Doni adalah sosok laki-laki yang mengerti bagaimana membalas budi. Dia terus membantu Rosalina dan menjadi tangan kanan gadis itu sebagai bentuk balas budinya karena Rosalina sebelumnya sudah pernah menyelamatkan nyawanya. Rida pernah berpikir untuk menjodohkan kedua orang ini. Karena Rida merasa Doni adalah orang yang bisa diandalkan. Selain itu, Doni juga tidak keberatan dengan kebutaan yang diderita Rosalina. Sebenarnya, Doni juga menyukai Rosalina. Namun, dia sangat pandai dalam menyembunyikannya sampai orang biasa tidak akan bisa melihatnya. Sayangnya, Rosalina selama ini hanya menganggap Doni sebagai kakaknya dan tidak lebih dari itu. Rida sudah pernah mencoba untuk menjodohkan mereka beberapa kali sampai akhirnya dia lelah sendiri dan menyerah. “Aku nggak repot kok, Tante. Sekarang Tante duduk saja dulu. Aku akan panggil kalian berdua kalau makanannya sudah jadi. Kayaknya sih sebentar lagi juga selesai,” balas Doni sambil tersenyum lalu kembali ke dapur untuk melanjutkan masa
Rosalina hanya terdiam tanpa mengatakan sepatah kata pun dari mulutnya. Rida kembali menepuk punggung tangan Rosalina seraya berkata, “Tante mau bantuin Doni dulu di dapur, ya.”Rida perlahan bangkit dan hendak berjalan menuju dapur ketika tiba-tiba saja dia teringat sesuatu lalu kembali duduk kembali seraya bertanya, “Jordan masih nggak mau ketemu kamu?”Rosalina langsung menggelengkan kepalanya. Rida menghela napasnya setelah melihat jawaban Rosalina lalu berkata, “Kamu jangan salahkan dia, ya. Dia juga pasti masih sangat sulit untuk menerimanya.”Walaupun Rosalina sudah bertindak benar, tetap saja Jordan masih sulit untuk mencerna kalau kakak perempuan yang dihormatinya sudah menjebloskan orang tua dan kakak perempuannya yang lain ke dalam penjara.“Aku nggak salahin dia, kok. Aku tahu kalau Jordan adalah anak baik, jadi dia perlahan pasti akan mengerti tentang masalah ini,” balas Rosalina. “Kamu juga nggak bisa membiarkan Jordan terus berada di luar. Kamu harus luangkan waktu un
Rosalina ingin mengatakan kepada Rida yang baru saja datang untuk beristirahat dan tidak perlu membantu. Akan tetapi mengingat bahwa Rida adalah orang yang tidak bisa diam, dan tidak akan bersikap seperti tamu di rumahnya, Rosa pun terpaksa membiarkan Rida membantu.Di dapur, Rida juga bertanya tentang pernikahan Doni. Saat mengetahui Haoge telah bertunangan, Rida sangat senang dan berpesan agar Haoge mengundangnya ke pesta pernikahannya.Doni berencana mengundang Rida sebagai saksi di pernikahannya.Rosa duduk di sofa, mendengarkan Rida dan Doni mengobrol tentang hal-hal sehari-hari. Pikiran Rosa melayang ke Calvin.Calvin telah melakukan banyak hal untuk Rosa, tapi tidak pernah memberitahunya.Apakah Calvin ingin memberi kejutan? Ataukah dia khawatir jika memberi tahu Rosa, maka Calvin hanya akan membuat Rosa terus berharap. Dan jika harapan itu tidak terwujud, Rosalina malah akan sangat kecewa?Atau mungkin keduanya.Rosa mengingat momen-momen bersama Calvin sejak pertama kali merek
Setelah beberapa hari penuh kebimbangan, Rosa bersama Doni akhirnya mengantarkan Tante Rida ke bandara untuk kembali ke rumahnya. Setelah itu, mereka berdua menuju kembali ke pusat kota."Rosa, kamu mau langsung pulang atau mampir ke toko dulu?" tanya Doni setelah mereka meninggalkan jalan tol.Setelah berpikir sejenak, Rosa menjawab, "Kita ke toko dulu, ya.""Oke," sahut Doni sembari mengarahkan mobilnya menuju toko Rosa.Di Spring Blossom, seorang pegawai tengah menjaga toko, sementara yang lainnya pergi mengantar pesanan bunga. "Rosa, aku pulang sekarang, ya. Kakak iparmu itu nanya terus kapan aku pulang," ujar Doni.Rosa tersenyum, "Ya sudah sana cepat pulang. Kalau nggak ada rapat, sering-sering temani dia lah."Doni kerap terbang ke Mambera untuk menghadiri rapat para petinggi dan membantu Rosa dalam video konferensi. “Eh, bawa buket bunga, nih," kata Rosa. Dia beranjak untuk menyiapkan buket bunga untuk Doni.Doni tertawa, "Aku ‘kan harus naik pesawat, gimana caranya bawa buke
