Setelah mengetahui identitas Olivia, Dokter Dharma berkata, “Calvin adik iparnya Bu Olivia, ‘kan? Nanti kalau Bu Olivia pulang, katakan padanya bahwa setelah empat puluh hari melahirkan, aku akan mengobati mata tunangannya.”Olivia tersenyum dan berkata, “Aku pasti akan menyampaikan perkataan Dokter Dharma. Calvin sudah lama menantikannya.”Raut muka Jhon yang sedang menggendong putranya di samping berubah agak masam.Kellin menoleh ke samping untuk memandangnya, tapi pria itu berpura-pura tidak peduli dan bermain dengan putranya.Dokter Sakti berbisik kepada Liam, “Nak, kamu harus mewarisi sifat berani gurumu. Jangan sampai seperti Om Jhon-mu yang takut istri.”Liam memanggil Mulan “Mama Mulan” dan dia biasa memanggil Jhon dengan sebutan “Om Jhon”. Setelah gurunya menjadi bibinya, dia masih tidak bisa mengganti panggilannya itu. Kellin menyuruhnya untuk tidak perlu mengganti panggilan itu. Terserah mau memanggilnya dengan sebutan apa. Kalau pamannya tidak setuju, katakan saja pada gu
Liam sangat senang mendengar ada anak seumurannya di rumah.Dia sudah lama ingin pulang, merindukan adik perempuannya yang ada di rumah, dan takut adik perempuannya akan diculik orang jika dia tidak ada di sana.Namun, ayah dari gurunya tidak mau pulang dan ingin menjaga adiknya di rumah sakit.Liam pikir, gurunya pasti takut adiknya diculik orang.Russel mengikuti bibinya ke Vila Ferda dan berkenalan dengan seorang teman bernama Liam. Umur keduanya hampir sama. Seiring bertambahnya usia, mereka semakin dekat, yang juga menjadi tanda terjalinnya hubungan diplomatik antara generasi penerus kedua keluarga kaya raya tersebut.Meski Russel bukan anak keluarga Adhitama, bibinya adalah istri dari pemimpin keluarga Adhitama di masa depan.Dia berteman baik dengan putra angkatnya Mulan, sehingga kedua keluarga mereka jadi berhubungan satu sama lain.***Matahari terbenam di barat, menghiasi langit dengan cahayanya yang indah.Olivia memandang kedua anak yang sedang bermain tidak jauh dari temp
Stefan menggendong Liam.Russel juga sudah sampai di depannya.“Om.” Stefan tersenyum dan juga menggendong Russel.Olivia yang berdiri dari bangku batu berdiri dan melihat ke arah datangnya suara. Kemudian, dia benar-benar melihat suaminya berjalan ke arahnya sambil menggendong dua anak tadi.Kenapa Stefan ada di sini?Bisa-bisanya pria itu tahu dia berada di Vila Ferda.Stefan datang sambil menggendong kedua anak itu, lalu membungkuk, meletakkan kedua anak itu di tanah, dan berkata kepada mereka, “Pergilah main.”Russel menarik Liam dan berkata, “Liam, ayo main.”Liam juga tipe yang tidak bisa diam dan suka bermain.Sekarang sudah ada beberapa anak kecil di Vila Ferda, tapi selain dirinya, yang lain masih “cupu”, karena belum bisa berjalan atau berbicara dan hanya bisa menangis. Jadi, tidak seru main dengan mereka.Jarang-jarang Russel bisa datang, jadi Liam dan Russel main dengan puas.Olivia memandang suaminya sejenak dan bertanya, “Bagaimana kamu bisa tahu kami ada di sini?”Stefan
