." Fani benar-benar mengutuk Ricky dalam hatinya.Setelah diam sejenak, Patricia berkata, "Urusan seperti ini, kita sebagai orang luar nggak bisa ikut campur. Semua tergantung sama apa yang diinginkan Riko. Kalau misalnya dia benar-benar menyukai Ricky dan ingin melawan norma untuk terus bersama dengannya, ya nggak ada yang bisa menariknya kembali.""Pak Rhoma dan istrinya mem
Bertahun-tahun telah berlalu, orang-orang tua itu kini telah berada di usia senja. Mungkin saja, kehidupan saat ini tengah menguji mereka. Bisa jadi mereka sudah menjadi nenek atau buyut, sibuk mengurus cucu setiap hari. Andai kata memang benar kata mereka bahwa kedua keponakannya ditemukan, itu takkan membawa bahaya apa-apa bagi Patricia. Toh, Patricia berhasil menghentikan beberapa orang tersebut dan sudah memberi mereka peringatan keras. Patricia juga tidak khawatir jika kedua keponakannya itu kembali untuk menuntut balas atau berebut kekuasaan. Bagaimana pun juga, Patricia sudah bertahun-tahun menjadi kepala keluarga, mengendalikan kekuasaan besar keluarga Gatara. Jadi, meskipun kedua keponakannya itu ditemukan, memangnya apa yang bisa mereka lakukan untuk bersaing dengan Patricia?Jika keponakan-keponakannya itu memang memiliki kemampuan misalnya, dulu saja Patricia bisa mengenyahkan mereka, kini dia juga pasti bisa memastikan mereka tidak kembali lagi!Patricia, tentu saja, be
Meski Ricky sudah merencanakan semuanya dengan matang, tapi dia tidak yakin Rika akan terperangkap. Bagaimanapun juga, Rika telah menyamar sebagai pria selama lebih dari dua puluh tahun. Membuatnya melepas topeng dan menghadapi realitas sebagai seorang wanita bukanlah hal yang mudah. Ricky bahkan sempat berpikir Rika akan menghabiskan malam hanya untuk menontonnya berenang. Setelah menunggu cukup lama, Rika tak kunjung muncul. "Jangan-jangan dia berubah pikiran?" gumam Ricky. Ketika Ricky berdiri dan hendak memeriksa ruang ganti, pintunya terbuka. Rika keluar dengan tangan menyilang di dada, berjalan dengan canggung. Melihatnya seperti itu, Ricky tidak bisa menahan tawa. "Aku kira kamu ketiduran di dalam, sudah mau aku periksa, eh kamu malah keluar," kata Ricky sambil tertawa. "Rika, mana kepercayaan dirimu? Kamu kelihatan canggung banget sampai nggak berani angkat kepala gitu."Rika mengabaikan Ricky dan tetap dengan tangan menyilang di dada. Akan tetapi, Rika tidak lagi berjalan c
Ketika Rika naik, ternyata Ricky sudah naik terlebih dahulu. Ricky pasti sudah berada di ruang ganti karena tidak terlihat di sekitar Rika berdiri. Tanpa banyak pikir, Rika pun menuju ruang ganti. Setibanya di sana, Rika baru menyadari bahwa pakaian pria yang tadi dia lepas, termasuk 'otot dada' palsu yang dia gunakan untuk menyamar sebagai pria, sudah tidak ada. Hanya ada satu set pakaian wanita tersisa di sana. Tak perlu ditanya lagi, pasti Ricky yang telah memanfaatkan kesempatan ketika Rika asyik berenang, menyelinap ke ruang ganti wanita dan mengambil pakaian yang tadi Rika lepas. Ricky secara tidak langsung memaksa Rika untuk mengenakan dress. Rika belum pernah mengenakan dress sebelumnya. Rika pun keluar dari ruang ganti wanita dan menuju ke ruang ganti pria, sambil mengetuk pintu dan berteriak, "Ricky, kembalikan semua pakaian dan barang-barangku.""Sudah aku rapikan semuanya, nanti setelah pulang baru aku kembalikan," suara Ricky yang nakal terdengar dari dalam.Rika, deng
