Share

148

Author: Evie Edha
last update Last Updated: 2025-03-11 23:10:36

Bu Tuti mengetuk pintu kamar Olip. "Olip. Bangun, Nak. Ayo saarapn. Ibu baru saaja masak nih," ujarnya engaan suaraa lemut ssseperti sedang membangukan anak kecil ssaja.

Olip yag sebbelumnya terlelap un mulai membuka mata. Dia bangun dari ranjang dan meluruskan otot-ototnya. Diaa melihat ke araah samping di mana suaminyaa masih tertidur dengan llap. Olip berdecak. "His. Masih aaja tidur. Bukannyaa bagun"

Olip pun memukul pundak Ridwan untuk memngunkan pria itu. Bukan pkulan pelan melainkan pukulan keras agar hanya dengan sekali pukul saja suaminya itu sudah bangun.

"Ada apa sih, Lip kamu pukul aku?" tanya RRidwan yang meerasa tidak terimaa dengan apa yang ddilakukan oleh istrinya itu.

Olip yang kemarin akan diam saja keetika Ridwan marah sekarrag tidak lagi. Perempuan itu menaatap Ridwwan dengan bola mata melotot, merasa beerani karena ini adalaaah kandaangnya.

"Biar kamu bangun. Nggak tidur mulu." Olip menjawab.

Ridwan menggeram dankembali menutupi tubuhnya dengaan selimut. "Halah. M
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Permintaan Gila Adikku   149

    ""Kamu hati-hati yaa bawanya. Ini cukup banyak loh," ujar Mika padaa Sinta yaang kali ini temannya itu akan mengiimkan beberapaa baraang pesanan pelanggan mereka yang tersebar di beberap toko pada desa."Iya" Sintaa mengangguk. "Sepertinya kita memnaag harus membeli moil pickup deh, Mik iar kalau ada kek gini kita nggak keerepotan," lanjut Sinta."Biar kita nggak bolak-balik gitu." Dia melanjukan.Mika meganguk. "Sepertinyaa meemang iya Nanti deh aku akan memicarakaannya sama Noval. Bia dia cariin obilnya sekalian." Dia menjelaskan."Nah. bagus. Ya sudah kalaau gitu aku berangkta." Sinta mulai menyalakan motorrnya dann muaai melaju mneingggalkan toko milikya.Tinggallah Mika yang seorang diri di tokonya. Peerempuan itu seperti biasa jika menjelang waktunya pulang. Dia akan memeriks barang apa saja yang tinggal sedikit biar dia akan meminta untuk pengiriman dari pabrik.Tanpa dia ketahui, sseseorang menatap penuuh senyuman ke arah toko Mika. Ridwwan. Seetelah pengintaian beberapa hari

    Last Updated : 2025-03-12
  • Permintaan Gila Adikku   150

    da"Apa maksud kamu?" Mika bertanya marah.Meski prempuan itu merasa terkejut dengan apa yang dikatakan Ridwan dan di dalam dirinya bertanya-tanya dari mana pria itu mengetahui semua hal itu, Mika mencoba untuk menguatkan diri agar Ridwan tidak semakin yakin dengan apa yang baru saja dikatakannya itu.Ridwan malah tertawa. "Sudah. Kamu tidak usah mengelak lagi. Aku tahu semua itu." Dia mengibaskan tangan ke udara."Sekarang, kita ganya berdua saja. Kamu tidak perlu berbohong lagi. Katakan saja dengan jujur, Mika. Kalau kamu, sebenarnya masih mencintai aku sampai saat ini, kan?" Dia terkekeh dengan tatapan menyelidik. Alisnya naik turun bergantian."Sudah berapa kali aku datang padamu untuk meyakinkan kamu agar kamu tidak perlu berpura-pura lagi. Jangan takut sama orang-orang yang akan menentang hubungan kita. Aku akan berjuang untuk masa depan kita."Cih. Ingin muntah rasanya Mika mendengar kata-kata dari Ridwan. Bola mata Mika melotot dengan lebar. "Jangan halu kamu, Wan. Mana ada aku

