Share

Bab 156

Author: Anggur
“Tante rasa, kamu juga sama dengan kami, ingin mereka berbaikan. Suami istri selalu ada konflik, tapi setelah itu ya sudah, jangan terlalu diperhitungkan.”

Olivia berkata dengan dingin, “Si Roni itu kakinya patah atau nggak tahu jalan pulang lagi? Kenapa harus kakakku yang menjemputnya?”

Bisa-bisanya meminta kakaknya untuk menjemput pria itu pulang. Kakaknya pasti akan ditindas oleh keluarga mereka. Selain itu, itu namanya meminta kakaknya untuk mengalah duluan. Olivia tidak akan membiarkan kakaknya mengalah duluan.

Pria itu kalau mau pulang ya pulang, kalau tidak mau ya hidup saja di rumah orang tuanya terus.

Kakaknya jadi senang, hidupnya tenteram.

“Kamu ini kok keras kepala sekali,” kata ibu Roni dengan marah.

“Pokoknya, kalau Roni nggak pulang, dia nggak akan memberi uang bulanan ke kakakmu. Kalau kakakmu bisa menghidupi dirinya sendiri, dia nggak perlu menginjakkan kaki di rumah keluarga Pamungkas lagi.”

Setelah mengatakan itu, ibu Roni menarik putrinya dan pergi.

“Aku mau lihat s
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 157

    Aku akan membicarakannya dengan kakakku. Memang nggak boleh begini terus. Nggak boleh ditindas terus.”Selama kakaknya masih tidak punya penghasilan, dia akan menjadi pihak yang dirugikan.“Gimana kalau kamu bilang pada kakakmu untuk bekerja di toko kita? Aku bisa memberi gaji untuknya. Dengan begitu, dia juga bisa sambil menjaga Russel. Sekali menyelam minum air.” Junia sangat ingin membantu Odelina.Olivia menghela nafas, “Kakakku nggak akan mau. Dia mengira toko kita juga nggak terlalu banyak pendapatannya dan aku masih harus buka toko online untuk cari uang.”Sebenarnya, keuntungan toko mereka masih cukup besar.Hanya saja, kakaknya bersikeras tidak ingin mendapatkan uang darinya. Dia juga tidak bisa meyakinkan kakaknya itu.“Dulu Kak Odelina kan berkecimpung di finance. Aku coba tanya ke Albert, deh, apa Pratama Group butuh orang. Kalau butuh, dia bisa mengatur agar Kak Odelina bekerja di sana. Perusahaan keluarga pamanku memang nggak sebesar Adhitama Group dan Sanjaya Group, tapi

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 158

    Stefan diam dulu sejenak di seberang telepon seperti biasa, lalu membuka suara dan bertanya pada Olivia, “Apa keluarga Pamungkas sudah pergi? Apa mereka melakukan sesuatu yang keterlaluan?”“Nggak melakukan sesuatu yang keterlaluan, tapi mengatakan banyak hal yang keterlaluan. Aku kesal banget rasanya ingin menghajar mereka. Mereka itu kurang lebih sama dengan keluargaku yang dari kampung itu. Sama kejamnya. Selalu menyalahkan kakakku dan bilang kakakku yang salah. Mereka masih ingin menyuruh kakakku untuk pergi ke rumah mereka dan meminta maaf pada Roni. Cih!”Begitu mengungkit dua wanita tadi, Olivia langsung kesal bukan main. Dia mengatakan ‘Cih!’ di telepon, tetapi setelah itu dia langsung merasa tidak enak dan berkata pada Stefan, “Pak Stefan, aku terlalu kesal tadi. Jangan marah ya kalau aku berkata-kata kotor di telepon.”Stefan berkata dengan lembut, “Kamu nggak memaki mereka habis-habisan? Seharusnya kamu mengambil sapu dan mengusir mereka keluar. Anak mereka sudah melakukan k

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 159

    Stefan mengatakan sesuatu yang menenangkan untuk menghibur Olivia, .Meskipun posisinya tinggi di atas, dia tahu persyaratan untuk mencari kerja sekarang semakin tinggi. Kakak iparnya sudah meninggalkan dunia karir selama lebih dari tiga tahun. Kalaupun wanita itu memiliki pengalaman di masa lalu, dia sudah tidak familier lagi dengan keadaan sekarang sekarang. Takutnya susah dapat pekerjaan.“Kamu lagi kerja, ya? Kamu kerja saja dulu. Aku matikan dulu teleponnya.”Stefan menggumam mengiyakan dan menunggu Olivia menutup telepon.Setelah mengakhiri panggilan, Olivia menelepon Odelina dan merencanakan masa depan dengan kakaknya itu. Mereka mengobrol sampai kakaknya bilang kakaknya mau masak, setelah itu Olivia mengakhiri panggilannya. Baterai ponselnya hampir habis. Dia pun mengeluarkan charger dan mengisi baterai ponselnya.Menjelang tengah hari, Stefan menelepon manajer Mambera Hotel dan meminta manajer itu untuk menyiapkan dua porsi makan siang untuknya. Dia juga memesan beberapa lauk

