Kepala keluarga Gatara saat ini berusia 70 tahun. Dia baru berusia 18 tahun ketika kepala keluarga sebelumnya melahirkan anak pertama. Tante Yuna seharusnya berusia 52 tahun saat ini kalau memang dia adalah keponakan tertua kepala keluarga Gatara saat ini. Namun, Olivia ingat kalau tantenya saat ini berusia lebih dari 52 tahun. Tante Yuna mendapat dukungan dari keluarga Sanjaya dan kekaguman dari suaminya ketika dia bekerja di Sanjaya Group. Setelah itu, dia menikah dan melahirkan anak pertamanya yang sekarang sudah berusia 32 tahun. Itu artinya, Tante Yuna melahirkan anak pertamanya ketika berusia 20 tahun kalau memang dia adalah putri pertama dari kepala keluarga Gatara sebelumnya. Walaupun 50 tahun yang lalu menikah di usia 20 tahun adalah hal yang biasa, bagi Olivia usia itu masih sangat muda untuk melahirkan seorang anak. “Tante, putri tertua kepala keluarga Gatara sebelumnya seharusnya saat ini berusia 52 tahun. Tapi sepertinya usia Tante nggak cocok sama usianya,” ujar Olivia.
Olivia sadar kalau masalah ini sangatlah penting bagi Yuna dan akan mempengaruhi suasana hatinya. Jadi, dia pun berkata dengan penuh kasih sayang kepada tantenya, “Tante tenang, ya. Aku sama Amelia mau keluar jalan-jalan dulu sebentar.”Yuna mengangguk lalu berkata, “Amelia, kamu keluar saja sama Olivia. Kamu nggak perlu mengkhawatirkan Mama. Mama nggak apa-apa, kok. Lagi pula, badai seperti apa sih yang belum pernah Mama lewati sebelumnya?” Dia adalah anggota keluarga Gatara sekaligus anak tertua dari kepala keluarga Gatara sebelumnya. Kedua orang tuanya dibunuh oleh tante keduanya. Sekarang, dia perlu mencari bukti untuk menyeret tante keduanya ke pengadilan guna menuntut keadilan bagi kedua orang tuanya dan para kerabatnya yang tewas. Namun, kejadian itu sudah berlalu puluhan tahun yang lalu. Apa mungkin Yuna masih bisa mengumpulkan bukti-bukti itu?Yuna berusaha untuk menenangkan dirinya terlebih dahulu. Dia harus menunggu sampai penyelidikan selesai sebelum bertindak dan membuat
“Kemungkinan besar, Mama berasal dari keluarga Gatara di Cianter. Orang tua Mama kemungkinan dibunuh oleh tantenya Mama. Itu artinya tantenya Mama sekarang adalah kepala keluarga Gatara saat ini kalau memang Mama benar-benar berasal dari keluarga Gatara,” jelas Amelia secara singkat. Rudy langsung merasa masalah ini adalah masalah besar ketika mendengar penjelasan Amelia. Jadi dia buru-buru berkata, “Oke, Papa akan segera pulang. Sebenarnya, bukan Papa yang mau pergi memancing, tapi mamamu yang bilang kalau ikan di sungai akan terasa lebih enak kalau dipanggang. Makanya, Papa setiap hari berada di sungai untuk memancing.”Istrinya adalah sosok yang paling dicintainya di dunia ini. Jadi, bagaimana mungkin dia lebih peduli pada kesenangannya daripada istrinya? Lagi pula, dia sering pergi memancing akhir-akhir ini karena permintaan istrinya. “Hati-hati di jalan. Jangan ngebut, ya,” ujar Amelia. “Oke,” pungkas Rudy lalu menutup teleponnya dan bersiap untuk pergi menemui istri tercintany
Air mata tanpa sadar jatuh menetes dari sudut mata Olivia setelah mendengar perkataan Amelia. Dia merasa sangat bersyukur memiliki sepupu sebaik Amelia. “Tante Reni di surga pastinya merasa sangat bahagia karena anak-anak perempuannya sudah berhasil menjalani hidup dengan baik,” ujar Amelia yang dibalas dengan anggukan Olivia yang penuh semangat. Kedua orang tuanya pasti bisa beristirahat dengan tenang di akhirat setelah mengetahui kedua anak perempuannya sudah hidup dengan bahagia. Begitu pun, kedua anak perempuannya yang merasa senang dengan kehidupannya dan berhasil membuat orang tuanya tenang di sana. “Ting tong ….”Bel pintu tiba-tiba berbunyi ketika Olivia dan Amelia sedang berjalan di halaman. Mereka langsung menoleh ke arah pintu masuk dan menemukan ada seseorang di depan pintu gerbang. Amelia langsung menghampiri pintu gerbang dan membuka pintu itu tanpa menunggu pelayan untuk membuka pintunya karena dia tahu siapa orang yang ada di balik pintu. Ternyata orang itu adalah pe