    Last Updated : 2025-03-13
  • Permintaan Gila Adikku   151

    Mika menangis dalam pelukan sang suami. Setelah kejadian di toko dan sang sopir menolongnya, Mika langsung diantar pulang oleh sang sopir. Tak lupa juga orang kepercayaan Nyonya Saseka itu menghubungi Noval untuk memberitahukan kejadian ini.Kini, dalam pelukan Noval Mika menenggelamkan wajahnya pada wajah bidang sang suami. "Aku benci dia. Aku sangat membencinya," ujar Mika di sela tangisnya.Noval menepuk pelan punggung sang istri. "Sudah. Jangan sampai kamu sakit karena hal ini," ujarnya mencoba menenangkan sang istri. Terlihat jelas kalau Mika merasa syok akan kejadian tadi.Noval sudah mendengar penjelasan dati sopir sang istri. Dia merasa beruntung karena pria itu datang di waktu yang tepat. Entah apa yang terjadi pada istrinya jika sopir itu tidak ada.Percayalah. Noval kini merasa gagal dengan keadaan Mika. Hanya ada kemarahan dalam diri pria itu mengetahui sang istri yang hampir dilecehkan oleh orang lain. Orang yang sangat dibenci oleh Noval.Meski wajah pria itu tak menunju

    Last Updated : 2025-03-14
  • Permintaan Gila Adikku   1. Berikan Pacarmu Padaku

    "Berikan Kak Ridwan padaku, Kak." Mika yang mendengar ucapan adiknya yang santai itu melotot seketika. Ditatapnya Olip, sang adik, yang tampak sibuk dengan kuku-kuku jarinya. Mengagumi mereka yang baru saja mendapatkan perawatan."Kamu ngomong apa tadi?'' Mika memastikan apa yang baru saja dia dengar."Aku yakin Kak Mika mendengar dengan jelas,” balas Olip tenang. “Aku ingin Kak Mika memberikan Kak Ridwan untuk aku." "Gila kamu?" tanya Mika kemudian. Masih tidak percaya dengan yang ia dengar. "Yang kamu minta barusan itu orang loh, Lip. Pacar kakak. Bukan makanan.”Olip hanya mengedikkan bahunya tak acuh. "Aku hanya merasa kalau Kak Ridwan itu lebih pantas untuk aku ketimbang Kakak,” ucap Olip kemudian. “Makanya aku minta Kakak putus saja sama dia dan berikan dia padaku."Mika menunjukkan ekspresi tidak paham. Satu alisnya menukik naik."Dari mana kamu bisa mengatakan hal itu?" tanya gadis itu.Bagian mananya yang tidak pantas antara dirinya dan sang pacar? Olip mengembuskan napas

    Last Updated : 2024-08-22
  • Permintaan Gila Adikku   2. Perselingkuhan

    "A-ah–pelan-pelan, Kak Ridwan–" Tubuh Mika membeku. Suara familier yang disertai desahan itu membuat jantungnya berdebar tak karuan.Tidak … tidak mungkin–“Ah! Ya–umh, lebih cepat, Kak ….”Suara itu kembali terdengar. Mika mendekati sumber suara, sebuah pintu di mana dia tahu itu adalah kamar sang kekasih. Logikanya sudah bisa menduga apa yang terjadi di dalam, tapi hatinya menolak untuk percaya.Hingga perlahan, tangannya bergerak pelan meraih handle pintu lalu membukanya. Dia melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana kekasihnya bergerak liar di atas tubuh sang adik tanpa memakai busana apa pun. Tanpa terasa air asin sudah jatuh membasahi pipi."Jadi ini kelakuan kalian di belakangku?'' ucap Mika kemudian dengan suara tertahan, tapi cukup keras untuk bisa didengar. Wajahnya sudah basah dengan air mata.Ridwan dan Olip yang mendengar itu pun terkejut. Ridwan langsung melepaskan penyatuannya dengan Olip dan bangkit. "Mi---Mika." Suara Ridwan terbata. Pandangannya mengedar dan l