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 160

    Mungkin setelah beberapa waktu, Olivia dan Stefan akan menjadi pasangan suami istri yang sebenarnya, hidup bahagia dengan penuh kasih dan cinta.Olivia tersadar dari keterkejutannya. Dia segera mengucapkan terima kasih pada manajer itu, mengantar pria itu ke pintu, melihat pria itu naik ke mobil dan menyetir pergi. Setelah manajer itu pergi, dia berbalik badan dan kembali masuk ke toko.Ada dua porsi. Tak perlu ditanyakan, satunya lagi pasti untuk Junia.Ketika Olivia kembali ke toko, Junia sudah mencuci tangannya dan duduk di meja kasir. Melihat temannya masuk, wanita itu memanggil sambil tersenyum, “Ayo makan. Mambera Hotel itu disebut-sebut hotel bintang tujuh, loh. Sebelumnya kita ke sana untuk menghadiri pesta dan mencicipi makanan yang ada di pesta itu. Sepulang dari pesta itu, aku masih terus memikirkan rasa-rasa makanannya.” “Aku ikut beruntung bisa memakan ini karenamu.” Junia menyodorkan sepasang sumpit ke tangan Olivia, lalu memuji Stefan sambil tersenyum, “Aku nggak menyan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 161

    Mendengar perkataan Reiki, para klien itu sangat terkejut dan buru-buru bertanya kepada Reiki, “Pak Reiki, jadi ada wanita yang disukai Pak Stefan? Boleh tahu nggak anak dari keluarga mana?”Mereka benar-benar tidak menyangka pria dingin seperti Stefan bisa menyukai orang.“Hush, itu rahasia. Kalau nggak, Pak Stefan akan menyalahkanku karena mulutku bocor, seperti tukang gossip. Pak Stefan bukan lagi pacaran, tapi agak sedikit tertarik pada wanita itu. Kalau dia sudah jatuh cinta, dengan kepribadiannya yang seperti itu, dia pasti akan mengumumkannya.”Kalau Stefan mengumumkannya, pengagumnya seperti Amelia tidak akan mengganggunya lagi.Para klien itu mengangguk-angguk.Yang penting mereka tahu kalau Stefan ternyata juga bisa suka wanita. Itu sudah cukup. Ada salah satu klien yang memiliki putri yang sudah cukup umur untuk menikah. Dia jadi lebih bersemangat mendengarnya.Dia pikir, kalau Stefan memang suka wanita, maka ke depannya dia akan membawa putrinya setiap kali mereka harus mau

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 162

    “Aku gajian hari ini. Aku akan mentransfer biaya rumah tangga ke kamu nanti. Biaya yang perlu dikeluarkan tetap harus dikeluarkan, nggak perlu terlalu berhemat.”“Nggak perlu. Uang 200 juta yang kamu kasih ke aku sebelumnya masih sisa banyak. Pengeluaran kita nggak besar, nggak perlu uang sebanyak itu.” Mereka hanya menghabiskan beberapa puluh juta untuk beli perabotan rumah.Sisanya masih ada seratusan juta. Kalau dipakai untuk keperluan rumah tangga, masih bisa digunakan berbulan-bulan.Selain itu, dia juga tidak mungkin menggunakan uang Stefan semua.“Kalau nggak habis, kamu simpan saja. Pria itu kalau pakai uang boros. Aku kasih uangnya ke kamu, kamu tabung. Besok-besok kalau ada keperluan mendesak, jadinya punya uang untuk dipakai. Kalau nggak, aku akan menghabiskannya.”Olivia berpikir sejenak dan berkata, “Boleh juga.”Dia akan mencatat pengeluarannya.Dia akan menabung uang yang dikirimi Stefan setiap bulannya, juga mencatatnya. Ke depannya, kalau mereka berdua sudah saatnya be