“Dress cantik itu aku pilihkan sendiri loh buat kamu. Malah nggak dipakai. Paling nggak pakai kek sebentar, kasih aku lihat gimana kamu kalau lagi pakai pakaian wanita,” ujar Ricky sambil memberikan pakaian yang Rika lepas sebelum berenang. "Ya sudah, sana ganti baju. Jangan sampai masuk angin."Dengan wajah tertekuk, Rika menerima pakaiannya dan kembali ke ruang ganti wanita, lalu dengan keras membanting pintu. Rika memang marah pada Ricky, tapi dia juga sadar bahwa Ricky menyerah begitu saja saat mendengar dia bersin, itu karena Ricky khawatir Rika akan kedinginan. Setiap kali Ricky bertingkah tidak tahu malu, dia selalu bisa membuat Rika sangat marah. Akan tetapi, Rika tidak bisa mengingkari bahwa saat Ricky menunjukkan perhatiannya, itu selalu terasa seperti mata air hangat yang memberikan kehangatan di lubuk hati Rika.Untuk kembali berpenampilan sebagai pria, Rika membutuhkan waktu yang lebih lama. Ricky yang telah berganti pakaian, berbaring di kursi tepi kolam, menatap langit
Rika melontarkan sindiran dengan nada sinis, "Kalau bukan karena nenekmu yang luar biasa, bukannya kamu juga akan berakhir seperti mereka? Jangan lah kamu klaim keberhasilan nenekmu sebagai pencapaianmu sendiri."Ricky terdiam. Yang dikatakan Rika memang benar. Semua ini berawal dari penyelidikan teliti neneknya, yang menemukan foto Rika dan memberikannya pada Ricky. Neneknya kemudian menyuruh Ricky untuk menjalin hubungan dan bahkan menikahi Rika.Ricky awalnya bahkan mengira neneknya akan menjodohkannya dengan seorang pria tampan, dengan tujuan untuk mengubah orientasi seksualnya. Bahkan setelah berinteraksi dengan Rika pun, Ricky sama sekali tidak menemukan tanda-tanda bahwa dia adalah seorang wanita. Jika tanpa intervensi dari kakak iparnya, Ricky mungkin masih akan bertanya-tanya apakah Rika benar-benar seorang wanita atau bukan.Tidak ada cara untuk memverifikasi identitas wanita Rika melalui orang tuanya.Melihat Ricky terdiam setelah ditusuk dengan kata-kata tajamnya, Rika mer
Mereka memiliki kolam renang di rumah, tapi sudah lama sekali Rika tidak berenang. Alasannya, Rika takut orang lain tahu kalau dia adalah perempuan. "Awalnya dia nggak mau masuk ke air, cuma diam berdiri di tepi kolam lihat saya berenang. Setelah saya bilang, kalau nggak renang sama saja dengan sia-sia datang ke sini, dia baru berpikir sejenak sebelum akhirnya masuk ke dalam air. Saya tadi juga sudah siapkan pakaian perempuan buat dia, tapi dia nggak mau pakai," ujar Ricky dengan raut wajah masam. Dia menyesal karena tidak bisa melihat Rika berpakaian sebagai perempuan.Ricky menoleh ke arah tiga orang anggota keluarga Arahan di depannya. Ronald hanya tertawa dan berkata, "Jangan lihat aku. Aku sama Kak Rika sudah jadi ‘brother’ selama lebih dari dua puluh tahun. Aku saja sama sekali belum pernah lihat dia berpakaian perempuan. Tanya saja sama orang tua kami, mungkin mereka ingat."Bu Cathy berkata, "Sejak kecil, Rika memang kami besarkan sebagai laki-laki. Pakaian yang dia pakai ngga