    Last Updated : 2024-08-22
  • Permintaan Gila Adikku   3. Lamaran Calon Adik Ipar

    “Jangan mempermalukan dirimu sendiri dengan pulang dalam penampilan seperti itu.”Mika tertegun. Bingung.Pria ini … apakah benar sedang peduli padanya.“Sudah. Aku keluar dulu.”“Tunggu.” Mika kembali menarik tangan Noval. Ia teringat pada kejadian di jalan tadi. “Lukamu … bagaimana? Ayo kubantu obati dulu.”“Hanya luka kecil.”“Tetap saja berdarah.” Mika menghapus sisa air matanya, mencoba memfokuskan diri pada hal lain. Perempuan itu sedikit memutar lengan Noval untuk melihat luka di siku pria itu, bekas terjatuh tadi. “Kan. Berdarah.” Ia mendongak. “Punya obat merah tidak?”“Tidak.”Mika menghela napas pelan. “Aku ke warung depan dulu,” katanya. Lalu sebelum Noval bisa menjawab, perempuan itu sudah bangkit dan berlari keluar dan kembali ke sisi Noval dengan obat merah dan plester luka.“Berlebihan,” komentar Noval. Namun, ia pasrah saja saat Mika membersihkan dan mengobati lukanya. Ekspresinya bahkan tidak berubah. Pria itu hanya menatap Mika dengan tatapan datar. Kemudian, Noval

    Last Updated : 2024-08-25
  • Permintaan Gila Adikku   4. Tumbal Pernikahan

    “Noval mengatakan kalau ia ingin melamar Nak Mika.”Kalimat itu sontak mengejutkan tidak hanya kedua orang tua Mika dan Olip, melainkan juga Mika yang mau tidak mau mendengarnya karena antara kamar dan ruang tamu hanya dibatasi kain kelambu tipis saja.“Apa? Maksudnya bagaimana, Pak?”Mika langsung keluar kamar. Tangisannya tadi sudah hilang sempurna. Ia menatap Pak Heru dengan sepasang mata yang membola, terkejut dan bingung. "Kenapa Noval melamar saya, Pak? Noval kan pacarnya Olip?" tanya Mika dengan rasa bingung yang tidak bisa ditutupi.Padahal ia baru saja bertemu Noval tadi. Pria itu juga tidak mengatakan apa-apa. Kenapa tiba-tiba Noval melamarnya? Mika tidak habis pikir.Sedangkan Pak Heru sendiri juga merasa bingung. Dia menatap Pak Purnomo dan juga Mika secara bergantian. ''Sa–saya juga tidak tahu. Noval tadi hanya mengatakan kalau dia ingin saya melamarkan Mika untuk dia,'' ujarnya dengan jujur.“Mungkin salah, Pak.”Pak Heru menggeleng. “Saya dengan jelas dengar dia menye

    Last Updated : 2024-08-27
  • Permintaan Gila Adikku   5. Permintaan sang Adik

    “Penjaga toko dan tukang bengkel, sementara sebagai guru, Kak Ridwan cocoknya memang dengan aku, calon bidan.”Usai mengatakan itu, Olip meninggalkan Mika sendirian untuk pergi ke kamarnya.Sementara itu, Mika masih kebingungan. Ia baru saja memproses kekasihnya selingkuh dengan adiknya sendiri, lalu ternyata kedua orang tuanya sendiri rupanya mendukung perselingkuhan itu.Belum pulih dari dua hal tersebut, Noval, mantan kekasih adiknya, kini justru melamarnya tanpa mengatakan apa pun sebelumnya.Kenapa semua jadi seperti ini? Apa maksud Noval melakukannya? Apakah pria itu mau membalas Olip? Atau bagaimana?“Ah, pusing,” keluh Mika, menghapus sisa air matanya dengan kasar. Perempuan itu menghela napas. "Kenapa semuanya bisa menjadi serumit ini? Apa maksud Noval dengan melakukan ini?"Namun, tidak ada jawab untuk pertanyaannya. Bahkan hingga Mika terlelap larut, akibat memikirkan kemungkinan-kemungkinan mengapa Noval melamar dirinya, alih-alih Olip, pacarnya.***"Mika! Bangun!"Teria