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 163

    “Olivia, kamu bisa merajut benda-benda kecil ini? Cantik sekali,” puji Amelia ketika melihat benda-benda kecil yang dikerjakan Olivia.Dia mengambil kucing keberuntungan yang baru saja selesai dibuat. Setelah mengamatinya dengan seksama, dia memuji, “Cantik banget!”“Kalau kamu suka, aku akan memberi beberapa barang kerajinannya untukmu. Tapi, barang-barang ini nggak berharga.”“Aku menyukainya. Suka banget.” Amelia mengangguk berulang kali, “Terima kasih sebelumnya.”Dia bertanya lagi, “Olivia, apa kamu menjual barang-barang kerajinan ini?”“Iya, aku menjualnya. Aku membuka toko online di internet yang khusus menjual barang-barang kerajinan ini. Penjualannya biasa lumayan bagus, tapi bulan ini sangat banyak yang beli.”Amelia tersenyum dan berkata, “Nanti tolong kasih link tokomu ke aku. Aku akan share di Facebook-ku, bantu merekomendasikannya. Cantik sekali.”Setelah mengetahui nasib Olivia yang cukup malang karena keluarganya itu, Amelia sangat bersedia membantu Olivia menjual produ

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 164

    Bukan hanya keluarganya yang tidak setuju dia mengejar Stefan, teman-temannya juga membujuknya untuk menyerah saja. Mereka bilang, Stefan tidak gampang dikejar. Terlebih lagi, kedua perusahaan milik keluarga mereka merupakan saingan.Hanya Olivia yang mendukungnya.Dia jadi semakin bergantung pada Olivia dan menganggap Olivia sebagai orang kepercayaan yang bisa mendengarkan curhatnya.“Kalau tuan muda keluarga Adhitama punya istri atau pacar, aku nggak akan mengejarnya lagi. Aku juga berprestasi dan nggak perlu merebut pria orang. Tapi, pria itu jelas-jelas masih single. Aku menyukainya, jadi aku harus melakukan sesuatu. Asalkan aku berusaha, walaupun nanti nggak ada hasilnya, aku nggak akan menyesal di kemudian hari.” Amelia mengutarakan pemikirannya.Olivia berpikir dalam hati. Dengar-dengar, Amelia orangnya sombong dan angkuh. Bagaimanapun juga, wanita ini memiliki latar belakang yang bisa membuatnya sombong dan keras kepala. Namun, yang dia lihat sekarang, Amelia hanyalah gadis bia

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3637

    Meski disindir oleh ibunya, Felicia tetap tak goyah. Dia berkata, “Tentu saja aku perhatian sama mamaku sendiri. Mau sejahat apa pun, aku tetap bakal peduli.”“Memangnya aku apain kamu? Apa aku ada jahat sama kamu selama ini. Kalau kamu bukan anak kandungku, dari apa yang sudah kamu lakukan selama ini, punya sembilan nyawa pun nggak cukup.”“Iya, iya. Aku seharusnya berterima kasih karena karena aku masih dikasih hidup.”Mendengar itu, Patricia refleks mengangkat tangannya untuk memukul Felicia.“Waduh.”Felicia sengaja menjerit kesakitan, lalu menutup bagian bagian yang terpukul dan berjongkok di lantai. Patricia kaget melihatnya dan memelototinya. “Aku cuma mukul kamu pelan memangnya bikin tangan kamu patah? Dasar cengeng, begitu saja sampai teriak.”“Aduh … sakit! Sakit banget!” Alih-alih menanggapi ibunya, Felicia terus menjerit kesakitan sambil memegangi bagian tubuhnya yang tadi dipukul.Seketika Patricia terdiam untuk beberapa saat. Lalu dia berjongkok untuk memeriksa tangan Fel

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3636

    “Vandi, menurut kamu, besok mamaku bakal apain aku? Apa dia bakal membiusku lagi? Atau bikin aku pingsan?”Vandi terdiam. Dia dapat memikirkan berbagai macam cara untuk membuat Felicia tak berdaya, tetapi dia tidak tahu cara mana yang akan Patricia gunakan. Felicia pun tidak menanya lebih jauh. Dia tahu ibunya suka berubah-ubah dan tidak mudah ditebak. Lagi pula Vandi bukan asistennya Patricia. Tidak mungkin dia langsung tahu apa saja yang Patricia rencanakan.“Sudah malam, kamu istirahatlah dulu. Aku juga sudah mau tidur.”Felicia mengirimkan pesan kepada Vandi untuk segera beristirahat. Dia meletakkan ponselnya di atas meja kecil samping kasur dan mematikan lampu kecil. Hanya saja, terlalu banyak hal yang mengusik hati Felicia, membuat dia kesulitan untuk tidur meski sudah berguling ke sana kemari cukup lama.Entah sudah berapa menit berlalu Felicia pun masih tidak bisa tidur, akhirnya dia pun duduk dan menyalakan lampu kecil, mengambil ponselnya dan melihat jam yang ternyata sudah m