“Kukira kamu dan kayak sudah ada kemajuan,” ujar Ronald.Pak Rhoma mengomeli anaknya, "Pikiranmu itu yang nggak benar. Jangan anggap Ricky juga seperti itu, Ricky ini laki-laki sejati. Papa dan Mama tahu gimana harus menilai orang." Rhoma sangat mengagumi Ricky sejak pertama bertemu dan ingin sekali menarik anak muda ini ke dalam keluarga Arahan sebagai menantu. Tidak disangka, nenek dari keluarga Adhitama juga memiliki pandangan yang tajam. Tanpa mereka ketahui, Nenek Sarah sudah memilih putri mereka untuk Ricky. Sejak mengetahui putri mereka adalah pilihan nenek Sarah untuk Ricky, Pak Rhoma dan istrinya benar-benar memperlakukan Ricky sebagai menantu. Mereka juga merasa pilihan Nenek Sarah sangat benar.Rika adalah anak yang tak banyak bicara, dia selalu serius. Rika cocok dipasangkan dengan Ricky yang sangat supel dan ramah. Dengan begitu, kehidupan rumah tangga mereka nanti tidak akan kaku dan membosankan. Dengan Ricky yang pandai mengobrol, mereka berdua tidak akan kekurangan ba
Nando tidak tahu mengapa Odelina datang. Oleh karena itu, dia menjamu Odelina dengan hati-hati.“Ada sedikit urusan, jadi terlambat.” Felicia memberikan penjelasan dengan suara pelan.Kemudian, Felicia berjalan ke ruang VIP. Dia pun melihat Odelina dan rombongan pengawalnya duduk di sana, dengan secangkir teh di depan mereka. Namun, mereka tampaknya sama sekali tidak menyentuh cangkir teh tersebut.Begitu melihat Felicia datang, Odelina tersenyum dan berkata, “Kalau kamu sibuk, kamu nggak perlu datang ke sini. Kita bisa bicara lewat telepon.”Felicia juga tersenyum. “Manusia boleh berencana, Langit yang menentukan. Baru mau keluar, kakakku datang ke ruanganku. Ada dokumen yang perlu aku tandatangani. Habis itu, dia ngomong ini ngomong itu. Terus telepon mamaku sebentar. Makanya aku terlambat, buat kamu menunggu lama.”“Nggak apa-apa. Aku nggak menunggu lama.”Odelina berdiri. Setelah Felicia mendekat, mereka berdua duduk kembali. Nando juga menuangkan secangkir teh untuk Felicia. Felic
Orang yang berani menyerang Felicia hanyalah ketiga kakak dan juga ayahnya. Selain mereka, tidak akan ada yang berani sembarang menyerangnya.“Baik. Saya akan selesaikan pekerjaan saya lebih cepat. Nanti saya pergi jemput Bu Felicia.”Felicia tidak menolak. Setelah mengakhiri panggilan telepon, Felicia terdiam sejenak. Dia merasa dirinya semakin tergantung pada Vandi. Dia semakin tidak bisa meninggalkan pria itu. Selain itu, Vandi adalah satu-satunya orang yang bisa dia percayai.Felicia mengirim pesan kepada Odelina dan bertanya apakah Odelina sudah tiba. Dia juga memberitahu Odelina kalau dia akan segera tiba. Odelina segera membalas pesan. Odelina bilang dia sudah sampai di perusahaan Felicia. Seorang manajer yang menyambutnya. Felicia membalas dengan emotikon oke. Setelah menyimpan kembali ponselnya, Felicia menyalakan kembali mobilnya dan segera melaju pergi.Empat puluh menit kemudian, mobil Felicia tiba di perusahaannya sendiri. Perusahaannya berkembang dengan baik dan telah men
