Terserah Stefan mau menghancurkan barang sebanyak apa. Toh, rumah ini juga miliknya. Kalau semua barang hancur, dia juga yang rugi.Stefan melirik gelas yang sudah pecah. Kemudian, dia pun kembali ke kamarnya sendiri. Dia bergegas ke kamar mandi, lalu mengisi bathtub hingga penuh. Kemudian, dia merendam tubuhnya di air dingin agar pikirannya jadi lebih jernih.Stefan memang minum banyak alkohol, tapi dia tidak sepenuhnya mabuk. Dia masih berpikir rasional, tapi dia selalu bertindak impulsif ketika minum terlalu banyak alkohol.Pada akhirnya, Olivia yang keluar dari kamar untuk mematikan lampu di ruang tamu. Dia membantu Stefan hemat biaya listrik.Malam ini, pasangan itu bolak-balik di atas tempat tidur, tidak bisa tidur. Keduanya saling merasa kesal.Olivia marah karena Stefan mencurigainya. Sedangkan Stefan marah karena Olivia dekat dengan Albert. Stefan sangat yakin kalau yang dia lihat adalah kebenarannya.Olivia mengatakan kalau dia telah mengenal Albert lebih dari sepuluh tahun.
Grand Yard Residence adalah kompleks vila kelas atas di Kota Mambera. Orang-orang yang tinggal di kompleks tersebut sudah pasti konglomerat yang kaya raya.Sebelum Stefan menikah dengan Olivia, setiap hari dia pulang dan tinggal di sini. Sesekali dia baru kembali ke rumah lama keluarganya untuk menemani orang tua dan neneknya.Vila yang Stefan tempati awalnya terdiri dari beberapa vila kecil. Setelah membeli vila-vila itu, dia gusur semuanya dan membangun kembali sebuah vila besar dengan taman di bagian depan dan belakang. Meskipun tidak sebesar rumah lama keluarganya, vila itu sudah sangat luas untuk Stefan tempati sendiri.Pak Arif tahu kalau Stefan pulang, bahkan pulang dengan keadaan lapar. Karena itu, dia segera meminta bagian dapur menyiapkan makan siang untuk Stefan dulu.Stefan bangun kesiangan, maka dari itu yang seharusnya sarapan sudah jadi makan siang. Setelah kembali ke rumah yang familiar baginya, lalu makan sampai kenyang, suasana hati Stefan yang buruk berangsur membaik
Setelah melihat pemandangan cukup lama, Olivia mulai merasa mengantuk. Karena itu dia bersandar di kursi ayun dan berniat tidur selama dua menit. Pada akhirnya, begitu dia tidur, dia tidur sampai pukul lima pagi. Saat dia bangun, langit sudah hampir terang. Bisa-bisanya dia tidur di balkon sepanjang malam.Setelah bangun, Oliva pun tahu kalau Stefan belum pulang semalaman. Kalau tidak, pria itu akan membangunkannya.Pria itu memang agak dingin, tapi dia bukan orang yang tidak berperasaan. Stefan sangat baik pada Olivia. Dia telah memberi Olivia semua yang seharusnya dimiliki seorang istri.Olivia berdiri dan meninggalkan kursi ayun. Dia kembali ke ruang tamu dan menyalakan lampu. Kemudian, dia melihat dua barang kerajinan yang dia bawa pulang masih ada di atas meja. Olivia terdiam sesaat, lalu dia berjalan ke kamar Stefan.Pintu kamar itu terkunci. Olivia tidak memiliki kunci kamar Stefan, karena itu dia tidak bisa membuka pintu kamar itu. Kemungkinan, pria itu tidak pulang.Hari ini h