Tentu saja, dengan peningkatan omzet yang drastis, toko itu pun menghasilkan lebih banyak dari sebelumnya. Rosa pergi sambil memeluk buket bunga. Sejak Calvin memintanya untuk mengirimkan bunga ke kantor Adhitama Group sendiri, Rosa sudah hafal rute perjalanan ke sana karena sudah beberapa kali bolak-balik sendiri. Tanpa bantuan siapa pun, Rosa bisa dengan mudah menuju ke Adhitama Group.Dalam perjalanan ke Adhitama Group, Rosa tidak memberitahu Calvin. Setibanya di Adhitama Group, Rosa tidak masuk ke dalam kantor, tetapi memilih untuk menunggu di depan pintu. Rosa tiba dua menit sebelum waktu pulang kerja. Beberapa pegawai sudah mulai keluar satu per satu dari kantor.Rosa tampak sangat cantik dengan mengenakan gaun panjang berwarna putih. Dia berdiri di sana sambil memeluk buket bunga yang mencolok, terlihat bagaikan peri. Orang-orang di Adhitama Group mengetahui hubungan Rosalina dengan Calvin. Mereka semua menyapa Rosa dengan ramah.. Rosa membalas dengan senyuman."Rosa," akh
Setelah tahu Calvin tidak berada di kantor, Rosa tetap menunggu di tempatnya.Stefan berkata bahwa Calvin sedang dalam perjalanan ke sana. Rosa sedikit menyesal. Jika saja Rosa tahu Calvin sedang tidak berada di kantor, mungkin Rosa akan menelponnya terlebih dahulu. Tapi jika menelepon, bukan kejutan namanya.Beruntung Calvin segera menyusul dari Mambera Hotel saat tahu Rosa sedang berada di kantornya. Rosa tidak menunggu terlalu lama. Sepanjang perjalanan, Calvin menebak-nebak ada apa kira-kira Rosalina tiba-tiba datang mencarinya. Stefan hanya memberitahukan bahwa Rosa datang. Tidak memberi tahu hal lain selain itu. Setelah sejak Rosalina pergi menaiki mobil Doni, Calvin sudah beberapa hari tidak bertemu dengan wanita itu. Memang ada komunikasi lewat telepon, tapi setiap kali, hanya Calvin yang berbicara, Rosa yang mendengarkan. Calvin tahu Rida datang. Calvin berkata bahwa dia ingin bertemu dengan Tante Rida, tapi Rosalina tidak mengijinkan. Rosalina berkata bahwa dia ingin ber
"Bisnis keluarga Tante Rida pasti akan membaik," kata Calvin. Calvin sudah menyuruh orang untuk meneliti situasi bisnis keluarga Rida dan membantu mereka. Dia yakin bisnis mereka akan segera pulih, dan keadaan finansial keluarga akan membaik."Terima kasih atas doamu," ujar Rosalina. Rosalina tahu bahwa bisnis keluarga Rida pernah hampir bangkrut, tetapi berkat usaha keras sepupu-sepupunya, bisnis mereka mulai membaik dan tekanan ekonomi mereka mulai berkurang. Tentu saja, Rosalina berharap bisnis keluarga Rida bisa pulih sepenuhnya, bahkan lebih baik dari sebelumnya. Keluarga Rida semuanya orang baik, dan orang baik seharusnya mendapatkan hal yang baik.Walaupun kadang paman Rosalina memiliki pendapat berbeda dan merasa Rida sering meninggalkan semua urusan rumah hanya untuk mengobati matanya, Rida tetap diam-diam memberikan banyak bantuan finansial dan mencari informasi tentang dokter mata terbaik untuk Rosalina. Pamannya sudah sangat baik karena bisa menerima Rida yang sudah sib