Sekalipun Felicia tidak ikut serta dalam persaingan keluarga Gatara, dia tetap terlibat dalam pertarungan dunia bisnis. Orang yang terjun ke dunia bisnis hanya sedikit yang benar-benar baik. Orang yang berbisnis pasti licik, yang tidak licik tidak bisa berbisnis.Setelah Felicia memulai bisnisnya sendiri, dia sudah bekerja keras sampai ke titik dia berada saat ini. Dia juga sudah melewati berbagai pertarungan. Banyak pabrik dan perusahaan kecil yang tidak dapat bersaing dengan perusahaannya. Pada akhirnya, mereka tidak mendapat pesanan dan bangkrut. Banyak perusahaan-perusahaan kecil ditutup. Di dunia ini, hanya mereka yang kuat yang akan bertahan hidup.“Saya akan cari tahu. Kalau Bu Yuna benar-benar temukan asisten itu, saya rasa dia akan segera datang ke sini,” kata Vandi.Jika kepala keluarga sebelumnya benar-benar dibunuh oleh Patricia, bagaimana mungkin Yuna tidak membalaskan dendam orang tuanya? Itu kejadian puluhan tahun yang lalu. Patricia mungkin tidak akan dijatuhi hukuman m
Setelah terdiam sejenak, Vandi berkata, “Ada penemuan baru di Kota Mambera. Sekarang saya belum tahu jelas. Coba lihat apakah Odelina akan ungkapkan sedikit informasi ke Bu Felicia.”“Nggak masalah dia ungkapkan atau nggak. Bagaimanapun juga, kami berdua saingan. Jujur saja, aku berani percaya dia, tapi dia nggak berani percaya padaku sepenuhnya. Jika dia berani percaya padaku sepenuhnya, dia nggak cocok untuk ambil alih keluarga Gatara.”Sebelum kebenaran tentang kematian kakak dan adik ibunya terungkap, Felicia tidak akan menyerahkan keluarga Gatara kepada siapa pun. Dia pernah bilang, jika benar ibunya yang membunuh kedua tantenya, dia akan kerja sama dengan Odelina dan mengembalikan semuanya kepada keturunan tantenya. Felicia akan pergi jauh dan tidak akan memberikan masalah atau ancaman apa pun terhadap Odelina.Kalau kedua tantenya meninggal murni karena kecelakaan, maka Odelina harus bersaing dengan Felicia untuk mendapatkan posisi sebagai kepala keluarga. Jika Odelina bisa mele
Kalau bukan karena campur tangan Odelina, Fani tidak akan mati. Sekalipun kematian Fani disebabkan oleh banyak faktor, Ivan juga tidak bisa dan tidak berani melakukan apa pun pada ibu serta adiknya. Oleh karena itu, dia hanya bisa melampiaskannya kepada Odelina.Di belakang Odelina ada tiga keluarga besar. Namun, keluarga Adhitama, keluarga Lumanto dan keluarga Sanjaya berada di Kota Mambera. Di sini Kota Cianter. Selama Ivan tidak melakukannya secara terang-terangan, maka tidak akan ada masalah.Felicia tidak tahu apa yang dipikirkan kakaknya. Dia berjalan keluar dari gedung kantor. Baru saja masuk ke mobil, Felicia menerima hasil penyelidikan yang dikirim oleh Vandi. Setelah melihat hasil penyelidikan, Felicia bersikap seperti biasa saja. Dia mengemudikan mobilnya keluar dan meninggalkan perusahaan.Beberapa menit kemudian, Vandi menelepon. Felicia menepikan mobilnya dan mengangkat telepon dari Vandi.“Bu Felicia, Pak Ivan adalah dalang dibalik kejadian dua mobil yang menabrak Bu Ode
Felicia menatap Ivan sejenak, lalu berkata, “Baguslah kalau nggak ada. Sekarang aku sangat sibuk. Mama nggak ada di sini juga. Kalau Kak Ivan buat masalah, aku nggak ada waktu untuk bantu Kak Ivan.”“Tenang saja, nggak akan. Aku kerja setiap hari. Kalau nggak kerja juga pergi ke rumah mama mertuaku. Urusan dengan kakak iparmu saja nggak kelar-kelar, mana ada waktu untuk pergi buat masalah. Lagi pula, aku sudah tua. Kalau aku benar-benar buat masalah, aku akan bereskan sendiri. Aku mana berani minta kamu bantu aku.”“Baguslah kalau begitu. Kak Ivan kembali saja. Aku juga mau keluar,” kata Felicia.Usai berkata, Felicia berdiri dan berjalan keluar dari meja kerjanya. Keduanya keluar dari ruangan bersama-sama. Ivan ingin cari tahu apa yang Felicia lakukan di luar, tapi Felicia menutup rapat mulutnya. Alhasil, Ivan tidak mendapatkan informasi apa pun.Setelah masuk ke dalam lift, Felicia berdiri tegak di depan. Sedangkan Ivan di belakangnya. Dia yang mengenakan setelan formal benar-benar m