Roni menoleh dan melihat ke dalam rumah. Dia kembali sendiri tadi malam. Dia kembali karena dibujuk terus oleh orang tua dan kakaknya. Kalau tidak, dia masih ingin tinggal di rumah orang tuanya selama beberapa hari lagi. Dengan begitu, dia bisa bersama Yenny terus dan pergi ke mana-mana dengan bebas.Biasanya Odelina tidak pergi ke rumah mertuanya. Setiap kali dia pergi ke sana, dia hanya akan mendapat sindiran dari ibu mertua dan kakak iparnya. Karena sering mengalami hal itu, Odelina pun merasa kesal. Oleh karena itu, dia tidak akan pergi ke rumah mertuanya kalau tidak ada apa-apa. Itu sebabnya Roni berani menempel terus dengan Yenny.Selama beberapa hari Roni cuti untuk memulihkan diri di rumah, Yenny akan datang merawatnya selepas kerja. Yenny akan membelikan suplemen dan makanan yang enak untuknya. Hubungan keduanya mengalami kemajuan yang sangat besar. Seandainya bukan karena Yenny bersikeras menunggu Roni bercerai dan tidak ingin memiliki hubungan tanpa status dengan Roni, mere
Odelina tetap menanggapinya, “Nggak sarapan dulu?”“Nggak, deh. Aku beli di luar saja. Nanti siang aku ada perjamuan, nggak bisa pulang untuk makan. Kamu makan sama Russel saja.”Roni merasa cukup kesal ketika melihat Odelina hanya bertanya sebentar. Perempuan itu tidak mengambilkan jaket dan tasnya, lalu mengantarnya ke luar seperti sebelumnya. Dia merasa Odelina tinggal di rumahnya, makan dengan uangnya, tapi tidak mau melayaninya.Shella, kakaknya, sangat baik kepada suaminya. Boleh dibilang, Shella memperlakukan suaminya seperti seorang raja. Shella bahkan harus pergi bekerja untuk mencari uang.Sedangkan Odelina tidak melakukan apa pun, malah bersikap buruk padanya. Oleh karena itu, bukan salahnya dia tidak mencintai Odelina. Perempuan itu tidak layak menjadi seorang istri.Roni menemukan alasan yang masuk akal untuk berselingkuh. Pada akhirnya, dia pergi sendiri untuk mengambil jas, tas kerja dan kunci mobil. Sebelum pergi, dia pun berkata pada anaknya, “Russel, Papa pergi kerja
“Setelah menikah, dia nggak kerja, nggak punya penghasilan. Dia hanya tahu bergantung sama aku. Semua barang di rumah dibeli pakai uang aku. Dia punya hak apa untuk bagi harta denganku?” Roni berkata dengan angkuh, “Asalkan aku dan dia bercerai, dia pasti pergi dengan tangan kosong, Dia nggak akan mendapatkan apa pun.”Terakhir kali Odelina bilang pada Roni. Kalau mereka bercerai, Roni harus mengembalikan uang untuk renovasi rumah kepada Odelina. Roni juga sudah mengatakan kalau dia tidak akan memberikan sepeser pun kepada Odelina.Sekarang Roni tidak menceraikan Odelina karena mempertimbangkan Russel masih kecil, butuh seseorang untuk menjaganya. Karena itu, Roni anggap Odelina sebagai pengasuh gratis. Pengasuh gratis ini benar-benar menjaga anaknya dengan sepenuh hati. Dia sama sekali tidak perlu khawatir anaknya akan dianiaya oleh pengasuh.Yenny ingin mengatakan kalau tabungan juga termasuk harta bersama. Begitu Odelina mengajukan gugatan, perempuan itu bisa mengambil setengah dari
Begitu Roni mendengar kalau orang yang tadi adalah Stefan, dia langsung tersentak dan berkata, “Pantas saja rombongannya begitu besar. Ternyata Pak Stefan. Aduh, sayang sekali. Kalau aku tahu itu Pak Stefan, aku pasti akan menerobos ke depan untuk lihat wajah tampan Pak Stefan.”Dengar-dengar, Stefan memiliki wajah yang sangat tampan.Bapak-bapak yang tadi melirik Roni sekilas, lalu berkata sambil tertawa pelan, “Kamu tampan juga. Tapi kalau bandingkan kamu dan Pak Stefan, kamu akan kalah telak.”Roni juga tidak marah, “Aku mana berani bandingkan aku dengan Pak Stefan? Satu-satunya orang di Kota Mambera yang bisa dibandingkan dengan Pak Stefan mungkin hanya Pak Aksa. Aku merasa sangat beruntung bisa bertemu dengan Pak Stefan hari ini. Nanti aku harus pergi beli lotre, siapa tahu bisa dapat jackpot.”Bapak itu tertawa karena kata-kata Roni. Sementara itu, Yenny tampak takjub. Setelah bapak itu pergi, dia langsung menggandeng tangan Roni dan berjalan ke restoran hotel sambil berkata, “Pa