    Last Updated : 2024-08-27

Latest chapter

  • Permintaan Gila Adikku   151

    Mika menangis dalam pelukan sang suami. Setelah kejadian di toko dan sang sopir menolongnya, Mika langsung diantar pulang oleh sang sopir. Tak lupa juga orang kepercayaan Nyonya Saseka itu menghubungi Noval untuk memberitahukan kejadian ini.Kini, dalam pelukan Noval Mika menenggelamkan wajahnya pada wajah bidang sang suami. "Aku benci dia. Aku sangat membencinya," ujar Mika di sela tangisnya.Noval menepuk pelan punggung sang istri. "Sudah. Jangan sampai kamu sakit karena hal ini," ujarnya mencoba menenangkan sang istri. Terlihat jelas kalau Mika merasa syok akan kejadian tadi.Noval sudah mendengar penjelasan dati sopir sang istri. Dia merasa beruntung karena pria itu datang di waktu yang tepat. Entah apa yang terjadi pada istrinya jika sopir itu tidak ada.Percayalah. Noval kini merasa gagal dengan keadaan Mika. Hanya ada kemarahan dalam diri pria itu mengetahui sang istri yang hampir dilecehkan oleh orang lain. Orang yang sangat dibenci oleh Noval.Meski wajah pria itu tak menunju

  • Permintaan Gila Adikku   150

    da"Apa maksud kamu?" Mika bertanya marah.Meski prempuan itu merasa terkejut dengan apa yang dikatakan Ridwan dan di dalam dirinya bertanya-tanya dari mana pria itu mengetahui semua hal itu, Mika mencoba untuk menguatkan diri agar Ridwan tidak semakin yakin dengan apa yang baru saja dikatakannya itu.Ridwan malah tertawa. "Sudah. Kamu tidak usah mengelak lagi. Aku tahu semua itu." Dia mengibaskan tangan ke udara."Sekarang, kita ganya berdua saja. Kamu tidak perlu berbohong lagi. Katakan saja dengan jujur, Mika. Kalau kamu, sebenarnya masih mencintai aku sampai saat ini, kan?" Dia terkekeh dengan tatapan menyelidik. Alisnya naik turun bergantian."Sudah berapa kali aku datang padamu untuk meyakinkan kamu agar kamu tidak perlu berpura-pura lagi. Jangan takut sama orang-orang yang akan menentang hubungan kita. Aku akan berjuang untuk masa depan kita."Cih. Ingin muntah rasanya Mika mendengar kata-kata dari Ridwan. Bola mata Mika melotot dengan lebar. "Jangan halu kamu, Wan. Mana ada aku

  • Permintaan Gila Adikku   149

    ""Kamu hati-hati yaa bawanya. Ini cukup banyak loh," ujar Mika padaa Sinta yaang kali ini temannya itu akan mengiimkan beberapaa baraang pesanan pelanggan mereka yang tersebar di beberap toko pada desa."Iya" Sintaa mengangguk. "Sepertinya kita memnaag harus membeli moil pickup deh, Mik iar kalau ada kek gini kita nggak keerepotan," lanjut Sinta."Biar kita nggak bolak-balik gitu." Dia melanjukan.Mika meganguk. "Sepertinyaa meemang iya Nanti deh aku akan memicarakaannya sama Noval. Bia dia cariin obilnya sekalian." Dia menjelaskan."Nah. bagus. Ya sudah kalaau gitu aku berangkta." Sinta mulai menyalakan motorrnya dann muaai melaju mneingggalkan toko milikya.Tinggallah Mika yang seorang diri di tokonya. Peerempuan itu seperti biasa jika menjelang waktunya pulang. Dia akan memeriks barang apa saja yang tinggal sedikit biar dia akan meminta untuk pengiriman dari pabrik.Tanpa dia ketahui, sseseorang menatap penuuh senyuman ke arah toko Mika. Ridwwan. Seetelah pengintaian beberapa hari