Stefan sangat memahami Olivia.Setiap kali melihat anak-anak sedang bermain, Olivia selalu teringat bahwa mereka belum punya anak.Olivia menyandarkan kepalanya di bahu Stefan dan berkata, “Hmm.”Kedua anak itu sudah lelah bermain, akhirnya berlari menghampiri mereka.Liam berlari terlalu cepat, tersandung batu kecil, dan terjatuh ke belakang. Russel dengan cepat membantunya.Stefan dan Olivia juga tiba-tiba berdiri dan bergegas menghampiri mereka. Russel masih kecil dan belum bisa mengangkat Liam yang gemuk, jadi Olivia-lah yang menggendong si kecil itu.Liam kelihatannya ingin menangis, mulutnya sudah membuka, tapi Olivia menggendongnya dan langsung menanyakan padanya di mana yang sakit dengan sangat lembut dan penuh perhatian. Tante Olivia orangnya sangat lembut, seperti Mama Mulan, memberinya kesan seperti seorang ibu. Air mata menggenang di mata Liam, tapi dia masih menggelengkan kepalanya dan bilang bahwa dia tidak merasakan sakit apa pun karena terjatuh.Olivia menepuk-nepuk de
“Tante.” Russel memanggil Oliv dengan nada cemburu.Aku merasa bibinya telah direbut oleh Liam.Dia tidak bisa menahan diri, merangkak ke pelukan bibinya dan terlihat cemburu pada Liam.Olivia tersenyum dan memeluk keponakannya itu, lalu melepaskan mereka berdua. Lalu, dia berdiri, memegang kedua anak itu dengan kedua tangannya dan berkata, “Kita sudah cukup lama bermain di luar. Ayo masuk ke dalam.”Stefan meraih tangan Russel yang lain.Stefan dan Olivia, serta kedua anak itu tampak seperti keluarga bahagia yang beranggotakan empat orang.Setelah kembali ke ruang tengah, Olivia memberi tahu Mulan bahwa Liam terjatuh tadi.Mulan buru-buru menarik anak angkatnya itu mendekat. Dia awalnya ingin memeriksa tubuh anak itu di depan semuanya, tapi dia teringat sesuatu dan tidak jadi mengangkat baju Liam. Dia hanya memegang bahu Liam dan bertanya dengan prihatin, “Sakit, nggak?”“Sakit, tapi Tante Oliv memelukku, jadi sudah nggak sakit lagi,” jawab anak itu.Setelah berpikir sejenak, Liam men
Kemudian, Yose menyapa Stefan dan Olivia, dan akhirnya duduk di samping istri tercintanya.Setelah semua orang berbasa-basi sebentar, tibalah waktunya untuk makan malam.Karena ada tamu-tamu terhormat yang berkunjung, semua orang di keluarga Junaidi makan di rumah utama. Makan malam hari ini jadi ramai.Sarah dan Yolanda yang paling senang. Mungkin karena usia mereka yang sudah lebih tua, sehingga keduanya mempunyai pemikiran yang sama. Mereka enang melihat anak cucu mereka berada di rumah.Malamnya, Olivia membujuk keponakannya untuk tidur, dan dia sendiri juga mengantuk.Dia mendengar pintu dibuka. Dia pun mendudukkan diri dan melihat Stefan masuk.“Belum tidur?” Stefan bertanya dengan lembut, “Aku cukup lama mengobrol dengan Yose, dan kupikir kamu tertidur.”“Aku hampir tertidur tadi saat meniduri Russel.”Ketika Stefan datang mendekat, dia bertanya dengan lembut, “Gambar-gambar apa yang ada di di punggung Liam itu? Aku lihat seperti tato. Tubuh Liam dikasih tato di usia yang begitu
“Besok! Besok kita bawa Russel kembali ke Mambera,” ujar Olivia memutuskan. Dia mau membawa keponakannya pergi dari Vila Ferda. Ingatan anak kecil juga sangat kecil. Setelah kembali ke Mambera, Russel akan melupakan rahasia di balik punggung Liam nanti.Stefan menatapnya dan berkata, “Kalau aku setuju, aku khawatir kamu menganggapku ingin sekali kalian kembali. Tapi kalau aku nggak setuju, aku juga khawatir Russel akan penasaran dan menanyakannya pada Liam. Lebih khawatir lagi dia akan membuka baju Liam karena rasa ingin tahu anak kecil sangat besar.”“Kalau ketahuan karena ketidaksengajaan, aku rencananya kembali sesuai dengan perencanaan awal.”Olivia juga tidak menyangka dia yang membuka baju Liam seperti itu bisa langsung mengetahui rahasia di balik punggung lelaki itu. Tidak perlu bertanya pun dia tahu kalau tato di belakang punggung Liam sudah pasti keluarga lelaki itu.Sesuai dengan ucapan Stefan, kalau bukan terpaksa, siapa yang akan membuat tato di punggung anak yang berusia b