Roni memikirkan status keluarga Adhitama, lalu memikirkan kondisi adik iparnya. Kemudian, dia merasa kalau Stefan adalah anggota keluarga Adhitama, makam leluhur keluarga Hermanus pun akan mengeluarkan asap.Olivia cukup cantik, tapi kualifikasinya jauh lebih rendah daripada Amelia dalam segala aspek. Stefan bahkan tidak suka dengan Amelia, bagaimana mungkin pria itu akan menyukai Olivia?Setelah membandingkan keduanya, Roni otomatis membuang jauh-jauh pemikirannya. Dia pun beranggapan dirinya yang terlalu banyak berpikir.Stefan suami Olivia tidak mungkin anggota keluarga Adhitama!“Salah lihat kali. Ayo, kita pergi sarapan dulu.”Yenny justru berharap Roni dan Stefan saling kenal. Dengan begitu, dia ikut Roni terus, dia pun bisa mengenal Stefan juga. Mungkin saja, dia bisa masuk ke lingkungan sosial kelas atas.Akan tetapi, kenyataan telah memberinya tamparan. Hal itu tidak mungkin bisa terjadi. Lebih baik dia berhenti berkhayal.Bisa mengambil hati Roni dan membuat Roni bercerai dan
Olivia tersenyum, "Anak-anak memang seperti itu. Dalam hidup ini, masa yang paling bahagia dan tanpa beban adalah masa kanak-kanak. Saat mereka bertambah besar dan mulai bersekolah, mereka akan menghadapi tekanan belajar dan nggak bisa lagi sebebas dan seceria sekarang." Mulan mengangguk setuju. "Itu benar, aku bahkan ingin kembali ke masa kecil. Waktu masih jadi anak kecil, rasanya sangat menyenangkan." Saat kecil, dia adalah anak kesayangan di keluarganya. Semua orang memanjakannya, bahkan lebih bahagia dibandingkan anak angkat mereka. Liam harus belajar ilmu medis dan seni bela diri. Sementara sebelum masuk sekolah dasar, Mulan hanya bermain sepanjang waktu. Olivia berkata padanya, "Ucapanmu itu sebaiknya jangan terlalu keras, jangan sampai Yose mendengarnya. Nanti dia malah mengira kamu merasa nggak bahagia setelah menikah dengannya, lalu dia akan memikirkan berbagai cara untuk membuatmu senang." Mulan secara refleks menoleh ke arah Yose. Seolah memiliki telepati, lelaki itu j
Anak perempuan memang sangat menggemaskan. Anak perempuan juga lebih patuh dibandingkan anak laki-laki, tidak terlalu nakal. Ibu mertuanya berkata, “Bukannya bilang nggak mau punya anak kedua? Kalau mau lagi, sebaiknya tunggu beberapa tahun lagi. Nanti setelah Tiano masuk taman kanak-kanak, baru kalian coba punya anak kedua.” Dia tidak mempermasalahkan berapa banyak anak yang ingin dimiliki oleh menantunya. Tidak ikut campur, tidak mendesak mereka untuk memiliki anak. Anak-anaknya sudah dewasa, mereka punya pemikiran sendiri. Asalkan mereka tahu apa yang mereka lakukan, itu sudah cukup. Selama anak-anaknya merasa bahagia, dia tidak peduli apakah mereka menikah atau tidak, memiliki anak atau tidak, dan berapa banyak anak yang ingin mereka miliki.“Ya, sekarang belum saatnya memiliki anak lagi. Sekarang pun aku nggak ada waktu untuk hamil dan melahirkan,” kata Kellin. Dia teringat bahwa malam ini dia harus berangkat ke Mambera, menemani Setya ke Cianter. Setiap hari dia sibuk ke san