  • Permintaan Gila Adikku   148

    Bu Tuti mengetuk pintu kamar Olip. "Olip. Bangun, Nak. Ayo saarapn. Ibu baru saaja masak nih," ujarnya engaan suaraa lemut ssseperti sedang membangukan anak kecil ssaja.Olip yag sebbelumnya terlelap un mulai membuka mata. Dia bangun dari ranjang dan meluruskan otot-ototnya. Diaa melihat ke araah samping di mana suaminyaa masih tertidur dengan llap. Olip berdecak. "His. Masih aaja tidur. Bukannyaa bagun"Olip pun memukul pundak Ridwan untuk memngunkan pria itu. Bukan pkulan pelan melainkan pukulan keras agar hanya dengan sekali pukul saja suaminya itu sudah bangun."Ada apa sih, Lip kamu pukul aku?" tanya RRidwan yang meerasa tidak terimaa dengan apa yang ddilakukan oleh istrinya itu.Olip yang kemarin akan diam saja keetika Ridwan marah sekarrag tidak lagi. Perempuan itu menaatap Ridwwan dengan bola mata melotot, merasa beerani karena ini adalaaah kandaangnya."Biar kamu bangun. Nggak tidur mulu." Olip menjawab.Ridwan menggeram dankembali menutupi tubuhnya dengaan selimut. "Halah. M

  • Permintaan Gila Adikku   147

    Bu Tuti membaca keraguan dalam diri putrinya. Perempuan itu pun langsung menatap Mika yang juga ada di sana. Bu Tuti pun berdehem beberapa kali dengan senyum sungkan. "Mika. Kamu paham, kan apa yang dimaksud sama ibu. Olip ini sedang hamil. Nggak mungkin kalau Olip dibiarin tinggal di kontrakan. Apalagi kontrakannya kecil, lusuh, tidak layak huni dan---'' "Sudah, Bu. Sudah.'' Mika memotong kalimat yang diucapkan oleh ibunya. Dia benar-benar muak mendengar perkataan mereka yang jelas dia tahu ke mana arahnya. "Bawa saja, Bu. Bawa saja. Bawa Olip untuk tinggal di rumah agar kandungannya bisa terawat dengan baik. Mengingat bagaimana Olip selama ini, aku yakin dia tidak akan mampu untuk merawat kandungannya itu," lanjut Mika dengan sedikit memberi ejekan pada sang adik. Olip dan Bu Tuti yang mendenar itu pun tersenyum bahagia. Terutama Olip yang merasa kalau rencananya telah berhasil. Biarlah dia akan mempertahankan kandungannya saat ini. Dia akan mencari cara nanti ke depannya untuk me

  • Permintaan Gila Adikku   146.

    Terkejut? Tentu saja Ridwan terkejut. Dia masih tidak menyangka kalau Olip akan mengatakan hal itu. "Beneran kamu mau melakukan itu?" tanyanya kemudian. "Ya iya. Memangnya mau bagaimana lagi? Dari pada anak ini tumbuh terus lahir di tengah kondisi kita yang seperti ini?" tanya Olip yang menyangsikan akan keadaannya di masa depan. "Aku tiak mau ya kalau punya anak tapi nggak bisa beliin ini itu dan nuruti apa yang dia mau. Aku nggak amu," ujar Olip penuh penekanan. Olip menatap Ridwan tajam. Dalam hati dia berbisik, "Lagi pun aku juga ingin berpisah dengan kamu. Mengingat sikap kamu beberapa hari lalu, siapa yang betah berumah tangga sama kamu. Nyesal aku rasanya menikah dengan kamu dan meninggalkan Noval." Ridwan terdiam. Dia tidak tahu harus mengatakan apa. Menggugurkan kandungan Olip bukankah sama saja membunuh bayi yang tidak berdosa? "Kenapa kamu diam?" tanya OLip kemudian ketika melihat suaminya yang hanya berdiam saja. "Kamu nggak setuju kalau aku menggugurkan kandungan

  • Permintaan Gila Adikku   145.