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3635

    Vandi menjawab, “Kalau diselidiki sekarang pun nggak akan dapat apa-apa, waktunya terlalu mepet. Bu Patricia sudah menyuruh pelayan rumah pergi ke rumah keluarga Arahan untuk mengantar undangannya supaya besok malam Bu Yuna dan yang lain datang. Dia juga mengundang beberapa anggota keluarga Gatara yang lain. Kurasa kalau Bu Patricia mau beraksi, pasti akan dia lakukan besok di pesta.”Undangan perjamuan yang Patricia adakan kali ini berbeda dengan yang pertama kali. Pertama kali dia mengundang Odelina, lalu Ricky dan Rika juga datang. Meski Patricia mau menghabisi Odelina dalam perjalanan sesuai dengan rencananya, sayang upaya itu gagal.Setelah itu, Patricia dan Odelina sempat beberapa kali bertemu, tetapi Patricia sudah tidak lagi mengundang Odelina ke rumah. Dalam perjuaman kali ini ada banyak yang datang dari Mambera. Yang datang semuanya adalah orang-orang kaya dan penting. Tanpa perlu ditanya pun sudah tahu kalau mereka datang bertujuan untuk memberi dukungan kepada Odelina.Alas

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3634

    “Kalau ada waktu, Stefan juga suka baca-baca buku mengasuh anak supaya ada pengetahuan dasar untuk jadi papa.”Mulan tertawa, “Sama kayak Yose dulu.”Tak heran meski Stefan dan Yose jarang berhubungan, mereka saling percaya satu sama lain. Bisnis yang mereka jalani juga makin lama makin makmur. Mereka berdua adalah tipe orang yang serupa.Sekali lagi Olivia dan Mulan saling bertatapan dan bertukar senyum. Kebahagiaan mereka terpancar dengan sangat jelas melalui sorot mata. Baik itu Stefan atau Yose, mereka berdua adalah pria yang luar biasa, dan sama-sama bertanggung jawab sebagai kepala keluarga.Mereka begitu sibuk, tetapi tetap tidak melupakan keluarga dan anak istri. Mereka tetap bekerja keras menunaikan tanggung jawab sebagai ayah dan suami yang baik. Sebagai istri mereka berdua, Olivia dan Mulan merasa sangat bahagia. Pantas saja begitu banyak wanita lain di luar sana yang menambakan mereka.“Kamu juga cepat tidur, deh. Good night.”“Good night.”Setelah mengucapkan selamat malam

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3633

    Dokter Panca mau Liam untuk menyalin tidak masalah, asal jangan terlalu banyak sehingga mengganggu waktu istirahat dan bermainnya. Sekarang sudah masuk musim liburan dan anak-anak seharusnya bisa bermain dengan gembira. Seiring dengan berjalannya usia, waktu untuk bersenang-senang akan makin berkurang. Studi dan karir menjadi prioritas, yang mana otomatis akan memotong waktu bermain.Dengan khawatir Liam bertanya, “Mama, apa Kakek Guru bakal dengar permintaan Mama? Dokter Kellin lagi nggak di rumah. Kalau Dokter Kellin yang ngomong pasti Kakek Guru mau dengar.”“Tenang saja, Dokter Panca pasti mau dengar,” kata Mulan dengan hangat. “Apa pun yang terjadi, kamu tetap anak Mama. Sekeras apa pun Dokter Panca, dia tetap harus mendengar pendapat dari orang tua murid. Sudah, tidur, gih. Besok pagi jangan lupa latihan. Habis sarapan, baru kamu lanjutkan tugas menyalinmu. Habis itu baru boleh main sama Russel. Sorenya juga sama, habis tidur siang, kerjain dulu tugasmu selama satu jam, baru sisa