Kellin tersenyum dan berkata, "Archie, Tante Kelli nggak bisa menggendong kamu, duduk saja dulu dan mainkan mainanmu." Archie yang sudah mengulurkan tangan tetapi tidak digendong langsung tidak senang dan mulai berteriak ke arah Kellin. "Wah, sekarang kalau nggak digendong, sudah bisa protes, ya?" Kellin tertawa, lalu melepaskan satu tangan dan meraih pinggang Archie, menggendongnya juga. Begitu digendong, bocah itu melihat adiknya masih memegang mainan di tangannya. Dengan sikap dominan, dia langsung mengulurkan tangan untuk merebutnya. Audrey menggenggam erat mainannya, tidak membiarkan kakaknya merebutnya. Archie tetap berusaha merebut, tetapi Audrey lebih kuat. Dia menarik mainannya kembali dengan sekuat tenaga, lalu langsung mengayunkannya ke arah kakaknya. Archie yang terkena pukulan beberapa kali dengan mainan itu, langsung merengut, matanya memerah, bersiap untuk menangis keras-keras. "Bibi, cepat gendong Archie, dia mau menangis!" Kellin paling takut jika anak-anak menan
Di mata ibu mertuanya, Kellin mungkin terkenal suka menggigit orang dan yang paling sering digigitnya adalah anak kecil. Siapa suruh kulit bayi begitu halus dan lembut? Melihatnya saja sudah membuat orang ingin menggigit, dan kalau sudah tidak bisa menahan diri, ya benar-benar menggigit. Kellin pun mengikuti ibu mertuanya masuk ke dalam rumah. "Ma, kapan guruku dan yang lainnya sampai?" "Mereka sudah datang. Yose dan adiknya keluar untuk menjemput mereka," jawab Wanita itu. Kellin mengangguk, lalu merasa lega saat melihat anaknya sudah berhenti menangis. Dia takut anaknya masih menangis saat gurunya masuk ke dalam rumah nanti. "Lain kali jangan sering-sering menggigit Tiano," ujar mertuanya."Kalau memang nggak bisa menahan diri, setidaknya jangan gigit terlalu keras. Kulit bayi masih lembut, meskipun hanya digigit pelan, tetap akan memerah cukup lama. Lagi pula, dia anakmu sendiri, apa kamu nggak kasihan sama dia? Sering menggigit seperti ini, seperti harimau saja." "Waktu hamil
Kellin tertawa kecil sambil mencubit lembut pipi anaknya, "Maunya selalu digendong. Siapa yang punya waktu untuk terus menggendongmu? Semua gara-gara papamu yang terlalu memanjakanmu, waktu di masa nifas selalu menggendongmu." Saat pertama kali menjadi ayah, setiap kali anaknya menangis, Jhon langsung menggendongnya. Akibatnya, Tiano jadi terbiasa digendong, sehingga begitu lepas dari pelukan orang dewasa, ia mudah terkejut dan menangis. "Belum lagi kakekmu juga sangat memanjakanmu. Dia yang paling menyayangimu." Tiano tersenyum pada ibunya. Melihat senyum anaknya, hati Kellin menjadi luluh. Dia pun mencium pipi anaknya yang halus. Merasa kulit anaknya begitu lembut, dia tidak tahan untuk menggigitnya sedikit. Menurutnya, dia menggigit dengan sangat pelan. Namun, sesaat kemudian, anaknya cemberut lalu menangis keras. "Dasar bocah, Mama cuma menggigitmu sedikit saja. Siapa suruh kulitmu begitu halus dan lembut? Mama jadi nggak bisa menahan diri. Lagipula Mama nggak menggigitmu denga
Kellin mengambil putranya yang terus menangis dari pelukan pengasuh dan bertanya, "Apa dia buang air?" "Nggak, baru saja diganti popoknya." "Dia juga baru saja makan, lalu kenapa menangis lagi? Ribut sekali, siang menangis, malam pun menangis. Nggak bisakah dia sedikit tenang?" Kellin menggendong putranya sambil menenangkannya, lalu bertanya kepada pengasuh, "Papanya di mana?" "Pak Jhon mungkin ada di tempat Pak Yose."Karena Dokter Panca dan beberapa tamu termasuk Olivia hari ini datang, maka Yose dan saudaranya tidak pergi ke kantor dan tetap di vila untuk menunggu para tetua. Kellin pun berkata kepada pengasuh, "Baiklah, aku akan membawanya bermain dengan kakak-kakaknya." Meskipun kakak-kakak Tiano juga masih anak-anak, mereka sering berkumpul dan saling menatap. Terkadang juga menangis bersama, tetapi lebih sering bermain bersama.Namun, karena Tiano lebih kecil beberapa bulan dari mereka, dia belum bisa duduk dan hanya bisa berbaring di tempat tidurnya. Bocah itu tidak bisa