Calvin tidak ragu-ragu menjawab, "Benar, seratus persen benar!" Sejak awal, Calvin selalu memperlakukan Rosalina seperti istrinya. Para pria dari keluarga Adhitama selalu memanjakan istri mereka. Jika dilihat dari bagaimana para tetua dan kakak iparnya memperlakukan istri mereka, bisa dipastikan semua pria itu adalah para 'budak' istri. Kadang-kadang, orang tua mereka bahkan berpelukan di depan mereka. Di mata sang ayah, ibunya adalah yang terpenting. Calvin dan adik-adiknya seakan hanya tambahan buat sang ayah.Jika mereka membuat ayah marah, paling-paling hanya dimarahi, tetapi jika membuat ibu marah, maka ayah akan langsung mengambil hanger dan mengejar mereka. Ayah berkata, sejak ibu menikah ke keluarga Adhitama, dia bahkan tidak berani membuat ibu marah. Bagaimana bisa anak-anaknya malah berani membuat ibu marah?Para wanita yang menikah ke dalam keluarga Adhitama selalu disayang seperti putri raja.Banyak orang bilang, pria yang paling mencintai istrinya adalah dia yang mem
Sepasang ibu dan anak yang belum tidur semalaman itu sedang menikmati waktu sunyi berdua dengan berjalan santai di halaman rumah. Meski di luar udara sangat dingin, mereka berdua terlihat seperti tidak terpengaruh. Tidak ada pula dendam atau kebencian yang tersirat dari obrolan mereka. Mereka berdua mengobrol hal-hal biasa seperti tidak terjadi apa-apa. Di momen itu mereka hanyalah ibu dan anak biasa.Entah berapa lama kemudian, Patricia berkata, “Felicia, ayo duduk. Aku sudah tua, nggak bisa jalan terlalu jauh.”Patricia berkata sembari duduk di kursi panjang yang terbuat dari batu. Felicia pun ikut duduk di kursi itu bersama ibunya.“Langitnya sudah mau terang,” ucap Patricia mendongak ke angkasa. “Di musim dingin, malam lebih panjang dari siang. Kalau di musim panas, jam segini langit pasti sudah terang.”Dia menarik jaketnya dan bertanya, “Felicia, kamu kedinginan, nggak?”“Iya. Suhu udara di luar rumah lumayan dingin.”“Kamu pakai jaket terlalu tipis. Seharusnya kamu pakai jaket y
Meski perjamuan malam ini menyimpan bahaya yang tersembunyi, Cakra tetap akan menemani Patricia terjun ke dalam jurang.“Tapi acara malam ini pasti bakal jadi pertumpahan darah. Kalian harus ikuti terus Felicia, biar aku yang jagain kalian,” kata Cakra. “Mama kalian nggak bakal membiarkan anak putri satu-satunya celaka. Makanya dia pasti sudah menyiapkan jalan keluar untuk Felicia. Kalian awasi terus Felicia, dijamin kalian pasti selamat.”“Pa, itu kan cuma dugaan saja. Kita ini juga anak kandung Mama. Kalau ada bahaya, masa iya Mama bakal sengaja minta kita datang ke sini? Papa mikirnya jangan terlalu mengada-ada.Mendengar itu, Cakra langsung memelototi anak sulungnya. “Kamu ini selalu saja membantah. Kalau saja kalain menurut apa kataku, malam ini kita semua sudah ada di kampung halamanku. Aku juga nggak perlu khawatir. Sekarang dinasihati baik-baik malah melawan. Mama kamu itu benci aku dan nggak pernah mau lihat wajahku, tapi tiba-tiba aku dipanggil untuk menginap di sini. Kamu pi
“Pa, kenapa?” Ivan menyuarakan pertanyaan yang ada di dalam benaknya.Dengan suara lirih Cakra menjawab, “Mama kamu mau mengundang yang dari Mambera untuk makan-makan di rumah ini. Kamu pikir itu hal yang baik? Kalaupun mama kalian mengadakan acara makan-makan itu dengan niat yang baik, mereka nggak akan berubah pikiran. Mereka datang murni dengan tujuan untuk balas dendam.”“Mereka juga cuma mencurigai Mama yang membunuh kepala keluarga Gatara sebelumnya, tapi mereka nggak punya buktinya,” kata Julio.Erwin mengangguk setuju. “Mereka semua orang-oran yang punya jabatan tinggi. Mereka nggak mungkin menuduh Mama tanpa bukti yang kuat, kecuali kalau mereka mau masuk penjara. Yang rugi juga mereka sendiri.”Ivan berkata, “Dengar-dengar, asistennya kepala keluarga sebelum Mama juga datang. Pak tua itu kuat juga bisa hidup sampai hampir seratus tahun. Dia termasuk satu-satunya orang yang masih hidup yang tahu tentang kejadian itu,” ujar Ivan.”Aku takutnya yang kita hadapi nggak semudah itu.