Olivia terkejut tak percaya. Dia menunjuk ke arah seikat bunga dan beberapa tas itu, "Dari Bram? Bram yang aku kenal itu?"Di mata Olivia, meski Bram tampak ramah, tapi sebenarnya dia sangat sulit untuk didekati. Olivia adalah istri Stefan dan sahabat baik Junia. Itulah mengapa Bram bisa sedikit “dekat” dengan Olivia. Bram bahkan juga pernah mengatakan bahwa dia memiliki penyakit. Penyakit tanpa perasaan, katanya. Maksudnya, di antara semua wanita di dunia, hanya akan ada satu wanita yang bisa membuatnya menjadi pria sejati. Wanita itu, tidak mungkin adalah Amelia. Bram bukan pertama kali bertemu dengan Amelia. Jika memang Amelia adalah wanita yang Baram maksud, Bram tidak mungkin masih “sendiri” sampai sekarang. Urusan pernikahan Bram sudah membuat ayah dan ibunya sangat frustasi. Karena Bram tidak kunjung menikah, adiknya juga ikut tak mau menikah. Dan sepupu-sepupu Bram, kecuali Reiki, juga tidak ingin menikah. Mereka semua menggunakan Bram sebagai tameng. Paman dan bibi Bram
Olivia berpikir lagi, kemudian berkata, “Iya juga, Jonas bukan orang yang kayak gitu, ya. Bram juga nggak mungkin mudah dimintai tolong. Bahkan Stefan saja belum tentu bisa minta tolong sama dia. Setiap kali Stefan mau minta Bram melakukan sesuatu, dia pasti minta Reiki yang bilang.“Mel, apa pun motif Bram, yang penting kamu tetap harus baik-baik sama Jonas, ya. Tante sudah merasa Jonas lebih cocok sama kamu, ‘kan? Nggak lama lagi kalian pasti akan dapat hasilnya.”Olivia sangat optimis. Mungkin karena hal ini tidak terjadi pada dirinya sendiri, itulah mengapa Olivia tidak sekhawatir Amelia. Jika Bram tidak benar-benar menyukai Amelia, maka seharusnya bukan masalah besar. “Tapi ini jadi kayak batu besar yang terikat di depan aku dan Jonas, Liv. Entah kapan batu itu akan kena kami,” Amelia menghela napas, “Aku nggak beruntung banget, deh, kayaknya. Di percintaan, ada saja masalahnya.”Tak usah bicarakan masalahnya dengan Stefan, itu murni bertepuk sebelah tangan. Akan tetapi, saat ini
Setelah berbincang sejenak, Rudy dan Aksa pulang. Saat melihat ayah dan anak itu pulang, Amelia dan Olivia juga ikut masuk ke dalam rumah. Namun, Olivia segera meninggalkan rumah keluarga Sanjaya karena Stefan meneleponnya. Setelah keluar dari rumah keluarga Sanjaya, Olivia menuju ke Adhitama Group. Stefan baru saja selesai rapat dan kembali ke ruangannya. Begitu duduk, Olivia mengetuk pintu dan masuk."Sayang," sapa Stefan saat melihat istrinya datang. Dia bangkit menyambut Olivia."Kamu menelepon, menyuruhku datang ke kantor, ada apa? Aku tanya di telepon, kamu nggak mau jawab," keluh Olivia. Tadi Olivia buru-buru meninggalkan rumah keluarga Sanjaya untuk ke kantor atas panggilan Stefan, tapi ketika ditanya apa perkaranya, Stefan tidak menjawab. Olivia pun segera bergegas datang karena khawatir.Stefan menyuruh Olivia duduk di sofa, kemudian menuangkan segelas air hangat untuknya dan membawa beberapa cemilan sebelum tersenyum berkata, "Nggak ada apa-apa, kok. Aku cuma pengin makan
“Kamu sudah ngomong sama tante?” tanya Stefan. “Sudah, aku ke tante ya buat ngomongin masalah ini. Tante sudah nggak terlalu ingat sama masa-masa kecilnya, cuma ingat waktu kecil kondisi keluarganya cukup baik. Tante ingat waktu kecil banyak orang yang memanggil tante dengan sebutan ‘Non’. Kata tante, mamanya dulu sibuk banget, kakekku yang biasanya menemani tante dan mamaku.”“Terus katanya juga, ayah dan ibunya papa nggak keberatan papa dan mamaku melahirkan dua anak perempuan. Malah senang banget. Dari sedikit ingatan tante, menurutku kemungkinan besar tante adalah putri dari kepala keluarga Gatara yang sebelumnya.”Stefan mengangguk, “Nama belakang “Gatara” juga jarang. Marga tante Gatara. Dari situ saja sudah gampang banget menghubungkan tante sama keluarga Gatara. Kayaknya tebakan kita nggak salah.”Olivia terdiam sejenak, lalu berkata, “Tante sekarang lagi bingung, dia bilang dia pengin menenangkan diri dulu. Tante juga nyuruh om dan kakak sepupuku pulang. Katanya tante masih p