Untuk apa lelaki itu datang ke rumah keluarganya? Teringat bahwa kedua orang tuanya sangat menyukai Ricky membuat Rika mau tidak mau harus bangkit dari kasurnya. Dia khawatir jika tidak pulang, bibir Ricky akan semakin membuat orang tuanya jatuh hati pada lelaki itu dan kemudian menjualnya.Rika tahu kalau kedua orang tuanya sangat mengkhawatirkan pernikahannya. Sedangkan Rika sudah menyamar menjadi lelaki selama 20 tahun lebih dan sudah terbiasa dengan kehidupan sebagai seorang lelaki. Akan tetapi dia tidak mungkin mencari istri karena dia seorang perempuan. Dia juga tidak bisa memberikan kehidupan sesungguhnya pada istrinya kelak.Namun jika memintanya untuk menikah dengan lelaki, dia tidak bersedia karena tidak terbiasa menjadi seorang perempuan. Sampai detik ini Rika masih belum pernah mengenakan rok terusan sama sekali. Dia juga tidak bertemu dengan sosok yang bisa membuat hatinya tergerak dan membuatnya melepas samarannya sebagai lelaki.Kedua orang tua Rika juga merasa anak mere
Rosalina menatap Giselle. Awalnya Giselle diam saja, tidak memberikan reaksi apa pun. Toh, orang yang dibicarakan Lisa bukanlah dia. Begitu Rosalina menatapnya, dia baru sadar. Sekarang dia adalah Giselle.Giselle pun langsung berteriak, “Dia yang sudah rebut harta keluargaku. Dia juga yang blokir kartu bank-ku, buat aku nggak bisa ambil uang bulananku. Dia juga suruh adikku untuk kurangi biaya hidup yang diberikan ke aku sebanyak 70 persen.”“Sekarang aku nggak punya uang juga gara-gara dia. Kalau bukan cari dia, aku cari siapa? Kenapa aku harus kerja? Aku anak keluarga Siahaan, orang tuaku wariskan harta ratusan miliar untukku. Aku punya uang yang nggak akan pernah habis. Untuk apa aku kerja? Kalau kerja, satu bulannya bisa dapat berapa? Nggak sebanyak uang saku bulananku dulu.”Dulu, Giselle mendapat uang saku bulanan sebesar 600 juta. Jika dia perlu membeli sesuatu yang besar, misalnya mobil mewah, dia hanya perlu bermanja di depan orang tuanya. Nanti mereka akan membelikannya untu
“Aku dengar Bu Rosalina buka sebuah toko bunga dan tokonya sangat besar. Bunga-bunga di toko juga sangat indah. Aku sudah lama ingin datang dan melihat-lihat, tapi nggak pernah punya waktu. Kebetulan sekarang adik iparku sedang libur, jadi nggak perlu aku antar jemput ke sekolah setiap hari.”“Mumpung ada waktu luang, aku keluar jalan-jalan. Baru ingat kalau besok ulang tahun mama mertuaku. Aku sudah siapkan kado ulang tahun untuk mama mertuaku. Tapi masih kurang bunga. Aku baru ingat Bu Rosalina buka toko bunga. Jadi aku langsung ke sini.”Lisa sangat menghayati perannya sehingga Rosalina pun tidak ingin mengeksposnya. Sebelum dia melepaskan topeng Lisa, dia tidak bisa bilang kalau Lisa adalah Giselle.“Bu Lisa sangat berbakti. Mau beli buket bunga sebesar apa, Bu? Biar aku bantu pilihkan bunganya. Dijamin mama mertua Bu Lisa pasti suka.”“Aku jadi menantunya, kasih buket bunga yang sederhana atau yang cocok untuk kasih ke mama mertua saja. Buket bunga terbesar biar papa mertuaku yang