“Memangnya kenapa kalau dia punya banyak pendukung? Toh mereka semua ada di Kota Mambera. Mereka hanya punya bisnis kecil di Kota Cianter. Kamu kira mereka bisa ikut campur urusan keluarga kita?”“Memangnya kenapa kalau dia keturunan Tante? Tante sudah meninggal puluhan tahun yang lalu. Kepala keluarga yang sekarang adalah mama kita. Kalau kamu nggak mampu, wajar saja posisi kepala keluarga dikembalikan ke mereka. Tapi kamu mampu. Mana mungkin posisi ini dikembalikan ke mereka?”“Apakah Odelina punya kemampuan itu? Memangnya kenapa kalau dia buka perusahaan di Kota Cianter? Keluarga Gatara nggak ada yang kenal dia. Saat kamu baru pulang pun, banyak orang yang nggak anggap kamu bagian dari keluarga. Apalagi Odelina. Banyak orang yang nggak senang dengan Mama. Tapi mereka bisa apa?” ujar Ivan panjang lebar.Usai berkata, Ivan bergumam pelan, “Mungkin saja Odelina juga orang yang berumur pendek, seperti neneknya, meninggal di usia paruh baya.”Ivan sudah menyuruh orang untuk menabrak Odel
Felicia menatap dan berkata, “Keponakanku usianya hanya sepuluh tahun lebih muda dariku, nggak cocok jadi anakku. Kalau memang mau adopsi, keponakan yang paling kecil baru berusia beberapa tahun, dia lebih cocok.”Keponakan Felicia yang paling kecil adalah anak dari Erwin, kakak ketiga Felicia. Anak itu baru berusia enam tahun. Tentu saja, Felicia hanya asal bicara saja. Dia tidak akan benar-benar mengadopsi keponakannya untuk menjadi anaknya. Felicia ingin punya anak sendiri.Jika tidak ada pria lain, dengan Vandi pun tidak masalah. Nanti Felicia tinggal melakukan program bayi tabung dengan menggunakan benih dari Vandi. Dengan kecerdasan dan kemampuan Vandi, anak mereka pasti akan jadi anak yang pintar juga.Sebenarnya bakat beberapa keponakan Felicia boleh dibilang rata-rata, sulit untuk dilatih menjadi penerus keluarga. Kalau bisa, Patricia juga tidak akan terburu-buru untuk melatih Felicia. Begitu tahu Fani bukan anak kandungnya, perhatian Patricia sudah tertuju pada cucu-cucunya.
Patricia tidak ingin melanjutkan pembicaraannya dengan Ivan. Dia pun berkata, “Kalau nggak ada urusan lain, aku tutup dulu teleponnya.”“Ma, aku akan bantu Felicia. Nggak ada apa-apa, Ma. Mama lanjut kerja saja.”Patricia menutup telepon. Ivan spontan menghela napas lega setelah ibunya menutup telepon. Kemudian, dia mengangkat tangannya untuk menyeka keringat dingin di dahinya. Setelah bertindak impulsif dengan menuding ibunya, Ivan langsung berkeringat dingin. Di cuaca yang begitu dingin, dia masih bisa berkeringat. Itu membuktikan kalau dia sangat ketakutan.Felicia mengambil tisu dan memberikannya kepada Ivan. Ivan meletakkan ponsel dan mengambil tisu dari adiknya, lalu menyeka keringat di wajahnya sambil berkata, “Aku ketakutan setengah mati tadi. Aku bahkan nggak tahu kenapa aku berani ngomong seperti itu.”“Salah makan obat kali, makanya jadi berani.”Ivan memelototi Felicia dan menyalahkannya. “Gara-gara kamu. Kamu telepon sama Mama, kenapa pula kasih ponselmu ke aku. Sekarang a