    Jika pasangan suami istri biasanya akan merasa bahagia jika mendengar kabar tentang sebuah kehamilan, maka tidak dengan Olip dan juga Ridwan. Pasangan suami istri itu menunjukkan ekpresi yang berbeda. Tidak ada senyum di bibir mereka atau ucapan syukur yang terucap dari bibir keduanya. Malahan, Ridwan kini tengah merasa bingung. Berada berdua di dalam kamar perawatan Olip, dia dan sang istri yang sudah sadar dari pingsannya kini sama-sama diam tak mengeluarkan satu kata pun. Mereka bermain dengan pikiran mereka masing-masing dan entah apa itu. "Ini salah." Olip yang sejak tadi duduk di atas brankar sembari menatap ke arah luar jendela kamar dan hanya diam kini mulai mengeluarkan suaranya. Meski dia tak mengalihkan pandangan ke arah sang suami. Ridwan yang sejak tadi hanya diam pun kini merasa bingung. Dia menatap ke arah sang istri dengan kerutan di kening. "Maksudnya?" tanyanya kemudian yang merasa tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh Olip. Olip pun kini langsng menatap ke a

  • Permintaan Gila Adikku   144.

    Ridwan pun merasa panik melihat Olip yang tidak sadarkan diri. Dia langsung berjongkok di samping tubuh sang istri yang terbaring di lantai. Wajah Ridwan pucat, dia tampak panik saat ini. "Lip. Olip." Ridwan mencoba memanggil nama sang istri berharap perempuan itu bangun dari pejabat matanya. Namun, beberapa kali dia memanggil iariny itu tetap saja diam tak merespons. Pastilah Ridwan semakin panik. Dia menatap was-was ke arah luar kontrakan lalu kembali menatap wajah Olip. "Duh. Dia kenapa?" tanyanga panik. Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Jangan bilang kalau dia m*ti. Bisa gawat kalau beneran m*ti. Bisa-bisa aku yang ditangkap karena kasus KDRT nanti." Ridwan semakin merasa ketakutan. Dia menoleh ke sana kemari karena merasa bingung. Pelan, akhirnya dia mencoba memberanikan diir untuk memeriksa keadaan Olip. Ridwan mendekatkan tangannya ke arah hidung Olip. Pria itu tengah memeriksa keadaan sang istri. Ridwan tampak mengembuskan napas kasar penuh kelegaan kala di

  • Permintaan Gila Adikku   143

    Jika sebelumnya Mika akan dengan lantang menggunakan tidak jika mendapatkan pertanyaan itu dati Sinta, kini dia malah terdiam membuat, tidak tahu mau mengatakan apa. Tidak mengatakan tidak, tidak juga mengatakan iya. Jadi, bagaimana perasaan Mika terhadap Noval saat ini? Mika pun akhirnya memilih menggeleng. "Aku tidak tahu," ujarnya kemudian. Sinta pun langsung menggeram kesal. Dia menyayangkap sikap Mika yang tidak peka atau bagaimana? "Ya mungkin kamu merasakan sesuatu yang lain begitu setelah lama berlalu acara pernikahan kalian. Setelah lama bersama gitu. Misal ... Getar-getar asmara gitu?" tanya Sinta. Mika terdiam. Dia sedang memikirkan apa yang dikatakan oleh Sinta tentang hubungannya dengan Noval. Jadi, apa perasaannya saat ini. "Hei!" Sinta menggebrak meja di hadapan mereka yang mampu membuat Mika terkejut bahkan sampai berjingkat karena itu. "Kamu ini ditanya malah bengong. Gimana sih?" Sinta mengomel. "Jadi bagaimana? Perasaan kamu sama Noval bagaimana?" tan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status