Share

Bab 1301

Author: Anggur
“Oke.”

Adiknya ingin makan mie kuah dengan jeroan, jadi Odelina pun memasak dua mangkok mie kuah dengan jeroan.Dia tidak suka ketumbar, jadi hanya mangkuk adiknya yang diberikan ketumbar.

“Mienya sudah siap.”

Odelina memanggil adiknya untuk datang dan menyajikan mie yang sudah dimasak.

Olivia menghentikan pekerjaan di tangannya, pergi mencuci tangannya, lalu pergi mengambil semangkuk mie itu.

Mereka duduk di meja. Olivia mengeluarkan ponselnya seperti biasa, bersiap untuk membaca berita sambil makan mie.

“Makan dulu. Kenapa main ponsel? Simpan ponselnya.”

Odelina tidak mengizinkan Olivia memainkan ponselnya sambil makan seperti ini.

“Aku hanya melihat-lihat.”

Setelah mengatakan itu, Olivia memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku celananya dengan patuh.

“Mulai sekarang, kamu nggak boleh main ponsel sambil makan.”

“Oke.”

Olivia tidak bisa melawan kakaknya. Selain itu, makan sambil main ponsel memang bukan kebiasaan yang baik.

“Kak, apa Kakak benar-benar nggak akan pergi ke pesta bersa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1302

    Dia dan Olivia tidak punya banyak hal untuk dibicarakan.Dan dengan kehadiran Olivia, Daniel dan Odelina juga tidak bisa mengobrol banyak.Setelah Odelina memasak sarapan untuk Daniel, mulai banyak pelanggan yang berdatangan.Namun, mereka semua datang untuk makan pangsit kukus, sehingga karyawan yang akan menghidangkannya untuk mereka. Odelina tidak perlu melakukannya sendiri.Dia jadi bisa duduk kembali ke posisi semula dan melanjutkan makan mie.“Kak Daniel.”Suara panggilan itu langsung mempengaruhi nafsu makan Daniel.Odelina dan Olivia memandangi wanita cantik yang membuka pintu kaca dan berjalan masuk. Olivia tidak mengenal Cherly, tapi Odelina pernah melihat foto wanita itu. Melihat wanita itu, dia merasa wanita itu lebih cantik dari foto.Cocok sekali dengan Daniel.“Bu Cherly, mau sarapan?”Odelina meletakkan sumpitnya dan berdiri lagi untuk menyambut tamu.Cherly memalingkan wajahnya dari Daniel dan memandang Odelina. Dia telah melihat Odelina beberapa kali secara diam-diam,

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1303

    Cherly tidak marah.Dia dan Daniel sudah lama saling kenal, tapi jarang berkomunikasi, bahkan bisa dibilang hampir tidak pernah berkomunikasi.Pria ini tidak tahu apa-apa tentang masa lalunya. Itu normal.“Bu Cherly, ini sarapanmu.”Setelah memasak sarapan yang dipesan Cherly, Odelina membawakannya dan menaruhnya di depan Cherly, lalu tersenyum dan berkata kepada wanita itu, “Bu Cherly, silakan makan.”Cherly menjawab dengan senyuman.Odelina pun kembali ke tempat duduknya.“Kak, sejak kapan kamu mengenal wanita itu?” tanya Olivia pada kakaknya dengan suara rendah.“Mamanya Pak Daniel pernah lewat dan masuk untuk duduk di sini. Waktu lagi mengobrol denganku, dia memberitahuku bahwa dia ingin menjodohkan Bu Cherly dengan Pak Daniel. Dia juga memperlihatkan foto Bu Cherly padaku. Makanya aku mengenalinya.”Odelina juga menjawab adiknya dengan suara rendah, lalu berkata lagi dengan pelan, “Kulihat, mereka sangat cocok. Menurutku, Bu Cherly juga orangnya sangat baik, nggak angkuh seperti p

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1304

    Di toko sibuk sekali, sementara di sisi lain Stefan baru saja bangun. Seperti biasa, tanpa membuka mata, dia berguling ke samping dan mengulurkan tangan panjangnya, mencoba untuk memeluk istri tercintanya. Namun, dia hanya memeluk angin.Baru setelah itulah dia membuka matanya.Benar saja, Olivia sudah tidak ada di kamar.Dia melihat langit di luar. Matahari sudah terbit tinggi.Dia pun berguling lagi dan mengambil ponselnya dari sisi meja samping tempat tidurnya untuk melihat waktu.“Sudah jam sembilan!” Dia langsung mendudukkan diri.Dia belum pernah bangun sesiang ini, bahkan di akhir pekan sekalipun.Dia mungkin pulang terlalu larut tadi malam.Usai mandi dalam waktu sesingkat-singkatnya, dia berganti pakaian, dan sengaja memilih pakaian yang dibelikan Olivia untuknya.Saat membuka pintu, dia melihat Bi Lesti sedang duduk di sofa sambil menggendong kucing dan menonton TV. Mendengar suara pintu terbuka, Bi Lesti menoleh ke arahnya, lalu berdiri dan berkata sambil tersenyum, “Den Ste