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3632

    Orang lain tidak pernah ada yang mengatakannya terang-terangan, dan Olivia juga anggap saja tida tahu apa-apa. Toh makin bahagia hidupnya, orang lain yang makin iri padanya.“... Sayang, sudah malam, nih. Kamu cepat tidur, deh. Kamu mungkin belum mau tidur, tapi anak kita sudah mau,” kata Stefan. Dia buru-buru mengganti topik obrolan dan membujuk istrinya untuk segera tidur. Namun di satu sisi, dia belum ingin menyudahi percakapannya dengan istri tercinta. Namun akhirnya Olivia-lah yang mengakhiri pembicaraan mereka.Setelah meletakkan ponselnya, Olivia mengelus perutnya sambil berkata kepada anak yang masih di dalam perutnya itu, “Sayang, Papa nggak mau jujur sama Mama. Walaupun maksudnya baik, dia tetap saja berbohong.”Setelah keheningan sesaat, Olivia berkata lagi, “Tapi kita nggak boleh nyalahin Papa. Dia berbohong demi kebaikan kita. Sekarang Mama nggak boleh gegabah karena harus menjaga kamu. Semua orang yang sayang sama kamu nggak mau Mama kenapa-napa. Sayang, menurut kamu, Pap

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3631

    Sementara itu di kamar sebelah, setelah Russel pergi, sekarang giliran Olivia yang mengobrol dengan Stefan.“Sayang, kamu bawa Russel main di rumahnya keluarga Junaidi saja. Biar dia main di sana sampai puas tanpa perlu mikir apa-apa. Kalau aku sudah selesai, aku jemput kalian di sana,” kata Stefan.“Muka kamu kelihatannya capek banget. Kamu yang lebih butuh istirahat dari aku. Tugas yang bisa dioper ke orang lain dioper saja, nggak perlu semuanya kamu yang kerjain sendiri,” ujar Olivia membalas. “Kalau semuanya kamu yang kerjain sendiri pasti capek banget. Jangan pikir mentang-mentang masih muda jadi boleh bergadang. Kebanyakan bergadang nanti jadi cepat tua dan malah kasih dampak buruk ke badan kamu. Risiko meninggal tiba-tiba juga jadi meningkat. Stefan, kamu harus ingat, sekarang kamu nggak sendiri lagi. Kamu punya istri dan sebentar lagi punya anak. Aku dan anak kita menunggu kamu pulang.”“Iya, Sayang. Tenang saja. Aku selalu ingat kamu waktu mengerjakan apa pun. Aku bisa melindu

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3630

    “Mama kamu sudah sibuk seharian pasti butuh istirahat, kita kasih dia waktu untuk istirahat sebentar, ya.”Russel sejenak berpikir, lalu dengan berat hati dia menyahut, “Oke, kalau begitu aku mau tidur dulu. Besok pagi baru aku telepon Mama. Tante Olivia, besok bangunin aku, ya.”“Oke. Jam 7.30 besok Tante bangunin, ya. Seharusnya jam segitu mama kamu lagi sarapan,” ujar Olivia.Dengan berat hati Russel melambaikan tangannya sambil berpamitan dengan Stefan, dia lalu meninggalkan amarnya Olivia dan kembali ke kamar tidur dia dan Liam.Di kamarnya Liam sedang menyalin nama-nama obat beserta khasiat dan larangan penggunaan dari setiap jenisnya. Saat melihat Russel kembali, dia langsung mengangkat kepalanya dan bertanya, “Russel, kamu sudah ketemu sama mama kamu?”Russel menghampiri dan melihat nama obat yang Lam tulis. Hanya sedikit saja huruf yang bisa dia baca. “Mama masih sibuk, jadi nggak ada waktu untuk ngobrol. Tante Olivia suruh aku untuk istirahat dulu. Besok pagi baru aku bisa ng

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3629

    Tanpa pikir panjang Russel menjawab,”Jelas suka, dong! Aku suka Om Daniel. Asyik juga nambah satu papa lagi. Orang lain cuma punya satu papa, aku punya dua.”Pada saat awal-awal Daniel mencari tahu apakah Russel menginginkan ayah baru, Russel bilang kalau dia sudah punya ayah. Dia tidak ingin serakah, satu ayah saja sudah cukup. Sekarang ketika Russel sudah lebih besar, dia mulai membangun hubungan ayah dan anak dengan Daniel, dan sekarang dia sudah bisa menerima Daniel sebagai ayah barunya. Di luar itu, saat ini hubungan Russel dengan Daniel justru lebih dekat dibandingkan ayah kandungnya.Alasan utamanya adalah karena keluarga Pamungkas suka membuat masalah yang perlahan mengikis hubungan mereka dengan Russel. Russel sekarang masih kecil. Sebenarnya asal keluarga Pamungkas mau memperlakukan Russel dengan baik dan tidak memanfaatkannya untuk mendapat keuntungan pribadi, dan benar- benar menyayangi Russel dengan tulus, Russel juga pasti akan senang dengan mereka. Jika menunggu sampai R

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status