Patricia memang pilih kasih. Dia lebih menyayangi anak perempuan daripada anak laki-laki. Namun apa boleh buat, siapa suruh Ivan dan adik-adiknya terlahir di keluarga Gatara. Bahkan anak-anak perempuan mereka juga tidak pernah teralu dianggap. Yang Patricia anggap layak sebagai penerus keluarga Gatara di masa depan hanyalah anak perempuan yang lahir dari rahimnya Felicia.Andaikan Ivan tidak terlahir di keluarga Gatara dan harus mengandalkan Gatara Group untuk bertahan hidup, dia ingin menghancurkan perusahaan itu dan merombak tradisi keluarga yang tidak masuk akal.Keluarga lain di mana-mana menjadikan laki-laki sebagai kepala keluarga, tetapi di keluarga Gatara terbalik. Justru wanitalah yang menjadi kepala keluarga.“Pa, kira-kira Mama dan Felicia pergi ke mana pagi-pagi begini? Kalau cuma jalan-jalan rasanya terlalu pagi. Di luar kan dingin, apa mereka nggak takut?”Udara di luar tidak seperti di dalam ruangan yang nyaman karena terdapat penghangat ruangan. Meski di luar tidak trun
Meski disindir oleh ibunya, Felicia tetap tak goyah. Dia berkata, “Tentu saja aku perhatian sama mamaku sendiri. Mau sejahat apa pun, aku tetap bakal peduli.”“Memangnya aku apain kamu? Apa aku ada jahat sama kamu selama ini. Kalau kamu bukan anak kandungku, dari apa yang sudah kamu lakukan selama ini, punya sembilan nyawa pun nggak cukup.”“Iya, iya. Aku seharusnya berterima kasih karena karena aku masih dikasih hidup.”Mendengar itu, Patricia refleks mengangkat tangannya untuk memukul Felicia.“Waduh.”Felicia sengaja menjerit kesakitan, lalu menutup bagian bagian yang terpukul dan berjongkok di lantai. Patricia kaget melihatnya dan memelototinya. “Aku cuma mukul kamu pelan memangnya bikin tangan kamu patah? Dasar cengeng, begitu saja sampai teriak.”“Aduh … sakit! Sakit banget!” Alih-alih menanggapi ibunya, Felicia terus menjerit kesakitan sambil memegangi bagian tubuhnya yang tadi dipukul.Seketika Patricia terdiam untuk beberapa saat. Lalu dia berjongkok untuk memeriksa tangan Fel
“Vandi, menurut kamu, besok mamaku bakal apain aku? Apa dia bakal membiusku lagi? Atau bikin aku pingsan?”Vandi terdiam. Dia dapat memikirkan berbagai macam cara untuk membuat Felicia tak berdaya, tetapi dia tidak tahu cara mana yang akan Patricia gunakan. Felicia pun tidak menanya lebih jauh. Dia tahu ibunya suka berubah-ubah dan tidak mudah ditebak. Lagi pula Vandi bukan asistennya Patricia. Tidak mungkin dia langsung tahu apa saja yang Patricia rencanakan.“Sudah malam, kamu istirahatlah dulu. Aku juga sudah mau tidur.”Felicia mengirimkan pesan kepada Vandi untuk segera beristirahat. Dia meletakkan ponselnya di atas meja kecil samping kasur dan mematikan lampu kecil. Hanya saja, terlalu banyak hal yang mengusik hati Felicia, membuat dia kesulitan untuk tidur meski sudah berguling ke sana kemari cukup lama.Entah sudah berapa menit berlalu Felicia pun masih tidak bisa tidur, akhirnya dia pun duduk dan menyalakan lampu kecil, mengambil ponselnya dan melihat jam yang ternyata sudah m