Giselle palsu ditugaskan menjadi pengganti Giselle dalam waktu yang terlalu singkat, sehingga dia tidak sempat memperhatikan apakah ada ciri khusus pada tangan Giselle yang asli.“Suruh dia lepaskan aku. Tanganku sakit. Aku nggak akan pukul kamu lagi.”Giselle mulai ketakutan. Ada pengawal yang begitu hebat di samping Rosalina. Jika dia berani menyentuh Rosalina barang sehelai rambut pun, dia yakin dia akan kehilangan kedua tangannya.Rosalina duduk kembali di meja kasir, lalu memberi isyarat kepada pengawalnya untuk melepaskan Giselle.Si pengawal melepaskan tangan Giselle, tapi dia tidak pergi. Sebaliknya, dia berdiri tidak jauh dari Giselle sambil menatap Giselle dengan waspada. Giselle terus menggosok pergelangan tangannya dengan tangannya yang lain. Pergelangan tangannya memerah, kentara sekali seberapa kuat tenaga yang digunakan pengawal keluarga Adhitama.Saat ini, dua mobil berhenti di depan toko Spring Blossom. Yang satunya mobil mewah, yang satunya lagi sepertinya mobil penga
“Aku nggak akan pergi. Kamu coba saja suruh mereka aku usir aku. Aku akan teriak sepanjang hari di tokomu, biar kamu malu. Toh, reputasiku sudah rusak. Tapi kamu beda. Sekarang kamu menantu keluarga Adhitama.”“Aku nggak takut kamu nggak peduli dengan reputasimu. Sekalipun kamu benar-benar nggak peduli, keluarga suamimu juga nggak peduli? Sekalipun mereka melindungi kamu, orang lain tetap akan bicarakan kamu, bilang kamu nggak pantas jadi menantu keluarga Adhitama. Kalau bukan karena kamu, seharusnya akulah yang akan menikah dengan Calvin. Kamu yang rebut kebahagiaanku.”Rosalina tertawa sebentar. “Kalau kamu bisa, ambil saja kembali apa yang kamu anggap kebahagiaan itu. Kalau nggak bisa, nggak usah teriak-teriak di depanku. Seharusnya? Seharusnya aku juga nona keluarga Siahaan. Tapi bagaimana cara kalian perlakukan aku? Awalnya banyak harta keluarga Siahaan yang seharusnya jadi milikku. Bukankah semua itu juga diambil orang tuamu?”“Sejak awal kamu dan mamamu yang bermimpi ingin menda
Bagian mana dari aktingnya yang tidak bagus sehingga menunjukkan celah? Giselle palsu merasa dia sudah melakukan yang terbaik.“Kenapa aku nggak punya aura nona dari keluarga kaya? Memangnya orang buta seperti kamu punya? Rosalina, sekalipun sekarang kamu bisa melihat lagi, di mataku kamu tetap si buta. Buta, buta!”“Kalaupun aku seperti tomboi, preman, itu semua juga karena kamu dan Jordan. Kalian berdua sudah monopoli harta keluarga Siahaan dan nggak mau kasih aku sepeser pun. Jordan bilang dia akan kasih aku 30 atau 40 juta per bulan, tapi kamu suruh dia kasih aku 6 juta saja. Beberapa waktu lalu aku menjalani operasi kecil. Jordan baru naikkan jadi 10 juta per bulan. Uang segitu bisa buat apa? Buat makan sekali dua kali saja sudah habis.”Rosalina tetap mengatakan hal yang sama, “Kamu punya tangan punya kaki, masih muda masih sehat. Kamu bisa cari kerja untuk hidupi dirimu sendiri. Kalau nggak bisa kerja yang susah, kamu bisa seperti kedua tantemu. Demi cari uang, jadi tukang bersi
“Kalian berdua anggap aku pengemis,” tuding Giselle.Rosalina berhenti menatap Giselle dan terus menggunting batang bunga sambil bersikap acuh tak acuh. “Kamu punya tangan punya kaki. Cari kerja untuk hidupi dirimu sendiri. Aku punya uang, tapi aku nggak akan kasih ke kamu.”“Rosalina, aku punya hak atas sebagian aset keluarga Siahaan. Jangan harap kamu dan Jordan bisa ambil semuanya,” teriak Giselle. “Kakak macam apa kamu ini? Sebentar lagi mau Tahun Baru, kamu bahkan nggak kasih aku uang untuk rayakan Tahun Baru.”“Sebentar lagi semua orang libur Tahun Baru. Kamu malah suruh aku cari pekerjaan? Sekalipun aku pergi cari kerja, aku juga nggak bakal dapat uang untuk Tahun Baru. Nggak ada uang, aku bakal mati kelaparan. Cepat kasih aku uang. Aku mau bayar kontrakan, isi bensin, beli kue dan baju baru untuk Tahun Baru nanti.”Rosalina tetap tidak menatap Giselle. Dia hanya berkata dengan dingin, “Jordan dapat harta yang diberikan orang tuamu. Dia punya banyak uang. Tapi saat liburan musim