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1305

    Olivia membungkuk dan meraih kucing itu.“Non, pergilah bujuk Den Stefan dulu. Den Stefan baru bangun tidur dan belum makan apa-apa.”Bi Lesti juga tidak berdaya melihat majikannya tiba-tiba marah.Kalau dia tidak pindah kerja di sini, dia tidak akan tahu majikan mudanya itu ternyata memiliki sisi yang seperti itu.Sambil mengelus kucing, Olivia bertanya pada Bi Lesti, “Bi Lesti, Bibi harus kasih tahu aku kenapa dia marah supaya aku bisa membujuknya. Aku benar-benar nggak melakukan apa-apa.”Bi Lesti berkata pelan, “Sepertinya Den Stefan marah karena Non Oliv keluar pagi-pagi sekali. Ini akhir pekan dan Den Stefan bisa beristirahat di rumah. Dia berharap Non Oliv bisa menemaninya.”Olivia berkata, “.... Aku hanya pergi membantu kakakku. Meskipun ini akhir pekan, banyak pabrik yang nggak libur dan karyawannya masih harus kerja. Jadi, restoran kakakku tetap sibuk. Aku keluar pagi-pagi sekali, tapi pulangnya juga masih pagi. Ini bahkan belum jam sepuluh pagi.”Dia tidak pernah menyangka S

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1306

    “Kapan Nenek pulang? Aku sangat merindukannya.” Olivia merindukan hari-hari ketika Nenek tinggal di sini.Bi Lesti berkata, “Waktu aku teringat dan mau mengingatkan Non, sudah terlambat. Non sudah membuka pintu dan masuk.”Olivia menghela napas lagi. “Aku akan mencuci tanganku.”Dia mencuci tangannya dua kali dengan disinfektan, lalu pergi ke kamar tempat dia tidur sebelumnya. Dia mengambil satu set pakaian bersih dari lemari, mengganti pakaiannya, kemudian kembali ke kamar tidur utama.“Sayang, aku mencuci tanganku dua kali dengan disinfektan dan mengganti baju. Aku jamin nggak ada bulu kucing di tubuhku,” ujar Olivia, berjalan ke belakang Stefan dan melingkarkan lengannya di pinggang pria itu dari belakang.“Sayang, maafkan aku. Aku benar-benar lupa kalau aku sedang menggendong kucin itu tadi. Sebenarnya, mereka sangat lucu. Kamu yang memberikannya padaku. Karena kamu yang kasih, jadi aku sangat menyayanginya. Kamu pikir, deh. Kalau aku memberimu rumput, kamu juga akan menyukainya.

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1307

    “Jangan bilang kita semua punya urusan sendiri-sendiri. Nanti kalaupun kita sudah pensiun, juga nggak bisa menjamin kita bisa saling melihat satu sama lain setiap kali bangun tidur.”Pasti ada yang bangun duluan, lalu yang satu lagi bangun lebih lambat.Stefan tahu keinginannya itu tidak masuk akal.“Bi Lesti bilang kamu belum makan. Kamu pasti lapar. Ayo keluar, makan. Aku akan menemanimu.”Perkataan Olivia membuat Stefan tidak bisa berkata apa-apa. Stefan juga sadar sikapnya itu tidak masuk akal, jadi dia tidak mempermasalahkannya lagi dan mengambil inisiatif untuk mengubah topik.Jangan sampai mereka jadi bertengkar lagi karena masalah ini diperpanjang.“Oke,” jawab Stefan, lalu melepaskan istri tercintanya dari pelukannya.Olivia menariknya keluar kamar.Bi Lesti sudah menyiapkan sarapan Stefan di meja makan.Stefan suka ngambek, tetapi selalu mengalah dan menurut pada istrinya.Bi Lesti sama sekali tidak khawatir sarapan yang dimasaknya akan dibuang sia-sia.“Kenapa kamu nggak mem