Vandi menjawab, “Kalau diselidiki sekarang pun nggak akan dapat apa-apa, waktunya terlalu mepet. Bu Patricia sudah menyuruh pelayan rumah pergi ke rumah keluarga Arahan untuk mengantar undangannya supaya besok malam Bu Yuna dan yang lain datang. Dia juga mengundang beberapa anggota keluarga Gatara yang lain. Kurasa kalau Bu Patricia mau beraksi, pasti akan dia lakukan besok di pesta.”Undangan perjamuan yang Patricia adakan kali ini berbeda dengan yang pertama kali. Pertama kali dia mengundang Odelina, lalu Ricky dan Rika juga datang. Meski Patricia mau menghabisi Odelina dalam perjalanan sesuai dengan rencananya, sayang upaya itu gagal.Setelah itu, Patricia dan Odelina sempat beberapa kali bertemu, tetapi Patricia sudah tidak lagi mengundang Odelina ke rumah. Dalam perjuaman kali ini ada banyak yang datang dari Mambera. Yang datang semuanya adalah orang-orang kaya dan penting. Tanpa perlu ditanya pun sudah tahu kalau mereka datang bertujuan untuk memberi dukungan kepada Odelina.Alas
“Kalau ada waktu, Stefan juga suka baca-baca buku mengasuh anak supaya ada pengetahuan dasar untuk jadi papa.”Mulan tertawa, “Sama kayak Yose dulu.”Tak heran meski Stefan dan Yose jarang berhubungan, mereka saling percaya satu sama lain. Bisnis yang mereka jalani juga makin lama makin makmur. Mereka berdua adalah tipe orang yang serupa.Sekali lagi Olivia dan Mulan saling bertatapan dan bertukar senyum. Kebahagiaan mereka terpancar dengan sangat jelas melalui sorot mata. Baik itu Stefan atau Yose, mereka berdua adalah pria yang luar biasa, dan sama-sama bertanggung jawab sebagai kepala keluarga.Mereka begitu sibuk, tetapi tetap tidak melupakan keluarga dan anak istri. Mereka tetap bekerja keras menunaikan tanggung jawab sebagai ayah dan suami yang baik. Sebagai istri mereka berdua, Olivia dan Mulan merasa sangat bahagia. Pantas saja begitu banyak wanita lain di luar sana yang menambakan mereka.“Kamu juga cepat tidur, deh. Good night.”“Good night.”Setelah mengucapkan selamat malam
Dokter Panca mau Liam untuk menyalin tidak masalah, asal jangan terlalu banyak sehingga mengganggu waktu istirahat dan bermainnya. Sekarang sudah masuk musim liburan dan anak-anak seharusnya bisa bermain dengan gembira. Seiring dengan berjalannya usia, waktu untuk bersenang-senang akan makin berkurang. Studi dan karir menjadi prioritas, yang mana otomatis akan memotong waktu bermain.Dengan khawatir Liam bertanya, “Mama, apa Kakek Guru bakal dengar permintaan Mama? Dokter Kellin lagi nggak di rumah. Kalau Dokter Kellin yang ngomong pasti Kakek Guru mau dengar.”“Tenang saja, Dokter Panca pasti mau dengar,” kata Mulan dengan hangat. “Apa pun yang terjadi, kamu tetap anak Mama. Sekeras apa pun Dokter Panca, dia tetap harus mendengar pendapat dari orang tua murid. Sudah, tidur, gih. Besok pagi jangan lupa latihan. Habis sarapan, baru kamu lanjutkan tugas menyalinmu. Habis itu baru boleh main sama Russel. Sorenya juga sama, habis tidur siang, kerjain dulu tugasmu selama satu jam, baru sisa