"Benar, Kakek Setya, menunggu satu atau dua hari lagi juga nggak masalah. Bagaimana kalau kami menemani Kakek jalan-jalan?" Aldi ikut menimpali perkataan ibunya. Bahkan Elang juga berkata, "Kakek, Tante Yuna benar. Sudah menunggu selama puluhan tahun, menunggu satu atau dua hari lagi juga nggak ada bedanya. Yang terpenting adalah kesehatanmu. Kellin mungkin akan tiba malam ini." "Sejak melahirkan, dia selalu ingin pergi ke luar. Katanya anaknya suka menangis dan rewel." Elang tertawa, "Tiano mirip sekali dengan Kellin saat kecil, suka menangis dan rewel." "Tapi kenapa aku ingat waktu Kellin kecil sangat mudah diurus?" Kenangan Setya tentang Kellin saat kecil berhenti pada usia dua atau tiga tahun. Pada usia itu, Kellin tidak banyak menangis dan sangat penurut. Ingatannya juga luar biasa, dia bisa mengingat segala sesuatu yang diajarkan kepadanya meskipun belum bisa menguasainya sepenuhnya. Setelah mengingatnya, dia akan mencerna dan memahaminya sendiri perlahan-lahan. Elang yang
Olivia merupakan menantu paling tua di keluarga Adhitama. Ibu kandung Olivia, Reni, adalah putri kedua dari kepala keluarga Gatara yang sebelumnya. Kelak, Odelina akan menjadi menantu keempat keluarga Lumanto. Perempuan itu memiliki status dan kedudukan yang sama dengan Olivia. Keluarga Sanjaya juga memiliki hubungan dengan keluarga Gatara karena Yuna, adalah putri sulung dari kepala keluarga Gatara sebelumnya. Oleh karena itu, keluarga Adhitama, keluarga Sanjaya, dan keluarga Lumanto adalah tiga keluarga yang bersedia dijaga hubungannya oleh Organisasi Lima Kaisar dalam jangka panjang. Semua ini berkat pengaruh Setya. Elang sebelumnya tidak memiliki hubungan dengan ketiga keluarga ini. Namun, setelah gurunya datang ke Mambera, dia telah menyelidiki semua keluarga besar di sana dan mengetahui bahwa empat keluarga tersebut menguasai Mambera. Umumnya, tidak ada yang berani menyinggung mereka. Para pemimpin dari empat keluarga besar itu juga mampu mengendalikan anggota keluarganya, me
“Dokter Panca bilang, dia akan mengatur agar Dokter Dharma datang dan menemani kita pergi ke Cianter,” kata Yuna. “Dengan adanya Dokter Dharma bersama kita, setidaknya kita bisa lebih tenang,” lanjutnya. Setya sudah sangat tua. Perjalanan jauh membuat semua orang khawatir dan takut jika sewaktu-waktu napasnya tersendat, dia akan langsung pergi begitu saja. Dengan kehadiran Dokter Dharma atau Dokter Panca, mereka bisa merasa lebih lega. “Dokter Dharma sering bepergian untuk mengobati orang. Kalau dia pergi selama beberapa hari, Olivia juga nggak akan curiga,” lanjut Yuna. “Kalau saja Olivia nggak sedang hamil, kami juga nggak perlu menyembunyikan ini darinya.” “Bayinya lebih penting, lebih baik kita merahasiakannya,” kata Setya, yang juga setuju untuk menyembunyikan ini dari Olivia. Apalagi setelah mengetahui bahwa Olivia baru bisa hamil setelah satu tahun menikah. Kehamilan ini tidak mudah baginya, ditambah lagi dengan tekanan besar yang dia hadapi. Jika perempuan itu tahu bahwa s