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1308

    Olivia sekali lagi menyadari bahwa dirinya sangat beruntung. Meskipun pria yang dinikahinya terkadang suka ngambek, suaminya ini sangat baik padanya dan tidak akan melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Dia juga tidak perlu khawatir suaminya ini akan selingkuh.Alasan utamanya adalah keluarga suaminya ini sangat baik. Jarang sekali ada keluarga kaya yang berpikiran terbuka dan toleran seperti Keluarga Adhitama.Dia ingat Nenek Sarah pernah memberitahunya bahwa dia telah menyelamatkan Nenek, jadi Nenek tidak akan mengenalkan cucu nakal kepadanya.Namun, sebenarnya, semua cucunya sangat baik.Stefan adalah cucu pertama, makanya neneknya mempertimbangkan pria itu terlebih dahulu.“Yanti sudah memilih calon menantu untuk Pak Daniel, yaitu Bu Cherly. Orangnya muda dan cantik, juga terlihat cerdas. Sikap dan tutur katanya juga membuatnya terkesan percaya diri dan elegan, yang menunjukkan bahwa dia berasal dari keluarga kaya. Wanita yang bisa disukai Yanti nggak mungkin wanita yang nggak ber

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 1309

    “Kurasa Yanti sengaja membawa foto Bu Cherly ke sana dan memperlihatkannya pada Kak Odelina. Sebenarnya, dia ingin mencari tahu apakah Kak Odelina menyukai Daniel. Dan ternyata, pasti nggak ada. Kak Odelina sama sekali nggak pernah memiliki pemikiran seperti itu pada Daniel. Sekarang, dia hanya fokus menjalankan restoran sarapan paginya itu. Dia hanya ingin membangun usaha dan menghasilkan uang.”Stefan sangat memahami Odelina.“Kalau Kak Odelina ada tanda-tanda menyukai Daniel sedikit saja, Yanti nggak akan membiarkannya terus membuka toko di sana.”Olivia setuju dengan apa yang dikatakan suaminya.Yanti sedang mengetes kakaknya, sedangkan kakaknya tidak tahu apa-apa. Baguslah begitu, jadi kakaknya tidak akan terpengaruh.“Sayang, apa menurutmu aku harus memberitahukan hal ini pada kakakku?”“Yanti nggak melakukan apa-apa. Itu artinya, wanita itu juga sama seperti kita, cuma curiga saja, tapi nggak bisa membuktikannya. Kamu nggak perlu bilang apa-apa pada Kak Odelina. Aku saja yang bi

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3542

    Setelah dua tahun mengembangkan diri, Odelina telah menjadi lebih baik dari sebelumnya dan memiliki aura seperti tantenya.Untuk sejenak, Mulan tidak tahu harus berkata apa. Olivia menoleh ke arah Kellin dan bertanya, “Kellin, kamu kapan berangkat ke Kota Mambera? Malam ini atau besok?”“Malam ini. Kakek Setya sudah nggak sabar. Dia sudah menunggu datangnya hari ini selama puluhan tahun. Itu yang buat dia bisa bertahan hidup sampai saat ini.” Usai berkata, Kellin tersenyum dan bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku mau ke sana?”“Gurumu sudah pulang. Dia nggak mungkin bisa langsung pergi. Sedangkan Kakek Setya sudah tua, punya banyak penyakit bawaan. Dia nggak bisa jauh-jauh dari dokter. Gurumu nggak ikut, berarti kamu yang ikut. Tanpa bertanya pun semua orang bisa tebak. Yang lain bilang besok pamit mau pulang. Sebenarnya mereka pergi ke Kota Cianter.”Tidak seorang pun yang memberitahu Olivia tentang hal itu. Dia menebak dan menganalisis semuanya sendiri.“Olivia, kamu benar-benar pint

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3541

    Kellin telah “diberi pelajaran” oleh gurunya. Dia berjanji kepada gurunya kalau dia tidak akan menggigit Tiano lagi. Masala akhirnya baru selesai. Saat Tiano kembali ke pelukan ibunya, anak itu tersenyum lebar pada ibunya, yang membuat hati Kellin langsung meleleh.Tidak heran kalau sang guru melimpahkan seluruh kasih sayangnya kepada Tiano. Sungguh, anak itu sangat menggemaskan. Keluarga Junaidi telah menyiapkan makan siang. Setelah duduk sebentar, semua orang masuk ke ruang makan untuk makan bersama.Selesai makan, Mulan dan Kellin menemani Olivia jalan-jalan di halaman untuk membantu pencernaan makanan. Olivia kuat makan, tapi selesai makan dia merasa perutnya kembung, perlu jalan-jalan sebentar. Setelah makanan tercerna, dia ingin makan lagi.“Di usia kandung segini, janin dalam tahap perkembangan pesat, butuh banyak nutrisi. Makanya kamu jadi cepat lapar. Semua ibu hamil seperti itu. Sering makan tapi dalam porsi kecil. Waktu itu aku makan lebih banyak dari kamu. Setelah melahirka