Sebuah mobil berhenti di depan toko bunga. Rosalina yang sedang merapikan bunga dalam sebuah pot besar spontan mendongak dan melihat ke arah mobil. Sepertinya itu mobil Giselle.Setelah penglihatan Rosalina pulih, Giselle pernah pulang dan membawa pergi mobil. Rosalina ingat plat mobil Giselle. Mobil Giselle adalah mobil BWM seri 7 yang merupakan hadiah ulang tahunnya yang ke-18. Rosalina ingat begitu Giselle mendapatkan kunci mobil, dia sengaja pamer di depan Rosalina dan berkata Rosalina tidak akan pernah bisa memiliki mobil sendiri, juga tidak akan bisa mengendarai mobil. Karena Rosalina buta.Rosalina merasa suara tawa Giselle saat pamer di depannya seakan-akan masih bergema di telinganya. Sekarang, Rosalina punya mobil sendiri, juga punya beberapa mobil mewa. Namun, dia masih belum bisa mengendarai mobil. Itu fakta. Rosalina sudah mempertimbangkan untuk mengikuti ujian SIM, tapi dia belum punya waktu.Rosalina sibuk dengan pekerjaan sekaligus harus mulai mempersiapkan pernikahanny
“Aku nggak khawatir,” kata Dewi dengan santai.“Kalian semua nggak perlu khawatir. Calon istri yang Bu Sarah pilihkan untuk mereka semuanya bagus. Aku juga harus minta Bu Sarah bantu pilihkan satu untuk Aldi,” ujar Yuna.“Kalau itu memang benar.” Dewi tertawa pelan. “Kami beruntung, hidup bahagia menjadi menantu keluarga Adhitama. Hanya saat hamil dan melahirkan yang lebih susah sedikit. Setelah anak lahir, kami juga nggak perlu urus. Mertuaku besarkan anak-anak dengan sangat baik.”“Sudah, Dewi. Kalau kamu ngomong terus, aku benar-benar bisa cemburu sampai gila.”Dewi tertawa lagi ketika mendengar ucapan Yuna. Kemudian, Yuna berkata, “Dengar-dengar, Ronny pergi ke Kota Aldimo lamar kerja jadi koki. Dia sendiri sudah jadi bos, untuk apa pergi jauh-jauh ke sana jadi koki?”Yuna tampak penasaran. Dewi tersenyum dan menjawab, “Barusan aku bilang. Ronny sudah ada calon istri, neneknya yang pilihkan untuk dia. Anak keluarga Pangestu di Provinsi Sarga. Mertuaku sangat pandai nilai orang. Say
Namun, Felicia telah menyelamatkan nyawa Odelina. Felicia mengambil risiko mengkhianati ibunya dan memberitahu Odelina tentang rencana Patricia, yang akhirnya membuat mereka bisa bersiaga dan waspada terlebih dahulu terhadap Patricia.Yuna menghela napas panjang di dalam hati. Dia tidak menyangka masalah akan berkembang secepat ini. Dia membiarkan Odelina mengembangkan karier di Kota Cianter sehingga punya pijakan yang kokoh dulu. Setelah itu, baru bersaing dengan keluarga Gatara. Mereka akan menyingkirkan Patricia selangkah demi selangkah, lalu mengambil kembali semua yang sudah seharusnya menjadi milik mereka.“Felicia nggak pernah lakukan hal yang melanggar hukum. Aku rasa berkat terbesar yang Langit berikan kepada Patricia adalah dengan menganugerahinya seorang putri yang baik.”Apa pun yang dilakukan Patricia, Felicia tidak bersalah. Saat tragedi menimpa Sofia, Patricia masih belum menikah, tentu saja juga belum memiliki anak. Oleh karena itu, Felicia tidak tahu, apalagi terlibat.