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3540

    Russel dengan percaya diri berkata, "Aku ini sangat imut, jadi aku tahu semua orang pasti merindukanku!" "Anak ini makin lama makin narsis," kata Olivia sambil meledek keponakannya. Mulan tertawa dan mengambil putranya dari pelukan ibu mertuanya. "Russel nggak salah. Dia dan Liam memang sebanding." Ucapannya memiliki dua makna. Kedua anak kecil itu memang sama-sama pintar dan menggemaskan, tetapi mereka juga sama-sama nakal."Terutama Liam. Mulan merasa anak angkatnya ini makin dewasa sejak kembali kali ini. Dia masih kecil, tetapi pikirannya sudah sangat matang. Dengan beberapa guru yang tidak peduli norma duniawi mendidiknya, mereka pun tidak bisa menilai Liam dengan standar umum. "Aku dan Liam adalah teman baik, saudara seperjuangan. Om bilang, sejak kecil kami selalu bermain bersama, jadi kami ini sahabat sejati dan saudara sehidup semati," kata Russel dengan bangga. Liam dan Russel duduk di samping Kellin karena dia sedang menggendong Audrey. Para orang dewasa di ruangan itu

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3539

    Olivia tersenyum, "Anak-anak memang seperti itu. Dalam hidup ini, masa yang paling bahagia dan tanpa beban adalah masa kanak-kanak. Saat mereka bertambah besar dan mulai bersekolah, mereka akan menghadapi tekanan belajar dan nggak bisa lagi sebebas dan seceria sekarang." Mulan mengangguk setuju. "Itu benar, aku bahkan ingin kembali ke masa kecil. Waktu masih jadi anak kecil, rasanya sangat menyenangkan." Saat kecil, dia adalah anak kesayangan di keluarganya. Semua orang memanjakannya, bahkan lebih bahagia dibandingkan anak angkat mereka. Liam harus belajar ilmu medis dan seni bela diri. Sementara sebelum masuk sekolah dasar, Mulan hanya bermain sepanjang waktu. Olivia berkata padanya, "Ucapanmu itu sebaiknya jangan terlalu keras, jangan sampai Yose mendengarnya. Nanti dia malah mengira kamu merasa nggak bahagia setelah menikah dengannya, lalu dia akan memikirkan berbagai cara untuk membuatmu senang." Mulan secara refleks menoleh ke arah Yose. Seolah memiliki telepati, lelaki itu j

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3538

    Anak perempuan memang sangat menggemaskan. Anak perempuan juga lebih patuh dibandingkan anak laki-laki, tidak terlalu nakal. Ibu mertuanya berkata, “Bukannya bilang nggak mau punya anak kedua? Kalau mau lagi, sebaiknya tunggu beberapa tahun lagi. Nanti setelah Tiano masuk taman kanak-kanak, baru kalian coba punya anak kedua.” Dia tidak mempermasalahkan berapa banyak anak yang ingin dimiliki oleh menantunya. Tidak ikut campur, tidak mendesak mereka untuk memiliki anak. Anak-anaknya sudah dewasa, mereka punya pemikiran sendiri. Asalkan mereka tahu apa yang mereka lakukan, itu sudah cukup. Selama anak-anaknya merasa bahagia, dia tidak peduli apakah mereka menikah atau tidak, memiliki anak atau tidak, dan berapa banyak anak yang ingin mereka miliki.“Ya, sekarang belum saatnya memiliki anak lagi. Sekarang pun aku nggak ada waktu untuk hamil dan melahirkan,” kata Kellin. Dia teringat bahwa malam ini dia harus berangkat ke Mambera, menemani Setya ke Cianter. Setiap hari dia sibuk ke san

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3537

    Kellin tersenyum dan berkata, "Archie, Tante Kelli nggak bisa menggendong kamu, duduk saja dulu dan mainkan mainanmu." Archie yang sudah mengulurkan tangan tetapi tidak digendong langsung tidak senang dan mulai berteriak ke arah Kellin. "Wah, sekarang kalau nggak digendong, sudah bisa protes, ya?" Kellin tertawa, lalu melepaskan satu tangan dan meraih pinggang Archie, menggendongnya juga. Begitu digendong, bocah itu melihat adiknya masih memegang mainan di tangannya. Dengan sikap dominan, dia langsung mengulurkan tangan untuk merebutnya. Audrey menggenggam erat mainannya, tidak membiarkan kakaknya merebutnya. Archie tetap berusaha merebut, tetapi Audrey lebih kuat. Dia menarik mainannya kembali dengan sekuat tenaga, lalu langsung mengayunkannya ke arah kakaknya. Archie yang terkena pukulan beberapa kali dengan mainan itu, langsung merengut, matanya memerah, bersiap untuk menangis keras-keras. "Bibi, cepat gendong Archie, dia mau menangis!" Kellin paling takut jika anak-anak menan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3536

    Di mata ibu mertuanya, Kellin mungkin terkenal suka menggigit orang dan yang paling sering digigitnya adalah anak kecil. Siapa suruh kulit bayi begitu halus dan lembut? Melihatnya saja sudah membuat orang ingin menggigit, dan kalau sudah tidak bisa menahan diri, ya benar-benar menggigit. Kellin pun mengikuti ibu mertuanya masuk ke dalam rumah. "Ma, kapan guruku dan yang lainnya sampai?" "Mereka sudah datang. Yose dan adiknya keluar untuk menjemput mereka," jawab Wanita itu. Kellin mengangguk, lalu merasa lega saat melihat anaknya sudah berhenti menangis. Dia takut anaknya masih menangis saat gurunya masuk ke dalam rumah nanti. "Lain kali jangan sering-sering menggigit Tiano," ujar mertuanya."Kalau memang nggak bisa menahan diri, setidaknya jangan gigit terlalu keras. Kulit bayi masih lembut, meskipun hanya digigit pelan, tetap akan memerah cukup lama. Lagi pula, dia anakmu sendiri, apa kamu nggak kasihan sama dia? Sering menggigit seperti ini, seperti harimau saja." "Waktu hamil

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3535

    Kellin tertawa kecil sambil mencubit lembut pipi anaknya, "Maunya selalu digendong. Siapa yang punya waktu untuk terus menggendongmu? Semua gara-gara papamu yang terlalu memanjakanmu, waktu di masa nifas selalu menggendongmu." Saat pertama kali menjadi ayah, setiap kali anaknya menangis, Jhon langsung menggendongnya. Akibatnya, Tiano jadi terbiasa digendong, sehingga begitu lepas dari pelukan orang dewasa, ia mudah terkejut dan menangis. "Belum lagi kakekmu juga sangat memanjakanmu. Dia yang paling menyayangimu." Tiano tersenyum pada ibunya. Melihat senyum anaknya, hati Kellin menjadi luluh. Dia pun mencium pipi anaknya yang halus. Merasa kulit anaknya begitu lembut, dia tidak tahan untuk menggigitnya sedikit. Menurutnya, dia menggigit dengan sangat pelan. Namun, sesaat kemudian, anaknya cemberut lalu menangis keras. "Dasar bocah, Mama cuma menggigitmu sedikit saja. Siapa suruh kulitmu begitu halus dan lembut? Mama jadi nggak bisa menahan diri. Lagipula Mama nggak menggigitmu denga

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3534

    Kellin mengambil putranya yang terus menangis dari pelukan pengasuh dan bertanya, "Apa dia buang air?" "Nggak, baru saja diganti popoknya." "Dia juga baru saja makan, lalu kenapa menangis lagi? Ribut sekali, siang menangis, malam pun menangis. Nggak bisakah dia sedikit tenang?" Kellin menggendong putranya sambil menenangkannya, lalu bertanya kepada pengasuh, "Papanya di mana?" "Pak Jhon mungkin ada di tempat Pak Yose."Karena Dokter Panca dan beberapa tamu termasuk Olivia hari ini datang, maka Yose dan saudaranya tidak pergi ke kantor dan tetap di vila untuk menunggu para tetua. Kellin pun berkata kepada pengasuh, "Baiklah, aku akan membawanya bermain dengan kakak-kakaknya." Meskipun kakak-kakak Tiano juga masih anak-anak, mereka sering berkumpul dan saling menatap. Terkadang juga menangis bersama, tetapi lebih sering bermain bersama.Namun, karena Tiano lebih kecil beberapa bulan dari mereka, dia belum bisa duduk dan hanya bisa berbaring di tempat tidurnya. Bocah itu tidak bisa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status